Anda di halaman 1dari 5

OSTEOPOROSIS

Definisi
 Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang
ditandai oleh penurunan densitas masa tulang dan
perburukan mikroarsitektur tulang sehingg tulang
menjadi rapuh dan mudah patah.
 Tahun 2001, National Institute of Health (NIH)
mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai
penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
compromised bone strength sehingga tulang
mudah patah.
Faktor Risiko Klinis
 Sampai saat ini, telah diketahui berbagai faktor risiko fraktur osteoporotik selain umur dan
densitas massa tulang. Beberapa faktor risiko bervariasi tergantung pada umur. Misalnya risiko
terjatuh pada gangguan penglihatan, imobilisasi dan penggunaan sedatif akan menjadi risiko
terjadinya fraktur panggul, walaupun demikian, banyak dokter dan pasien tidak menyadarinya.
 Glukokortikoid menurunnya formasi tulang oleh osteoblas, makan akan terjadinya osteoporosis
yang progresif.
 Riwayat fraktur merupakan faktor risiko timbulnya fraktur osteoporosis dikemudian hari dengan
risiko 2 kali.
 Indeks massa tubuh rendah juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya faktor risiko
osteoporotik fraktur. Risiko ini tampak nyata pada orang dengan indeks massa tubuh 20 kg/m2.
 Faktor osteoporotik merupakan risiko yang penting terhadap kejadian fraktur pada masa yang
akan datang. Demikian juga fraktur osteoporotik dalam keluarga, terutama riwayat fraktur
pinggul dalam keluarga.
 Peminum alkohol dan merokok
 Beberapa penyakit kronik yang berhubungan dengan densitas tulang yang rendah, apalagi bila
harus diterapi dengan glukokortikoid jangka panjng.
Patogenesis
 Tipe I
Setelah monopouse, maka reabsorpsi tulang akan meningkat, terutama pada
dekade awal setelah monopouse, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur
vertebre dan radius dapat meningkat. Penurunan densitas tulang terutama
paa tulang trabekular, karena memiliki permukaan yang luas. Petanda
menunjukkan adanya peningkatan bone turnover. Estrogen juga berperan
menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells dan
sel-sel mononuklear, seperti IL-1, IL-6 dan TNF-a yang berperan
meningkatkan kerja osteoklas. Dengan demikian penurunan kadar estrogen
akibat monopouse akan meningkatkan produksi berbagai sitokin
tersebutsehingga aktifitas osteoklas meningkat.
Patogenesis
 Tipe II
Pada dekade ke delapan dan sembilan kehidupannya
terjadi ketidakseimbangan remodeling tulang, dimana
resorpsi tulang meningkat, sedangkan formasi tulang
tidak berubah atau menurun. Hal ini akan menyebabkan
kehilangan massa tulang, perubahan mikroarsitektur
tulang dan peningkatan resiko fraktur. peningkatan
osteokalsin seringkali didapatkan pada orang tua, tetapi
hal ini lebih menunjukkan peningkatan turnover tulang
dan bukan peningkatan formasi tulang.

Anda mungkin juga menyukai