Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS

SENYAWA ADRENERGIK

Kelompok C-7 :
1. Favian Rafif F. (051611133012)
2. Intan Purnamasari (051611133080)
3. Wardah Zuhan N. (051611133121)
4. Ariyani Pratiwi (051611133153)
5. Kiki Nurhasanah (051611133189)
Senyawa Adrenergik
Senyawa adrenergik adalah senyawa
yang dapat menghasilkan efek serupa
dengan respon rangsangan pada sistem
saraf adrenergik
Sistem saraf adrenergik adalah cabang
sistem saraf otonom dan sebagai
nerotransmitter adalah norepinefrin
Senyawa adrenergik banyak digunakan
sebagai vasopresor, bronkodilator,
dekongestan dan midriatik

Senyawa
. adrenergik memiliki efek
samping yang sangat bervariasi
C1 = C alfa
C 2 = C beta

2
1

Struktur yang diperlukan untuk


timbul aktivitas agonis di reseptor
adrenergik

 Struktur induk : feniletilamin


 Substituen 3-hidroksi fenolat atau lebih baik 3,4-hidroksi
fenolat pada cincin
 Stereokimia ß-hidroksi alifatik&hidroksi fenolat sebidang
 R’ : H,CH3,C2H5 dapat sebagai rantai samping
 Atom N paling sedikit punya 1 atom H
Adrenomimetik yang Bekerja Langsung
• Bekerja langsung membentuk kompleks dengan
reseptor spesifik.
• Gambaran struktur sebagai berikut :

• Sistem cincin aromatik.


• Atom N pada rantai samping etilamin, yang bermuatan positif
pada pH fisiologis
• Perluasan rantai samping etilamin selalu berorientasi tegak lurus
dengan sistem cincin aromatik
• Gugus β-hidroksi, berorientasi pada sisi yang sama (cis) dengan
gugus m-hidroksi fenolat
• Atom C-β pada konfigurasi R
7

Atom C-β
pada
konfigurasi R- Pengaktifan Inti katekol dan gugus amin tidak
Mutlak α-reseptor tersubtitusi atau tersubtitusi dengan
subtituen yang tidak besar

Pengaktifan Gugus hidroksi fenolat pada


β-reseptor posisi meta, gugus hidroksi
alcohol pada rantai samping
posisi β dan gugus amin
bersubtituen besar
8

Aktivitas β2-reseptor Selektif


Adanya gugus metil
atau etil pada posisi
α gugus amino

Hanya diperlukan Adanya subtituen


satu gugus hidroksi besar pada atom N
fenolat pada cincin
aromatis
Contoh obat reseptor α adrenergik

Epinefrin Norepinefrin
α =ß α ≥ ß Oxymetazoline α1 & α2

α1 & α 2 α1 & α2
Xylometazolin Tetrahidrozolin Levonordefrin α2 > α1
e

Fenilefrin α1 > α2 Metaraminol α1 > α2 Metoksamin α1 > α2


9
Contoh obat reseptor ß adrenergik
Dobutamin Albuterol Terbutalin

ß1 >> ß2 → untuk tx ß2 >> ß1→ bronkodilator, ß2 >> ß1 → bronkodilator,


aritmia, injeksi, t1/2 OOA inhalasi cepat, t1/2 oral OOA inhalasi cepat, t1/2 oral
pendek (± 2 menit) lebih panjang lebih panjang

Ritodrin Epinefrin Isoproterenol

ß2 >> ß1→ pemberian ß = α → tx asma, glaukoma, ß1 & ß2→ tx aritmia &


anestesi. DOA okular >>, DOA syok scr drip,
secara oral & bronkodilator scr inhalasi,
S.C <<, tidak bisa oral.
parenteral, tokolitik tidak bs oral
10
Struktur Senyawa Adrenomimetik
Secara Langsung

R R1 R2 Nama Obat Reseptor


primer
3,4-diOH H H Norepinefrin α
3,4-diOH H CH3 Epinefrin α
3-OH H CH3 Fenilefrin α
3-OH CH3 H Metaraminol α
3,4-diOH H CH(CH3)2 Isoproterenol Β
3,4-diOH C2H5 CH(CH3)2 Isoetarin Β
3,5-diOH H CH(CH3)2 Metaproterenol β
Adrenonergik yang bekerja secara Tak Langsung
 Mempunyai gugus fenil, yang dapat diganti ggs
aromatik, atau ggs alkil dan sikloalkil
 Tidak memiliki ggs hidroksi fenol pada posisi 3 dan
ß
4. berakibat peningkatan absorpsi obat pemberian
α oral dan meningkatkan kemampuan masuk SSP
 Gugus ß-hidroksi alkohol, bisa ada/tidak. Obat tanpa
ggs ini bersifat kurang polar, mudah tembus SSP,
efek rangsangan lebih >>>
 Pada gugus C-α mungkin mengandung metil yang
 Amfetamin meningkatkan aktivitas secara per oral karena
 Metamfetamin menimbulkan efek halangan ruang terhadap gugus
 Mefentamin amin dari proses oksidasi oleh MAO
 Fenilpropanolamin  Gugus nitrogen amino kemungkinan amin primer
 Klorfentermin atau sekunder atau dapat pula merupakan suatu
 Dll bagian dari cincin heterosiklik.
Struktur Senyawa Adrenomimetik
Tak Langsung

R R1 R2 R3 Nama Obat
H OH H CH3 Efedrin
H OH H H Fenilpropanolamin
H H H H Amfetamin
H H H CH3 Metamfetamin
H H CH3 H Fentermin
p-Cl H CH3 H Klorfentermin
H H CH3 CH3 Mefentermin
Adrenomimetik yang Bekerja Secara Campuran
Mekanisme : Menimbulkan efek melalui pengaktifan adrenoseptor dan katekolamin
pada penyimpanan dan menghambat masuknya katekolamin.

Efek yang ditimbulkan :


• Menurunkan metabolisme norepinefrin dan menybabkan penumpukan
diotak. Ex: pargilin dan tranilsipromin
• Memblok transport aktif ke sitoplasma mobile pool I, menghambat
masuknya norepinefrin ke membran akson presynap. Ex : Kokain
• Mengaktifkan alfa dan beta reseptor. Ex : Senyawa adrenomimetik:
• Menggantikan norepinefrin di sitoplasma mobile pool I. berefek
simpatomimetik. Ex : Tiramin
• Menghambat COMT. Ex : Katekol
HKSA
Substitusi pada atom karbon-β :
Cincin aromatik : aktivitas menurunkan lipid solubility →
terhadap reseptor ß penetrasi CNS ↓ namun
Gugus amina : aktivitas meningkatkan aktivitas terhadap
terhadap reseptor α reseptor α & β

Jika ggs OH diganti, maka


terjadi resistensi thd
COMT dan aktivitas thd Substitusi gugus amina :
reseptor ß akan ↓ semakin panjang substituen
alkil → semakin selektif thd
Substitusi pada atom
reseptor β
karbon-α : blok oksidasi Makin pendek → selektiv
oleh enz MAO → thd reseptor α
memperpanjang durasi
kerja non katekolamin
HKSA
 Ggs Cl meningkatkan aktivitas dari Klonidin
senyawa
 Merupakan turunan imidazoline untuk
terapi hipertensi (oral,transdermal,
parenteral), selektif thd alfa-2
 pKa 8.0 karena direct attachment
pada cincin diklorofenil
 Adanya alkil yang panjang pada
ggs aminanya mengakibatkan
Salbutamol selektif terhadap reseptor sangat
tinggi, terutama di otot bronki
 Tx asma bronki, bronkitis kronik
dan emfisema
 OOA inhalasi lebih singkat dari oral
 DOA inhalasi << oral
16
HKSA
 Gugus amina : penting untuk aktivitas
adrenergik
 Penggantian gugus OH dengan gugus lain
bisa menghilangkan aktivitasnya atau
mungkin menjadi antagonisnya
 Gugus alkil kecil, ex CH3, aktivitas di reseptor
α lebih besar, namun jika ggs alkil besar ex
isopropil, cenderung bekerja di reseptor ß
 Tidak mempunyai gugus OH pada
posisi 3 dan 4, sehingga dapat
Amfetamin meningkatkan absorpsi obat secara per
oral
 Tidak ada ggs ß-hidroksi alkohol,
sehingga efek penembusan SSP lebih
besar
 Gugus amina penting karena bersifat
kationik untuk berinteraksi dengan ggs
fosfat di reseptor yang bersifat anionik 17

Anda mungkin juga menyukai