Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA LANJUT (F210)


“PRESKRIPSI 4A”

Disusun oleh:

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2020
A. TUJUAN
Membuat sediaan suspensi berdasarkan resep dokter.

B. HARI , TANGGAL PRAKTIKUM, NOMOR MEJA


Hari : Jumat
Tanggal : 28 Februari 2020
No Meja :2

C. PRESKRIPSI

Preskripsi 4B
dr. Arif Rahman
Jl. Tubagus Ismail 10A Bandung. Tlp. 2501234
SIP : 441/3219-DINKES/154-SIP-I-DUM/III/2018
Bandung, 28 Februari 2020

R/ Cefadroxil 250mg/5ml 225mg/5ml


m.f. Suspensi 60ml
1
S.2 dd cth 1
2

Pro: Hamzah 3 Tahun 15Kg

D. KELENGKAPAN RESEP
1. Paraf dokter
2. Tanggal pembuatan resep

E. DAFTAR OBAT

No Nama Obat Daftar Obat Logo


1. Cefadroxil Obat keras
ED : Mei 2021

1
F. ETIKET

Apotek Embrio 19
Jl. Eyckman No.24 Bandung Telp. 022-2030347
Apoteker: Dra. Ganthina S, M.Si., Apt.
SIPA: 19630628/SIPA_32.73/2016/2116
No. 4A Tgl. 28 Februari 2020

Hamzah
Sehari dua kali satu sendok teh (5 ml)

G. LABEL

TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP


DOKTER

BEYOND USED DATE - 7 HARI

KOCOK DAHULU

H. FORMULA BAKU
-
I. PEMERIAN

Zat Aktif Cefadroxil


Sinonim Sefadroxil
Struktur

(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 1124.


Softcopy)
Rumus Molekul C₁₆H₁₇N₃O₅S.H₂O
(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 1124.
Softcopy)
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih. (Farmakope
Indonesia Ed.V, hlm:1124. Softcopy)
Kelarutan Sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter.
(Farmakope Indonesia Ed.V, hlm:1124. Softcopy)
Khasiat Antibiotik

2
Zat Aktif Gliserin
Sinonim Glyserol, glycyl alcohol
Struktur

(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 507. Softcopy)


Rumus Molekul C₃H₈O₃; BM 92,09
(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 507. Softcopy)
Pemerian Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopik;
netral terhadap lakmus.m(Farmakope Indonesia Ed.V, hlm:
508. Softcopy)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform; dalam eter; dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap. (Farmakope Indonesia Ed.V, hlm: 508.
Softcopy)
Khasiat Zat Tambahan

Zat Aktif Aquadest


Sinonim Air Suling
Struktur H=O=H
(Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96. Hardcopy)
Rumus Molekul H2O
(Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96. Hardcopy)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa. (Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96.
Hardcopy)

J. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERACIKAN

Permasalahan Peracikan Penyelesaian Peracikan


1. Dosis cefadroxil dalam resep overdose, 1. Kadar cefadroxil diturunkan menjadi
kadar zat perlu diturunkan. 225mg/5ml.
2. Zat pembawa belum ditentukan. 2. Aquadest sebagai zat pembawa.
3. Resep belum mengandung suspending 3. Suspending agent yang digunakan PGS
agent. sebanyak 2%.
4. Resep belum mengandung humektan. 4. Humektan yang digunakan adalah
gliserin.

K. PERHITUNGAN DOSIS LAZIM DAN DOSIS MAKSIMAL


1. Dosis Cefadroxil: Suspectible Infections 30mg/kg BB/hari terbagi dalam 2 dosis
Hamzah 30kg

3
30 x 15
Dosis Lazim = =225 mg/dosis
2
Dosis maksimum = 30 x 15 = 450 mg
Maka :

7,5
1x = 3000 x = 375 mg
60
1 hari = 375 x 2 = 750 mg
Kesimpulan : Cefadroxil dalam resep overdose, kadar cefadroxil diturunkan
menjadi 225 mg/5 ml.
Perbaikan perhitungan Dosis Cefadroxil
1x = 225 mg
1 hari = 2 x 225 = 45 mg
Kesimpulan : Cefadroxil dalam resep tidak underdose maupun overdose, resep
dapat dibuat

L. ALAT

No Alat Jumlah
1. Mortir dan stamper 2 Buah
2. Corong 1 Buah
3. Batang pengaduk 1 Buah
4. Gelas ukur 25 ml 1 Buah
5. Pipet tetes 3 Buah
6. Gelas ukur 10 ml 1 Buah

M. WADAH
Botol Kaca Coklat 100 ml

N. PENIMBANGAN

No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan


1. Cefadroxil 60
x 225=2.700 mg=2,7 gram
5
2. Suspending Agent 2
(PGS 2%)
x 60=1,2 ml=1,2 gram
100
SP : 10 – 4 = 4 ml
3. Aquadest untuk 7 x 1,2 = 8,4 ml
membuat mucilago

4
4. Humectant 30
(Gliserin)
x 60=18 ml
100
Dalam HOPE
kadar gliserin
sebagai humectant
≤ 30%
5. Aquadest 60 – (2,7 + 1,2 + 8,4 + 18 + 12) = 17,7 ml ≈ 18 ml
Aquadest untuk ad larutan digunakan 3 ml
Aquadest sisa = 18 – 3 = 15 ml

O. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Timbangan disetarakan.
3. Botol dikalibrasi sebanyak 60 ml menggunakan air keran. Botol ditandai dengan
label.
4. Botol dibilas dengan aquades sebanyak 2 x 2 ml.
5. Cefadroxil ditimbang sebanyak 2,7 gram menggunakan kertas perkamen pada
timbangan gram.
6. Cefadroxil dimasukkan ke dalam mortir (I), gerus ad halus.
7. Gliserin diukur sebanyak 18 ml menggunakan gelas ukur 25 ml, dimasukkan ke
dalam mortir (I), gerus ad cefadroxil terbasahi.
8. Gelas ukur dibilas dengan aquadest 2 x 2 ml.
9. Aquadest diukur sebanyak 8,4 ml, dimasukkan ke dalam mortir (II)
10. PGS ditimbang sebanyak 1,2 gram menggunakan kertas perkamen pada timbangan
gram.
11. PGS ditaburkan ke dalam mortir (II) digerus ad terbentuk mucilage PGS.
12. Mucilago PGS dimasukkan ke dalam mortir (I), gerus ad homogen.
13. Mortir (II) dibilas dengan aquadest 2 x 2 ml.
14. Aquadest diukur sebanyak 18 ml mnggunakan gelas ukur 25 ml.
15. CTM dilarutkan dalam 10 ml aquadest, diaduk ad larut.
16. Sediaan dalam mortir (I) diencerkan dengan 15 ml aquadest, gerus ad encer.
17. 3 ml Aquadest dimasukkan ke dalam botol sampai tanda batas kalibrasi.
18. Botol ditutup, dikocok ad homogen.
19. Botol diberi etiket dan label.
20. Sediaan diserahkan.

5
P. PEMBAHASAN
Pada preskripsi 4A resep tidak lengkap karena tidak ada paraf dokter dan
tanggal pembuatan resep. Golongan obat yang terdapat dalam resep ini adalah
golongan obat keras yaitu cefadroxil.
Terdapat empat permasalahan dalam peracikan yaitu dosis cefadroxil dalam
resep overdose sehingga kadar zat perlu diturunkan menjadi 225 mg/5 ml, zat
pembawa belum ditentukan sehingga aquadest digunakan sebagai zat pembawa, resep
belum mengandung suspending agent sehingga digunakan PGS sebanyak 2% sebagai
suspending agent, dan resep belum mengandung humectant sehingga digunakan
gliserin sebagai humectant.
Pada dosis zat berkhasiat, terdapat permasalah dimana dosis cefadroxil:
Suspectible Infections 30mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis, sedangkan dosis dalam
resep untuk 1x adalah 375 mg serta untuk 1 harinya adalah 750 mg dimana dosis
tersebut merupakan dosis yang overdose sehingga kadar cefadroxil dalam resep perlu
diturunkan. Setelah diminta usul, kadar cefadroxil diturunkan menjadi 225 mg/5 ml
sehingga dosisnya berubah untuk 1x menjadi 225 mg dan satu hari menjadi 450 mg
sehingga dosis tidak overdose maupun underdose dan resep dapat dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

6
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. 2014. Edisi V. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. 1979. Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

7
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIKA LANJUT (F210)
“PRESKRIPSI 4B”

Disusun oleh:

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2020

A. TUJUAN
Membuat sediaan solutio berdasarkan resep dokter.
B. HARI , TANGGAL PRAKTIKUM, NOMOR MEJA
Hari : Jumat
Tanggal : 28 Februari 2020
No Meja :2

C. PRESKRIPSI

Preskripsi 4B
dr. Syaiful Rahman
Jl. Sejahtera No. 5 022-6071512
SIP : 445/3219-DINKES/154-SIP-I-DUM/III/2017
Bandung, 27 Februari 2020

R/ Gliserilguaiacolat 2,5 2
CTM 0,100 0,020
m.f. Potio 50ml
S.6 dd cth I

Pro: Sofyan S. (11 Tahun)

D. KELENGKAPAN RESEP
1. Paraf dokter
2. Alamat Dokter
3. Nomer Telepon Dokter

E. DAFTAR OBAT

No Nama Obat Daftar Obat Logo


1. Glyseril Guaiacolas Obat bebas terbatas

2. CTM Obat bebas terbatas

F. ETIKET

1
Apotek Embrio 19
Jl. Eyckman No.24 Bandung Telp. 022-2030347
Apoteker: Dra. Ganthina S, M.Si., Apt.
SIPA: 19630628/SIPA_32.73/2016/2116
No. 4B Tgl. 28 Februari 2020

Sofyan S.
Sehari enam kali satu sendok teh (5 ml)

G. LABEL

OBAT INI MENYEBABKAN MENGANTUK JANGAN


MENGENDARAI KENDARAAN BERMOTOR ATAU
MENJALANKAN MESIN

BEYOND USED DATE - 14 HARI

KOCOK DAHULU

H. FORMULA BAKU
-
I. PEMERIAN

Zat Aktif Glyscerylis Guaiacolas


Sinonim Guaiafenesin, Glycerylis Guaiacolas, Guaiacol Tlyceryl
Ether, Glycerol Guaiacolate, Probat.
Struktur

(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 515.


Softcopy)
Rumus Molekul (3-(o-Metoksfenoksi)-1,2-propanadio1[93-14-1]
C10H1404) (BM 198,22)
(Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 hal : 515.
Softcopy)
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu, khas lemag,
rasa pahit
(Farmakope Indonesia Ed.V, hlm:515. Softcopy)
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform, dan
dalam PPG; agak sukar larut dalam gliserol
(Farmakope Indonesia Ed.V, hlm:515. Softcopy)
Khasiat Ekspektoran

Zat Aktif Chlorampheniramine Maleate


Sinonim CTM

2
Struktur

(Japanese Pharmacopoeia 15th Edition hml:498)


Rumus Molekul
(Japanese Pharmacopoeia 15th Edition hml:498)
Pemerian serbuk hablur; putih; tidak berbau. larutan mempunya pH antara
4 dan 5 (Farmakope Indonesia Ed.V, hlm:699. Hardcopy)
Kelarutan mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam kloroform;
sukar larut dalam eter dan dalam benzen (Farmakope Indonesia
Ed.V, hlm:699. Hardcopy)
Khasiat Antihistamin

Zat Aktif Aquadest


Sinonim Air Suling
Struktur H=O=H
(Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96. Hardcopy)
Rumus Molekul H2O
(Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96. Hardcopy)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa. (Farmakope Indoneia Edisi III, Hal. 96.
Hardcopy)

J. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERACIKAN

Permasalahan Peracikan Penyelesaian Peracikan


1. Dosis gliseril guaiacolas dalam resep 1. Kadar gliseril guaiacolas diturunkan
overdose, kadar zat perlu diturunkan. menjadi 2 gram.
2. Dosis CTM dalam resep underdose, kadar 2. Kadar CTM diturunkan menjadi 0,020
zat perlu diturunkan. gram.
3. Zat pembawa belum ditentukan. 3. Aquadest sebagai zat pembawa.
4. Bobot CTM kurang dari batas minimum 4. Dilakukan pengenceran pada CTM.
penimbangan yaitu 50 mg.

K. PERHITUNGAN DOSIS LAZIM DAN DOSIS MAKSIMAL


1. Dosis CTM (Rhinitis Alergi) 6-12tahun 2mg PO setiap 4-6 jam sekali, sehari tidak
lebih dari 12mg.
Dosis lazim = 2 mg /4-6 jam 1x
Dosis maksimum = 12 mg

3
Maka :

5
1x = 100 x = 10 mg
50
1 hari = 100 x 6 = 60 mg
Kesimpulan : CTM dalam resep overdose, kadar CTM diturunkan menjadi
0,020 gram.
Perbaikan perhitungan Dosis CTM
5
1x = 20 x = 2 mg
50
1 hari = 2 x 6 = 12 mg
Kesimpulan : CTM dalam resep tidak underdose maupun overdose, resep
dapat dibuat
2. Dosis Gliserilguaiacolat 6-12tahun 100-200mg setiap 4 jam, sehari tidak lebih dari
1,2 gram.
Dosis lazim = 100 – 200 mg/4 jam.
Dosis maksimum = 1,2 gram/hari.
GG = 2 ,5 gram/80 ml
Maka :

5
1x = 2500 x = 250 mg
50
1 hari = 250 x 6 = 1.500 mg = 1,5 gram
Kesimpulan : GG dalam resep overdose, kadar GG diturunkan menjadi 2
gram.
Perbaikan perhitungan Dosis GG
5
1x = 2.000 x = 200 mg
50
1 hari = 200 x 6 = 1.200 mg = 1,2 gram
Kesimpulan : GG dalam resep tidak underdose maupun overdose, resep dapat
dibuat

L. ALAT

4
No Alat Jumlah
1. Beaker glass 50 ml 2 Buah
2. Beaker glass 250 ml 1 Buah
3. Corong 1 Buah
4. Batang pengaduk 1 Buah
5. Gelas ukur 100 ml 1 Buah
6. Gelas ukur 25 ml 1 Buah
7. Pipet tetes 3 Buah
8. Gelas ukur 10 ml 1 Buah

M. WADAH
Botol Kaca Coklat 100 ml

N. PENIMBANGAN

No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan


1. CTM 20 mg

2. Pengenceran 20
CTM : 50 mg/10 HP : x 10=4 ml
50
ml SP : 10 – 4 = 4 ml
3. GG 2 gram

4. Aquadest untuk GG : Aquades


melarutkan GG. 1 : 30
Kelarutan : 10 - 30 Aquadest = 10 x 2 = 20 ml
5. Aquadest 50 – (2 + 20 + 4) = 24 ml
dikurangi pembilasan (2 x 2 x 2 ml)
24 – 8 = 16 ml

O. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Timbangan disetarakan.
3. Botol dikalibrasi sebanyak 50 ml menggunakan air keran. Botol ditandai dengan
label.
4. Botol dibilas dengan aquades sebanyak 2x2 ml.
5. GG ditimbang sebanyak 2 gram menggunakan kertas perkamen.
6. GG dimasukkan ke dalam beaker glass 50/100 ml.
7. Aquadest diukur sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur 25 ml, dimasukkan ke
dalam beaker glass berisi gliseril guaiacolas.
8. Gliseril guaiacolas dilarutkan dalam aquadest 20 ml, diaduk ad larut.

5
9. Larutan gliseril guaiacolas dimasukkan ke dalam botol.
10. Beaker glass dibilas 2 x 2 ml.
11. CTM ditimbang sebanyak 50 mg menggunakan kertas perkamen pada timbangan
miligram.
12. CTM dimasukkan ke dalam beaker glass 50/100 ml.
13. Aquadest diukur sebanyak 10 ml mnggunakan gelas ukur 10 ml.
14. CTM dilarutkan dalam 10 ml aquadest, diaduk ad larut.
15. 4 ml hasil pengenceran CTM dimasukkan ke dalam botol, sisa pengenceran CTM
dimasukkan ke dalam vial.
16. Beaker glass dibilas dengan aquadest 2 x 2 ml.
17. Aquadest diukur sebanyak 16 ml menggunakan gelas ukur 25 ml.
18. Aquadest dimasukkan ke dalam botol sampai tanda bata kalibrasi.
19. Bila larutan dalam botol belum mencapai tanda batas kalibrasi, ditambahkan
aquadest ad tanda batas 50 ml.
20. Botol ditutup, dikocok ad homogen.
21. Botol diberi etiket dan label.
22. Sediaan diserahkan.

P. PEMBAHASAN
Pada preskripsi 4B resep tidak lengkap karena tidak ada paraf dokter, alamat
dokter, dan nomer telepon dokter. Golongan obat yang terdapat dalam resep ini adalah
golongan obat bebas terbatas yaitu gliseril guaiacolas dan CTM.
Terdapat empat permasalahan dalam peracikan yaitu dosis gliseril guaiacolas
dalam resep overdose sehingga kadar zat perlu diturunkan menjadi 2 gram, dosis
CTM dalam resep overdose sehingga kadar perlu diturunkan menjadi 20 mg, bobot
CTM kurang dari batas minimum penimbangan sehingga harus dilakukan
pengenceran, dan zat pembawa belum ditentukan sehingga aquadest digunakan
sebagai zat pembawa.
Pada dosis zat berkhasiat, terdapat permasalah dimana dosis CTM (Rhinitis
Alergi) 6-12tahun 2mg PO setiap 4-6 jam sekali, sehari tidak lebih dari 12mg.,
sedangkan dosis dalam resep untuk 1x adalah 10 mg serta untuk 1 harinya adalah 600
mg dimana dosis tersebut merupakan dosis yang overdose sehingga kadar CTM
dalam resep perlu diturunkan. Setelah diminta usul, kadar CTM diturunkan menjadi

6
20 mg sehingga dosisnya berubah untuk 1x menjadi 2 mg dan satu hari menjadi 10
mg sehingga dosis tidak overdose maupun underdose dan resep dapat dibuat.
Pada dosis gliseril guaiacolas terdapat permasalah dimana sehari dosis Gliseril
guaiacolat 6-12tahun 100-200mg setiap 4 jam, sehari tidak lebih dari 1,2 gram,
sedangkan dosis dalam resep untuk 1x adalah 250 mg serta untuk 1 harinya adalah
1.500 mg dimana dosis tersebut merupakan dosis yang overdose sehingga kadar
gliseril guaiacolas dalam resep perlu diturunkan. Setelah diminta usul, kadar glieril
guaiacolas diturunkan menjadi 2 gram sehingga dosisnya berubah untuk 1x menjadi
200 mg dan satu hari menjadi 1.200 mg sehingga dosis tidak overdose maupun
underdose dan resep dapat dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

7
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. 2014. Edisi V. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. 1979. Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Anda mungkin juga menyukai