Anda di halaman 1dari 25

HORMON

HORMON

 Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan


kegiatan, baik yang disadari taupun yg tidak disadari

pada hakikatnya adalah utk mempertahankan hidup

 Tubuh manusia merupakan suatu sistem yg bekerja dan


menimbulkan usaha, mirip dengan suatu MESIN

Organ2 tubuh mrp komponen2 yang saling mempengaruhi,


bekerja sama secara terpadu. Apabila ada salah satu komponen yg
tidak bekerja dengan baik, maka keseluruhan sistem akan
merasakan dampaknya

Disamping itu tubuh manusia tidak terlepas dari pengaruh


lingkungan luar
Hormon
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel shg dapat
memberi respon dlm adaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah baik internal
maupun eksternal.
Hormon : “senyawa yang merangsang”
membangkitkan aktifitas.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya
akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh.
Selanjutnya hormon dibawa ke sel target tempat terjadinya efek hormon.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan
perkembangan.
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama
antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus
sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah
laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar
kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah,
kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
Sistem Endokrin
Sistem endokrin : terdiri dari kelenjar-kelenjar
endokrin dan bekerja sama dengan sistem
saraf mempunyai peranan penting dalam
mengendalikan kegiatan organ-organ tubuh
kita  sehingga mengeluarkan hormon
Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan
alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan
antara berbagai jaringan dan sel
Sistem Endokrin
Hipotalamus :
Aktivitas endokrin dikontrol baik secara
langsung ataupun tak langsung oleh
hipotalamus (menghubungkan sistem saraf
dan sistem endokrin).
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem
endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon2 hipofisis.
Sistem Endokrin
Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin yang
penting dalam tubuh
manusia yaitu pituitari
(hipofisis), tiroid,
paratiroid, kelenjar
adrenalin (anak ginjal),
pankreas, ovarium, dan
testis.
Sistem Endokrin
Kelenjar Pituitari (Hipofisis) : kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar
hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,
bagian tengah (intermediet) dan bagian posterior.
Hormon yang dihasilkan antara lain :
• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH)
•  Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH)
Hipersekresi TSH menyebabkan gondok.
• Gonadotropin (termasuk didalamnya adalah hormon luteinizing (Luteinizing Hormone/LH) dan
hormon perangsang folikel (Follicle Stimulating Hormone/FSH)), mempengaruhi gonad dengan
menstimulasi pembentukan gamet dan produksi hormon seks.
• Prolaktin (PRL)
Merangsang sekresi susu setelah kelahiran
Meningkatkan reabsorpsi garam (dan karenanya air) oleh ginjal.
•  Adrenokartikotropik (ACTH)
Merangsang korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan beberapa hormonnya (kortisol) kedalam
aliran darah.
• Oksitosin
Merangsang pengeluaran susu
Mempercepat pengembalian uterus. 
• Antidiuretik (ADH)
Merangsang resorbsi air dari tubulus ginjal.
Produksi ADH yang tidak cukup menyebabkan hilangnya banyak air melalui ginjal.
Sistem Endokrin
Kelenjar Tiroid : terdiri dari dua lobus dan terletak di leher di bawah jakun di depan
trakea. Folikel dalam tiroid menghasilkan tiroglobulin yang kemudian akan diubah
menjadi hormon tiroksin oleh adanya TSH dari pituitari anterior.
• Hormon tiroid mengontrol laju metabolisme dan pengaturan suhu tubuh.
• Tiroksin mengandung banyak iodium, Kekurangan iodium dalam makanan dalam
waktu panjang akan mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok.
• Kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) mengakibatkan penyakit kretinisme
(kerdil). Penderita tidak mencapai perkembangan fisik maupun mental yang
normal.
• Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid
(Morbus Basedowi) dengan gejala: kecepatan metabolisme meningkat, denyut
nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak
adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

Kelenjar Paratiroid (Kelenjar anak gondok) : menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar
ini menghasilkan parathormon yang berfunsi mengatur kandungan fosfor dan
kalsium dalam darah.
• Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam
darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Sistem Endokrin
Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal) : Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang
terletak di atas masing-masing ginjal. Pada masing-masing kelenjar adrenal
tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula).
• Medula adrenal
Medula adrenal dianggap juga sebagai bagian dari sistem saraf. Sel-sel sekretorinya
merupakan modifikasi sel-sel saraf yang melepaskan dua hormon yang berjalan
dalam aliran darah: epinephrin (adrenalin) dan norephinephrin (noradrenalin).
Hormon adrenalin : sejumlah besar hormon ini dilepaskan dalam darah apabila
seseorang dihadapkan pada tekanan, seperti marah, luka, atau takut. Jika hormon
adrenalin menyebar di seluruh tubuh, hormon menimbulkan tanggapan yang
sangat luas: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat sehingga tekanan darah
meningkat. Kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat, dll.
Hormon noradrenalin juga menyebabkan peningkatan tekanan darah. 
• Korteks Adrenal
Korteks adrenal menghasilkan beberapa hormon steroid yaitu mineralokortikoid, dan
glukokortikoid.
Mineralokortikoid menjaga keseimbangan elektrolit, glukokortikoid memproduksi
respon yang lambat dan jangka panjang dengan meningkatkan tingkat glukosa
darah melalui pemecahan lemak dan protein.
Sistem Endokrin
Pankreas : pada pankreas terdapat kelompok sel yang disebut pulau
Langerhans. Sel ini menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang
mengatur kadar glukosa darah.
• Jika kadar glukosa darah naik, insulin dilepaskan dan menyebabkan sel
menyerap glukosa. Kelebihan glukosa dibawa ke hati untuk diubah
menjadi glikogen untuk disimpan. Saat glukosa darah turun pembentukan
insulin dihambat. Glukagon bekerja antagonis dengan hormon insulin,
menyebabkan pemecahan glikogen menjadi glukosa, yang kemudian
dilepaskan kedalam pembuluh darah untuk menjaga kadar glukosa dalam
kisaran homeostatik.
• Produksi insulin yang tidak cukup menyebabkan penyakit diabetes
melitus. Penderita penyakit ini tidak mampu mengatasi kelebihan glukosa
dalam darah dengan mengubahnya menjadi glikogen atau lemak.
Sistem Endokrin
Ovarium : merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan dua macam hormon, yaitu estrogen dan progesteron.
• Estrogen.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen yaitu menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda
kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria
tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada
wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
• Progesteron
Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar
dapat menerima telur yang sudah dibuahi.

Testis : organ reproduksi khusus pada pria.


• Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi
menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder.
Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
Tugas Kelompok

Penyakit-penyakit pada system hormon


Klasifikasi Kimiawi Hormon
1. Hormon-hormon steroid: turunan dari
kolestrerol
– Lipid soluble
– Diffuse through cell membranes
– Endocrine organs
• Adrenal cortex
• Ovaries
• Testes
2. Hormon-hormon bukan kelompok steroid
(termasuk golongan derivat asam amino dan
golongan polipeptida/protein):
– Not lipid soluble
– Received by receptors external to the cell membrane
– Endocrine organs
• Thyroid gland
• Parathyroid gland
• Adrenal medulla
• Pituitary gland
• pancreas
Polypeptides
Insulin FSH Oxytocin
glucagon LH thyrotropin
somatotropin vasopressin ACTH

Steroids Aldosterone
Estrogen corticosterone
testosterone Progesterone
cortisol

Amino acid derivatives


Epinephrine Thyroxine, T3 and T4
norepinephrine Melatonin
dopamine Serotonin
Mekanisme Kerja Hormon
(Hormone Actions)
• “Lock and Key” : menggambarkan interaksi
antara hormon dan reseptor spesifiknya.
- Reseptor untuk hormon non steroid : pada
membran sel
- Reseptor untuk hormon steroid : pada sitoplasma
atau inti sel
Aktivasi sel-sel target
Hormon sebelum memulai efek biologiknya harus berikatan dengan reseptor
pengenal Spesifiknya. Reseptor hormon bisa terdapat pada :

1. permukaan sel (membran plasma)penggunaan mediator intraseluler


Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal
pembentukan senyawa yang disebut sebagai second messenger . Yang
merupakan kelompok second messenger diantaranya adalah senyawa cAMP
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit
perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan
sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen
menjadi glukosa.
Mekanisme kerja hormon :
cAMP merupakan second messenger yang dibentuk dari senyawa ATP oleh
kerja enzim Adenilat Siklase dengan adanya Mg2+ yang membentuk suatu
kompleks dengan ATP untuk bertindak sebagai substrat untuk reaksi.

cAMP mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam proses kerja


sejumlah hormon.Epineprin meningkatkan kadar cAMP yang tinggi di
dalam sel-sel otot dan perubahan yang relatif kecil dalam sel-sel hati
Aktivasi sel-sel target
2. Intraselluler  Mengaktifkan gen-gen di dalam sel
Kelompok hormon yang mempunyai reseptor intrasel bersifat lipofilik
dan dapat berdifusi lewat membran plasma semua sel, tetapi hanya
menjumpai reseptor spesifiknya di dalam sel sasaran dengan memberi
pengaruh yang selektif pada transkripsi gen dan produksi masing-masing
mRNA ,kelompok hormon ini mempengaruhi pembentukan protein
spesifik. Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular
(mempengaruhi metabolik)
Hormone Actions
Hormon-hormon steroid :
– Pass through the cell membrane
– Binds to specific receptors
– Then enters the nucleus to bind with the cells
DNA which then activates certain genes (Direct
gene activation).
– mRNA is synthesized in the nucleus and enters
the cytoplasm and promotes protein synthesis
for:
• Enzymes as catalysts
• Tissue growth and repair
• Regulate enzyme function
Hormone Actions
Hormon-hormon non steroid :
– React with specific receptors outside the cell
– This triggers an enzyme reaction with lead to the
formation of a second messenger “ Cyclic Adenosine
Monophosphate” (cAMP).
– cAMP can produce specific intracellular functions:
• Activates cell enzymes
• Change in membrane permeability
• Promote protein synthesis
• Change in cell metabolism
• Stimulation of cell secretions
Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
• Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin
dalam jumlah sangat kecil
• Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
• Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel
target
• Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
• Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat
juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

Anda mungkin juga menyukai