Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN DAN

PENILAIAN OBAT

FARMAKOLOGI DASAR
SEM 3
T.A 2018/2019

AKADEMI FARMASI YPF


Citra Dewi Salasanti, M.Si., Apt
Pendekatan Penemuan Obat Baru
• Modifikasi kimia dari molekul yang diketahui
• Penapisan secara acak untuk aktivitas biologis
dari sejumlah produk alami
• Perencanaan desain obat yang rasional
berdasarkan pada pengertian mekanisme
biologis dan struktur kimia
• Bioteknologi dan cloning menggunakan gen
untuk menghasilkan peptida dan protein yang
lebih besar
Uji Praklinik
• Serangkaian pengujian suatu senyawa baru pada
organ terpisah dan hewan percobaan
• Senyawa baru setelah lulus uji praklinik baru
dapat dilakukan uji coba pada manusia (uji
klinik)
• Di Indonesia, obat tradisional yang telah lulus
uji praklinik dapat diregistrasikan dan
diedarkan sebagai “Obat Herbal Terstandar”
Obat Herbal Terstandar
Uji Praklinik
Evaluasi sifat-sifat
Senyawa baru Farmakologi
fisikokimia

Farmakokinetik Toksisitas akut dan


Farmasetika
ADME kronis

Pengembangan proses produksi


masal  pabrikasi/industrialisasi
Uji Praklinik
• Studi toksikologi dilakukan pada 2-3 spesies hewan
percobaan
• Uji toksikologi pada hewan coba meliputi:
▫ Toksisitas akut, efek-efek dosis tunggal yang besar hingga letal;
▫ Toksisitas kronis, efek-efek dosis bertingkat pada penggunaan
yang panjang;
▫ Uji iritasi mata dan kulit
▫ Teratogenisitas;
▫ Karsinogenisitas;
▫ Mutagenisitas;
▫ Uji ketergantungan
Klasifikasi Zat Berdasarkan Nilai
LD50
KATEGORI NILAI LD50
Supertoksik < 5 mg/ kgBB
Amat sangat toksik 5 – 50 mg/ kgBB
Sangat Toksik 50 – 500 mg/ kg BB
Toksik sedang 0,5 – 5 g/ kgBB
Toksik ringan 5 – 15 g/ kgBB
Praktis tidak toksik > 15 g/kgBB
Lama Uji Toksisitas Subakut dan
Subkronis
No. Penggunaan Klinis yang Lama Studi pada
Diharapkan Hewan Uji
1 1 – 3 hari 2 minggu
2 1 – 4 minggu 4 – 13 minggu
3 4 – 12 minggu 13 – 26 minggu
4 12minggu, pemberian ulang 13 – 52 minggu atau
jangka panjang atau > 6 bulan lebih panjang
Uji Klinik
• Pemastian uji efikasi, keamanan dan gambaran
efek samping yang sering timbul pada manusia
akibat pemberian suatu obat
• Uji klinik terdiri dari fase I sampai fase IV
Uji Klinik
• Fase I
▫ 20 – 50 0rang sukarelawan sehat
▫ Parameter penelitian : keamanan dari obat,
menentukan dosis maksimal yang dapat ditoleransi
sebelum timbul efek toksik yang tidak dapat diterima.
▫ Diteliti sifat farmakodinamik dan farmakokinetik pada
manusia.
▫ Dilakukan terbuka dan tanpa pembanding oleh dokter
ahli.
Uji Klinik
• Fase II
▫ 100 – 200 pasien yang kelak akan diobati oleh obat ini,
tanpa penyakit penyerta
▫ Parameter penelitian : efek terapi (khasiat obat pada
manusia)
▫ Studi kisaran dosis, untuk menetapkan dosis optimal
▫ Keamanan obat
▫ Obat baru dibandingkan dengan plasebo atau obat standar,
secara acak dan tersamar ganda
▫ Dilakukan oleh dokter ahli farmakologi klinik atau dokter
ahli klinik dalam bidang yang bersangkutan
Uji Klinik
• Fase III
▫ Minimal 500 pasien yang kelak akan diobati oleh obat ini,
dengan penyakit penyerta atau mendapat terapi lain
▫ Memastikan efek terapi, dan efek samping lain yang tidak terlihat
pada fase II
▫ Keamanan obat
▫ Obat baru dibandingkan dengan obat sama dengan dosis
berbeda, plasebo, obat standar
▫ Pengujian dilakukan secara acak dan tersamar ganda
▫ Dilakukan oleh dokter yang kurang ahli
▫ Jika lulus pada fase III dapat diberikan izin pemasaran
Uji Klinik
• Fase IV (Post marketing surveillance)
Pengamatan terhadap obat yang beredar di pasaran
▫ Efek samping pada frekuensi penggunaan rendah atau
bertahun-tahun
▫ Efektivitas obat pada pasien berpenyakit berat, ganda,
anak-anak, usia lanjut, penggunaan berkali-kali
▫ Masalah penggunaan berlebihan, penggunaan yang
salah, penyalahgunaan (abuse) dan lain-lain
▫ Efek obat terhadap morbiditas, dan mortalitas
▫ Efek baru dari obat

Anda mungkin juga menyukai