Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KIMIA RUMAH TANGGA


“BAHAN CAT”

Disusun oleh:
Pendidikan IPA B 2015

1. Wulan Rahayu 15030654041


2. Dhanang Setyo Ervana 15030654046
3. Shinta Thrie Nurrafida 15030654066

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN IPA
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN SAINS
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang serba modern ini, semuanya terlihat lebih menarik
dengan adanya cat. Cat merupakan pewarna yang biasa digunakan
masyarakat untuk mendekorasi rumah, mewarnai rambut dan lainnya agar
terlihat lebih hidup. Selain bertujuan sebagai dekorasi, cat juga bertujuan
sebagai pelindung dan pelapis suatu benda. Setelah dikenakan pada
permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat
kuat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan
dengan banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, dan diseprotkan.
Komponen atau bahan penyusun dari cat terdiri dari binder (resin),
pigmen,solvent dan additive. Untuk mengetahui lebih detail terkait bahan-
bahan penyusun cat, maka disusunlah makalah ini agar pembaca lebih mudah
menemukan informasi terkait bahan-bahan cat dan kegunaannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
mengetahui dan memahami lebih dalam terkait bahan-bahan yang terkandung
dalam cat serta manfaat penggunaan bahan-bahan tersebut kemudian agar
menambah wawasan mahasiswa terkait bahan pigmen, dan bisa memilih
pigmen yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan
tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan
membentuk lapisan tipis yang melekat kuat pada permukaan tersebut.
Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara : diusapkan,
dilumurkan, dikuas, diseprotkan, dsb. (Fajar Anugerah, 2009). Emulsi
merupakan suatu jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair dalam
medium pendispersi padat, cair, dan gas. Cat tembok water based disebut juga
cat emulsi, dimana terdapat emulsi antara air dan minyak dalam
formulasinya. Dalam emulsi pada masing-masing komponen pembetuknya
sudah terdapat emulsifer berupasurfactan. Komponen atau bahan penyusun
dari cat terdiri dari binder (resin), pigmen,solvent dan additive. (Fajar
Anugerah, 2009).
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga yaitu produk
yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek
atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan
karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial
coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah
korosi atau kerusakan oleh air).
B. Sejarah Cat

Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan
komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material
yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari
tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan,
cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di
Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan (Anonim, 2007c).
Sejak 30.000 SM orang-orang di Perancis dan Spanyol sudah menggambar
dengan cat di gua-gua. Zat pewarna yang pertama terbuat dari tanah liat, batu-
batuan, dan bijih logam. Zat pembawa yang pertama terbuat dari lemak
binatang, kemudian digunakan getah Arab, agar-agar, putih telur, dan lilin
lebah.
Ditemukan pula bahwa 35.000 tahun yang lalu terdapat gambar “Bison” di
dinding gua daerah Lascaux, Prancis. Pigmen atau bahan warna yng
digunakan berasal dari saliva dan lemak binatang. Selain itu, batu – batuan
juga digunakan sebagai bahan baku pigmen, diantaranya hematite dan
cinnabar untuk warna merah, lazurit untuk warna biru cerah, zurite untuk
warna biru kehijauan, orpiment dan realgar untuk warna kuning dan orange,
serta malasit untuk warna hijau.
Pada abad Pertengahan orang menciptakan zat pembawa yang baru dari
tumbuh-tumbuhan dan mineral yang dibakar. Bangsa Mesir membuat zat
pewarna dengan menghaluskan mineral Azurit untuk warna biru. Malasit
untuk warna hijau. Cinabar untuk warna merah terang.
Bangsa Yunani membuat verdigris (sebuah campuran warna antara biru
dan hijau) dari tembaga yang dipisahkan oleh cuka. Mereka mengambil warna
ungu dari siput laut. Pada Abad Pertengahan warna biru laut diambil dari
mineral lapis lazuli. Warna merah dibuat dari akar pohon Madder dan warna
lain diambil dari buah berry dan bunga.
Cat minyak muncul pada abad 15,pada awalnya Leo Battista Alberta
menggunakan cat minyak yang kental dan dapat diencerkan dengan
turpentine.Dan tidak terlalu lama digunakan juga diseluruh Eropa.Mereka
telah menemukan tipe cat yang revolusioner. Pada saat itu di jajahan Amerika
Serikat cat menjadi simbul kemewahan. Hanya warga kaya yang berhak
mencat rumah mereka. Dan para artis cat terlebut menjadi titik awal evolusi
cat dimana dari pengalaman mereka ragam warna dikembangkan.
Warna pertama yang digiling muncul di Eropa selama abad ke 17. Pada
tahun 1828 dibuat warna biru laut sintetik yang dibuat dari soda, tanah liat
cina, batu bara dan belerang. Pada tahun 1858-an ter batu bara dipergunakan
sebagai bahan celup. Pada abad 19, industri cat dan pernis bukan lagi bersifat
seni. Industri cat sudah menjadi bagian dari industri kimia. Dengan kemajuan
tersebut pabrik cat sudah dapat membuat cat yang siap pakai.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,
mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya
dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan
kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan
minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai
perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin
baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini
masih banyak dipakai.
Seiring dengan berkembangnya waktu, ditemukan bahwa pigmen bisa
berasal dari garam anorganik yaitu melalui proses presipitasi dari ion aqueous
dalam larutan. Diantaranya reaksi Pb(NO3)2 + Na2CrO4  PbCrO4 + 2NaNO3
yang menghasilkan warna kuning, atau reaksi antara zink hidroxida dan
NaOH yang menghasilkan warna putih, dan lain sebagainya.
Pada abad 20 kita sudah dapat menyaksikan perkembangan yang luar
biasa. Pengetahuan kimia telah menunjukan pada kita bahan-bahan lain dan
proses lain seperti pemasakan minyak dengan resin alam,penemuat resin
sintetis/resin buatan yang mana acrylic termasuk didalamnya.
C. Komposisi
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari beberapa komponen yaitu
resin, pigment, solvent, dan bahan tambah lainnya. Cat biasanya dilarutkan
dengan thinner, agar mudah penggunaannya, dalam hal cat tipe dua komponen
cat ditambahkan dengan hardener.
1. Komponen Cat
Cat memiliki beberapa komponen yaitu:
a. Resin

Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental yang
dapat membentuk lapisan yang padat dan transparan yang membentuk
film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu obyek dan mengering.
Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat
seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca.
Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap
(gloss), daya rekat suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya
waktu pengeringan.
Resin yang digunakan pada cat, secara garis besar terbagi menjadi
tipe-tipe sebagai berikut (Anonim, tth: 3):
1) Klasifikasi menurut material:
a) Resin Netral, diekstrak terutama dari tumbuh-tumbuhan,
digunakan untuk membuat vernish dan lacquer.
b) Resin Sintetik, resin buatan manusia, karena tersedia dalam
jumlah banyak, maka cat modern sebagian besar dibuat dari
resin sintetik
2) Klasifikasi menurut tipe lapisan (film):
a) Thermoplastik Resin, pengerasan thermoplastic resin
adalah melalui penguapan solvent, tanpa melibatkan reaksi
kimia. Apabila dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
akhirnya mencair. Thermoplastic resin sangat fleksibel dan
sangat mudah larut dalam solvent.
b) Thermosetting Resin, thermosetting resin bila dipanaskan
akan mengeras melalui reaksi kimia. Apabila telah
mengeras tidak akan melunak lagi oleh pemanasan kembali.
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro
Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane,
Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll.
Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya
(pembentukan film). Struktur dari masing – masing jenis resin pun
berbeda.
Tabel 2.1 Ciri-ciri Resin
PENGUAPAN Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena
SOLVENT penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan
tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan
(Lacquer dan Duco)
bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka
resin ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses
menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan
pemanasan. Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya
sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk
sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat
dan padat. Kecepatan mongering, kualitas rata dan kilap
dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan
jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini
adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate
(CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll
Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara
komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut
membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan
saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya)
mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur
molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif
REAKSI DENGAN
terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang
UDARA
raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan
reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika
(Varnish dan Syntetic
akan dipakai.
Enamel)
Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “
moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif
dengan air (kelembaban) di udara.
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini
adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau
mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup
lama).
REAKSI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi
POLYMERISASI reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran
cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.
Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi)
dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis
(non katalis), panas atau radiasi UV.
Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang
mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan
mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh
lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.
Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini
sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi,
maka pasangan resin jenis ini harus
dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai,
dicampur satu dengan lainnya jika hanya
akan digunakan.

Tanpa katalis Tergolong dalam jenis ini adalah resin


Epoxy dengan Polyamide dan Polyol
(2 Pack dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam
Enamel) pasangan tersebut, polyamide atau
polyisocyanate biasa disebut sebagai
“hardener”, karena setelah resin ini
dicampurkan dengan pasangannya akan
terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya
ditandai dengan mengerasnya campuran
tersebut.
Karena pasangan dua resin ini tidak cukup
reactive, maka perlu ditambahkan katalis
untuk memulai reaksinya. Resin jenis ini
bisa dicampur dan disimpan dalam satu
wadah satu dengan lainnya.
Dengan Selama katalis belum dicampurkan maka
Katalis tidak akan terjadi pengerasan pada bahan-
bahan tersebut. Contoh resin ini adalah
resin amino (melamine) dan alkyd polyol
yang akan bereaksi atau mengeras bila
ditambahkan katalis yaitu berupa asam
organik atau anorganik.
Disamping katalis seperti sudah disebutkan

Panas di atas, panas juga biasa digunakan sebagai

(Stoving alat untuk mempercepat reaksi kimia.


Contohnya adalah resin amino dan alkyd
Enamel) polyol yang dipakai pada cat jenis stoving
(pangggang) pada cat-cat mobil.
Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester
tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang
Radiasi UV lain bila diradiasi dengan sinar UV.
Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah
campuran resin dikenai sinar UV.

b. Pigment
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya
tampak akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang
pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu
sehingga berbeda dari zat-zatpendar (luminescence).
Molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu
sehingga memantulkan pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan
zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Pigment adalah zat pewarna yang tidak bercampur dengan air, oli,
atau solvent. Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan tetapi
pigment dapat melekat pada obyek lain apabila telah tercampur dengan
resin dan komponen lain dalam bentuk cat. Pigment dibagi menjadi
beberapa tipe yaitu (Anonim, tth: 4):
1) Pigment warna, untuk menambah warna pada cat dan
meningkatkan daya sembunyi (hiding power) cat.
2) Pigment terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
3) Pigment extender, menambah kekuatan dan body pada coat,
meningkatkan viskositas dan mencegah sedimentasi.
4) Pigment pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah
karat.
5) Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat.
Pigment ini dicampur dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
SIFAT PIGMEN
a. Mass Color/Mass Tone, menunjukkan warna dari pigmen yang
digunakan dalam kekuatan penuh (fullstrength).
b. Tinting Strength, yaitu kemampuan (relatif) suatu pigmen
memberikan warna pada suatu basis putih.
c. Oil Absorption, adalah nilai yang mengindikasikan
jumlah Linseed Oil yang diperlukan untuk membasahi suatu
pigmen.
d. Hiding Power / Daya tutup, kemampuan suatu pigmen untuk
menutupi subtrate yang mempunyai warna kontras (biasanya
Hitam dan Putih / Black & White).
e. Lightfastness, sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena
energi radiasi dari sinar matahari merupakan sumber penyebab
perubahan warna. Sinar Ultra violet dari sinar matahari lebih
merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan lapisan cat
disbanding radiasi spectrum warna.
f. Exterior durability, ketahanan terhadap cuaca (Exterior
durability) dari resin pengikat dalam sistim pelapisan
/ coating sering kali menentukan tingkatcolorfastness dari pigmen,
karena kerusakan resin pengikat menyebabkan pengapuran pigmen
yang menghasilkan tampak pudar yang tidak bergantung dengan
ketahanan dari pigmen.
g. Bleeding, timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih,
diapplikasikan terhadap suatu sistim (cat dasar) warna tua yang
mengadung pigmen organik yang dapat larut biasanya merah atau
maroon.
h. Daya tahan alkali dan keasaman kuat, sifat ini biasanya
berpengaruhnya pada saat cat telah diapplikasikan.
MACAM PIGMEN
a. Organik
Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic
(karbon) Contoh : Fast Red 2R - Pigment Red 21, Lithol Rubine
BK (Carmine 6B) - Pigment Red 57:1 (15850:1), Phthalocyanine
Blue, dsb.
b. Anorganik
Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam
yang terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil
reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau
disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.Contoh : true
pigmen (middle chrome-pigment yellow 34), extender (kaolin
clay), metallik (bronze powder).

PIGMEN DALAM CAT


Pigmen yang digunakan dalam pembuatan cat tembok :
1. Titanium Dioxide (TiO2)
Pigment yang paling dominan pada pembuatan cat tembok Tipe
yang dipakai adalah tipe polished, dimana mineral Titanium Rutile
dimurnikan, kemudian dipoles dengan bahan kimia tertentu
sehingga menghasilkan pigment yang tahan terhadap sinar ultra
violet atau UV (non yellowing).
2. Inorganic Pigment
Kebanyakan inorganic pigment adalah berasal dari metal based,
sehingga memiliki ketahanan terhadap sinar UV. Selain itu,
ketahanan terhadap panas juga tinggi, tetapi untuk aplikasi cat
tembok, ketahanan panas tidak terlalu penting.
3. Organic Pigment
Organic pigment memiliki unsur karbon yang dominan. Jenis
warna yang dihasilkan dari organic pigment umumnya cerah dan
memungkinkan adanya variasi warna yang menarik. Untuk
pemakaian pigment jenis ini di dalam cat tembok, harus
diperhatikan baik-baik jenis aplikasinya (interior-exterior), dan
juga light-fastness organic pigment yang dipilih harus sesuai, agar
dapat dihasilkan cat tembok dengan kualitas yang diharapkan.

c. Zat pengencer (Solvent/Thinner)


“Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan
memungkinkan pencampuran pigment dan resin dalam proses
pembuatan cat.” (Herminanto Sofyan, tth: 41). Solvent dan thinner
adalah sama-sama zat pengencer atau pelarut, bedanya dengan thinner
adalah solvent digunakan ketika dalam pembuatan cat sedangkan
thinner digunakan untuk menentukan tingkat kekentalan cat sebelum
cat tersebut diaplikasikan. Menurut Herminanto Sofyan komponen
pembentuk solvent meliputi:
1) Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin
lacquer.
2) Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik,
hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
3) Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu
yang mengakibatkan cairan tersebut masuk ke dalam larutan.
Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder.
d. Additives
Aditif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam
jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan
atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat
dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai
dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk
mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming),
mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan
(antisetting), meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan
(flow additif), menambah kelenturan cat, dll.
Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa
komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke
dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam
jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap
sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti
harapan kita.
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta
muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa
percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan,
penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh,
kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi
dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya
muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk
campuran cat tersebut.
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa
yang dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana
pemakaiannya dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap
supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa
dan bagaimana additive harus digunakan.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya.Berikut ini adalah
beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.
1) Wetting agent (agen pembasah) dan dispersing agent.
Agen pembasah dan agen penyebar mendorong penyebaran
cairan saampai permukaan. Lechithin soya adalah agen pembasah
dan penyebar yang banyak digunakan dan memiliki fungsi sebagai
agen antar muka yang efektif untuk aplikasi cat, lacquer, printing
ink dan juga sebagi waterbase coating. Lecithin soya sangaat
efektif untuk kasus pewarna Prussian blue, ultra marine blue atau
pigmen titanium dioksida dalam varnish linseed oil. Selain letichin
soya ada juga yang menggunakn Zinc naqpthenate dan octoate
yang mempunyai kemampuan sebagai wetting agen dan dispersion
agen yang lebih baik.
2) Anti skinnig agent
Anti skinning agent digunakan untuk memperlambat oksidasi
dan juga pembentukan radikal bebas dan hidro peroksida. Anti
oksidan yang sering digunakan untuk daalam cat harus mempunyai
daya evaporasi yang tinggi sehingga mudah menguap tanpa
meninggalkan bekas. Berikut ini adalah anti oksidan yang
digunakan seperti Quinones dengan hidroquinones, phenols,
amines, oximes. Merupakan anti oksidan yang menghambat
oksidasi tetapi tidak seara utuh menguap dari film coating. Oximes
secara luas digunakan pada coating merupakan anti oksidan paling
ideal yang digunakan sebagai skinning. Bahan ini menguap dengan
cepat tanpa menunda waktu pengeringan.
3) Anti setting agent
Laju pengendap[an partikel meningkat sebanding dengan
ukuran dan grafitasi tetapi menurunkan apabila viskositas
meningkat. Pigmen akan cendrung mengendap membentuk
sediment dari partikel pigmen sehingga sulit untuk membuatnya
menyebar. Untuk mrngatasi hal tersebut maka ditambahkan oleat
sampai 1% untuk menghindari pengendapan atau setting. Selain itu
juga digunakan turkey red, calcium linoleat dan aluminium
napthenate sampai 2%.
4) Anti floating dan anti flooding agent
Floating adalah pemisahan lapisan pigmen baik dalam keadaan
cair atau dalam permukaan coating. Floating dipercepat manakala
satu atau lebih pigmen yangmendukung viskositas structural.
Bahan yang sering digunakan untuk mengatasi floating dan
flooding seperti china clay, silica persipitasi dan kalsium carbonat.
5) Leveling dan flow control agent
Leveling merupakan kemampuan film basah untuk menjadi
mulus seragam selama proses pengeringan. Bahan yang sering
digunakan untuk membuat cat supaya menjadi mulus adalah zinc
benzoate, zinc oksida dan asam benzoate.
6) Defoaming agent
Foaming atau pembusaan sering muncul akibat adanya bahan
coating cairan yang mana menurunkan tegangan permukaan cairan
dan mempunyai efektivitas permukaan. Agen anti defoaming yang
banyak digunakan adalah suefaktan yang memiliki HLB rendah
seperti silicon, alcohol , tupentene dan minyak pinus.
7) Preservatif dan fungicidas
Pada kasus coating berbasis solvent serangan bakteri bukan
menjadi penyebab tetapi diganti dengan serangan jamur. Bahan
yang biasanya digunakan untuk mengatasinya adalah merkuri
asetat, phenyl merkuri, naphenat, penta chlorophenol sodium salt,
tetra chlorophynel sodium salt dan copper napthenat.
Pemilihan additive dilakukan secara trial dan error , additive dapat
mendukung salah satu sifat namun terkadang juga dapat menjadi perusak
dari sipaty coating yang diharapkan. Oleh karena itu penambahan additive
harus diperhitungkan dan memerlukan ahli teknis yang berpengalaman.
D. Fungsi Bahan Cat

Tabel 2.6 Fungsi dari Bahan Kandungan Cat


Bahan Fungsi
Bahan pembentuk lapisan (film- Membentuk lapisan pelindung melalui
forming oksidasi dan polimerisasi minyak tak
materials) : Linseed oil, Soybean oil, jenuh
Tung oil, dehydrated caster oil, fish
oil, oiticica oil, perila oil, casein, latex
emultion, varnishes
Tiner (thinners) : Hidrokarbonalifatik, Sebagai suspensi pewarna cat,
naptha, fraksi petroleum lain konsentrasi sedikit
Turpentine
Hidrokarbon aromatic, toluene silol
(xylol), methylated naphthalene
Pengering (driers) : Co, Mn, Pb, Zn, Mempercepat pengeringan lapisan
naphthalene, resin, otocates, linoleat, melalui oksidasi dan polimerisasi
talates
Antiskining agent : Polyhydroxy Mencegah penggumpalan dan
phenols pengelupasan cat
Plasticzser : Beberapa macam minyak Memberikan elastisitas dan mencegah
proses penguraian

Tabel 2.7 Fungsi dari Bahan Dasar Pigmen


Bahan Fungsi
Pewarna putih : timah putih, titanium Untuk melindungi lapisan cat
dioksida, Zn oksida, litophene, Zn dari sengatan matahari,
sulfide, basic lead sulphate menguatkan lapisan dan memberi
Pewarna hitam : karbon hitam, tampilan menarik
lampblack, graphite, magnetite black
Pewarna biru : Ultramarine, cobalt
blue, copper pthalocyanine, iron blue
Pewarna merah : timah merah, iron
oxides, cadmium merah, toners dan
lakes
Pewarna metalik : aluminium, debus
eng, bubuk tembaga
Pewarna kuning : litharge, ochre,
timah atau Zn kromat, hansa yellow,
ferrite yellow, cadmium lithopone
Pewarna jingga : basic lead
chromate, cadmium orange,
molybdenum orange
Pewarna hijau : kromium oksida,
kromat hijau, hydrated kromium
oxide, pthalocyanine green,
permansa green
Pewarna coklat : burnt sienna, burn
amber, Vandyke brown
Metal protective pigment : timah
merah, timah biru, seng basic lead,
barium potassium chromat
Pigment extenders : china clay, talk, Mengurangi biaya perawatan, ketahanan
asbestos, silica, gips, mika, barites, warna
blanc fixe

Tabel 2.8 Fungsi Additive pada Penambahan Cat

Kategori Nama Keterangan


Mempercepat Wetting Agent Berguna untuk mempermudah atau mempercepat
atau proses penggantian udara dan air oleh resin pada
mempermudah permukaan pigment atau extender
proses Dispersing Berguna untuk mempermudah distribusi pigment
Agent dan extender ke dalam cairan resin
Mengurangi Anti Skinning Berguna untuk mencegah proses pengulitan pada
akibat Agent permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama
kerusakan penyimpanan
selam Thickening Berguna untuk mempertahankan kekentalan cat
penyimpanan Agent atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
Anti Settling Berguna untuk mempertahankan pigment selalu
Agent berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam
campuran, sehingga tidak mengendap.
Mengurangi Anti Sagging Berguna untuk mencegah turunnya atau
akibat selama melelehnya cat jika dipakai pada permukaan
pemakaian tegak
Levelling Agent Berguna untuk meningkatkan kualitas permukaan
cat, sehingga permukaannya rata tidak
bergelombang
Anti Flooding Berguna untuk mencegah pemisahan pigment
& Floating baik secara vertikal maupun horisontal
Anti Foaming Berguna untuk mencegah atau menghilangkan
timbulnya busa pada permukaan cat
Memperbaiki
Anti Static Berguna untuk mencegah atau mengurangi
atau Merubah
Agent timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
Sifat Flim
Berguna untuk mempercepat reaksi oksidasi dan
Dryed polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis
alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
Catalyst Berguna untuk mempercepat reaksi crosslinking
antara resin amino dan alkyd polyol (atau
turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa
asam organik maupun anorganik
Plasticizer Berguna untuk meningkatkan fleksibilitas cat,
terutama pada cat yang mempunyai berat
molekul yang besar, seperti NC.
Anti Fouling Berguna untuk mencegah timbulnya atau
Agent melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding
kapal
Matting Agent Berguna untuk menurunkan derajad kilap lapisan
cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke
dof/matt)
Anti Fungus Berguna untuk mencegah timbulnya jamur
PIGMENT
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya
tampak akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang
pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu
sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence).
Molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu
sehingga memantulkan pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan
zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Pigment adalah zat pewarna yang tidak bercampur dengan air, oli,
atau solvent. Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan tetapi
pigment dapat melekat pada obyek lain apabila telah tercampur dengan
resin dan komponen lain dalam bentuk cat. Pigment dibagi menjadi
beberapa tipe yaitu
6) Pigment warna, untuk menambah warna pada cat dan
meningkatkan daya sembunyi (hiding power) cat.
7) Pigment terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
8) Pigment extender, menambah kekuatan dan body pada coat,
meningkatkan viskositas dan mencegah sedimentasi.
9) Pigment pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah
karat.
10) Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat.
Pigment ini dicampur dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
SIFAT PIGMEN
a. Mass Color/Mass Tone, menunjukkan warna dari pigmen yang
digunakan dalam kekuatan penuh (fullstrength).
b. Tinting Strength, yaitu kemampuan (relatif) suatu pigmen
memberikan warna pada suatu basis putih.
c. Oil Absorption, adalah nilai yang mengindikasikan
jumlah Linseed Oil yang diperlukan untuk membasahi suatu
pigmen.
d. Hiding Power / Daya tutup, kemampuan suatu pigmen untuk
menutupi subtrate yang mempunyai warna kontras (biasanya
Hitam dan Putih / Black & White).
e. Lightfastness, sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena
energi radiasi dari sinar matahari merupakan sumber penyebab
perubahan warna. Sinar Ultra violet dari sinar matahari lebih
merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan lapisan cat
disbanding radiasi spectrum warna.
f. Exterior durability, ketahanan terhadap cuaca (Exterior
durability) dari resin pengikat dalam sistim pelapisan
/ coating sering kali menentukan tingkatcolorfastness dari pigmen,
karena kerusakan resin pengikat menyebabkan pengapuran pigmen
yang menghasilkan tampak pudar yang tidak bergantung dengan
ketahanan dari pigmen.
g. Bleeding, timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih,
diapplikasikan terhadap suatu sistim (cat dasar) warna tua yang
mengadung pigmen organik yang dapat larut biasanya merah atau
maroon.
h. Daya tahan alkali dan keasaman kuat, sifat ini biasanya
berpengaruhnya pada saat cat telah diapplikasikan.
MACAM PIGMEN
c. Organik
Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic
(karbon) Contoh : Fast Red 2R - Pigment Red 21, Lithol Rubine
BK (Carmine 6B) - Pigment Red 57:1 (15850:1), Phthalocyanine
Blue, dsb.
d. Anorganik
Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam
yang terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil
reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau
disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.Contoh : true
pigmen (middle chrome-pigment yellow 34), extender (kaolin
clay), metallik (bronze powder).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa
1. Cat merupakan suatu cairan yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat,
atau melindungi bahan tersebut. Adapun komponen-komponen
penyusun cat antara lain binder (resin), pigmen,solvent dan additive.
2. Pigmen atau zat warna merupakan zat yang terdapat di permukaan
suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna
akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap
mata.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teori tentang Cat Lengkap http://www.scribd.com/doc/92225354/Teori-


Tentang-Cat-Lengkap diakses pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 13.00 WIB.
Anonim. 2011. Pengertian Cat. http://hunter-science.blogspot.com/2011/06/pengertian-
cat.html . Diakses tanggal 26 Agustus 2017.
Chemical, Duroposita. 2007. http://www.scribd.com/doc/12325179/ebook-Produksi-Cat-
Tembok-Berkualitasdiakses pada tanggal 15 Mei 2014 pukul 03.22 WIB
Gilbert, Joseph. Bahan Cat Tembok http://www.scribd.com/doc/11467566/Bahan-Cat-
Tembok diakses pada tanggal 26 Agustus 2017 pul 14.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai