SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pengamatan dan pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan sudah mampu:
1. Mengenal beberapa bentuk sediaan cairan dan elektrolit (oralit/pharolit, NaCl, RL, dextrose
5%)
2. Mengenal beberapa bentuk dan ukuran abbocath dan infus/tranfus set
3. Mengetahui topografi ekstremitas dalam kaitannya dengan teknik infus/tranfusi
4. Menhitung tetesan/menit
5. Menghitung pengenceran zat tertentu yang dilarutkan dalam cairan infus
DESKRIPSI KEGIATAN
1. Instruktur mengumpulkan gambar tofografi pemebuluh darah vena yang dapat digunakan
bila diperlukan memasang infus. (5 menit)
2. Setiap anggota kelompok mengamati dan mencatat bentuk-bentuk kemasan cairan dan
elektrolit yang biasa digunakan digunakan di masyarakat atau rumah sakit, infus set dan
transfuse set. (20 menit)
3. Menghitung pengenceran pada beberapa kasus (aminofilin atau adrenalin). (10 menit)
4. Instruktur memimpin diskusi hasil pengamatan dan perhitungan pengenceran. (15 menit).
LAPORAN PRAKTIKUM
Strukur Laporan Praktikum pada prinsipnya sama untuk semua praktikum, dan untuk bab hasil dan
pembahasan untuk praktikum fisiologi cairan tubuh 2, adalah sebagai berikut:
Buat tabel kebutuhan cairan dalam bentuk botol cairan NaCl dan rata-rata jumlah tetesan
permenitnya untuk masing-masing anggota kelompok berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
cairan pada praktikum cairan tubuh 1.
ACUAN 1
Pemberian Cairan Intravena
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh
balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
sekaligus untuk menyediakan suatu medium untuk pemberian obat secara intravena.
Adapun keadaan-keadaan yang memerlukan tindakan segera untuk pemberian cairan
yaitu:
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena
terjadi pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan. Gangguan kehilangan
cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat
eletrolit yang diperlukan tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+,
Ca2+, SO42-, dan Cl-.
Dehidrasi terdiri dari :
a. Absolut :Kandungan air dibawah normal atau dibawah standar.
b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah secara
disproporsional dibandingkan dengan hilangnya air.
c. Relatif : Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh.
d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang
hilang dengan cukup.
2. Syok
3. Intoksikasi berat
4. Pra dan pascabedah sesuai dengan program pengobatan
5. Tidak bisa makan dan minum melalui oral
6. Sebelum transfuse darah
7. Perlu pengobatan dengan cara infus
Untuk pemasangan infus maka perlu adanya pengetahuan tentang lokasi
pemasangan dalam hal ini letak-letak pembuluh darah pada ekstremitas:
1. Vena palmar digitalis
2. Vena Sevalika
3. Vena Basalika
4. Vena Antebrakhiamedialis
5. Vena cubitis medialis
6. Vena temporalis
7. Vena dorsalis
8. Vena jugularis
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa terjadi sebagai komplikasi dari pemasangan infus
yaitu:
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang
tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh
darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus
yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
ACUAN 2
Sediaan Cairan
1. Infus IV NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang
peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan
perbedaan potensial (listrik ) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls
di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan
banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya
berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga
kejang otot lengan dan perut. Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan
dalam bilasan 0,9 % (larutan garam fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit
lain.
2. Infus IV DEKSTROSA
Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah
dan menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh
dan kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau
mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi
CO2 dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang
hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume
pemberian tergantung kondisi klinis pasien.
2. Bagian-bagian Infus
ACUAN 3
Menghitung jumlah tetesan infus per menit
Contoh :
Apabila suatu cairan 1 kolf atau 500 cc dipesankan untuk absorpsi dalam jangka waktu 8
jam dan drip infuse mempunyai ukuran 1 cc : 15 tetesan, maka berapa kecepatan
tetesan/ menit?
Jawab:
Kecepatan tetesan : , 500 x 15- = 15,6 = 16 tetes/menit
8 x 60.
ACUAN 4
Pengenceran
1. Buat tabel komponsisi cairan tubuh dan elektrolit pada kondisi normal
2. Tuliskan komposisi bentuk sedian cairan dan elektrolit yang tersedia
3. Tuliskan jenis-jenis ukuran abbocath yang tersedia
4. Hintung berapa volume cairan yang melewati infus set bila tetesan yang ditetapkan yaitu 20,
25 dan 30 tetes permenit
5. Hitung berapa cc aminofillin yang masuk ke dalam tubuh pasien bila 2 ampul aminofillin
dimasukkan dalam cairan 500 cc dengan tetesan infus 20 tetesan permenit.
6. Berapa konsentrasi adrenalin bila 1 ampul adrenalin diencerkan dalam spoit 10 cc.