Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

INDUSTRI CAT DAN PERNIS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Teknologi dan Proses Industri Kimia

SITI NASIRO
NPM. 2020001004

PROGRAM STUDI KIMIA


SEKOLAH TINGGI ANALIS KIMIA CILEGON
CILEGON
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Industri Cat dan Pernis” guna memenuhi salah satu persyaratan
untuk kelulusan Program Studi S1 Kimia di Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Bapak Prof. Dr. Drs. H. Adi Santoso, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Analis
Kimia Cilegon dan Ibu Micha Mahardika, S.Si, MT selaku dosen pengampu
teknologi dan proses industri kimia Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh
keluarga serta teman-teman yang selalu memberikan semangat dan membantu
dalam penyusunan skripsi ini serta atas doa dan dukungannya.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

Cilegon, 12 Februari 2021

Siti Nasiro

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................iii

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3


2.1 Cat .....................................................................................................................3
2.1.1 Sejarah dan Devinisi Cat .............................................................................3
2.1.2 Bahan Dasar Pembuatan Cat .......................................................................3
2.1.3 Jenis-jenis Cat .............................................................................................4
2.1.4 Contoh Jenis Produk Cat .............................................................................6
2.1.5 Proses Pembuatan Cat di Pabrik .................................................................9
2.1.6 Metode atau Proses Pembuatan Cat ..........................................................10
2.2 Varnish ............................................................................................................12
2.2.1 Devinisi Varnish ........................................................................................12
2.2.2 Jenis Varnish .............................................................................................13
2.2.3 Pembuatan Varnish ...................................................................................13
2.2.4 Fungsi Varnish ..........................................................................................14
2.2.5 Contoh Produk Varnish .............................................................................14
2.3 Bahan-bahan Kimia Berbahaya pada Cat dan Pernis ......................................15
2.4 Pengolahan Limbah .........................................................................................16
2.4.1 Jenis-jenis Limbah Cat dan Pernis ............................................................16
2.4.2 Mikroba Pendegrasi Limbah Cat dan Pernis .............................................17
2.4.3 Teknik Bioremediasi Cat dan Pernis .........................................................17

BAB III PENUTUP ...............................................................................................19

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................19


3.2 Saran ................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cat merupakan suatu produk yang berfungsi untuk emlindungi atau protektif
dan memperindah atau dekoratif berbagai objek. Cat dapat memperpanjang usia
dari suatu produk dari pengaru lingkungan seperti suhu dan korosi. Industri cat
adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang
hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan
proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang
(karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna
yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik,
seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol,
cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah
lainnya yang ditemukan.

Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,


mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari
akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai
perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman
dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini
walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya
teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan cat dan pernis?
2. Apa sajakah Bahan dasar pembuatan, jenis-jenis, contoh produk yang
dihasilkan dari cat dan pernis?
3. Bagaimana metode atau proses Pembuatan cat dan pernis?
4. Apa sajakah bahan kimia berbahaya pada cat dan pernis?
5. Bagaimana pengolahan limbah cat dan pernis?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari cat dan pernis
2. Untuk menentukan Bahan dasar pembuatan, jenis-jenis, contoh produk
yang dihasilkan dari cat dan pernis
3. Untuk mengetahui metode atau proses pembuatan cat dan pernis
4. Untuk menentukan bahan kimia berbahaya pada cat dan pernis
5. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah cat dan pernis

2
BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

2.1 Cat

2.1.1 Definisi Cat


Cat merupakan salah satu zat sintetis yang sudah dikenal sejak jaman dahulu
kala. Saat itu cat terbuat dari kapur dan lempung yang dilarutkan dengan minyak
hewan. Manusia purba menggunakan cat ini untuk melukiskan cara mereka beburu.
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,
dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam
seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang
memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan
yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux
Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan
prasejarah lainnya yang ditemukan.

Cat merupakan cairan yang digunakan untuk melapisi permukaan suatu


tanaman tertentu, Cat digunakan untuk tujuan memperindah, memperkuat, atau
melindungi bahan tersebut. Cat digunakan dengan cara diusap, disemprotkan, atau
dilumurkan selanjutnya cat yang sudah mengering akan membentuk lapisan yang
menempel secara kuat.
Cat merupakan produk industri yang pada proses pembuatnya dominan
menggunakan teknologi kimia organik dan polimer. Cat sendiri merupakan emulsi
yaitu bentuk senyawa kimia yang memiliki fase terdispersi berupa cairan. Secara
umum metode pembuatannya menggunakan metode disperse dan kondensasi. Sifat-
sifat semen diantaranya:

• Daya rekat.
• Mudah diaplikasikan.
• Dapat menutupi permukaan dengan mudah dan membentuk kohesive film
(bagian cat yang menempel).
• Memberi perlindungan.
• Dapat tahan lama.
• Kualitas yang konsisten.

3
2.1.2 Bahan Dasar Pembuatan Cat

1. Zat Pewarna (Pigmen)


Zat pewarna atau pigmen adalah bahan kimia yang terbentuk baik secara
alami ataupun melalui proses sintesa. Kualitasnya menentukan daya tutup
(strength) pigmen tersebut terhadap media dasarnya. Semakin baik kualitasnya,
semakin baik daya tutupnya.
Pigmen untuk pembuatan secara umum dibedakan menjadi dua yaitu pigmen
eksterior dan interior. Untuk eksterior kualitasnya selain ditentukan oleh daya tutup
(strength) juga ditentukan oleh kecepatan memudar (light fastness) karena sinar
matahari. Untuk interior kecepatan memudar ini tidak terlalu penting karena
intensitas sinar mataharinya sangat minimal dibandingkan pada eksterior.
Menilik dari faktor kesehatan dan lingkungan, pigmen yang mengandung
logam berat seperti timbal (Pb) dan krom (Cr) sudah tidak boleh dipergunakan di
sebagian besar negara maju.
2. Zat Pengikat (Binder)
Zat pengikat atau binder atau resin adalah bahan yang dipergunakan untuk
menempelkan pigmen di permukaan suatu media. Jenis binder ini sangat beragam
dengan sederet keunggulan dan keterbatasannya. Berikut ini adalah jenis-jenis
binder yang biasa dipergunakan yaitu: Acrylic, Alkyd, Vinyl, Epoxy, Polyurethane

3. Zat Tambahan (Aditif)


Zat tambahan atau aditif dipergunakan untuk meningkatkan penampilan,
memudahkan penyimpanan dan pemakaian serta meningkatkan kualitas dari cat.

4. Zat Pengencer (Thinner)


Zat pengencer atau thinner dipergunakan sebagai media untuk memudahkan
aplikasi. Zat ini tidak mempengaruhi kualitas cat, tetapi pemakaian thinner yang
salah akan menyebabkan kerusakan dari cat. Secara umum thinner ini dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu air dan minyak. Cat tembok yang berbasis acrylic biasanya
menggunakan media air sebagai pengencer, sedangkan untuk cat yang berbasis
alkyd, vinyl, epoxy dan polyurethane menggunakan minyak. Dengan
perkembangan teknologi yang ada saat ini, sudah ada heherapa produk yang tadinya
menggunakan minyak sebagai pengencer beralih ke air sesuai dengan tuntutan
kesehatan lingkungan.
2.1.3 Jenis-jenis Cat

Cat dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori. Secara garis besar, jenis
cat dikelompokkan ke dua kategori, yaitu berdasarkan komponen fisik dan
kegunaannya.

4
1. Komponen

a. Pigmen
Pigmen secara singkat berarti zat warna. Pigmen akan menyerap cahaya
dengan panjang gelombang tertentu dan merefleksikan cahaya dengan
gelombang yang menghasilkan warna yang dilihat mata manusia. Jenis-jenis
pigmen cat adalah seng, timah putih, karbon, timah merah, besi oksida yang
mengandung mika, kalsium plumbat, dan seng kromat.

b. Binder
Binder adalah bahan untuk merekatkan cat dengan permukaan
yangbdiaplikasikan. Zat ini akan membentuk lapisan pada cat sehingga
keberadaannya vital.Ada banyak jenis binder yang biasa digunakan untuk cat:
akrilik, epoxy, latex, polivinil asetat (PVA), poliuretan, melamin, alkid resin, dll.
c. Pelarut

Cat memiliki beberapa bahan dasar. Berdasarkan pelarutnya, cat


dibedakan menjadi cat air, cat minyak, dan cat thinner. Masing-masing cat
dinamai sesuai zat pelarutnya. Cat air umum digunakan untuk media tipis seperti
kertas. Cat minyak dan cat thinner lebih banyak digunakan untuk media dengan
bahan beragam seperti kayu. semen, logam, dan batu.
d. Nuansal

Cat yang terdiri dari banyak warna mempunyai beragam jenis nuansa
warna. Hal ini berkaitan dengan pigmen yang digunakan. Masing-masing nuansa
memberikan sentuhan yang berbeda terhadap medianya. Nuansa-nuansa warna
tersebut antara lain: dasar (biasa), mengkilap. sentuhan sutra, eggshell, matte.
iridescent. bercahaya. metalik, dan pastel.
2. Kegunaan

a. Primer
Primer adalah lapisan awal yang dioleskan ke media yang akan dicat
supaya cat akan menempel lebih kuat ke medianya. Selain itu, primer juga
berguna untuk melindungi permukaan media dari potensi kerusakan akibat
bahan cat.

b. Vernis
Vernis diaplikasikan setelah cat utama. Vernis adalah cat tanpa pigmen
yang berperan sebagai pelindung cat dari degradasi warna dan juga sebagai
penguat nilai estetika warna cat.
c. Cat Emulsi

5
Cat ini berbahan dasar air yang lebih aman dan praktis dipakai semua usia
karena cepat kering, viskositas rendah, murah, tidak beracun, dan mudah
digunakan.
d. Pewarna Kayu

Sesuai namanya, cat ini diformulasikan untuk media seperti kayu. Cat ini
akan meresap ke dalam medianya sehingga tidak tercipta lapisan baru.
e. Enamel

Seperti vernis, enamel digunakan untuk memberikan sentuhan akhir


setelah pengecatan. Cat diracik untuk memberikan kesan keras dan mengkilap.
Enamel terkadang mengandung bubuk kaca dan biji logam.

f. Lapisan Anti-Grafiti
Cat ini didesain untuk melunturkan cat grafiti untuk mengatasi
vandalisme. Terdapat dua mekanisme proteksi, yaitu dengan pelapisan zat
sebelum terkena grafiti yang luntur jika disiram air tekanan tinggi dan pelapisan
zat yang tidak dapat berikatan dengan grafiti sehingga grafiti akan luntur dengan
sendirinya.

g. Cat Anti Air


Cat ini menggunakan zat hidrofobik sebagai komposisi utamanya. Saat
terkena air yang memancur, air akan memantul ke arah lain alih-alih mengalir i
medium.
h. Cat Anti-Panjat
Cat ini menggunakan zat yang sangat licin sehingga media sulit untuk
dipanjat. Cai ini berguna untuk permukaan vertikal untuk menghindari
penyusup.
i.Cat Anti-Slip

Berlawanan dengan cat anti-panjat, cat ini mengandung zat yang


menambah gesekan di mediumnya.

2.1.4 Contoh Jenis Produk Cat yang Aman digunakan


A. Cat berabasis Air
Produk cat dinilai ramah lingkungan bila bahan dasar dan pengencemnya
berbasis air. Yang sejak awal sudah berbasir air adalah cat tembok yang kemudian
berkembang menjadi cat dekoratif. Konversikan dokumen ini dan bagikan sebagai
gambar. Bagi Sementara cat kayu dan cat besi umumnya berbahan dasar minyak
dan solvent (pencampur) dengan pengencer tiner yang tidak larut bersama air, dan

6
menguap sebagai gas karbon sehingga mencemari udara. Karena itu cat ini dinilai
kurang ramah lingkungan. "Selain itu aroma cat kayu dan cat besi juga sangat
menyengat yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan," ujar Ahmad S Fawzi,
seorang arsitek di Jakarta Selatan yang banyak mendalami aplikasi cat.

Bahkan, dalam sebuah kasus penggunaan cat itu dapat mempengaruhi


perilaku orang. Andra Martin, seorang konsultan arsitek di Bintaro, Jakarta Selatan,
mengungkapkan, di salah satu sekolah dasar terkenal di Jakarta Selatan ada ruang
kelas yang aroma cat kayunya tidak hilang-hilang sehingga membuat sebagian anak
menjadi hiperaktif. Aroma itu berasal dari aplikasi cat minyak pada furniture atau
cairan antirayap.

Di Indonesia produsen cat nasional yang sudah melansir cat kayu dan besi
berbasis air antara lain Mowilex. "Sejak berdiri kami committed dengan bahan
dasar air baik untuk cat tembok maupun cat kayu dan besi," kata Variati Djohan,
Sales & Marketing Director Mowilex, Cat kayu Mowilex berbasis air disebut
Acrylic Woodstain, sedangkan cat besi berbasis air adalah Acrylic Gloss
Enamel.

Seperti umumnya produk ramah lingkungan, diperlukan sedikit upaya untuk


mengaplikasikan cat besi dan kayu berbasis air. "Untuk aplikasi pada besi,
permukaan besi harus halus dan terbuka pori-porinya supaya cat menyatu dengan
hesi. Begitu pula dengan aplikasi pada kayu," jelas Variati. Kelebihannya, karena
menyatu dengan media kayunya, umumnya hasil cat elastis dan lapisannya tidak
mudah terkelupas atau lepas bila terjadi pergerakan kayu. Menyatunya cat dengan
media yang dilapisi itu juga mengatasi permasalahan kelembaban yang sering
terjadi pada media kayu. Kelembaban kayu lebih terjaga.
Hanya saja harga cat berbasis air untuk kayu dan besi rata-rata lebih mahal
dibanding cat berbahan dasar minyak. Sebagai contoh harga Acrylic Gloss Enamel
dan Mowilex Rp56.000/liter, sedangkan Dulux Synthetic Enamel yang berbasis
minyak hanya Rp29.000. Contoh lain, harga Mowilex Acrylic Woodstain
Rp56,000/liter, sementara Propan Ultran Politur berbasis minyak hanya Rp30.000.
Sebaliknya, harga cat berbasis minyak untuk kayu dan besi sekaligus, seperti Jotun
Gardex, lebih mahal. Yaitu Rp60 ribu per liter. Yang perlu diperhatikan konsumen,
pertama, kayu yang dilapisi cat berbasis air tidak tahan rayap. Sebaliknya kayu yang
dilapisi cat berbasis minyak lebih tahan rayap. Seperti diketahui rayap sangat
menyukai arca basah atau lembab, namun anti dengan semua yang berbau minyak.
Artinya, pemakaian cat minyak lebih menjamin kayu tidak cepat lapuk dan keropos.
Kedua, bila menggunakan cat berbasis air, selain harus mengamplas media kayu
dan besi yang hendak dicat sampai halus, Anda juga harus memakai kayu yang
berkualitas agar than cuaca dan rayap.

7
Achmad menjelaskan, cat berbasis minyak tetap layak dipakai sepanjang
ruangan. tidak dihuni selama pengaplikasian cat. "Kalau cat sudah mengering
sempurna, ruangan yang memakai cat minyak aman bagi kesehatan kita." katanya.
Dengan kata lain yang menjadi persoalan pada cat berbasis minyak adalah uapnya
yang mencemari udara dan residunya yang sulit diurai Jadi, cat berbasis minyak
tidak harus dihindari. Apalagi, pilihan cat kayu dan besi berbasis air juga masih
sangat terbatas. Meski demikian, mulai sekarang secara bertahap upayakan
memakai cat berbasis air untuk media kayu dan besi. Dengan demikian Anda telah
ikut berperan menjaga lingkungan hidup kita agar tetap nyaman didiami. Bunga,
Amel, Diyah.

B. Cat Berbasis solvent


Aplikasi Cat Minyak
Cat berbasis minyak disukai karena hasil pengecatan lebih solid, antikarat,
dan tahan rayap. Rayap sangat menyukai area basah atau lembab, tapi anti dengan
semua yang berbau minyak. Jadi, pemakaian cat minyak menjamin kayu dan besi
tidak lapuk dan keropos.

Salah satu produsen cat minyak ternama adalah Propan Raya. "Kami
sebenarnya membuat segala jenis cat yang berkaitan dengan bangunan dan elemen
bangunan," kata Suharsono Legowo, Retail Marketing Manager PT Propan Raya.
Seiring kian santernya isu lingkungan hidup, Propan juga berupaya memproduksi
cat minyak dengan bahan baku yang eco friendly. Propan membagi catnya menjadi
dua: solvent yang aromatik dan non-aromatik. "Tapi, seramah-ramahnya cat
solvent, tetap lebih ramah lingkungan cat berbasis air.Kandungan solvent-nya tetap
ada tapi sangat kecil (solventness) sehingga bila menguap tetap aman dihirup.
Hanya harga cat water based lebih mahal," katanya. Salah satu cat minyak Propan
adalah Synthetic 2000 untuk kayu dan besi, yang terbuat dari alkyd enamel. Cat
yang dijual dalam kemasan 0,9 liter ini memiliki daya tutup 11,3 m2 dengan
ketebalan lapisan 40 mikron sekali lapis. Cat mengering dalam empat jam dengan
pelarut tiner dan tersedia dalam 30 pilihan warna standar. Harganya Rp32.000 per
kaleng. la meluruskan pandangan keliru selama ini, bahwa cat minyak yang baik
harus kental sehingga bila dicampur pelarut bisa mendapat larutan yang banyak.
Menurutnya, pelarut berfungsi memudahkan aplikasi (mengencerkan). Nantinya
pelarut, entah air atau minyak. akan menguap 100 persen. Yang tinggal resin atau
catnya. "Jadi, makin banyak pakai thinner, justru kian banyak thinner yang terbuang
sehingga hasilnya malah makin mahal," ujarnya.

JENIS DAN KETERANGAN


BAHAN BAKU Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat epoxy,
polyurethane, acrylic, melamine, alkyd, nitro cellulose,
polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll

8
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam cat tersebut,
yaitu varnish atau lacquer (transparent, tidak
mengandung pigment); duco atau enamel (berwarna dan
menutup permukaan bahan, mengandung pigment).
FUNGSI Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur
(anti fungus), tahan api, tahan panas (heat resistance),
anti bocor (water proofing), decorative, protective,
heavy duty, industrial dll.
METHODE Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
PENGECATAN
LETAK Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate
PEMAKAIAN (ditengah-tengah), top coat/finishing (pada permukaan
paling atas dari beberapa lapisan cat), interior (di dalam
tidak terkena secara langsung sinar matahari) dan
exterior (di luar), dll.
JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems),
kayu (wood finishing), beton (concrete paint), kapal
(marine paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit,
tembok, dll.
KONDISI DAN Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
BENTUK
CAMPURAN
ADA TIDAKNYA Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
SOLVENT
MEKANISME Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat
PENGERINGAN stoving (panggang), cat UV curing, cat penguapan
solvent (lacquer dan duco), dll.

2.1.5 Proses Pembuatan Cat di Pabrik


a. Membuat pasta

Pigmen sebagai inti sebuah cat awalnya masih berupa butiran. Sebagai
perlakuan awal, pigmen dicampur dengan resin sebagai agen pembasah. Campuran
diberi beberapa bahan pelarut dan diberi zat aditif untuk meningkatkan fungsi cat.
Proses ini akan menghasilkan bahan setengah jadi berupa pasta.
b. Dispersi Pigmen
Pasta yang diperoleh dari tahap sebelumnya diproses ke mill sand, instrumen
berbentuk silinder yang berperan sebagai penghancur partikel. Mill sand digunakan
untuk menghaluskan pigmen yang awalnya berwujud butiran kasar supaya pigmen
dapa tersebar lebih merata ke seluruh pasta cat. Filtrasi dilakukan untuk
memisahkan partikel pengotor yang terbawa bersama pigmen sebelumnya.

9
Pasta yang sudah digiling dan dibersihkan dimasukkan pelarut. Kemudian,
campuran dimasukkan ke tangki dispersi untuk diaduk dengan kecepatan tinggi.
Pasta berisi pigmen, resin, zat pelarut, dan zat aditif lainnya diputar dengan poros
yang memiliki bilah bergerigi. Proses berkecepatan tinggi ini akan mencampur
pigmen secara sempurna ke dalam pelarut sehingga warna cat merata
c. Penipisan pasta
Setelah diaduk, pasta akan dipindahkan ke wadah yang besar untuk
diencerkan ke konsentrasi yang paling proporsional. Pasta akan ditambahkan
pelarut untuk menghasilkan kadar pigmen yang paling optimal.
d. Pengalengan cat

Cat yang sudah difinalisasi dialirkan ke ruang pengemasan. Umumnya.


kemasan berbentuk silinder yang biasanya berupa kaleng. Kaleng cat akan
dibariskan menuju pengalir cat. Masing-masing kaleng akan diisi dengan pompa
cat terprogram sesuai kapasitas kaleng. Selanjutnya, kaleng diproses ke mesin
selanjutnya untuk diberi tutup. Prosedur ini biasanya dilakukan per batch ataupun
satu per satu secara simultan. Sejumlah kaleng dikumpulkan dan dimasukkan ke
dalam satu kotak untuk dikirim ke penyimpanan atau distributor.

Gambar 1. Proses Produksi Cat

2.1.6 Metode atau Proses Pembuatan Cat

A. Proses penimbangan dan pencampuran (Weighing and Mixing)


Proses pembuatan cat dimulai dari pembuatan formula. Di dalam formula itu
terdapat persentase perbandingan antara pigmen, binder, aditif dan thinner. Pada
proses penimbangan semua material yang ingin dipakai ditimbang terlebih dahulu
dengan ketelitian yang tinggi. Pigmen dan sebagian binder dituang ke dalam suatu
tempat pengaduk (mixing pot) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi (High Speed
Dispersion). Bila dirasa masih terlalu kental, sebagian thinner dapat ditambahkan.
Tujuan pengadukan dengan kecepatan tinggi adalah untuk proses pencampuran
yang merata. Untuk produk yang tidak memerlukan ukuran partikel akhir yang
sangat halus seperti cat tembok, proses ini juga berlaku sebagai proses penghalusan
(Grinding). Besar partikel yang didapatkan dari proses ini adalah sekitar 300
mikron.

10
B. Proses penghalusan (Grinding)

Proses penghalusan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:


a) Untuk mendapatkan ukuran partikel yang cukup halus, sehingga dalam proses
aplikasi didapatkan hasil permukaan yang halus..
b) Untuk mendapatkan kestabilan pengendapan, sehingga mudah untuk
mendapatkan warna yang homogen.
c) Untuk memudahkan reaksi-reaksi dari binder dan aditif agar didapatkan sifat
yang baik (daya tutup, tingkat kilap, dsb).

Dalam proses ini, sebagian bahan yang telah melewati tahap mixing
dimasukkan ke dalam mesin grinding yang memuat bola-bola besi atau keramik
dengan ukuran tertentu yang diputar dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh
bahan akan tergiling dengan tingkat kehalusan tertentu. Dengan ukuran partikel
yang hampir seragam, ikatan antar partikel akan jauh lebih mudah terjadi.

C. Proses penambahan (Make up)


Setelah seluruh partikel padatan mencapai ukuran tertentu, bahan tersebut
dikeluarkant dari mesin dan dimasukkan ke dalam suatu tempat yang lebih besar
untuk ditambahkan bahan pengikat dan bahan tambahan lain. Pada proses ini juga
dilakukan proses penyesuaian warna(color matching).
D. Proses pengecekan dan pengaturan kualitas (Quality Control)

Bila seluruh bahan sudah dimasukkan dan warna yang diinginkan juga sudah
sesuai. dilakukan pengecekan akhir pada proses ini. Karakteristik dan sifat yang
diharapkan dari produk tersebut diuji sampai dinyatakan layak untuk dijual.

Secara umum proses pengujian ini meliputi:


a) Kecepatan Pengeringan
b) Daya Tutup

c) Daya Lekat
d) Kekerasan permukaan

ė) Elastisitas (bila diperlukan)


f) Homogenitas
g) Kemudahan aplikasi

Untuk pengecekan jangka panjang dilakukan proses weathering test yang meliputi
ketahanan warna setelah disinari oleh cahaya UV dalam jangka waktu tertentu. Juga
dapat dilakukan (untuk substrat logam) tes daya lekat dengan menggunakan salt
spay test.

11
E. Proses pengisian ke dalam kemasan (Filling)

Pada proses ini produk disiapkan untuk dikirim kepada pengguna


Resin Pigmen Solven Aditif

Premixing

Grinding
Resin Pigmen

Wash Down
Solven Aditif Metallic
Mixing Tinter Solution

Color Matching
Solven
QC
Viscosity Adjust
Test

Filtrasi

Pengemasan

Diagram alir 1. Metode atau Proses Pembuatan Cat

2.2 Varnish
2.2.1 Definisi Varnish

Pernis adalah bahan finishing kayu yang seringkali digunakan dalam


industri furniture maupun building karena kepraktisannya. Kata “varnish” berasal
dari kata latin “vernix” yang artinya resin yang berbau. Awalnya resin
dikembangkan dari mencampur resin-getah pinus dengan pelarut, kemudian
diaplikasikan dengan cara kuas untuk mendapatkan efek keemasan dan lapisan film
yang keras untuk melindungi media yang dilapisi. Pernis menghasilkan lapisan film
dengan warna transparan, baik tanpa warna ataupun mengandung sedikit warna.
Hasil akhir lapisan film-nya biasanya glossy, walaupun ada juga jenis pernis yang
tampilan akhirnya doff. pernis adalah cat tanpa pigmen yang berperan sebagai
pelindung cat dari degradasi warna dan juga sebagai penguat nilai estetika warna
cat.

12
2.2.2 Jenis Varnish

Secara umum, pernis/vernis/varnish dibedakan menjadi dua, yaitu pernis


solvent based dan pernis water based. Pernis solvent based biasanya merupakan
kombinasi dari drying oil, resin, thinner atau solvent. Sedangkan pernis water based
menggunakan air sebagai pelarutnya.

2.2.3 Pembuatan Varnish

Pembuatan varnish juga melibatkan pengadukan dan pencampuran berbagai


bahan untuk membuat berbagai macam produk. Namun pada hal ini, reaksi kimia
terjadi karena pemanasan. Varnish dipanaskan baik dengan boiler pembakaran gas
secara terbuka maupun tertutup selama 4 hingga 16 jam pada suhu 93 hingga 340oC
(200 hingga 650oF). Emisi hasil pemanasan varnish, lebih dominan dalam bentuk
bahan organik yang mudah menguap, tergantung suhu dan waktu pemanasan,
solvent yang digunakan, derajat ketahanan tangki, dan penggunaan tipe gas
pengontrol pengotor. Emisi dari pemanasan varnish berasal dari bahan baku
sebanyak 1 hingga 6 persen.
Pengadukan harus dilakukan dengan kuat dalam tangki untuk
menggabungkan serbuk pengkilap yang cenderung mengapung, dan untuk
menghindari padatan terendap ke dasar bejana. Umumnya menggunakan pigmen
yang di kecilkan ukurannya (premicronized), sehingga pengurangan ukuran partikel
(milling) tidak berlaku. Namun, partikel mungkin perlu dipisahkan (deaglomerasi)
dan merubah menjadi penyusun-penyusunnya. Mencampurkan bahan harus sesuai
dengan kemampuan cairan pengaduk yang memiliki perbedaan viskosias yang
berbeda jauh seperti cairan resin atau pewarna yang sudah diuraikan (ketika
digunakan) kedalam pelarut solvent awal.

13
Material Tank
Injection Valve
Mixing Tank
Heating/cooling

Filter

Drums/cans

Diagram alir 2. Proses Pembuatan Varnish

Gambar 2. Pembuatan Varnish

2.2.4 Fungsi Varnish

Pernis adalah bahan finishing. Sebagaimana bahan finishing lainnya, pernis


memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Fungsi Proteksi. Pernis diaplikasikan untuk memberikan proteksi terhadap


kayu. Kayu yang telah diaplikasikan dengan pernis diharapkan lebih tahan
terhadap paparan lingkungan dari yang sifatnya biotik maupun abiotik.
2. Fungsi Estetika. Selain diaplikasikan untuk memberikan proteksi, pernis juga
dimaksudkan untuk meningkatkan estetika kayu.

2.2.5 Contoh Produk Pernis yang Aman digunakan

Produk pernis yang aman digunakan yakni pernis kayu Biovarnish adalah
jenis produk yang aman untuk digunakan di lingkungan manusia. Produk
Biovarnish yang tergabung dalam tiga seri aplikasi mulai dari Biovarnish Wood
Filler, Biovarnish Wood Stain dan Biovarnish Clear Coat tidak mengandung bahan
kimia berbahaya.

Biovarnish

Produk Biovarnish tergolong aman dan ramah lingkungan karena teknologi


yang diciptakan berbasis air. Dengan bahan dasar acrylic water based, Biovarnish
hanya membutuhkan bahan air sebagai pelarutnya dimana Anda tidak akan
mengeluarkan uang lebih dalam membeli produk pelarut seperti thinner.
Dari sisi kesehatan tubuh Anda tentu akan mendapatkan lingkungan yang
lebih aman dan juga lebih sehat. Dalam mewujudkan warna Anda akan

14
mendapatkan warna warna natural pilihan yang memberikan keindahan serat kayu
lebih terpaparkan. Demi mewujudkan lingkungan yang sehat dan indah sebaiknnya
Anda menggunakan produk Biovarnish untuk finishing berbagai macam furniture
di rumah.

2.3 Bahan-bahan Kimia Berbahaya pada Cat dan Pernis


1. Timbal
Timbal adalah salah satu bahan kimia yang digunakan untuk
memberikan pigment warna pada cat dan pernis. Timbal merupakan logam
berat yang sangat berbahaya jika digunakan di dalam cat dan pernis. Timbal
bukanlah bahan yang dibutuhkan pada tubuh manusia, pada cat dan pernis
timbal akan tercemar melalui makanan karena setelah kita menyentuh
furniture yang dilapisi cat dan pernis mengandung timbal lalu memegang
makanan secara tidak langsung timbal maka masuk ke dalam tubuh.
Bahaya yang diakibatkan adalah menurunkan sel darah dalam tubuh
dan mengakibatkan leukimia, untuk ibu hamil bisa menimbulkan keguguran
dan bahaya untuk anak-anak adalah menurunkan kecerdasaan. Menurut
penelitian, kandungan cat dan pernis di Indonesia yang mengandung timbal
sebanyak 78 persen cat dan pernis yang telah dianalisa mengandung timbal
yang lebih besar dari 600 ppm (tidak memenuhi standar di Indonesia).
Hanya terdapat 15 merk saja yang telah dianalisis memiliki konsentrasi
timbal di bawah 90 ppm.
2. Merkuri
Merkuri adalah kandungan berbahya pada kosmetik. Tidak hanya
kosmetik, merkuri juga digunakan dalam bahan cat dan pernis. Fungsi
merkuri adalah sebagai bahan yang memudahkan cat dan pernis untuk
memberikan pencegahan terhadap jamur dan juga pemberi pigment warna.
Merkuri adalah salah satu logam berat yang akan menjadi racun dalam
tubuh manusia. Masuknya kandungan merkuri dalam tubuh manusia tidak
berbeda dengan timbal. Efek berbahaya yang bisa ditimbulkan adalah
menuju ke hati dan ginjal. Bahkan untuk resiko kanker hati dan disfungsi
ginjal akan berjalan dengan cepat.
3. Formalin
Formalin sering digunakan sebagai bahan pengawet makanan yang
ilegal kerena sangat berbahaya untuk manusia. Formalin tidak hanya
digunakan untuk pengawet makanan saja tetapi juga untuk bahan pembuat
cat dan pernis yang sama berbahayanya bagi tubuh.
Formalin adalah senyawa organik yang mengadung hidrogen,
oksigen, dan karbon dengan struktur CH2O atau HCHO. Fungsi formalin di
dalam cat dan pernis adalah untuk memudahkan pengadukan dan

15
pengaplikasian. Bahaya yang akan ditimbulkan dalam tubuh adalah
berbagai jenis kanker.
Penyebaran formalin adalah melalui udara, cat dan pernis pernis atau
plitur yang telah diaplikaskan dan mengering akan menimbulkan gas yang
mengandung fomalin, ketika gas tersebut dihirup oleh manusia, maka
formalin akan masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan sel kanker.

2.4 Pengolahan Limbah


2.3.1 Jenis – Jenis Limbah Cat dan pernis

Industri cat dan pernis merupakan salah satu penghasil limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) spesifik. Pengolahan limbah cat dan pernis dilakukan
dengan koagulasi sedimentasi dengan proses bioteknologi yaitu biofilm. Untuk
pengolahan lumpur IPAL industri cat dan pernis dapat dilakukan dengan Teknik
stabilitas/solidifikasi, composting dan solid-bed bioleaching. Sedangkan, teknologi
filter menjadi alternatif yang efektif dan organic volatile dari industri cat dan pernis.
(sari dkk., 2014).

Limbah B3 padat dihasilkan terutama berupa bekas wadah atau kemasan


bahan baku, filter bekas, dan cekring. Sedangkan limbah B3 cair berupa air limbah
pencucian peralatan produksi, tumpahan dan ceceran, cat dan pernis yang tidak
memenuhi syarat spesifikasi, cat dan pernis kadaluarsa dan cat dan pernis yang
dikembalikan dari pasaran. Sementara limbah B3 gas yang dihasilkan berupa
pelarut yang digunakan dalam produksi cat dan pernis dan debu atau partikel
pigmen yang terdispersi ke udara (Dursun & Sengul, 2006; Doble & Kumar, 2005;
Lorton, 1988; Vaajasaari, 2004).
Sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan cat dan pernis
termasuk dalam kategori bahan kimia beracun dan berbahaya, terutama karena
mengandung logam berat dan berupa pelarut organik (Jewell et al., 2004).VOC
berasal dari senyawa oromatik seperti benzene, xylene, toluenedan senyawa ester,
seperti etil asetat, etil butirat yang digunakan untuk melarutkan resin dalam proses
produksi cat dan pernis (He et al., 2012). Sebagian besar senyawa aromatik
bersifatracun, terutama benzena yang mutagenik, teratogenik, dan karsinogenik
(Alberici & Jardim, 1997). Meskipun xylene dan toluene saat ini tidak
diklasifikasikan sebagai karsinogen, peningkatan kasus kanker kerongkongan,
dubur dan usus besar pada pekerja dengan paparan jangka panjang terhadap
senyawa ini telah dilaporkan (Mangani et al., 2003).
2.3.2 Mikroba Pendegradasi Limbah Cat dan pernis

Berbagai limbah berbahaya dan beracun (B3), baik dalam bentuk padat, cair
maupun gas di hasilkan selama proses produksi cat dan pernis. limbah B3 ini jika

16
tidak ditangani dan didetoksifikasi dengan baik, maka akan mencemari lingkungan
dan membahayakan manusia (Deoble & Kumar, 2005).
Beberapa cara untuk melakukan biodegradasi pada limbah cair cat dan pernis
yaitu melakukan seeding dan modifikasi lingkungan. Seeding adalah inokulasi
mikroba ke instalasi pengolahan limbah cair. Mikroba yang diinokulasikan tersebut
dapat diperoleh dari luar lokasi yang tercemar (indigenous), sedangkan modifikasi
lingkungan bertujuan untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mikroba dengan
penambahan nutrisi, terutama yang mengandung nitrogen dan fosfor, peningkatan
jumlah organisme dan kelembaban, penambahan kosubstrat sebagai penunjang
pertumbuhan mikroba.

Pada umumnya, seeding dilakukan dengan menggunakan paket mikroba


komersial (commercial seed) yang belum tentu sesuai dengan karakteristik limbah
yang akan diolah. Selain itu, mikroba komersial pun memiliki harga yang lebih
mahal dan dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi dengan mikroba alami yang
terdapat di dalam sistem. Indonesia adalah negara tropis memiliki potensi besar
untuk mendapatkan isolat-isolat lokal dari daerah tercemar yang memiliki
kemampuan mendegradasi limbah dengan baik. Mikroba yang diisolasi dari daerah
yang tercemar oleh limbah cat dan pernis kemungkinan besar memiliki kemampuan
untuk mendegradasi limbah cat dan pernis.

Beberapa bakteri aerob galur tertentu memiliki kemampuan untuk


menggunakan zat warna azo sebagai sumber karbon dan nitrogen tunggal, bakteri
lain hanya mereduksi grup azo dengan azo reduktase (Sharma et al., 2009). Saat ini
mikroba konsorsium yang digunakan untuk mendegradasi zat warna adalah
Galactomyces geotrichum MTCC 1360 dan Bacillus sp (Jadhav et al., 2008).
2.3.3 Teknik Bioremediasi Limbah Cat dan pernis
Pengolahan limbah merupakan serangkaian proses pengolahan secara fisik,
kimia, biologi maupun temal yang bertujuan untuk mengkonveksi limbah menjadi
bahan yang tidak berbahaya dan lebih ramah lingkungan.

Teknik bioremediasi yang dikembangkan oleh Helmholtz Centre for


Enviromental Research dan BAUER Environment Gropu untuk meremediasi
sedimen sungai yang tercemar logam berat dengan konsentrasi bahan organic yang
tinggi berpotensi untuk diaplikasikan dalam pengolahan sedimen industri cat dan
pernis. Dalam hal ini, proses bioremediasi dibagi dalam dua tahap yaitu: 1)
pengkondisian sedimen dengan tanaman, dan 2) solid bed bioleaching untuk
menghasilkan material yang aman untuk dikembalikan ke lingkungan. Tahap
pengkondisian sedimen bertujuan untuk merubah karakteristik bio-fisik-kimia
sedimen yang semula berwarna hitam, tingkat permeabilitas rendah, kadar air yang
tinggi, aktivitas microflora heterotroph yang tinggi dan ketersediaan oksigen yang
terbatas menjadi material seperti tanah yang remah dan berwarna bau-abu atau

17
coklat (Seidel et al., 2004). Sedangkan solid-bed bioleaching pada prinsipnya
adalah aplikasi dari proses ekstraksi logam berat dari senyawa pengikatnya dengan
memanfaatkan asam mineral yang dihasilkan oleh mikroorganisme .

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut. Vernis adalah cat tanpa pigmen
yang berperan sebagai pelindung cat dari degradasi warna dan juga sebagai
penguat nilai estetika warna cat.
2. Cat dibedakan menjadi Water Based(Meliputi Cat tembok dan cat air)
dan Solvent Based(Meliputi Cat mobil, cat besi, dan cat minyak). Elemen
penyusun cat adalah Pigment, Pigment extender / filler, Liquid, Binder, dan
Additive. Jenis pernis dibedakan menjadi solvent based (drying oil, resin,
thinner atau solvent) dan pernis water based.
3. Proses produksi cat secara umum melalui beberapa proses, yaitu pre-
mixing, grinding, let-down, filtering, color matching, dan packaging. Proses
produksi pernis melibatkan pengadukan dan pencampuran berbagai bahan
untuk membuat berbagai macam produk. Material tank, mixing tank
(injection valve, heating/cooling), filter dan drums/cans
4. Bahan-bahan kimia berbahaya pada cat dan pernis diantaranya timbal,
merkuri dan formalin.
5. Pengolahan limbah cat dan pernis dilakukan dengan koagulasi sedimentasi
dengan proses bioteknologi yaitu biofilm. Untuk pengolahan lumpur IPAL
industri cat dan pernis dapat dilakukan dengan Teknik stabilitas/solidifikasi,
composting dan solid-bed bioleaching. Beberapa cara untuk melakukan
biodegradasi pada limbah cair cat dan pernis yaitu melakukan seeding dan
modifikasi lingkungan. Proses bioremediasi dibagi dalam dua tahap yaitu:
1) pengkondisian sedimen dengan tanaman, dan 2) solid bed bioleaching

3.2 Saran

Makalah ini sekiranya dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui lebih
dalam tentang cat. Selain itu, hal penting yang harus anda perhatikan saat memilih
cat adalah kandungan zat yang berbahaya di dalamnya. Namun Cat yang berkualitas
baik pasti dibuat dari bahan-bahan berkualitas yang harganya juga mahal.

19
DAFTAR PUSTAKA

A, Annisa Rama Suci, dkk. 2017. Proses Kimia Organik Industri Cat dan Pernis.
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anonim, 2007b. Proses Teknologi Pembuatan (diakses pada jumat, 11 Februari


2022).

Anonim, 2007c. Sejarah Cat. http://cattembok.web.id (diakses pada jumat, 11


Februari 2022).

Anonim, 2009. Cat. http://id.wikipedia.org (diakses pada jumat, 11 Februari 2022).

Susyanto, Heri. 2009c. Jenis Cat. http://www.geocities.com (diakses pada jumat,


11 Februari 2022).

Susyanto, Heri. 2009e. Pembuatan Cat.http://www.geocities.comPrima (diakses


pada jumat, 11 Februari 2022) Sitinurhidayah. 2017.

http://www.bioindustries.co.id/pengertian-pernis-adalah-dan-fungsinya-6323.html
(diakses pada jumat, 11 Februari 2022).

https://www3.epa.gov/ttn/chief/ap42/ch06/final/c06s04.pdf (diakses pada jumat,


11 Februari 2022).

20

Anda mungkin juga menyukai