Anda di halaman 1dari 9

Resin Alkyd – Bryan Emanuel

Introduction
Alyd merupakan poliester yang dimodifikasi dengan menggunakan oil atau fatty acid.
Biasanya, oil atau fatty acid yang digunakan adalah oil atau fatty acid alami, tetapi
terkadang, modifikasi juga dapat menggunakan oil atau fatty acid sintetis.
Resin Alykd digunakan dibanyak industri surface coating karena beberapa
keunggulannya. Yang pertama adalah karena pembuatan resin tersebut murah dan dapat
larut dalam pelarut organik yang tidak mahal. Yang kedua adalah karena resin ini mudah
beradaptasi. Dengan kata lain, resin Alykd mudah dicampur dengan baha-bahan lain dan
mudah untuk dipigmentasi. Selain itu, karena resin Alykd terbuat dari oil, resin ini dapat
memberikan efek gloss, mudah mengering, dan mempunyai daya tahan yang baik

Material
Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat resin Alykd diantaranya:
- Oil
- Fatty Acid
- Asam polibasa
- Polialkohol
- Katalis
- Pelarut
Oil
Oil yang dipakai untuk membuat Alyd terdiri dari tiga tipe: Drying, Semi Drying, dan
Non Drying. Yang menentukan tipe Oil tersebut adalah dari sisa asam yang ada. Apabila sisa
asam dalam oil mengandung banyak ikatan rangkap, maka oil tersebut dapat digolongkan ke
dalam tipe Drying. Dan sebaliknya apabila hanya mengandung sedikit ikatan rangkap, maka
oil tersebut di kategorikan sebahai Non Drying Oil.
- Drying Oil digunakan untuk membuat minyak Tumbuhan seperti Safflower atau
Sunflower Oil
- Semi Drying Oil digunakan untuk membuat minyak Tumbuhan seperti Soya Bean
atau Palm Oil
- Non Drying Oil digunakan untuk membuat minyak Tumbuhan seperti Coconut Oil
dan minyak hewan seperti Fish Oil dan Cow Fat
Fatty Acid
Fatty Acid terbagi menjadi dua kategori, Alami dan Sintetik. Dan masing-masing
kategori tersebut masih digolongkan lagi menjadi fatty acid Jenuh dan Tak Jenuh. Fatty Acid
Jenuh tidak memiliki ikatan rangkap. Oleh karena itu, Fatty Acid jenuh adalah Fatty Acid
yang jenuh dengan hidrogen. Tetapi, Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap antar atom karbon.
Asam Polibasa
Asam Polibasa yang digunakan juga dibagi menjadi 3 kategori: Monofungsional,
Difungsional, dan Trifungsional. Penggunaannya sangat tergantung pada spesifikasi resin
yang ingin dibuat.
Contoh Asam Monofungsional adalah Asam Benzoat, Asam t-butil Benzoat, dan
Asam Krotonat. Contoh Asam Difungsional adalah PA, IPA, TA, Asal adipat, dan Sebacic Acid.
Contoh Asam Trifungsional adalah TMA dan TMLA.
Polialkohol
Selain oil, fatty acid, dan asam untuk polikondensasi, diperlukan juga basa yang
terguna untuk membuat reaksi antara gugus hidroksil dan gugus karbonil dari asam. Ada 3
tipe alkohol yang digunakan: Difungsional, Trifungsional, dan Tetrafungsional.
Katalis
Katalis biasakan digunakan untuk proses alkoholisis dari Oil untuk membuat resin
Alkyd. Contoh Katalis yang digunakan adalah Li OH, Li Octoate, dan Litharge.
Pelarut
Pelarut digunakan untuk mengencerkan resin dan mengurangi non valatile content-
nya. Karena pembuatan resin alykd menghasilkan air, makan pelarut xylene juga digunakan
untuk membentuk azeotrop saat polikondensasi, agar air dapat dikeluarkan dari reaktor
agar tidak mengganggu reaksi polikondensasinya.
Pembuatan Resin Alykd
Dari Bahan Oil
Oil yang dipakai untuk membuat resin umumnya berbentuk trigliserida. Oil ini tidak
memiliki gugus fungsi yang dapat bereaksi dengan poliol dan asam membentuk poliester.
Maka agar dapat bereaksi, oil ini harus di reaksikan dulu dengan alkohol. Proses ini disebut
Alkoholisis Oil.
Alcoholisis Oil adalah teknik mereaksikan oil dengan poliol untuk menghasilkan
produk gliserida yang dapat reaktif terhadap polikondensasi (Oil + Gliserol =
Monogliserida). Reaksi ini dilakukan pada suhu 240-260 derajat celcius dengan katalis PbO
atau LiOH atau NaOH. Saat reaksi ini terjadi, harus dimasukkan gas inert kedalam reaktor
untuk mencegah masuknya udara yang dapat menyebabkan perubahan warna resin.
Dari Bahan Fatty Acid
Pembuatan Alykd dari bahan fatty acid tidak membutuhkan proses alcoholisis,
karena fatty acid dapat bereaksi langsung terhadap polikondensasi. Beberapa keuntungan
pembuatan Alykd dengan fatty acid adalah: Waktu proses yang lebih pendek (karena tidak
butuh proses alkoholisis), Produk akan mempunyai warna yang lebih muda, poliol dapat
dipilih secara bebas sebab gliserol yang ada pada oil dapat diabaikan. Tetapi, pemakaian
fatty acid juga memiliki kerugian seperti fatty acid jauh lebih mahal daripada oil dan
penyimpanan fatty acid membutuhkan sistem pemanas, karena pada suhu rendah,
komponen fatty acid yang lebih jenuh dapat terpisah.
Proses Pembuatan Alkyd
Pada dasarnya, Proses ini adalah gugus hidroksil yang bereaksi dengan gugur
karboksil dan membentuk ikatan ester dan melepaskan molekul air. Ada dua teknik yang
digunakan untuk memproduksi Alkyd: Proses Fusion dan Proses Solvent.
Pada proses fusion, reaktan dicampur kedalam reaktor dan dipanaskan pada suhu
180-160 derajat celsius. Bila suhu diatas 260 derajat, reaksi akan berjalan cepat dan ada
kemungkinan terjadi polimerisasi pada ikatan tak jenuh dari sisa asamnya, tetapi bila
dibawah 180 derajat, proses akan berjalan lambat. Gas inert juga digunakan untuk
mencegah masuknya udara dan untuk membantu pengeluaran air hasil reaksi. Proses fusion
memiliki kekurangan, terutama bila bahan yang dipakai mudah menguap. Maka dari itu,
proses fusion digunakan untuk membuat alkyd dengan oil length yang cukup panjang
dimana kehilangan bahan baku akibat penguapan selama proses kecil. Kecepatan proses ini
terletak pada efisiensi pengeluaran airnya. Maka sering juga dipakai tekanan yang rendah
dan sedikit vakum untuk menarik air keluar.
Pada proses solvent, reaktan dan pelarut xylene dimasukan kedalam reaktor. Pelarut
dimasukkan untuk membantu proses pengeluaran air dari reaktor. Xylene akan membuat
azeotrop dengan air dan akan menguap masuk ke PC dan TC, dan akan dipisahkan
diseparator. Xylene akan kembali masuk ke reaktor, sedangkan air akan dibuang. Proses ini
digunakan untuk skala besar dengan suhu 200-240 derajat. Uap Azeotrop yang dihasilkan
berguna untuk mencegah masuknya udara sehingga dapat mengurangi penggunaan gas
inert. Selain itu, zat yang menguap juga akan kembali ke reaktor, sehingga tidak perlu
jumlah bahan baku yang hilang. Akhir dari reaksi ini ditentukan dari Acid Value dan
Viskositas.
Derajat esterifikasi polimerisasi resin dapat diketahui dari nilai asam dan viskositas.
Pada awal proses molekul yang ada berukuran kecil, setelah beberapa saat polimerisasi,
molekul akan semakin besar, membuat kenaikin viskositas dan penurunan Acid Value.
Klarifikasi Resin Alkyd
Resin Alykd dapat dikategorikan berdasarkan oil length: Short Oil, Medium Oil, dan
Long Oil dan berdasarkan tipe oil yang dipakre (drying, semi drying dan non drying).
Oil length adalah jumlah oil yang terdapat dalam resin dan dinyatakan dalam
persentasi terhadap julah total non volatil resin. Apabila oil length kurang dari 45%, maka
akan disebut short oil. Apabila diantara 45-55% akan disebut medium oil, 55-70%, akan
disebut long oil, dan diatas 70% adalah very long oil.
Ada 3 jenis Alkyd. Yang pertama adalah drying alkyd. Alkyd ini dibuat menggunakan
oil drying yang banyak mengandung ikatan rangkap seperti Tung Oil. Yang kedua adalah non
drying alkyd, yang menggunakan oil non drying yang sedikit atau tidak memiliki ikatan
rangkap (oil jenuh) seperti coconut oil. Yang terakhir adalah semi drying alkyd yang
menggunakan oil semi drying seperti soya bean oil.
Resin Alkyd juga dapat dibagi menjadi 2 bagian: Oxidizing dan Non Oxidizing Alykd.
Oxidizing Alykd menggunakan semidrying dan drying oil dan akan membentuk film melalui
proses oksidasi dengan oksiden di udara. Biasanya alkyd ini mempunyai Oil length diatas
45%. Pada Non Oxdizing Alykd, dibuat dari non drying, sehingga tidak dapat kering dengan
oksidasi udara, maka untuk membuat resin ini kering, harus dicampur resin amino atau resin
fenolik. Alkyd ini juga memiliki oil length dibawah 45% (short oil).

Jenis Alkyd Oil Length Jenis Oil Pengeringan Kegunaan


Oxidizing 45-60% Sunflower, Air Drying Cat Dekoratif
DHCO, Tung Oil dan Tinta
Printing
<45% Stoving dan Co- Coating industri
Cure dengan
resin lain
Non Oxidizing 45-60% Coconut, Castor Tidak Kering Plasticizer
untuk resin lain
<45% Co-cure dengan Plasticizer yang
resin lain reaktif untuk
coating industri
dan metal

Masalah dan Penyelesaiannya

No Masalah Penyebab Penyelesaian Akibat


1 Alkoholisis lama = Kontaminasi = Beaker Test Warna resin
= Katalis kurang = Tambah tinggi / resin
= Temperatur Katalis gosong
rendah = Naikkan
temperatur
2 Visc dan AV = Temperatur = Temperatur Flow resin tidak
tinggi ketinggian diturunkan baik, adhesi dan
= Poliasam = Tambah refulx stability kurang
berlebih = Cooling baik
= Polialkohol
kurang
= Reflux kurang
= Glycol loss
3 AV and Visc = Poliasam = Adjust Waktu kering
rendah kurang poliasam / lambat
= Polialkohol polialkohol
berlebih
4 Warna tinggi = Kontaminasi = Check semua Warna cat
(reaktor kurang bahan tinggi tidak
bersih) = N2 disukai pasar
= N2 kurang diperbanyak
= Temp = temp tidak
ketinggian boleh terlalu
= Proses terlalu tinggi
lama
= Antioksidan
kurang
= Warna bahan
tinggi
5 NV rendah = Penimbangan = Timbang
bahan bahan dengan
= Adjust Solvent akurat
terlalu banyak = test NV
= End Point dengan cermat
lewat dan tepat
6 NV tinggi = Penimbangan = Timbang
bahan, bahan dengan
= Solvent Loss tepat
= End point = Kurangi
belum tercapai solvent loss
= Adjust solvent = test NV
kurang dengan cermat
dan tepat
7 Resin keruh = Alkoholisis = Blending Resin tidak laku
tidak sempurna = Bersihkan dipasaran.
= Reaktor reaktor dahulu Gloss dan
terkontaminasi = periksa bahan adhesi kurang
/ kotor baku sebelum baik,
= Solvent digunakan compatibility
tercampur air = bila berkurang
tercampur air,
dipanaskan
sampai
menguap
8 Resin gell = Poliasam = Masukkan oil Reaktor susah
berlebih tipe soyabean dibersihkan,
= Polialkohol segera kerugian bahan
kurang dan waktu
= Oil/Fatty Acid
kurang
= Kontaminasi
bahan
= Temperature
terlalu tinggi

Proses Produksi Resin


Resin Alkyd di produksi di Reaktor 3,4 dan 9. Ada 3 tahan pembuatan resin: prepare bahan
baku, proses reaksi, dan pemurnian produk.
Pemasukan bahan baku:
Bahan baku alkyd umumnya berupa bahan baku cair dan padat. Untuk bahan baku cair,
kemasan dapat berupa IBC tank, drum, jerican, botol, atau storage tank tergantung jumlah
bahan dan penyediaannya. Pada bahan baku padat, dapat berupa jumbo bag, zak, atau
plastik.
Bahan baku cair akan diprepare dalam charge tank dimana bahan baku tersebut akan
dipompa melalui pompa intake. Untuk bahan baku padat akan diprepare melalui hopper
untuk reaktor 4 dan 9 atau bisa juga langsung melalui manhole. Untuk bahan baku cair,
penyimpanan bahan baku akan dipisah antara bahan minyak dan solvent (kecuali R-104)
yang bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi antar bahan.
Untuk R-103, bahan minyak di prepare di CT2 dan solvent di CT3. Untuk R-109 bahan minyak
di prepare di CT 109A dan bahan solvent di CT 109B.
Beberapa hal yang harus di perhatikan saat prepare:
1 Jenis bahan baku harus sesuai kartu produksi
2 Jumlah bahan baku harus sesuai kartu produksi, contohnya seperti:
a. minyak, yang berfungsi membuat resin alkyd memiliki sifat flexible. Jumlahnya
harus tepat, karena bila kebanyakan bisa lembek, dan kalau kedikitan bisa keras
dan rapuh.
b. Asam Polibasa. Pada asam monofungsional yang bertujuan untuk memutus
rantai, maka bila kebanyakan akan rantai polimer akan pendek (visc rendah) dan
apabila terlalu sedikit, akan membuat visc terlalu tinggi / cepat naik.
c. Polialcohol. Fungsi polialcohol adalah untuk membentuk rantai polimer (dengan
bereaksi dengan poliacid). Semakin banyak gugus fungsional, maka rantai yang
dipakai akan semakin bercabang. Jadi bila terlalu banyak, bisa gell. Tapi kalau
terlalu dikit, visc nya akan rendah dan susah naik
d. Solvent. Proses alkyd akan menghasilkan air, maka dari itu air tersebut harus
dibuang agar tidak menyerang kembali polimer yang dapat menyebabkan
polimer terpecah kembali. Maka dari itu solvent ditambah kedalam reaktor
untuk membantu proses pengeluaran air dengan cara menguap. Apabila solvent
terlalu banyak, makan temperature reaktor akan susah naik karena selalu terjadi
penguapan solvent dan juga sebaliknya.
e. Katalis digunakan untuk mempercepat reaksi, apabila katalis terlalu sedikit,
makan tidak ada reaksi atau reaksi lambat, tapi jika terlalu banyak, biaya akan
tinggi, dan akan mempengaruhi resin itu sendiri (kandungan logam tinggi)
f. Antioksidan digunakan untuk melindungi polimer dari reaksi oksidasi oksigen
yang dapat membuat warna resin menjadi tua. Apalbila kurang, maka rantai resin
menjadi tidak terlindungi, tapi apabila terlalu banyak, AO dapat mempengaruhi
stabilitas resin karena AO kebanyakan terbaut dari asam.
3 Supply N2 juga harus dilakukan untuk mengusir oksigen yang ada didalam reaktor
4 Tahapan pemasukan bahan baku adalah yang pertama cair lalu baru yang dapat.
Semua sesuai kartu produksi.
5 Pengadukan di Reaktor. Pengadukan didalam reaktor berfungsi untuk menyatukan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat resin alkyd.
Tahap Produksi:
Alkyd adalah polimerisasi kondensasi dimana reaksi terjadi dengan pembukaan gugus
dan menghasilkan air. Oleh karena itu dibutuhkan solvent proses untuk membuat proses
reflux. Reflux adalah ketika air dan solvent akan menguap ke PC lalu TC dan akan
dipisahkan didalam separator. Air yang dipisahkan dari solvent didalam separtor akan
dibuang melalui line WWT, teptapi solvent nya akan dikembalikan ke reaktor.
Selain itu didalam reaktor juga terdapat sistem heating yang bertujuan untuk menaikan
suhu reaktor supaya proses reaksi dapat terjadi. Ada 2 jenis pemanas: steam dan hot oil.
Berikut adalah perbandingan antara 2 jenis pemanas tersebut.

Hot Oil Steam


Pemanas tidak mudah loss (closed system Mudah loss (terjadi perubahan fasa),
dan tidak ada perubahan fasa) sehinga perlu make up bahan
Untuk mendapatkan temp tinggi, tidak Untuk mendapatkan temp tinggi,
perlu tekanan kerja yang tinggi, sehinggi diperlukan tekanan kerja yang tinggi,
peralatan proses lebih murah dan safe sehingga peralatan proses lebih mahal
dan beresiko
Oil tidak korosif, jadi tidak perlu Air korosif, jadi perlu treatment lebih
treatment berlebih untuk bahan dan untuk bahan dan peralatan
peralatan
Harus beli dari supplier Gratis, diambil dialam bebas
Koefisien Heat transfer rendah (1/2 dari Koefisien Heat transfer tinggi
air) jadi memerlukan jumlah banyak
Tidak bisa contact langsung dengan Dapat contact langsung dengan bahan
bahan yang dipanaskan yang dipanaskan

Maka dari itu, untuk pemanasan yang membutuhkan temp tinggi, digunakan hot oil dan
yang suhu rendah (di DT) dengan air steam.
Untuk media pendingin digunakan cooling water untuk Reaktor dan DT.
Yang membedakan heating pada R-104 dan R-109 adalah letak coil HOS nya. Pada R-104
coil HOS berada pada bagian dalam, sedangkan pada R-109, coil HOS berada dibagian
luar (dekat dinding reaktor). Pada sistem cooling, CWS untuk R-104 dari bagian luar
sedangkan R-109 dari bagian dalam.
Perbedaan posisi coil HOS:
- Jika coil HOS berada makin luar (dekat dinding reaktor) maka transfer panas akan
semakin besar, karena turbulensi semakin keluar akan semakin besar.
- Coil HOS yang berada di luar akan mempercepat sistem pemanas pada reaktor,
tetapi karena coil CWS nya berada didalam, maka sistem cooling menjadi lebih
lama
- Coil HOS yang berada didalam akan semakin susah menerima panas sehingga
temperatur reaktor susah naik, teptapi karena coil CWS berada dibagian luar,
makan cooling akan menjadi semakin cepat.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Tahap 1:
A. Kecepatan Heating. Kecepatan heating akan diatur kurang lebih 2 jam yang
bertujuan untuk menjaga warna resin selama pemanasan. Bila temperature
terlalu tinggi, resin bisa gosong (warna resin tua). Namun jika terlalu lama, bisa
menyebabkan katalis tidak terlalu reaktif, sehingga alkoholisis tidak berjalan
sempura.
B. Pengadukan juga diperlukan untuk membantu reaksi lebih cepat terjadi
Tahap 2:
A. Pengaturan setting PC. Pengaturan PC ditentukan dari jenis poliol yg dipakai. Jika
yang dipakai PH-13 dan PH-12 (mudah larut dalam air) maka setting PC di
temperature 105-110 derajat. Jika poliol yang dipakai adalah PH-16, PH25 (tidak
mudah larut dalam air) maka PC dapat diset atau tidak diset sama sekali
tergantung kebutuhan proses.
B. Kita juga harus menjaga volume air di separator. Jangan sampai air di dalam
separator melebihi batas maksimal. Semakin tinggi level air di separator, maka
ruang solvent dalam separator akan berkurang dan masuk ke reaktor (solvent di
reaktor bertambah). Terlalu banyak solvent di reaktor dapat memperlabat proses
karena membuat temperatur susah naik. Maka dari itu, kita harus sering drain air
maka solvent di reaktor akan konstan sehingga temperatur menjadi mudah naik.
C. Menjaga temperatur proses jugalah penting. Semua temperatur harus sesuai
kartu produksi. Untuk resin yang bersifat reaktif, jika suhu terlalu tinggi akan
menyebabkan visc naik dratis yang menyebabkan gell.
D. Setting Heating juga crucial dalam pembuatan resin. Bila Bahan yang dimasukkan
setengah, maka kita haanya memerlukan setengah jaket, tapi kalau full ktia akan
buka sistem pemenasa full jacket.
E. Temperatur Boiler ditentukan dari panas yang dibutuhkan. Karena Alkyd
memerlukan temperature tinggi, maka temperature boiler harus lebih tinggi dari
temperature jacket (min 30 derajat levih tinggi dari temperatur reaktor).
F. Temperature cooling water yang rendah juga baik untuk proses kondensasi pada
PC dan TC. Tetapi jika temperature cooling water tinggi, pendinginan tidak akan
berjalan sempurna, yang akan menyebabkan loss material menjadi lebih besar.
G. Suplai N2 juga harus diatur sesuai kartu produksi. Semakin tinggi kadar nitrogen,
semakin kecil kemungkinan oksigen masuk kedalam reaktor. Tetapi jika kadar
ntrogen terlalu tinggi, maka aliran uap reflux akan semakin besar. Ini dapat
menyebabkan kondensasi yang kurang sempurna (loss bahan karena terbawa
oleh nitrogen)
Tahap 3:
A. Adjustment Solvent. Kita harus memperhatikan jenis solvent yang digunakan
dalam DT. Setiap solvent memiliki efek yang berbeda-beda seperti ST-37 akan
membuat efek lebih encer. Untuk jumlah adjustment, kita dapat menghitung
kebutuhan solvent berdasarkan kondisi resin (jumlah resin dan NV).

Contoh: kita mau adjust Resin di DT-9 sebanyak 20000 Kg, dengan NV 61% dan
kita mau mengubah menjadi 60%.

Kita harus menggunakan formula m1 x NV1 = m2 x NV2


= 20000 kg x 61% = m2 x 60%
= m2 = 20333 kg
Solvent yang dibutuhkan = 20333 kg – 20000 kg = 333kg

jadi kita harus menambahkan solvent sebanyak 333 kg untuk mendapatkan NV


60%
B. Untuk mmemurnikan resin dari pengotor (sisa bahan padat), kita harus
melakukan filtrasi menggunakan leaf filter.

Anda mungkin juga menyukai