Anda di halaman 1dari 23

UJI LEMAK (BILANGAN IODINE, LIEBERMANN-BURCHARD, SALKOWSKY)

ABSTRAK
Percobaan uji lemak (bilangan iodine, liburmanburchad, salkowsky) bertujuan untuk
mengidentifikasi bilangan iodine , dan larutan yang mengandung kolesterol. Metode yang
digunakan uji iodine klorofom sebanyak 3 ml yang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
ditetesi minyak kelapa sebanyak 2 tetes kemudian ditambah dengan air brom sampai larutan
bening hasil yang kami peroleh sesuai teori. Uji liberman burchad pereaksian kolesterol,
anhidrat asetat dan H2S04 yang menghasilkan warna hijau, tetapi pada pengujiam kami warna
hijau yang dihasilkan tidak terlalu jelas. Dan uji salkowski pereaksian kolesterol dan H2S04
yang menghasilkan 3 lapisan berwarna coklat, kuning, dan bening. Warna kuning mengalami
flourensi jika terkena cahaya dan ada lingkar cincin , tetapi warna yang kami hasilkan tidak
sesuai teori.

Kata kunci : bilangan iodine, liburman burchad, salkowsky

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
Bab I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Pertanyaan Percobaan ..................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
D. Hipotesis ......................................................................................... 2
Bab II KAJIAN TEORI ................................................................................ 3
A. Pengertian Lemak ........................................................................... 3
B. Struktur Kimia Lemak .................................................................... 4
C. Pembagian Lemak .......................................................................... 4
D. Fungsi Lemak ................................................................................. 5
E. Metabolisme Lemak (Lipid) ........................................................... 5
F. Bilangan IOD dari Lemak .............................................................. 6
G. Uji Kolesterol dengan Liebermann-Burchard ................................ 7
H. Uji Kolesterol dengan Percobaan Salkowski .................................. 7
Bab III METODE PERCOBAAN ............................................................... 9
A. Alat dan Bahan ............................................................................... 9
B. Variabel Percobaan ......................................................................... 9
C. Langkah Kerja ................................................................................ 10
D. Alur Percobaan ............................................................................... 11
Bab IV DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ................................... 12
A. Data................................................................................................. 12
B. Analisis ........................................................................................... 13
C. Pembahasan .................................................................................... 14
D. Diskusi ............................................................................................ 17
Bab V PENUTUP .......................................................................................... 19
A. Kesimpulan ..................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................... 19

ii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
Lampiran I Laporan Sementara
Lampiran II LKM
Lampiran III Dokumentasi

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air.
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting sebagi sumber energi yang
lebih besar dari karbohidrat dan protein. Satu minyak dan lemak dapat menghasilkan
9 kkal/gram sedangkan protein dan karbohidart hanya menghasilkan 4 kkal/gram.
Lemak dan minyak terhdapat hampir di semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda-beda. Namun pemanfaatan minyak tidak hanya dalam bidang
makanan, minyak sering juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatn sabun, bahan
pelumas, obat-obatan, pengkilap cat, dan lain sebagainya. Unsur penyusun lemak
antara lain adalah Karbon (C),Hidrogen (H), Oksigen (O), dan kadang-kadang
Fosforus (P) serta Nitrogen (N).
Berbagai metode uji lemak telah banyak berkembang seperti menggunakan
bilangan iodine, liebermann-burchard, salkowsky, dan lain sebagainya yang
bertujuan untuk menguji kandungan ada atau tidaknya kandungan lemak dalam
sebuah makanan tersebut.
Oleh sebab itu kelompok kami menggunakan metode bilangan iodine,
liebermann-burchard, dan salkowsky agar lebih mengetahui beberapa cara uji lemak
dan beberapa metode yang sering digunakan dalam pengujian lemak.
B. Pertanyaan Percobaan
1. Bagaimana pengaruh penambahan air brom terhadap perubahan warna dengan
menggunakan uji bilangan iod?
2. Bagaimana pengaruh penambahan larutan H2SO4 terhadap perubahan warna
dengan menggunakan uji Liebermann-Burchard?
3. Bagaimana pengaruh penambahan larutan H2SO4 terhadap perubahan warna
dengan menggunakan uji Salkowski?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang kami lakukan adalah :
1. Mengetahui pengaruh penambahan air brom terhadap perubahan warna dengan
menggunakan uji bilangan iod

1
2. Mengetahui pengaruh penambahan larutan H2SO4 terhadap perubahan warna
dengan menggunakan uji Liebermann-Burchard
3. Mengetahui pengaruh penambahan larutan H2SO4 terhadap perubahan warna
dengan menggunakan uji Salkowski
D. Hipotesis
1. Jika air- brom yang digunakan semakin banyak maka semakin tinggi derajat
ketidak jenuhan
2. Jika terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru,ungu, dan akhirnya menjadi
hijau tua maka mengandung kolesterol.
3. Jika terbentuknya warna cokelat, kuning, bening yang berurut maka subtrart
mengandung kolesterol.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Lemak
Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air.
Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan benzene.
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak dan merupakan salah satu zat gizi
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh di samping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin, dan mineral. Unsur-unsur lemak dalam darah terdiri atas kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas, hanya seperempat dari kolesterol yang
terkandung dalam darah berasal langsung dari saluran pencernaan yang diserap dari
makanan, sisanya merupakan hasil produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan
alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal
dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan
mempunyai titik lebur 150-151oC .
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber
kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan
sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian
dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas
yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport
ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang
diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas.
Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran
sel, dan otot. Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil
koenzim A melalui betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam
struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol
digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk
pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen,
androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis Pengukuran kolesterol total
dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase.

3
B. Struktur Kimia Lemak
Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon (C),Hidrogen (H), Oksigen (O),
dan kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen (N). Molekul lemak terdiri dari
empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak
terdiri dari rantai Hidrokarbon (CH) dan gugus karboksil (-COOH). Molekul gliserol
memiliki tiga gugus Hidroksil (-OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi dengan
gugus karboksil asam lemak.
C. Pembagian Lemak
Berdasarkan komposisi kimianya lemak terbagi atas tiga,yaitu:
1. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga
asam lemak.Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau
plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak
sederhana yang cair pada suhu kamar).
2. Lemak Campuran
Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan
lemak. Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan
dengan protein), fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin
(yang merupakan gabungan antara lipid, fosfat, dan kolin).
3. Lemak Asli (Derivat Lemak)
Deriwat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid,
misalnya kolesterol dan asam lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Asam lemak Jenuh, bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan
pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal
dari lemak hewani, misalnya mentega
 Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam Lemak tidak jenuh
berasal dari lemak nabati, misalnyya minyak goreng.

4
D. Fungsi Lemak
Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya berbeda-beda
tetapi umumnya berkisar antara 0,5 – 1 gram lemak per 1 kg berat badan per hari.
Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat
membutuhkan lemak lebih banyak.Di dalam tubuh kita, lemak mempunyai beberapa
fungsi penting, diantaranya adalah:

 Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah


 Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
 Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu
sebagai bantalan lemak
 Sebagai penghasil energi tertinggi

E. Metabolisme Lemak (Lipid)


Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang
disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh
limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan

5
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.
F. Bilangan IOD dari Lemak
Suatu bilangan yang menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terkandung
dalam komponen gondorukem. Minyak dan lemak terdiri atas trigliserida
campuran,yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak
dan lemak dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Minyak nabati terdapat
dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayuran.
Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, bergantung pada komposisi asam lemak
yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena
mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, sedangkan lemak hewani pada
umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak
jenuh.
Perhitungan bilangan Iod dengan rumus :

( V2 - V1 ) x N x 12,69
Bilangan Iod = --------------------------------------
W

Keterangan :
V1 = Volume titrasi contoh uji, dinyatakan dalam mililiter
V2 = Volume titrasi blangko, dinyatakan dalam mililiter
N = Normalitas Na2S2O3
W = Berat contoh uji, dinyatakan dalam gram

6
12,69 = Bobot setara dari bilangan iod
126,9 = Berat atom bilangan iod
G. Uji Kolesterol dengan Liebermann-Burchard
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dari suatu bahan
secara kualitatif. Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol
utama yang terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat
dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah
Lieberman Burchard. UJi ini positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah
dari merah, kemudian biru, dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan
konsentrasi kolesterol dalam bahan.
H. Uji Kolesterol dengan Percobaan Salkowski
Reaksi salkowski bertujuan untuk mengetahui adanya kolesterol. Adanya
kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu
diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform
dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka
bagian asam berwarna kecoklatan dengan fluorosensi kuning bila dikenai cahaya.
Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam
sulfat pekat. Kloroform anhidrat pada salkowski adalah untuk melarutkan kolesterol
dan fungsi dari penambahan asam sulfat adalah pekat adalah untuk membentuk
kompleks warna.
Sifat Fisika dan Kimia Bahan
 Larutan kolesterol
Sifat Fisika : Titik didih nya semakin meningkat dengan bertambahnya panjang
rantai karbon. Kolesterol memiliki bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh
terbentuknya trimetil-amin dari lecitin.
Sifat Kimia : Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
CHCl3, benzen, alkohol/aseton panas, xylen, dsb. Dapat diekstraksi dari sel
hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut
 Kloroform
Sifat Fisika : Berbau karakteristik, Titik didih 61-62 ºC

7
Sifat Kimia: Tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk
senyawa organic
 Larutan H2SO4
Sifat Fisika : cairan bening seperti minyak, tidak berwarna dan tidak berbau
Sifat Kimia : Asam sulfat sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat
eksotermis. Sulfat larut dalam air dengan pembebasan banyak panas. Dengan
alkohol membentuk eter dan air. Dengan basa membentuk garam dan air.
Percobaan salkowski menunjukkan hasil positif ditandai dengan timbulnya warna
coklat, kuning dan bening yang berturut-turut. Kemudian akan tampak fluorescenci
kuning. Dalam percobaan ini, akan terbentuk warna sebagai berikut :
1. Warna coklat merupakan hasil dari reaksi antara kloroform dan kolesterol yang
berupa kolestadiena
2. Fluoresensi kuning merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat
yang berupa asam sulfonat
3. Bening merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi.

8
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat-alat :
1. Tabung reaksi 6 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Pipet tetes 4 buah
4. Gelas kimia 50 mL 3 buah
5. Gelas ukur 10 mL 2 buah
Bahan-bahan:
1. Kloroform secukupnya
2. Minyak kelapa secukupnya
3. Air-brom secukupnya
4. Kolesterol 0,5% secukupnya
5. H2SO4 pekat secukupnya
6. Anhidrat asetat secukupnya

B. Variabel yang digunakan


a. Bilangan iodin
1. Variabel Kontrol : minyak
Devinisi Operasional : Yang dikontrol dalam praktikum ini adalah jumlah
tetesan minyak, sebanyak 1-2 tetes minyak
2. Variabel Respon : jumlah iodine (bilangan iodine)
Devinisi Operasional : Hasil yang didapatkan berupa jumlah (bilangan)
iodine
b. Liebermann Burchard
1. Variabel Kontrol : jenis minyak
Devinisi Operasional : Yang dikontrol dalam praktikum ini adalah jenis
minyak yang digunakan harus sama.
2. Variabel Respon : warna

9
Devinisi Operasional : Hasil yang didapatkan berupa perubahan warna
pada larutan

c. Salkowski
1. Variabel Kontrol : jenis minyak
Devinisi Operasional : Yang dikontrol dalam praktikum ini adalah jenis
minyak yang digunakan harus sama.
2. Variabel Respon : warna dan terbentuk cincin
Devinisi Operasional : Hasil yang didapatkan berupa perubahan warna
pada larutan dan terbentuknya cincin berwarna
gelap.

C. Langkah Percobaan
1. Percobaan bilangan iodine
a. Menyiapkan alat dan bahan yang telah dibutuhkan dan disiapkan
b. Meneteskan 1 atau 2 tetes minyak kelapa dalam 2-3 cc kloroform
c. Menambah air-brom sehingga terdapat 2 bagian cairan
d. Mengocok sampai warna air-brom hilang
e. Menambahkan air-brom diulangi sampai warna tidak berubah, yang
menunujukkan reaksi adisi selesai
2. Percobaan Liebermann Burchard
a. Menyiapkan alat dan bahan yang telah dibutuhkan dan disiapkan
b. Mencampurkan kolesterol (minyak) 0,5% 1 sisi dengan 10 tetes anhidrat asam
asetat
c. Menambahkan 2 sampai 3 tetes H2SO4 pekat
d. Mengkocok dengan hati-hati dan priksa warnanya
e. Memperhatikan bahwa alat tetap dalam keadaan kering
3. Percobaan Salkowski
a. Menyiapkan alat dan bahan yang telah dibutuhkan dan disiapkan
b. Mencampurkan 2 cc larutan kolesterol (minyak) 0,5% dan kloroform kedalam
H2SO4 dengan volume yang sama

10
c. Memeriksa serta mengamati lapisan yang terpisah dan perubahan warnanya
dalam lapisan kloroform dan lapisan asam sulfat

D. Alur Percobaan
1. Percobaan bilangan iodine

Minyak (Kolesterol)

 Ditambahkan kedalam 2-3 cc kloroform


 Ditambah kan air-barm 5 ml

Jumlah iodine

2. Percobaan Liebermann Burchard

Minyak (Kolesterol)

 Ditambahkan kedalam 10 tetes anhidrat asam sulfat


 Ditambahkan 1- 3 tetes H2SO4 pekat.
 Dikocok dengan perlahan

Hasil (Perubahan Warna)

3. Percobaan Salkowski

Minyak (Kolesterol)

 Ditambahkan kloroform dan H2SO4 pekat dengan


volume sama
 Diamati perubahan warna dan terbentuknya cincin

Hasil (Perubahan Warna


dan adanya cincin
berwarna gelap)

11
BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DATA
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan mengenai “Uji Lemak (Iodine,
Liberman Burchard, Salkowski) maka diperoleh data sebagai berikut.:
Table 4.1 Hasil Percobaan Lemak
No Jenis Larutan Hasil Pengamtan
Percobaan Sampel
Sebelum Sesudah

1 Iodine Minyak - Minyak kelapa = - Bening (air borm 10


Kelapa kuning (+++) tetes)
- Kloroform = bening - Terbentuk dua lapisan
- Air borm = coklat bening (air borm 20
(+++) tetes) dikarenakan
- Klorofom + dua tetes adanya gaya adesi dan
minyak kelapa = kohesi
bening - reaksi
- C27H44O + CH3CO +SO3H

2 Liberman Kolesterol - kolesterol = kuning - Hijau


Burchard (++) - Ada endapan gelap
- an hidrat asetat = - Reaksi
bening C27H46O + CH3C H2SO4
- H2SO4 = bening C27H44O + CH3CO
- Kolesterol + anhidrat +SO3H + 2H2O
asetat = kuning (++)
- Kolesterol + anhidrat
asetat + H2SO4
3. salkowski Kolesterol - Kolesterol = kuning - Terbentuk tiga lapisan
(+++) a. Coklat (+++)

12
- H2SO4 = bening b. Kuning (++)
- Kolesterol + H2SO4 c. Bening
- Ada uap
- Ada cincin
- Reaksi
C27H46O + H2SO4 
C27H44O + SO3H +
H2O

Keterangan :
+++ = warnanya pekat
++ = warnanya sedang
+ = warnanya pudar
B. ANALISIS
Uji Bilangan Iod
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan berkaitan dengan uji lemak yaitu
bertujuan untuk mengetahui bilangan iod dari lemak dapat diamati bahwa sebelum
dicampurkan larutan klorofom tidak berwarna, larutan minyak kelapa berwarna
kuning dan larutan air brom berwarna coklat. Pertama yaitu korofom sebanyak 3 ml
yang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang ditetesi dengan minyak kelapa
sebanyak 2 tetes kemudian ditambah dengan air brom sebanyak 20 tetes, sehingga
pada larutan tersebut terbentuk dua lapisan. Pada lapisan bagian atas larutan
berwarna kuning dan bagian bawah berwarna putih.
Kemudian tabung reaksi yang berisi campuran larutan tersebut digoyangkan
hingga warna air brom hilang. Ketika diberi air brom sebanyak 10 tetes kemudian
digoyangkan belum terbentuk lapisan, kemudian ditambah 10 tetes lagi dan
digoyangkan terlihat warna larutan pada bagian bawah berwarna putih keruh dan
pada bagian atas larutan menjadi bening atau tidak berwarna. Apabila diamati lebih
teliti, terbentuk seperti cincin pada bagian atas larutan, ini berkaitan dengan gaya
adhesi yang terjadi pada larutan tersebut. Dimana gaya adhesi merupakan gaya tarik
menarik antar partikel yang tidak sejenis. Karena gaya adhesi lebih besar dari pada

13
kohesi maka pada bagian tengan larutan terbentuk seperti cincin. Disini yang terjadi
adalah gaya adhesi antara klorofom dengan minyak kelapa.
Setelah digoyangkan, tabung reaksi tersebut didiamkan hinggga beberapa menit.
Setelah didiamkan beberapa menit, ternyata warna keruh yang ada pada bagian
bawah larutan hilang (larutan menjadi tidak berwarna). Pada bagian atas dan bagian
bawah larutan, sama-sama tidak berwarna namun keduanya tidak menyatu.
Selanjutnya kami mencoba menambahkan air brom untuk melihat kejenuhan
larutan tersebut. Setelah ditambah dengan 2 tetes air brom ternyata warna larutan
kembali seperti semula yaitu pada bagian bawah berwarna putih keruh dan bagian
atasnya tidak berwarna ( bening). Ini juga menunjukkan bahwa terjadi reaksi adisi
pada larutan tersebut.

Uji Lieberman-Burchard
Berdasarkan tabel data hasil percobaan diatas, pada larutan sampel yang telah
dicampurkan antara kolesterol dan anhidrat asetat menjadi larutan berwarna kuning,
tetapi setelah ditetesi dengan H2SO4 pekat larutan sampel berubah warna menjadi
kuning bening lalu digoyangkan berubah lagi menjadi hijau. Tetapi, Seharusnya pada
Uji Lieberman-Burchard setelah ditetesi larutan H2SO4 maka akan terjadi perubahan
warna menjadi pink kemudian berubah lagi menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi
hijau tua.
Uji Salkowsky
Berdasarkan tabel hasil percobaan Salkowsky sebelum ditambah H2SO4, larutan
kolestrol yang sudah dicampur dengan kloroform berwarna kuning, sedangkan
ketika ditambahkan H2SO4 dan digoyangkan warnanya tetap kuning namun setelah
didiamkan maka terdapat 3 lapisan yaitu bagian atas berwarna coklat, bagian tengah
kuning dan bagian bawah bening. Ketika pencampuran kolesterol dan H2SO4 terdapat
reaksi seperti mendidih sehingga menghasilkan uap panas.
C. PEMBAHASAN
Uji Bilangan Iod
Pada percobaan yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui bilangan
iod. Bilangan iod menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak yang menyusun minyak

14
tersebut yang menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam asam
lemak. Bilangan iod dapat diperoleh dengan mereaksikan 3 ml klorofom dengan 2
tetes minyak kelapa dan air brom. Minyak kelapa ini direaksikan dengan kloroform
untuk melarutkan minyak tersebut, sebab minyak hanya dapat larut dalam pelarut
organik seperti kloroform karena memiliki kepolaran yang sejenis yaitu non-polar.
Sedangkan penambahan air brom disini dapat mempercepat terjadinya reaksi.
Setelah direaksikan, dapat diamati pada bagian bawah larutan berwarna putih
keruh dan bagian atas berwarna bening ini menunjukkan bahwa minyak kelapa
merupakan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak
tidak jenuh. Penentuan derajat ketidak jenuhan asam lemak yang terkandung
didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Ini sesuai dengan teori bahwa tiap molekul iodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya semakin banyak
ikatan rangkap, semakin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan iodium (dua atom
iodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin banyak
iodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin
tinggi titik cair, semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh, demikian pula derajat
ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak bersangkutan.
Minyak kelapa yang direaksikan dengan klorofom saat ditambah 10 tetes air brom
kemudian didiamkan warna larutan menjadi bening baik pada lapisan bagian atas
maupun bawah dan kembali keruh pada bagian bawahnya dan tetap bening pada
lapisan bagian atas, ketika ditambah dengan 10 tetes air brom. Ini menunjukkan
bahwa larutan tersebut berubah dari larutan tidak jenuh membentuk senyawa yang
jenuh. Karena penambahan air brom tadi membuat asam lemak tidak jenuh mengikat
iod. Hal ini sesuai dengan teori bahwa asam lemak tak jenuh mampu mengikat iod
dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap. Selain itu juga terjadi reaksi adisi, dimana reaksi adisi
merupakan reaksi penambahan suatu atom atau gugus atom dalam suatu ikatan
rangkap (alkena), dimana akan terjadi transformasi molekul tidak jenuh menjadi
jenuh.

15
Uji Lieberman-Burchard
Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan, ternyata hasil percobaan yang telah
kami dapatkan kurang sesuai dengan teori uji Lieberman-Burchard yang setelah
ditetesin larutan H2SO4, molekul air dari gugus kolesterol akan berpindah. Fungsi
dari penambahan asam sulfat adalah pekat adalah untuk membentuk kompleks
warna. Kemudian kolesterol teroksidasi membentuk 3,5 kolesteroldiena. Produk ini
akan dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan
warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini
ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian
menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
Tetapi pada percobaan kami, yaitu pada larutan sampel yang telah dicampurkan
antara kolesterol dan anhidrat asetat larutan berwarna kuning, tetapi setelah ditetesi
dengan H2SO4 larutan sampel berubah warna menjadi kuning bening lalu berubah
lagi menjadi hijau, seharusnya setelah ditetesi H2SO4 warna kuning bening berubah
menjai biru kemudian berubah lagi warna hijau pekat. Jadi pada percobaan kami
kurang sesuai dengan teori uji Lieberman-Burchard, hal ini kemungkinan
dikarenakan larutan H2SO4 yang kami gunakan sudah terkontaminasi atau sudah
tersimpan terlalu lama sehingga reaksi dari larutan H2SO4 kurang bereaksi dengan
campuran yang diuji atau tabung yang kami buat kurang steril sehingga dapat
mempengaruhi kerja H2SO4 . Adanya endapan pada tabung reaksi ini disebabkan
karena adanya kotoran yang masuk ketika percobaan sedang berlangsung, selain itu
sulfat yang larut dalam air menyebabkan pembebasan banyak panas sehingga
menyebabkan sedikit panas.
Uji Salkowsky
Percobaan Salkowsky adalah percobaan untuk menguji adanya kandungan
kolestrol pada suatu bahan. Larutan kolesterol yang diberi perlakuan dengan
ditambahkan H2SO4 dengan volume yang sama, kemudian didiamkan dan diamati
apa yang terjadi. Setelah ditambahkan H2SO4 maka akan terbentuk 3 lapisan yaitu
coklat, kuning, dan bening. Lapisan yang berwarna kuning inilah yang mengalami
fluorsensi, yaitu lapisan yang terbentuk oleh tercampurnya H2SO4, larutan kolestrol,
dan kloroform. Pada percobaan Salkowsky untuk menentukan indikasi adanya

16
kolesterol atau tidak dapat dilihat dari adanya fluorsensi. Fluorsensi kuning sendiri
terjadi bila dikenai cahaya, fluorsensi terjadi karena larutan kolesterol, kloroform,dan
H2SO4 menyatu. Fungsi H2SO4 di sini adalah untuk membentuk kompleks warna.
Apabila terjadi fluorsensi, maka dapat dipastikan bahwa larutan tersebut
mengandung kolesterol.
Pada praktikum yang kami lakukan,kami mendapatkan hasil sebagai berikut ini.
Sebelum ditambah H2SO4 larutan kolestrol dan kloroform ini berwarna kuning,
sedangkan ketika sesudah kami tambahkan H2SO4 maka terdapat 2 lapisan yaitu
bagian atas berwarna coklat dan bagian bawah berwarna kuning. Pada percobaan
yang kami lakukan, ada beberapa hal yang tidak sesuai, yang pertama yaitu tidak
terbentuk 2 lapisan pada saat sebelum ditambahkan H2SO4 dan hanya berwarna
kuning, sedangkan pada teori harus terbentuk 2 lapisan yaitu berwarna kuning dan
bening. Ketidaksesuaian ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor kesalahan
manusia yang dilakukan oleh peserta praktikum seperti tidak sesuai dalam mengukur
volume larutan, kurang bersih dalam mencuci tabung reaksi, serta kurang bisa
mengondidikan ketenangan tabung reaksi pada saat didiamkan sehingga tabung
tersebut goyah.
D. Diskusi
Pada percobaan Liberman Burchard, larutan sampel yang telah dicampurkan
antara kolesterol dan anhidrat asetat larutan berwarna kuning, tetapi setelah ditetesi
dengan H2SO4 larutan sampel berubah warna menjadi kuning bening lalu berubah
lagi menjadi hijau, seharusnya setelah ditetesi H2SO4 warna kuning bening berubah
menjai biru kemudian berubah lagi warna hijau pekat. Hal ini kemungkinan
dikarenakan larutan H2SO4 yang kami gunakan sudah terkontaminasi atau sudah
tersimpan terlalu lama sehingga reaksi dari larutan H2SO4 kurang bereaksi dengan
campuran yang diuji atau tabung yang kami buat kurang steril sehingga dapat
mempengaruhi kerja H2SO4 . Adanya endapan pada tabung reaksi ini disebabkan
karena adanya kotoran yang masuk ketika percobaan sedang berlangsung.
Pada percobaan uji Salkowski terdapat beberapa yang tidak sesuai dengan yang
pertama yaitu tidak terbentuk 2 lapisan pada saat sebelum ditambahkan H2SO4 dan
hanya berwarna kuning, sedangkan pada teori harus terbentuk 2 lapisan yaitu

17
berwarna kuning dan bening. Ketidaksesuaian ini kemungkinan besar disebabkan
oleh faktor kesalahan manusia yang dilakukan oleh peserta praktikum seperti tidak
sesuai dalam mengukur volume larutan, kurang bersih dalam mencuci tabung reaksi,
serta kurang bisa mengondidikan ketenangan tabung reaksi pada saat didiamkan
sehingga tabung tersebut goyah, selain itu masih banyak keselahan-kesalahan yang
lain yang mungkin tidak kami sadari. Selain itu ada reaksi seperti mendidih dan
mengeluarkan uap hal ini disebabkan oleh sulfat yang larut dalam air sehingga
pembebasan panas banyak.

18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Larutan minyak kelapa yang ditambahkan klorofrom dan air brom merupakan
lemak tidak jenuh. Dengan penambahan penetesan air brom sebanyak 20 tetes ,
larutan yang semula berwarna coklat berubah bening dan terdapat 2 lapisan.
Disisni menunjukkan bahwa terjadi adisi pembebasan atom rangkap c menjadi
satu atom c.
2. Larutan pada uji liburman burchad akan menghasilkan warna hijau yang disebab
kan larutan mengandung kromofor. Dalam hal ini menunjukkan bahwa larutan
mengandung kolesterol.
3. Larutan pada uji Salkowsky akan membentuk tiga buah lapisan coklat, kuning,
dan bening. Dimana larutan dikatakanmengandung kolesterol saat adanaya
florensi yaitu larutan kolesterol, kloroform,dan H2SO4 menyatu dan
menghasilkan warna kuning saat terkena cahaya.
B. Saran
Sebaiknya dalam pengamatan uji lemak harus lebih teliti dalam melakukan
pengukuran volume zat yang direaksikan agar diperoleh hasil dengan tepat. Yang
kedua disediakan nya space tempat yang cukup untuk masing-masing pengujian agar
tidak terjadi kesalahan dalam pereaksian laruatan dan tidak membahayakan praktikan
saat percobaan. Dan ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan setiap reaksi
yang dilakukan agar data yang diperoleh tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi, titin supriyatin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia.


Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Airlangga
University Press: Surabaya
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
Budimarwanti. 2010. Analisis Lipid. Malang : Universitas Negeri Malang

20

Anda mungkin juga menyukai