Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA

BAB IV
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN

DOSEN PENGAMPU
apt. Rizki Ardian H,. M.Farm
apt. Margareta Retno P,. M.Sc
apt. Odilia Dhea K,. M.Farm

Disusun oleh :
Nama : Andhi Fajar Widjayanto (A1192060)
Kelas : 3 Reguler A

Kelompok: 5 Reguler A
Penyusun:
1. Andhi Fajar Widjayanto (A1192060)
2. Alfalah Zahrotul A (A1192063)
3. Anisa Fitriyani M (A1191008)
4. Ardiyan Angga P (A1192068)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA
SEMARANG 2021
“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan isolasi kafein dari sampel teh oolong dan
mengidentifikasi secara kualitatif.
II. LANDASAN TEORI
Kafein adalah suatu seyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu kafein,
fein, atau 1,3,7-trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum – jarum
bercahaya. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu 2340 - 2390C dan
menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan
kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan alkohol. Kafein bersifat basa
lemah dan hanya dapat membentuk garam dengan basa kuat (Abraham, 2010).
Kesempurnaan ekstarksi akan bergantung pada banyaknya ekstrasi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang
kali dengan jumlah pelarut sedikit demi sedikit. Ekstraksi bertahap baik digunakan
jika perbandingan distribusi besar. Alat yang biasa digunakan pada ekstraksi bertahap
adalah corong pisah (Day, 2002).
Alkaloid adalah bas organik yang mengandung amina sekunder, tersier, atau
siklik. Diperkirakan adal 5500 alkaloid telah diketahui, dan alkaloid merupakan
golongan senyawa metabolit sekunder terbesar dari tanaman. Tidak ada satupun
definisi yang memuaskan tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup
senyawa – senyawa bersifat basa yang nemgandumg satu atau lebih atom nitrogen,
biasanya sebagai bagian dari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah golongan
yang sangat heterogen berkisar dari senyawa – senyawa yang sederhana seperti
coniiene sampai ke strukturpentasiklik strychnine. Banyak alkaloid adalah terpenoid
dialam dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa – senyawa aromatik,
contohnya colchicine (Utami, 2008).
Banyak senyawa nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa
dan karena itu dapat diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengan asam encer.
Senyawa ini disebut alkaloid yang artinya mirip alkali. Setelah ekstraksi, alkaloid
bebas dapat diperoleh dengan pengolahan lanjutan dengan basa dalam cair (khopkar,
2010).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Bekerglass
“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

7. Corong kaca

2. Erlenmeyer

8. Statif & klem

3. Kertas saring

9. Gelas ukur

4. Corong pisah

10. Lampu spiritus

5. Cawan porselen

11. Kaki tiga

6. Waterbath

12. Alas kasa


“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

2. Pb asetat

Bahan :
1. Teh oolong
3. Kloroform

IV. SKEMA KERJA


1. Isolasi
Timbang 30 gram teh oolong dimasukan ke dalam beker, tambahkan 200 ml air panas,
diamkan selama 10 menit

Dilakukan dekantasi dalam erlenmeyer lain, dalam ampas teh ditambahkan lagi 20 ml air
panas lalu segera didekantasi dan gabungkan dengan sari teh sebelumnya

Sisa kafein yang mungkin ada diekstrak lagi selama 20 menit dengan penambahan air 200 ml,
didekantasi sarinya dan digabungkan filtrat menjadi satu

Didinginkan, saring sarinya dari bagian yang tidak larut menggunakan kertas saring

Tambahkan larutan Pb asetat sedikit – sedikit ke dalam filtrat hingga terbentuk endapan

Endapan yang terbentuk didinginkan, lalu disaring lagi

Filtrat yang diperoleh ditambahkan kloroform 3 x 10 ml, dikocok perlahan selama beberapa
menit dalam corong pisah

Didiamkan campuran tersebut hingga terbentuk 2 lapisan


“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

Lapisan bawah dalam corong pisah ditampung dalam cawan porselen

Filtrat dalam cawan porselen diuapkan diatas waterbath sampai kering diperoleh kafein kasar

2. Sublimasi
Kafein dalam cawan dimasukan dititup dengan kertas saring yang telah dilubangi

Diletakan corong kaca yang telah dilapisi kapas basah diatas cawan porselen

Dipanaskan dengan nyaka api kecil selama 5 menit, lalu dibiarkan selama 5 menit hingga
diperoleh kristal kafein

V. DATA HASIL PENELITIAN


1. Penimbangan sampel rajangan teh oolong di wadah pada timbangan digital:
Bobot wadah + rajangan teh = 54,002 gram
Bobot wadah + sisa rajangan teh = 23,820 gram
Bobot sampel :

2. Penimbangan kristal kafein di kertas timbang pada timbangan analitik:


Bobot kertas timbang = 2,112 gram
Bobot kertas timbang + kristal = 2,208 gram

3. Hasil KLT

4. Perhitungan :
“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

1. Berat sampel : 54,002 gram – 23,820 gram = 30,182 gram


Berat kristal : 2,208 gram – 2,112 gram = 0,096 gram
2. Rendemen = b/a x 100%
= 0, 096/30,182 x 100%
= 0,31 % b/b

3. Rf = Tinggi bercak / Tinggi pelarut


HRf = Nilai Rf x 100
a) Standar kafein
Tinggi bercak : 4,8 cm
Tinggi pelarut : 10 cm
Rf : 4,8/10 = 0,48
HRf : 0,48 x 100 = 48
b) Standar teh + kafein
Tinggi bercak : 4,1 cm
Tinggi pelarut : 10 cm
Rf : 4,8/10 = 0,41
HRf : 0,48 x 100 = 41
c) Standar teh
Tinggi bercak : 4,3 cm
Tinggi pelarut : 10 cm
Rf : 4,8/10 = 0,43
HRf : 0,48 x 100 = 43

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum tersebut dilakukan pengujian isolasi dan identifikasi kafein,
sampel yang digunakan adalah teh oolong. Isoalsi teh oolong dengan cara diekstraksi
sehingga didapatkan ekstrak kafein murni dan pada proses sublimasi dilakukan untuk
mendapatkan kristal kafein. Pada tahap isolasi dilakukan penambahan beberapa
pelarut ke dalam proses isolasi. Dalam ekstraksi kafein menggunakan dua jenis
larutan yaitu timbal asetat dan kloroform.
Pada ekstraksi menggunakan 30 gram teh oolong dengan penambahan air
panas. Didekantasi beberapa kali lalu disaring menggunakan kertas saring. Lalu
“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAFEIN DALAM TEH OOLONG”
Kelompok 5 Reguler A

ditambahkan larutan Pb asetat tetes demi tetes hingga terbentuk endapan. Tujuannya
penambahan Pb asetat yaitu sebagai pengikat zat – kotor yang ada didalam kafein.
Dan disaring kembali, tujuannya disaring lagi agar kafein dalam teh terpisah dari
residu. Setelah itu kedalam corong pisah ditambahkan kloroform 3 x 10 ml lalu
digojok beberapa menit, lalu pisahkan fase air dan kloroform ditampung fase
kloroform. Filtrat kloroform tampung dalam cawan porselen dan diuapkan diatas
waterbath sampai kafein kering kasar.
Selanjutnya diproses sublimasi, dalam cawan porselen yang sudah kering
ditutup menggunakan kertas saring, lalu diletakan corong kaca diatasnya dan diatas
corong diberi kapas basah. Kemudian dipanaskan dengan api kecil selama 5 menit
lalu didinginkan selama 5 menit dan diperoleh kristal kafein. Selanjutnya diuji KLT
dan didapatkan hasil Standar teh Rf : 0,43 ; HRf : 43, Standar teh + kafein Rf : 0,41 ;
HRf : 41, Standar kafein Rf : 0,48 ; HRf : 48.

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Rendemen yang didapat adalah 0,31 % b/b
2. Pada uji Kromatografi Lapis Tipis didapatkan hasil Standar teh Rf : 0,43 ; HRf
: 43, Standar teh + kafein Rf : 0,41 ; HRf : 41, Standar kafein Rf : 0,48 ; HRf :
48.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Abraham. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kendari : UNHALU
2. Day, R.A.Jr dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga
3. Utami, Nurul. 2008. Identifikasi Senyawa Alkohol Dan Heksana Daun.
FMIPA UNILA, Lampung. Hal : 136
4. Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analisis. UI Press. Jakarta. Hal : 213

Anda mungkin juga menyukai