Disusun oleh:
Pendidikan IPA B 2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang serba modern ini, semuanya terlihat lebih menarik
dengan adanya cat. Cat merupakan pewarna yang biasa digunakan
masyarakat untuk mendekorasi rumah, mewarnai rambut dan lainnya agar
terlihat lebih hidup. Selain bertujuan sebagai dekorasi, cat juga bertujuan
sebagai pelindung dan pelapis suatu benda. Setelah dikenakan pada
permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat
kuat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan
dengan banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, dan diseprotkan.
Komponen atau bahan penyusun dari cat terdiri dari binder (resin),
pigmen,solvent dan additive. Untuk mengetahui lebih detail terkait bahan-
bahan penyusun cat, maka disusunlah makalah ini agar pembaca lebih mudah
menemukan informasi terkait bahan-bahan cat dan kegunaannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
mengetahui dan memahami lebih dalam terkait bahan-bahan yang terkandung
dalam cat serta manfaat penggunaan bahan-bahan tersebut kemudian agar
menambah wawasan mahasiswa terkait bahan pigmen, dan bisa memilih
pigmen yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan
tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan
membentuk lapisan tipis yang melekat kuat pada permukaan tersebut.
Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara : diusapkan,
dilumurkan, dikuas, diseprotkan, dsb. (Fajar Anugerah, 2009). Emulsi
merupakan suatu jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair dalam
medium pendispersi padat, cair, dan gas. Cat tembok water based disebut juga
cat emulsi, dimana terdapat emulsi antara air dan minyak dalam
formulasinya. Dalam emulsi pada masing-masing komponen pembetuknya
sudah terdapat emulsifer berupasurfactan. Komponen atau bahan penyusun
dari cat terdiri dari binder (resin), pigmen,solvent dan additive. (Fajar
Anugerah, 2009).
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga yaitu produk
yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek
atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan
karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial
coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah
korosi atau kerusakan oleh air).
B. Sejarah Cat
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan
komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material
yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari
tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan,
cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di
Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan (Anonim, 2007c).
Sejak 30.000 SM orang-orang di Perancis dan Spanyol sudah menggambar
dengan cat di gua-gua. Zat pewarna yang pertama terbuat dari tanah liat, batu-
batuan, dan bijih logam. Zat pembawa yang pertama terbuat dari lemak
binatang, kemudian digunakan getah Arab, agar-agar, putih telur, dan lilin
lebah.
Ditemukan pula bahwa 35.000 tahun yang lalu terdapat gambar “Bison” di
dinding gua daerah Lascaux, Prancis. Pigmen atau bahan warna yng
digunakan berasal dari saliva dan lemak binatang. Selain itu, batu – batuan
juga digunakan sebagai bahan baku pigmen, diantaranya hematite dan
cinnabar untuk warna merah, lazurit untuk warna biru cerah, zurite untuk
warna biru kehijauan, orpiment dan realgar untuk warna kuning dan orange,
serta malasit untuk warna hijau.
Pada abad Pertengahan orang menciptakan zat pembawa yang baru dari
tumbuh-tumbuhan dan mineral yang dibakar. Bangsa Mesir membuat zat
pewarna dengan menghaluskan mineral Azurit untuk warna biru. Malasit
untuk warna hijau. Cinabar untuk warna merah terang.
Bangsa Yunani membuat verdigris (sebuah campuran warna antara biru
dan hijau) dari tembaga yang dipisahkan oleh cuka. Mereka mengambil warna
ungu dari siput laut. Pada Abad Pertengahan warna biru laut diambil dari
mineral lapis lazuli. Warna merah dibuat dari akar pohon Madder dan warna
lain diambil dari buah berry dan bunga.
Cat minyak muncul pada abad 15,pada awalnya Leo Battista Alberta
menggunakan cat minyak yang kental dan dapat diencerkan dengan
turpentine.Dan tidak terlalu lama digunakan juga diseluruh Eropa.Mereka
telah menemukan tipe cat yang revolusioner. Pada saat itu di jajahan Amerika
Serikat cat menjadi simbul kemewahan. Hanya warga kaya yang berhak
mencat rumah mereka. Dan para artis cat terlebut menjadi titik awal evolusi
cat dimana dari pengalaman mereka ragam warna dikembangkan.
Warna pertama yang digiling muncul di Eropa selama abad ke 17. Pada
tahun 1828 dibuat warna biru laut sintetik yang dibuat dari soda, tanah liat
cina, batu bara dan belerang. Pada tahun 1858-an ter batu bara dipergunakan
sebagai bahan celup. Pada abad 19, industri cat dan pernis bukan lagi bersifat
seni. Industri cat sudah menjadi bagian dari industri kimia. Dengan kemajuan
tersebut pabrik cat sudah dapat membuat cat yang siap pakai.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,
mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya
dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan
kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan
minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai
perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin
baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini
masih banyak dipakai.
Seiring dengan berkembangnya waktu, ditemukan bahwa pigmen bisa
berasal dari garam anorganik yaitu melalui proses presipitasi dari ion aqueous
dalam larutan. Diantaranya reaksi Pb(NO3)2 + Na2CrO4 PbCrO4 + 2NaNO3
yang menghasilkan warna kuning, atau reaksi antara zink hidroxida dan
NaOH yang menghasilkan warna putih, dan lain sebagainya.
Pada abad 20 kita sudah dapat menyaksikan perkembangan yang luar
biasa. Pengetahuan kimia telah menunjukan pada kita bahan-bahan lain dan
proses lain seperti pemasakan minyak dengan resin alam,penemuat resin
sintetis/resin buatan yang mana acrylic termasuk didalamnya.
C. Komposisi
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari beberapa komponen yaitu
resin, pigment, solvent, dan bahan tambah lainnya. Cat biasanya dilarutkan
dengan thinner, agar mudah penggunaannya, dalam hal cat tipe dua komponen
cat ditambahkan dengan hardener.
1. Komponen Cat
Cat memiliki beberapa komponen yaitu:
a. Resin
Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental yang
dapat membentuk lapisan yang padat dan transparan yang membentuk
film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu obyek dan mengering.
Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat
seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca.
Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap
(gloss), daya rekat suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya
waktu pengeringan.
Resin yang digunakan pada cat, secara garis besar terbagi menjadi
tipe-tipe sebagai berikut (Anonim, tth: 3):
1) Klasifikasi menurut material:
a) Resin Netral, diekstrak terutama dari tumbuh-tumbuhan,
digunakan untuk membuat vernish dan lacquer.
b) Resin Sintetik, resin buatan manusia, karena tersedia dalam
jumlah banyak, maka cat modern sebagian besar dibuat dari
resin sintetik
2) Klasifikasi menurut tipe lapisan (film):
a) Thermoplastik Resin, pengerasan thermoplastic resin
adalah melalui penguapan solvent, tanpa melibatkan reaksi
kimia. Apabila dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
akhirnya mencair. Thermoplastic resin sangat fleksibel dan
sangat mudah larut dalam solvent.
b) Thermosetting Resin, thermosetting resin bila dipanaskan
akan mengeras melalui reaksi kimia. Apabila telah
mengeras tidak akan melunak lagi oleh pemanasan kembali.
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro
Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane,
Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll.
Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya
(pembentukan film). Struktur dari masing – masing jenis resin pun
berbeda.
Tabel 2.1 Ciri-ciri Resin
PENGUAPAN Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena
SOLVENT penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan
tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan
(Lacquer dan Duco)
bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka
resin ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses
menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan
pemanasan. Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya
sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk
sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat
dan padat. Kecepatan mongering, kualitas rata dan kilap
dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan
jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini
adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate
(CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll
Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara
komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut
membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan
saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya)
mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur
molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif
REAKSI DENGAN
terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang
UDARA
raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan
reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika
(Varnish dan Syntetic
akan dipakai.
Enamel)
Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “
moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif
dengan air (kelembaban) di udara.
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini
adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau
mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup
lama).
REAKSI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi
POLYMERISASI reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran
cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.
Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi)
dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis
(non katalis), panas atau radiasi UV.
Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang
mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan
mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh
lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.
Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini
sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi,
maka pasangan resin jenis ini harus
dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai,
dicampur satu dengan lainnya jika hanya
akan digunakan.
b. Pigment
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya
tampak akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang
pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu
sehingga berbeda dari zat-zatpendar (luminescence).
Molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu
sehingga memantulkan pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan
zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Pigment adalah zat pewarna yang tidak bercampur dengan air, oli,
atau solvent. Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan tetapi
pigment dapat melekat pada obyek lain apabila telah tercampur dengan
resin dan komponen lain dalam bentuk cat. Pigment dibagi menjadi
beberapa tipe yaitu (Anonim, tth: 4):
1) Pigment warna, untuk menambah warna pada cat dan
meningkatkan daya sembunyi (hiding power) cat.
2) Pigment terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
3) Pigment extender, menambah kekuatan dan body pada coat,
meningkatkan viskositas dan mencegah sedimentasi.
4) Pigment pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah
karat.
5) Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat.
Pigment ini dicampur dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
SIFAT PIGMEN
a. Mass Color/Mass Tone, menunjukkan warna dari pigmen yang
digunakan dalam kekuatan penuh (fullstrength).
b. Tinting Strength, yaitu kemampuan (relatif) suatu pigmen
memberikan warna pada suatu basis putih.
c. Oil Absorption, adalah nilai yang mengindikasikan
jumlah Linseed Oil yang diperlukan untuk membasahi suatu
pigmen.
d. Hiding Power / Daya tutup, kemampuan suatu pigmen untuk
menutupi subtrate yang mempunyai warna kontras (biasanya
Hitam dan Putih / Black & White).
e. Lightfastness, sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena
energi radiasi dari sinar matahari merupakan sumber penyebab
perubahan warna. Sinar Ultra violet dari sinar matahari lebih
merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan lapisan cat
disbanding radiasi spectrum warna.
f. Exterior durability, ketahanan terhadap cuaca (Exterior
durability) dari resin pengikat dalam sistim pelapisan
/ coating sering kali menentukan tingkatcolorfastness dari pigmen,
karena kerusakan resin pengikat menyebabkan pengapuran pigmen
yang menghasilkan tampak pudar yang tidak bergantung dengan
ketahanan dari pigmen.
g. Bleeding, timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih,
diapplikasikan terhadap suatu sistim (cat dasar) warna tua yang
mengadung pigmen organik yang dapat larut biasanya merah atau
maroon.
h. Daya tahan alkali dan keasaman kuat, sifat ini biasanya
berpengaruhnya pada saat cat telah diapplikasikan.
MACAM PIGMEN
a. Organik
Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic
(karbon) Contoh : Fast Red 2R - Pigment Red 21, Lithol Rubine
BK (Carmine 6B) - Pigment Red 57:1 (15850:1), Phthalocyanine
Blue, dsb.
b. Anorganik
Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam
yang terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil
reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau
disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.Contoh : true
pigmen (middle chrome-pigment yellow 34), extender (kaolin
clay), metallik (bronze powder).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa
1. Cat merupakan suatu cairan yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat,
atau melindungi bahan tersebut. Adapun komponen-komponen
penyusun cat antara lain binder (resin), pigmen,solvent dan additive.
2. Pigmen atau zat warna merupakan zat yang terdapat di permukaan
suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna
akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap
mata.
DAFTAR PUSTAKA