Anda di halaman 1dari 3

VIAL INJEKSI EPHENDRIN SO4

Kelompok 4

I. Praformulasi
A. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
1. Ephendrin SO4
Epfendrin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 101,0% (C10H15N0) 2 H2SO4 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
a. Efek Samping
Dengan dosis efendrin sulfat kebanyakan pasien akan
mengalami kegelisahan, insomnia, vertigo, sakit kepala,
takikardia, palpitasi dan berkeringat. Beberapa pasien
akan mengalami mual, muntah dan anoreksia.
Veksikalis sfingter kejang dapat terjadi dan
mengkibatkan sulit dan menyakitkan pada saat buang
air kecil. Retensi urine dapat terjadi pada laki-laki
dengan prostatim.
b. Kontraindikasi
Pada pasien yang menjalani anestesi umum dengan
siklopropana atau halotan atau hidrokarbon
terhalogenasi lain, karena anestesi dapat meningkatkan
iritabilitas jantung yang dapat menyebabkan aritmia.
c. Indikasi
DBLTM ephendrin sulfat injeksi diindikasikan dalam
pengobatan syok responsif terhadap penggantian
caiiran. Hal ini juga ditunjukan dalam pengobatan
hipotensi skunder akibat anestesi spinal. DBLTM
ephendrin sulfate injeksi telah digunakan dalam
pengobatan asma bronkial dan bronkospasme reversibel
meskipun agen lebih selektif (agnois beta- adrenegik).
B. Tinjauan Sifat Fisika Kimia Bahan Obat
1. Ephendrin sulfat
Ephendrin sulat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% (C10H15N0) 2 H2SO4 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk amorf, putih atau putih kekuningan,
bersifat higroskopis.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
2. Benzalkonium Klorida
Pemerian : serbuk amorf, putih atau putih kekuningan,
bersifat higroskopis dan berbau aromatis dan rasa sangat
pahit
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%
Khasiat : pengawet antimikroba
Kadar : 0,01 – 0,02%
3. NaCl
Pemerian : hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P,
sukar larut dalam etanol 95 % P.
Penyimpan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : sumber ion klorida dan ion natrium
pH : 6,7- 7,3
4. Aqua p.i
Air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling
kembali, disterilkan dengan sterilisasi A atau C.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup kedap .
Fungsi : untuk pelarut pembuatan injeksi.
C. Cara Sterilisasi masing – masing bahan
1. Ephendrin sulfat : autoklaf
2. NaCl : autoklaf
3. Benzalkonium klorida : autoklaf
4. Aqua p.i : autoklaf
D. OTT
 Hidrokortison sodium suksinat
 Phenobarbital sodium
 Secobarbital sodium
 Thropental sodium
E. Cara Penggunaan

II. Formulasi
A. Permasalahan dan Penyelesaian
1. Permasalahan :
Penyelesaian :
2. Permasalahan :
Penyelesaian :
3. Permasalahan :
Penyelesaian :
4. Permasalahan :
Penyelesaiaan :
B. Cara kerja
1. Bahan obat ditimbang sesuai kebutuhan
2. Dilakukan kalibrasi untuk erlenmeyer yang sudah disterilkan
menggunakan aqua pro injeksi.
3. Dilarutkan bahan obat dan bahan tambahan di erlenmeyer.
4. Larutan yang terbentuk dilakukan pengecekan pH dengan kertas pH.
5. Jika pH yang diingkan sudah sesuai maka larutan dicukupkan sesuai
dengan volume dalam formula.
6. Disaring larutan injeksi menggunakan kertas whatman dan dimasukkan
kedalam vial sebanyak volume sediaan menggunakan spuit.
7. Vial ditutup menggunakan karet dan alumunium foil.
8. Dilakukan sterilisasi pada sediaan injeksi dengan autoklaf suhu 121
derajat celcius selama 15 menit.
9. Injeksi yang telah disterilkan dilakukan pengujian sediaan.

Anda mungkin juga menyukai