Anda di halaman 1dari 61

Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep.

, Ns

ENDOKRINOLOGI cab biologi yg mempelajari kerja (action) hormon & organ-2 pembentuk ENDOKRIN berfugsi dalam tubuh melalui mekanisme produksi dan pelepasan hormon Produk kelenjar endokrin : hormon

Hormon disintesis di sel endokrin Disekresi lewat darah target sel efek fisiologi
Catt : efek fisiologi yang muncul bergantung pada reseptornya.

Hormon

: Substansi kimia yang dikeluarkan kedalam cairan tubuh (Biasanya darah), oleh sekumpulan sel tertentu yang mengakibatkan perubahan fisiologis pada tempat lain. Hormon terdiri dari 3 jenis yaitu protein dan peptida, steroid, turunan asam amino tiroksin. Berfungsi sebagai katalisator Hormon yang disekresi oleh organ memberikan efek pada sel yang spesifik untuk mempertahankan homeostasis tubuh

PITUITRIN : Anterior dan Posterior TIROID : T3 DAN T4 MEDULLA ADRENAL : Katekolamin KORTEK ADRENAL : Kortisol, aldosteron OVARIUM : Estrogen, Progesteron TESTIS : Testoteron PANKREAS : Insulin, Glukagon PARATIROID : H . Paratiroid PLASENTA : Estrogen, Progesteron, HCG, Somatotropin

Terdiri

dari sel sel saraf yang berkelompok membentuk nuklei. Hipothalamus menempati bagian bawah dinding lateral dibawah ventikel ketiga.
Kelenjar/Hormon Realising hormon Fungsi Menstimulasi pituitary anterior melepaskan hormon-hormon. Menghambat/batasi pituitary anterior sekresi hormon.

Inhibisi hormon

Berukuran

1 cm dan berat 500 mg, terletak didasar otak kelenjar pituitary dibagi menjadi 2 : Adenohypofise (Pituitary anterior) dan Neurohipofise (Pituitary posterior)

Adenohypofise (Pituitary anterior) Hormon yang dihasilkan : a. Growth Hormon (GH)

b. c. d. e.

Prolactin (PRLH) Thyroid Stimulating Homone (TSH) Adrenocorticotropin hormon (ACTH) Gonadotropin : - Folikel Stimulating hormone (FSH) - Luteinizing Hormone (LH)

Neurohipofise (Pituitary posterior) Hormon yang dilepaskan : a. Antidiuretic Hormon (ADH, Vasopresine) b. Oksitosin

HORMON Growth Hormon (GH)

PENGATURAN Dikontrol oleh GHRH dan GHIH - Sekresinya meningkat setelah makan, dan setelah tidur lelap ( 1-2 jam) - Rangsangan lain yang menyebabkan peningkat GH : Latihan, stres, agent kimia : Arginin, TRH pada acromegaly, adrenergic antagonis, beta adrenergik antagonis, hypoglikemi. - Sekresinya menurun pada hyperglikemia

FUNGSI Organ Target Seluruh tubuh - Meningkatkan pembelahan sel - Meningkatkan pertumbuhan sel, tulang dan jaringan lunak - Meningkatkan glukosa darah dg menghambat pengambilan glukosa (Insulin antagonis) - Meningkatkan sintesis protein - Meningkatkan volume cairan extraceluler dan retensi elektrolit. - Meningkatkan lipolisis, - Bekerja pd. semua jar. tubuh untuk merangsang kerja somatomedin

HORMONA PROLAKTIN

PENGATURAN - Dikontrol oleh PRH dan PIH - Sekresinya meningkat beberapa jam selama tidur. - Rangsangan lain yang menyebabkan peningkatan Prolaktin : Menyusui, stresor, kimia : Estrogen

FUNGSI Organ target : Payudara, gonads - Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. - Mengatur fungsi reproduksi pada wanita dan pria.

HORMON

PENGATURAN
-Di

FUNGSI

Thyroid Stimulating Homone (TSH)

kontol oleh ; TRH dan mekanisme negative feed back dari kadar T4 dalam plasma. Peningkatan T4 menurunkan TSH dan sebaliknya.

Organ target : Kelenjar tiroid Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid , mengontrol semua fungsi kelenjar tiroid.

HORMON
Adrenocorticotropin

PENGATURAN
-Dikontrol

FUNGSI Organ Target : Kortex adrenal Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mempertahankan ukuran dari kortex adrenal Mengontrol pengeluaran glukokorticoid (cortisol) dan androgen adrenal. Berfungsi minimal dalam melepaskan aldosteron

hormon (ACTH)

oleh CRH dan mekanisme feed back negative dari kadar kortisol dalam darah. -Sekresinya meningkat pada jam 6 dan 8 malam mengikuti ritme circadian dan disebabkan oleh peningkatan CRH. -Stresor fisiologis dan psikologis seperti hypoglikemi, infeksi, nyeri dan kecemasan meningkatan ACTH. -Perubahan kadar cortisol (negatif feedback)

HORMON Gonadotropin - FSH - LH

PENGATURAN Sekresinya dikontrol oleh GnRH

FUNGSI FSH: - Menstimulasi perkembangan follikel2 ovarium dan sekresi estrogen. - Mentimulasi tubulus seminiferus testis untuk tubuh dan hasilkan sperma . LH bersama dengan FSH: Menstimulasi maturasi follikel ovarium dan ovum. Menstimulasi sekresi estogen, memicu ovulasi. Menstimulasi perkembangan korpiluteum (Luteinization) Menstimulasi sel-sel interstisial testis untuk sekresi testoteron

Kel/

Hormon: Antidiuretic Hormon (ADH, Vasopresine) dan Oksitosin Pengaturan: - Stimulators - Inhibitor

STIMULATOR
- Rangsangan utama ; meningkatnya serum osmolalitas melalui osmoreseptor hipothalamic. - Hipotensi moderat melalui baroreseptor - Stresor ; psikologis, nyeri mual dan muntah - Kimia ; nikotine, morphine, agent cholinergik

INHIBITOR
- Rangsangan utama ; menurunya serum osmolalitas melalui osmoreseptor hipothalamic. - Peningkatan volume dan tekanan darah moderat melalui baroreseptor - Kimia ; Alkohol

FUNGSI
ORGAN TARGET : Ginjal - Pengatur utama osmolaritas dan volume cairan tubuh - Meningkatkan permeabilitas ductus colectikus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan reabsorbsi air. - Merangsang intake cairan melalui mekanisme haus.

STIMULATOR
-Menyusui melalui conduksi refleks neurologis dari serat afferent pada puting susu ke hypothalamus - Contraksi Uterus

INHIBITOR
- Rangsangan alfa adrenergik

FUNGSI
ORGAN TARGET ; PAYUDARA DAN UTERUS - Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. - Meningkatkan kontraksi uterus pada proses persalinan.

a.

b.

Kelenjar thiroid terletak didepan leher tepat dibawah crikoid cartilago Terdiri dari 2 tipe sel yang menghasilkan hormon yang berbeda yaitu : Follicular sel produksi hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) Parafolliculer sel (C cells) mensintesis dan mengeluarkan hormon calsitonin.

EFEK Regulasi basal metabolic rate (BMR) Meningkatkan kontraktilitas jantung Meningkatkan sekresi katekolamin Meningkatkan motilitas usus & pengosongan lambung Meingkatkan kecepatan kontraksi otot Menurunkan cholesterol (LDL) Perkembangan otak janin/ bayi

Merupakan suatu kelenjar yang kecil, biasanya ada 4 yang terdapat dibelakang kelenjar tyroid Kelenjar ini mensekresi hormon parathyroid (PTH) Paratiroid mengatur metabolisme calsium dan pospat tubuh Organ tagetnya a. Tulang resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat b. Ginjal mengaktifkan vit D c. Duodenum meningkatkan reabsorbsi Ca dan Mg, meningkatkan pengeluaran pospat, HCO3 dan Na

Dipisahkan

atas 2 kelenjar endokrin : a. Kortex adrenal - Zona Glomerulosa hormon mineralcorticoid (aldosteron) - Zona Fasciculata hormon glukokortikoid (cortisol) - Zona Reticularis hormon androgen b. Medulla adrenal mensekresi hormon epinephrin (adrenalin) dan nonepineprine (Noradrenalin)

Kelenjar

ini menyerupai sekumpulan sel-sel seperti pulau-pulau dilaut sepanjang sel - sel pankreas, yang mensekresi joundice pankreas untuk pencernaan Pankreas endokrin menghasilkan : a. Glukagon meningkatkan kadar glukosa darah b. Insulin menurunkan kadar glukosa darah dan hormon lain c. Somatostatin mengatur motilitas gastrointestinal d. Polipeptida pankreas mengatur sekresi GI

berisikan

2 macam struktur kelenjar yang

berbeda: a. volikel ovarium : mensekresi estrogen b. corpus luteum : mensekresikan progesteron tetapi juga sedikit estrogen Diproduksi dari ovarium Efek progesteron (anti estrogen), al:

Meningkatkan katabolisme Memicu apoptosis pada beberapa sel Menghambat pertumbuhan

Hormon

androgen Disekresi dari testis & korteks adrenal Fungsi utama : reproduksi Efek metabolik

Memicu anabolisme Mempercepat pertumbuhan

Placenta

berfungsi sbg kelenjar endokrin sementara selama kehamilan, yg memproduksi chronik gonadotropin Placenta ( chorionic Gonadotropin ) memproduksi estrogen dan progesteron Selama hamil ginjal mensekresi sejumlah besar chorionic gonadotropin dalam urine shg dinyatakan sbg hasil dr tes kehamilan

Anamnesis:

Autoanamnesis Heteroanamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Hub.

Dengan Pasien

Data

Demografi Keluhan Utama Riwayat Kesehatan dan Keperawatan klien - Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) - Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Riwayat Kesehatan Keluarga Peninjauan Sistem/ Pola (Pola makan dan minum, Pola eliminasi, pola tidur/ istirahat dll) Riwayat Sosial dan Riwayat Pribadi

Usia

dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting, kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender, tempat tinggal juga juga perlu dikaji epidemiologi Contoh: Cushing sindrom lebih banyak dialami oleh wanita, DM tipe II lebih banyak mengenai usia > 40 thn, dll

Informasi

terpenting Memberikan wawasan vital mengenai keluhan yang menurut pasien paling penting Lakukan: - Biarkan Pasien Berbicara - Pertanyaan yang lebih spesifik - Memfokuskan perhatian pada masalah utama

Hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala: - Lama timbulnya (Durasi), Sifat Mula Timbulnya (Onset) - Lokasi & Penjalarannya (terutama u/ Nyeri) - Sifat Keluhan (karakter) - Berat ringannya - Faktor2 yang meringankan/ memperberat - Gejala-gejala yang menyertai - Pengobatan Terakhir mengkaji kondisi yang pernah dialami klien yang dirasakan sekarang-perjalanan penyakit, gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama, Penyakit-penyakit dahulu, Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi RPS dan RPD

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan yang berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal seperti : Obesitas Gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Kelainan pada kelenjar tiroid Diabetes melitus Intertilitas. Genogram

Pola makan dan minum Cth: - Pada Diabetes Insipidus ( Defisiensi ADH) akan Polidipsi - Pada Tirotoksikosis selera makan meningkat, dll Pola Eliminasi Cth: - Pada Diabetes Insipidus akan Poliuri - Pada Defisiensi Hormon Tiroid (Miksedema) mengalami Konstipasi Pola Istirahat tidur dll

Lingkungan

dan keadaan sosial, rumah tangga, ekonomi dan pekerjaan pasien Kebiasaan pasien: gaya hidup, merokok, alkohol, obat-obat analgesik dll

Sistem Endokrin

Jelaskan

lakukan Pastikan pasien merasa nyaman, hangat dan ada privasi Pencahayaan cukup Gunakan semua indera yag Anda miliki: Penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan. Dengan Cara: Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.

pada pasien apa yg akan Anda

Melalui Pemeriksaan Fisik ada 2 Aspek yang dapat digambarkan: - Kondisi kelenjar endokrin - Kondisi kelenjar/ organ sebagai dampak dari gangguan endokrin

Keadaan

Umum Tanda-tanda Vital Pemeriksaan Kepala dan leher Pemeriksaan mata Pemeriksaan mulut Pemeriksaan Dada Pemeriksaan kulit Pemeriksaan muskuloskeletal dan ekstremitas Pemeriksaan genetelia

Inspeksi Disfungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan energi Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak kelemahan (berat, sedang dan ringan) dan sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir. Pada mata amati adanya odem periorbita dan exophtalmus serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bentuk dan perubahan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasa ditemukan pada gangguan tiroid.

Di daerah leher - Amati bentuk leher, apakah leher tampak membesar (goiter) atau tidak, cek goiter bergerak ketika menelan/ tdk. (Untuk lebih meyakinkan pembesaran kelenjar tiroid perlu melakukan palpasi) - Amati adanya distensi atau bendungan pada vena jugularis yang dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung. - Amati warna kulit pada leher, catat lokasinya. Bila dijumpai kelainan pada kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain ditubuh sekaligus. Infeksi jamur, penyembuhan luka yang lama, bersisik dan petechie lebih (sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal). Amati bentuk dan ukuran dada. Pergerakan dan simetris tidaknya. Ketidaksiembangan hormonal khusunya hormon seks akan menyebabkan perubahan tanda seks sekunder oleh karena itu amati keadaan rambut axilla dan dada. Pada pemeriksaan genitalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.

Kelenjar

tiroid dan testes, dapat diperiksa melalui rabaan pada kondisi normal, kelenjar tiroid ini teraba. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, apakah ada rasa nyeri pada saat dipalpasi. Pada saat melakukan pemeriksaan pasien bisa duduk atau berdiri. Palpasi testis dilakukan dengan posisi tidur dan tangan Pemeriksa harus dalam keadaan hangat. Pemeriksa memegang lembut dengan ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran atau besarnya, simetris tidaknya, konsistensi dan ada tidaknya nadul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinar dan kenyal seperti karet. Pada Mixedema/ hipotiroid: pitting edema

Bagian

atas manubrium dari satu sisi ke sisi lainnya. Perubahan dari sonor menjadi redup menunjukkan kemungkinan goiter retrosternal

Mendengarkan

bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dengan menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh. Auskultasi pada daerah leher diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi bruit. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Auskultasi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan perangsangan katekolamin dan perubahan metabolisme tubuh.

Walaupun

Pemeriksaan Lengkap seluruh sistem endokrin kadang-kadang dilakukan, tetapi lebih sering hanya memeriksa adanya tanda-tanda kelainan yg spesifik saja. Biasanya inspeksi umum dapat memberikan petunjuk cara pendekatan yang akan dipakai.

Kelenjar Tiroid (Letaknya di leher bagian depan dan mudah dicapai) Inspeksi - Lihat penampilan umum (postur, gerakan dll) - Cek kepala- wajah: adanya edema periorbital, eksoptalmus/ proptosis , lidlag (keterlambatan kelopak mata untuk menutup) - Perhatikan bagian depan dan samping leher dan tentukan pembesaran setempat atau menyeluruh Cek adanya pembesaran kelenjar yg disebut GOITER, dan perhatikan adanya gerakan dari goiter ketika menelan Inspeksi kulit leher untuk melihat parut: tiroidektomi. Dan cari adanya pelebaran vena jugularis eksterna

Palpasi:

Untuk memperoleh hasil yang baik pemeriksa berada di belakang klien dengan posisi kedua ibu jari berada di belakang leher dan jari-jari lain ada di atas kel tiorid. Tentukan hal-hal berikut: Ukuran Bentuk Konsistensi Nyeri Tekan Mobilitas

Perkusi

Bagian atas dari manubrium diperkusi dari 1 sisi ke sisi lainnya: perubahan dari sonor menjadi redup menunjukkan ada goiter retrosternal Auskultasi: Dengarkan pada setiap lobus adanya bruit (tanda dari suplai darah yang meningkat)

Panhipopituitarisme

(defisiensi dari seluruh hormon hipofisis) Produksi Hormon yang terganggu GH (dwarfisme pd anak2), sensitivitas insulin pada dewasa, prolaktin (kegagalan laktasi postpartum), gonadotropin (hilangnya karakteristik seks sekunder), TSH (hipotiroidisme), ACTH (hipoadrenalisme dan Hipopigmentasi) Akromegali (sekresi GH yang berlebihan, biasanya dikarenakan oleh adenoma hipofisis)

Umum

Memiliki postur badan yg pendek (GH ), kulit pucat (k/ hilangnya aktivitas melanosit pd def ACTH), kurangnya rambut badan dan kulit yg mengkerut serta kegagalan seks sekunder (def gonadotropin) panhipopituitarisme - Penampilan wajahnya khas Akromegali
-

Wajah:

perhatikan wajah lebih dekat: cek adanya parut hipofisektomi. Periksa kedua mata: defek lapang pandang. Cek rambut fasial pada pria (jenggot?) Panhipopituitarisme Cari adanya penonjolan frontal, defek lapang pandang, periksa lidah yang membesar, rahang membesar akromegali Dada: cek kulit apakah pucat, pigmentasi putting susu berkurang, rambut aksila berkurang, perempuan atrofi mammae Panhipopituitarisme Cek rambut badan yang kasar dan ginekomastia Akromegali Cek ekstremitas Regiogenitalia

Sindrom

Cushing disebabkan oleh kelebihan glukokortikoid, steroid (ACTH) yang berlebihan. Penyakit Addison: hipofungsi korteks adrenal dengan berkurangnya sekresi glukokortikoid dan mineralokortikoid

Foto tengkorak (kranium) : Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika dapat terjadi tumor atau juga atropik. Tidak dibutuhkan persiapn fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting. Foto tulang (osteo) : Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya. Pada okromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. CT scan otak : Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atau hipotalamun melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak bergerak selama prosedur. Pemeriksaan darah dan urine

1. Kadar growth Hormon : Nilai normal 10 g ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc.persiapan khusus secara fisik tidak ada. 2. Kadar ACTH : Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urine 24 jam. Persiapan Pasien ACTH: Tidak ada pembatasan makan dan minum. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya. Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkanjenis onat dan dosisnya pada lembaran pengiriman spesimen. Cegah stres fisik dan psikologis. Pelaksanaan Pemeriksaan : Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc. Urine ditampung selama 24 jam. Kirim spesimen(darah atau urine) ke laboratorium. ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl. 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17 OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5mg.

Up take Radioaktif (RAI) Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kelenjar tiroid dalam menangkap iodida. Persiapan. Klien puasa 6-8 jam. Jelaskan tujuan dan prosedur. Pelaksanaan. Klien diberi radioaktof Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan. Juga dapat diukur clearenceI131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar radioaktif jodiumnya. Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut Normal : 10-35 %. Kurang dari : 10% disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme. Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi iodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertirodisme

T3 T4 Serum : Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena Nilai normal pada orang dewasa :

Jodium bebas : 0,1-0,6 ml/dl T3 : 0,2-0,3 ml/dl T4 : 6-12 ml/dl Nilai normal pada bayi / anak : T3 : 180-240 mg/dl

Up take T3 Resin : Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. . Dibuthkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam. Protein Bound Iodine (PBI) : Bertujuan mengukur jodium yang terkait pada protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam. Laju Metabolisme Basal (MBR) : Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu.

Pemeriksaan glukosa : Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai Normal : Dewasa : 70-110 md/dl Bayi : 50-80 mg/dl Anak-anak : 60-100 mg/dl Persiapan Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan Jelaskan tujuan pemeriksaan

Selain Alasan Klien datang Ke RS, Perlu diidentifikasi hal-hal yg berhubungan dengan Fungsi Hormon Secara Umum, Seperti:
Tingkat

Aktivitas Intake Nutrisi dan Cairan Pola Eliminasi dan Keseimbangan cairan Tingkat Energi Perubahan Karakteristik Tubuh Fungsi Seksual dan Reproduksi Toleransi Terhadap stress Pertumbuhan dan Perkembangan Hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai