0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
58 tayangan47 halaman
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tanaman dan memiliki sifat basa. Alkaloid diklasifikasi berdasarkan sumber asam aminonya dan dapat diisolasi dari tanaman menggunakan ekstraksi maserasi. Identifikasi alkaloid dapat dilakukan dengan reaksi kimia dan kromatografi lapis tipis. Alkaloid memiliki aktivitas farmakologi sebagai antihipertensi dan antidiabetes.
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tanaman dan memiliki sifat basa. Alkaloid diklasifikasi berdasarkan sumber asam aminonya dan dapat diisolasi dari tanaman menggunakan ekstraksi maserasi. Identifikasi alkaloid dapat dilakukan dengan reaksi kimia dan kromatografi lapis tipis. Alkaloid memiliki aktivitas farmakologi sebagai antihipertensi dan antidiabetes.
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tanaman dan memiliki sifat basa. Alkaloid diklasifikasi berdasarkan sumber asam aminonya dan dapat diisolasi dari tanaman menggunakan ekstraksi maserasi. Identifikasi alkaloid dapat dilakukan dengan reaksi kimia dan kromatografi lapis tipis. Alkaloid memiliki aktivitas farmakologi sebagai antihipertensi dan antidiabetes.
Definisi Alkaloid Alkaloid merupakan kelompok senyawa metabolit sekunder yang mempunyai sifat alkali. Sifat inilah yang membuat penamaan golongan senyawa-senyawa ini sebagai alkaloid. Sumber Alkaloid Sebagian besar alkaloid berasal dari tanaman berbunga Agiospermae pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman tingkat rendah. Kebanyakan tanaman yang mengandung alkaloid penting adalah Liliaceae, Solanaceae, dan Rubiaceae Karakteristik Alkaloid Alkaloid sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk Kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan, misalnya nikotina pada suhu kamar. Kebanyakan alkaloid bersifat basa dan tidak berwarna, Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elekton pada nitrogen. Klasifikasi Alkaloid Sistem klasifikasi alkaloid yang paling banyak diterima adalah klasifikasi menurut Hagnaver yakni sebagai berikut: • Alkaloid sesungguhnya Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik; diturunkan dari racun amino; biasanya terdapat pada tanaman sebagai garam asam organik • Protoalkaloid Protoalkaloid merupakan amino yang relatif sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik;. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Contohnya meskalin, ephedin. • Pseudoalkaloid Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam kelas ini yaitu alkaloid steroidal dan purin. alkaloid dikelompokkan berdasarkan sumber asam aminonya, meliputi turunan asam amino ornitin, tisin, asam nikotinat, tirosin, triptofan, asam antralinat, histidin dan alkaloid bukan dari asam amino, melainkan hasil aminasi turunan asetat, turunan fenilalanin, dan steroid Asam Amino Ornitin Kerangka Alkaloid Turunan Tisin Kerangka Alkaloid Turunan Asam Nikotinat Tirosin Kerangka Alkaloid Turunan L- tirosin Kerangka Alkaloid Turunan Asam Antralinat Kerangka Alkaloid Turunan Triptofan Kerangka Alkaloid Turunan L- histidin Kerangka Alkaloid Non-Asam Amino Biosintesis Alkaloid Biosintesis alkaloid berlangsung dari jalur shikimat. Metabolisme sekunder hasil metabolisme jalur shikimat merupakan turunan senyawa-senyawa shikimat, meliputi senyawa turunan asam amino fenilalanin dan fenil propanoid (C6 – C3). Senyawa turunan asam amino fenilalanin adalah golongan alkaloid, sedangkan senyawa turunan fenil propanoid adalah lignan dan lignin. 1. Biosintesis Asam Amino A. Turunan Ornitin B. Turunan Lisin C. Asam Nikotinat D. Tirosin E. Asam atranilat Alkaloid kuinazolin Alkaloid kuinolin dan akridin F. (L)-Triptofan Alkaloid indol ß-Karbolin Indol-Terpenoid Alkaloid kuinolin Piroloindol Alkaloid ergot G. (L)-Histidin Alkaloid imidazol 2. Non asam amino Alkaloid dapat pula tidak berasal dari asam amino, tetapi terbentuk melalui reaksi aminasi, yaitu aminasi asetat, aminasi fenilalanin, aminasi terpen, dan aminasi sterol. A. Aminasi asetat B. Aminasi fenilalanin Aminasi Terpen Aminasi sterol Ekstraksi Metode ekstraksi yang digunakan untuk senyawa alkaloid salah satunya yakni metode ekstraksi maserasi dengan sampel daun tempuyung yakni daun tempuyung kering 650 g dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam. Kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental Identifikasi dengan reaksi kimia Uji Alkaloid dilakukan dengan metode Mayer,Wagner dan Dragendorff. Sampel sebanyak 3 mL diletakkan dalam cawan porselin kemudian ditambahkan 5 mL HCl 2 M , diaduk dan kemudian didinginkan pada temperatur ruangan. Setelah sampel dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes , kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian A, B, C, D. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditambah pereaksi Mayer, filtrat C ditambah pereaksi Wagner, sedangkan filtrat D digunakan untuk uji penegasan. Uji penegasan dilakukan dengan menambahkan amonia 25% pada filtrat D hingga PH 8-9. Kemudian ditambahkan kloroform, dan diuapkan diatas waterbath. Selanjutnya ditambahkan HCl 2M, diaduk dan disaring. Filtratnya dibagi menjadi 3 bagian. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B diuji dengan pereaksi Mayer, sedangkan filtrat C diuji dengan pereaksi Dragendorff Identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis Pada uji KLT Pelarut pengembang yang digunakan untuk alkaloid adalah etil asetat : metanol : air (100:16,5:13,5). Setelah plat disemprot dengan pereaksi Dragendorff akan menunjukkan bercak coklat jingga berlatar belakang kuning. Timbulnya noda dengan Rf 0,9 berwarna kuning muda pada pengamatan dengan sinar tampak, berwarna kuning pada UV 254 nm dan berwarna hijau muda pada UV 366 nm menegaskan adanya kandungan alkaloid Aktivitas farmakologi Aktvitas farmakologi alkaloid berperan penting dalam dunia kesehatan yakni dapat dijadikan sebagai obat anti hipertensi dan anti diabetes melitus. Dalam jurnal yang diperoleh tumbuhan yang digunakan untuk rnengobati penyakit darah tinggi (hipertensi) adalah alpokat (Persea gratissima Gaertn), benalu langsa ( Loranthus Sp ), gedi (Abelmoschus moschatus), pisang goroho ( Musa Sp ), dan sirsak (Annona squamosa L) Sedangkan tumbuhan yang digunakan untuk mengobati diabetes melitus adalah jahe (Zingiber officinale Rosc ) dan jambolang (Eugenia cumini Merr ).