Disusun sebagai
Salah satu syarat kelulusan
Tahun Pelajaran 2020/2021
Oleh:
FAURINNISA MAHENDARU
NIS : 179156
i
SURAT PENGANTAR PRAKTIK KERJA INDUSTRI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diterima dan disahkan oleh :
PT PROPAN RAYA INDUSTRIAL COATING AND CHEMICALS ,
TANGERANG
Menyetujui, Mengetahui,
PD Manager Pembimbing Industri
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diterima dan disahkan oleh :
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI YOGYAKARTA
Mengetahui,
Pembimbing Sekolah
iv
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan Praktik Kerja Industri
di PT. Propan Raya Industrial Coating and Chemicals ini dapat selesai tanpa
hambatan dan kendala yang berarti.
Laporan Praktik Kerja Industri dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan tahun pelajaran 2020/2021, dengan berdasarkan Praktik Kerja
Industri selama periode 14 September 2020 – 28 Februari 2021.
Laporan Praktik Kerja Industri ini disusun berdasarkan penjelasan
pembimbing maupun karyawan, wawancara, percobaan, dan data yang
diperoleh melalui pengamatan. Sejak penyusunan sampai dengan tahap
pengesahan laporan ini banyak pihak yang membantu sehingga pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Hendra Adidarma, Dipl. Chem, selaku Direktur Utama PT. Propan
Raya Industrial Coating and Chemicals,
2. Bapak Mohamed Batcha Shaik Dawood selaku Manager PD Marine &
Protective Coating di PT. Propan Raya Industrial Coating and Chemicals,
3. Bapak Ilham Ditama S.Si., M.Si. selaku Pembimbing di PT. Propan Raya
Industrial Coating and Chemicals,
4. Ibu Rr. Ening Kaekasiwi, ST.,MP., selaku Kepala SMK SMTI Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Praktik Kerja
Industri,
5. Ibu Dianita Indrawati, S.Si, selaku Pembimbing di SMK SMTI Yogyakarta
yang telah mengarahkan dan membimbing kami dari penyusunan Laporan
Praktik Kerja Industri hingga selesai,
6. Orang tua serta keluarga saya yang telah memberikan dukungan material
dan spiritual selama Praktik Kerja Industri,
7. Seluruh rekan dan karyawan PT. Propan Raya Industrial Coating and
Chemicals yang telah menjadi keluarga kedua saya selama Praktik Kerja
Industri,
vi
8. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Praktik Kerja Industri dan
penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung
yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penyusun memohon maaf kepada seluruh karyawan PT. Propan Raya
Industrial Coating and Chemicals dan pihak lain apabila selama kegiatan
Praktik Kerja Industri dan penyusunan laporan ini ada hal-hal yang kurang
berkenan.
Laporan Praktik Kerja Industri ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh sebab itu penyusun
dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan laporan ini.
Demikian laporan ini dibuat semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca dan membantu pembuatan laporan pada masa yang
akan datang.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
SURAT PENGANTAR PRAKTIK KERJA INDUSTRI ................................ ii
viii
1. Korosi ............................................................................................... 14
4. Resin Epoxy...................................................................................... 18
A. Kesimpulan ....................................................................................... 40
B. Saran-saran ........................................................................................ 40
LAMPIRAN ................................................................................................ 42
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Pengujian NV, SG, Viskositas, dan fineness pada Pasta Anti
Korosi .......................................................................................... 29
Tabel 3. 2 Data Pengujian Viskositas, SG, dan NV Pada cat alkyd SUPER
WHITE ........................................................................................ 29
Tabel 3. 3 Data Pengujian SST 250 jam ...................................................... 30
Tabel 3. 4 Data Pengujian SST 350 jam ...................................................... 30
Tabel 3. 5 Data Pengujian SST 500 jam ...................................................... 31
Tabel 3. 6 Data Pengujian SST 650 jam dan Adhesi .................................... 31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA
PASTA ANTI KOROSI DALAM PRODUK ALKYD TOPCOAT
DITINJAU TERHADAP KETAHANAN KOROSI
Oleh:
Faurinnisa Mahendaru
INTISARI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya. Pencegahan korosi pada besi
atau logam lain, salah satunya dapat dilakukan dengan cara pengecatan dengan
menggunakan cat anti korosi atau cat besi. Cat besi biasanya menggunakan perekat
utamanya berupa alkyd, namun alkyd bersifat kurang tahan terhadap bahan kimia
dan cuaca apabila dibandingkan dengan resin epoxy yang memiliki ketahanan
terhadap bahan kimia yang baik. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan resin epoxy pada pasta anti korosi yang digunakan sebagai bahan
tambahan pada cat besi. Metode penelitian yang digunakan yaitu
mengkombinasikan resin alkyd dan resin epoxy pada pasta anti korosi dengan
perbandingan alkyd : epoxy = 70:30, 50:50, 30:70, dan 0:100 dengan penambahan
pasta ancor dilakukan sebanyak 8% dari total formula cat alkyd topcoat. Pengujian
yang dilakukan pada setiap sampel adalah Uji Salt Spray Test (SST) dan adhesi
yang akan dibandingkan dengan standar, dimana pengujian SST dilakukan pada
film cat dengan ketebalan 80 μm dan dilakukan pengamatan setelah 250, 350, 500,
dan 650 jam paparan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu penggunaan
resin epoxy dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan ketahanan terhadap
korosi dan daya lekat film pada substrat, sehingga dapat diketahui bahwa hasil
penelitian yang paling baik diperoleh pada sampel dengan formulasi alkyd:epoxy
pada pasta ancor sebesar 0:100. Hasil penelitian tersebut telah sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin banyak penambahan resin epoxy, akan
meningkatkan daya lekat film dan ketahanan terhadap korosi.
Kata kunci : Korosi, Salt Spray Test, Cat besi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Prakerin
Adapun tujuan diadakannya Praktik Kerja Industri yaitu:
1. Latihan Kerja
a. Dengan Praktik Kerja Industri siswa dilatih bekerja sesuai jam kerja di
Perusahaan/instansi.
b. Siswa diharapkan dapat berperan sebagai pekerja yang bertanggung
jawab di bidangnya.
2. Latihan Penyesuaian Lingkup Kerja
Selama Praktik Kerja Industri siswa akan bergaul dengan pimpinan
maupun karyawan, sehingga mempunyai pengalaman dalam hal bekerja
sama dengan rekan sekerja.
3. Latihan Kedisiplinan Sebagai Karyawan
a. Praktik Kerja Industri merupakan wahana pengenalan dan latihan
mematuhi tata tertib atau peraturan yang berlaku di
Perusahaan/Instansi.
b. Jika terjadi pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan, dimohon
Perusahaan/Instansi memberikan teguran, sanksi ataupun tindakan
lainnya serta mencantumkan hal tersebut dalam lembar penilaian,
sehingga sekolah dapat memberikan pembinaan lebih lanjut.
4. Studi Banding
Sebagai studi perbandingan antara ilmu yang telah diperoleh di
sekolah dengan penerapannya di Perusahaan/ Instansi. Siswa diharapkan
mampu melihat, mengamati, memahami, dan membandingkan operasi
dengan proses produksi yang dijalankan di perusahaan serta dapat
memecahkan suatu masalah di perusahaan tempat melaksanakan Praktik
Kerja Industri.
5. Latihan Penyusunan Laporan
Semua data yang diperoleh selama Praktik Kerja Industri diolah dan
dituangkan dalam laporan kerja, dengan tujuan:
a. Siswa memiliki keterampilan dalam hal menulis laporan.
b. Melatih siswa dapat menuangkan bahasa laporan secara tertulis.
3
C. Ruang Lingkup
Bidang Praktik Kerja Industri tersebut meliputi:
1. Poduksi (Operator Produksi).
2. Quality Control/Quality Analysis (Pengendalian Mutu).
3. Penelitian dan Pengembangan Laboratorium.
4. Health and Safety Enviroment.
5. Pengolahan Limbah.
6. Kontrol Proses.
7. Sistem Tata Letak Pabrik.
8. Manajemen Sumber Daya Manusia.
9. Manajemen Pemasaran.
A. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Propan Raya Industrial Coating and
Chemicals
Nama Pemilik Perusahaan : DR. Hendra Adidarma Dipl. Chem
Bentuk Badan Hukum : Persero Terbatas (PT)
Pabrik Pusat : Jalan Gatot Subroto Km. 8 Tangerang
15810
Telp. : 5919577
Fax. : 63854280/8
: Jalan Raya Serang km. 12, Cikupa,
Plant Cikupa Tangerang, Banten,
Telp. : (021) 5919577
Fax : (021) 5919022
5
6
Lisensi dari Ernst Platt Bochum – Germany untuk lapisan anti karat.
1989
License of Union Paint, Japan for Japanese PU – wood coating and concrete
panel resin.
1990
Cabang Medan.
1990
Cabang Jakarta.
1991
License of CIBA – Singapore, for epoxy industrial flooring system.
1992
PT. Herberts Powder Coating Indonesia, a joint venture with Herbets Gmbh –
Germany, (now Dupont Powder Coating) for powder paint.
1995
Cabang Palembang.
1996
Cabang Denpasar.
1997
Jakarta Roxy Mas (later moved to Kyai Tapa) & Kelapa Gading PSC.
1997
Surabaya Darmo Park PSC, Bandung PSC, Denpasar PSC.
1997
Cirebon Branch & PSC.
1998
Jakarta Fatmawati PSC, Jepara PSC.
1998
Samarinda Branch.
1998
Makassar Branch.
2000
Yogyakarta PSC, Pontianak Branch PSC, Lampung PSC, Surabaya RMI
9
PSC.
ISO – 9001 Certification in April 2000
2001
Banjarmasin Branch & PSC, Makassar PSC.
2002
Bekasi PSC.
2004
Semarang PSC.
2006
Lippo Karawaci PSC.
C. Lokasi Perusahaan
PT. Propan Raya I. C. C. berlokasi di Jalan Gatot Subroto Km. 8,
Tangerang, Banten. Kantor Pusat (Gatsu) ini digunakan untuk kegiatan
administrasi dan fisik perusahaan. Sedangkan, untuk tempat produksi PT.
Propan Raya I. C. C. memiliki 2 lokasi berbeda, yang pertama berlokasi di Jalan
Gatot Subroto Km. 6,5, Kadu Jaya, Curug, Tangerang, Banten atau biasa
disebut Pabrik Jatake dan yang kedua berlokasi di Jalan Raya Serang Km. 12,5,
Cirewed, Sukadamai, Cikupa, Tangerang, Banten atau biasa disebut Pabrik
Cikupa.
Seluruh proses produksi berlangsung di Pabrik Jatake dan Pabrik Cikupa,
mulai dari kontrol bahan baku sampai menyuplai produk jadi ke cabang daerah.
Termasuk proses Quality Control (QC) dan Product Development juga
dilakukan di kedua pabrik tersebut.
PT. Propan Raya I. C. C. terletak di Kota Tangerang, sehingga memiliki
akses transportasi yang mudah. Ketersediaan tenaga kerja dan pencarian
pasar/customer juga mudah. Kendaraan pengirim bahan baku dari pusat juga
masuk ke pabrik dengan akses jalan yang mudah.
10
Coating Performance
Mitra Raya
PT. Propan
Decorindo Raya
PT. Silverindo
PT. Darma
Nusantara
PT. Bionic
Natura
PT. Platindo
Cipta Raya
Board Of Director
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
atau
14
15
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih
bersih dari oksida.
Pencegahan korosi pada besi atau logam lain, salah satunya dapat dilakukan
dengan cara pengecatan dengan menggunakan cat anti korosi atau cat besi,
yang berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara.
3. Resin alkyd
Alkyd resin merupakan bagian dari produk polimer dengan proses
polimerisasi kondensasi. Alkyd resin banyak digunakan dalam industri cat,
coating, serta pembentukan film (Sandler, 1994). Alkyd adalah poliester yang
16
Gambar 3. 2 Struktur resin alkid ideal yang berasal dari gliserol dan ftalat
anhidrida
Untuk resin "pengeringan", trigliserida berasal dari asam lemak tak jenuh
ganda (sering kali berasal dari minyak nabati dan nabati , misalnya minyak
biji rami ). Alkyd yang mengering ini diawetkan di udara. Kecepatan
pengeringan dan sifat pelapis tergantung pada jumlah dan jenis minyak
pengering yang digunakan (lebih banyak minyak tak jenuh ganda berarti
reaksi lebih cepat di udara) dan penggunaan garam logam, yang disebut bahan
pengering minyak . Ini adalah kompleks logam yang mengkatalisasi ikatan
silang dari situs tak jenuh
4. Resin Epoxy
Epoxy merupakan resin atau polymer yang mengandung gugus fungsi
epoxida. Polimer ini reaktif sehingga dapat direaksikan atau disambung silang
(cross-link) dengan senyawa Amina maupun amida sebagai ko-reaktan. Ko-
reaktan ini sering disebut sebagai pengeras (hardener) atau curing agent.
Penggunaan resin epoksi pada pelapisan (cat) memiliki kelebihan diantaranya
Kandungan bahan organaik yang dapat menguap (VOC) bisa rendah.
Disamping penggunaan resin epoxy sebagai pengganti resin alkyd pada cat
anti karat, penambahan suatu zat untuk mencegah korosi juga diperlukan.
Pada penelitian ini, zat yang ditambahkan yakni pasta anti korosi (Pasta
ANCOR) yang terbuat dari pigment anti korosi sebagai bahan utamanya.
b. Galvanis
Bertindak sebagai anoda korban. Contoh : Zinc dust, Alumimium powder.
c. Inhibitor Meningkatkan pasifitas permukaan substrat sehingga tidak
terkorosi. Contoh : Zinc phophate, zinc chromate, strontium chromate.
Pigmen anti korosi yang digunakan pada cat yang dianalisis adalah zinc
phosphate. Penggunaan zinc phosphate sebagai bahan pigmen antikorosi
merupakan salah satu metode yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan
ketahanan korosi pada besi maupun baja (Tamilselvi dkk, 2015).
b. Butanol
Butanol adalah salah satu dari kelompok “alkohol fusel”, yang
memiliki lebih dari dua atom karbon dan mudah larut dalam air.
n-Butanol atau n-butil alkohol atau normal butanol adalah alkohol
primer dengan struktur 4-karbon, dan memiliki rumus kimia C4H9OH.
Isomernya antara lain iso-butanol, 2-butanol, dan tert-butanol. n-Butanol
merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan hidrogen, sehingga
senyawa ini mempunyai titik didih yang tinggi. Untuk sifat fisika n-Butanol
dapat dilihat pada gambar berikut :
B. Prosedur Kerja
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Persiapan Alat
1) Timbangan digital 11). Viscometer brookfield
2) Tangki giling 12). Termometer
3) Mesin dispermat 13). Density cup
4) Cakram dispersi 14). Grindometer
5) Cakram giling 15). Spindel
6) Zirconium beads 16). Mixer
7) Corong dan saringan 17). Mixer stik
8) Kaleng 18). Spray tools
9) Aluminium Foil 19). Panel besi
10) Oven 20). Salt Spray Test Chamber
b. Persiapan Bahan
1) Resin Epoxy 6). Anti skinning agent
2) Resin Alkyd 7). Pasta putih
3). Pigmen anti korosi 8). Additives
23
2. Proses Pembuatan
Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh jenis resin dan bahan
lainnya yang digunakan serta seberapa canggih teknologi yang dipakai untuk
menunjang pembuatan cat tersebut, semakin tinggi teknologi yang dipakai,
maka semakin singkat dan mudah proses pembuatan catnya. Berikut adalah
tahapan pembuatan cat dengan teknologi sedang :
a. Pembuatan Pasta Anti Korosi
Tahap pembuatan pasta anti korosi pada dasarnya adalah proses
dispersi, yaitu proses pemisahan agregat/ aglomcrat menjadi partikel
pigment tunggal. Proses jenis ini juga dibagi berdasar seberapa halus
padatan terdispersi di dalam campuran. Jika yang diinginkan secara kasar
≥30 micron, cukup dengan proses dispersi. Namun karena Pasta Anti
Korosi yang dikehendaki harus memiliki kehalusan <30 micron. Maka
harus dilakukan proses dispersi lebih lanjut dengan menggunakan bantuan
zirconium beads, proses ini biasanya disebut dengan proses penggilingan.
dimana pemakaian glass beads sebesar 60%- 80% dari jumlah base yang
dibuat Berikut ini adalah dimensi geometric dari disc pada saat proses
dispersi :
Pengemasan
Additive, pigment,
dan Solvent
Pendistribusian
3. Pengujian Kualitas
a. Pengujian aplikasi menggunakan spray gun
1) Disiapkan sampel yang akan diuji, panel metal (ukuran sesuai
pengujian) serta spray gun,
2) Encerkan sampel dengan thinner
3) Timbang panel, kemudian tekan tombol zero,
4) Masukkan cat kedalam spray gun,
5) Atur spray gun sebelum menyepray panel, setelah itu spray panel
dengan gerakan yang konstan sampai CA terpenuhi,
6) Jika CA sudah terpenuhi letakkan panel di rak panel,
7) Bersihkan spray gun dan area uji.
27
C. Data Analisis
Tabel 3.1 Data Pengujian NV, SG, Viskositas, dan fineness pada Pasta Anti
Korosi
Tabel 3. 2 Data Pengujian Viskositas, SG, dan NV Pada cat alkyd topcoat SUPER
WHITE
30
Pada Praktik Kerja Industri kali ini, dilakukan analisis terhadap pengaruh
penggunaan resin epoxy pada pasta anti korosi yang dijadikan sebagai bahan
tambahan atau campuran pada cat besi atau alkyd topcoat.
Pada dasarnya, cat besi berfungsi sebagai barrier dalam permukaan besi.
Cat besi tersebut akan melindungi permukaan besi terhadap air dan udara yang
dapat menyebabkan korosi. Di dalam cat besi terdapat pasta anti korosi yang
mengandung Zinc Phosphate (Zn3(PO4)2 berperan dalam pencegahan terhadap
korosi. Mekanisme pencegahan terhadap korosi pada substrat besi (Fe) dapat
disebut sebagai “Anoda korban”. Ketika lapisan cat mulai terkikis, maka terdapat
kemungkinan air dan udara akan bereaksi dengan substrat besi. Dalam hal tersebut,
Zinc Phosphate (Zn3(PO4)2) mulai berperan sebagai anoda korban, Zn3(PO4)2 akan
terionisasi membentuk Zn2+ dan PO43- . Berdasarkan deret volta, Zn2+ memiliki
potensial yang lebih negatif daripada Fe yang artinya Zn2+ akan lebih mudah
teroksidasi daripada Fe, Sehingga pada saat air atau udara akan bereaksi dengan
substrat Fe, ion Zn2+ akan teroksidasi terlebih dahulu membentuk ZnO, sehingga
menghambat proses teroksidasinya Fe menjadi FeO atau Fe2O3 (pembentukan
karat). Oleh karena hal tersebut, mekanisme pencegahan karat pada cat besi disebut
dengan anoda korban.
Pencegahan karat pada besi juga dapat diperkuat dengan adanya
penambahan resin epoxy. Pada dasarnya, penggunaan resin epoxy pada pasta anti
korosi akan memiliki ketahanan terhadap korosi dan daya lekat pada substrat yang
lebih baik apabila dibandingkan dengan penggunaan resin alkyd. semakin banyak
persentase resin epoxy yang ditambahkan pada pasta anti korosi maka akan
meningkatkan ketahanan terhadap korosi pada produk cat alkyd topcoat. Hal ini
dikarenakan alkyd merupakan bentuk asam lemak atau fatty acid yang memiliki
ikatan rangkap (tak jenuh). semakin lama, ikatan rangkap pada alkyd akan
terdegradasi menjadi ikatan tunggal karena adanya radikal, reaksi hidrogenasi, dll.
Hal tersebut dapat mengakibatkan melemahnya ikatan dengan substrat sehingga
32
33
film dapat lebih mudah terkikis dan tidak dapat memberikan perlindungan pada
substrat metal secara maksimal. Sedangkan struktur pada epoxy berupa cyclo
(siklik), dimana struktur tersebut akan lebih stabil apabila dibandingkan dengan
struktur rantai. Sehingga, truktur siklik akan lebih sulit terdegradasi apabila
dibandingkan dengan struktur rantai. Oleh karena itu, resin epoxy memiliki sifat
yang lebih baik dan memiliki daya lekat pada metal yang lebih kuat apabila
dibandingkan dengan resin alkyd.
Metode penelitian yang digunakan pada percobaan ini, yaitu
mengkombinasikan resin alkyd dan resin epoxy dengan perbandingan formula resin
alkyd : epoxy sebagai berikut = 70:30, 50:50, 30:70, dan 0:100. Penambahan pasta
anti korosi pada cat alkyd topcoat dilakukan sebanyak 8% dari total bahan, yang
nantinya penggunaan pasta anti korosi pada setiap percobaan akan dibandingkan
dengan pasta anti korosi yang digunakan sebagai standar, dimana resin yang
digunakan pada standar pasta tersebut hanya resin alkyd. Pengaplikasian cat alkyd
topcoat yang akan dianalisis, dilakukan menggunakan teknik spray dengan
ketebalan film kering sekitar 70-80 mikron. pengujian yang dilakukan antara lain =
pengujian viskositas, solid content, berat jenis, uji Salt Spray Test, Uji adhesi yang
mengacu pada ASTM. berikut contoh ASTM yang digunakan beserta pengujiannya:
1. Pengujian Solid Content menggunakan ASTM D 5145-90
2. Pengujian SST menggunakan ASTM B 117-73, dst.
3. Pengujian Adhesi menggunakan ASTM D 3359-02.
Tahap pertama yang dilakukan pada pengujian ini adalah pembuatan pasta
anti korosi yang berbahan dasar resin alkyd dan epoxy dengan perbandingan yang
telah diketahui serta pigmen anti korosi yang berupa Zinc phosphate. Pembuatan
pasta anti korosi ini dilakukan dengan metode penggilingan dengan menggunakan
mesin dispermat karena diinginkan kehalusan pasta sebesar < 30 mikron. Pada saat
penggilingan dilakukan penambahan zirconium beads yang berfungsi untuk
meningkatkan tumbukan antar partikel pigment dan filler sehingga ukuran partikel
akan lebih mudah halus. Penggilingan pasta anti korosi dilakukan selama 1,5 hingga
2 jam yang setelahnya dilakukan uji kehalusan (fineness) dengan menggunakan
grindometer.
34
3. Pengujian Viskositas
Pengujian viskositas pada sampel dilakukan dengan menggunakan
viskometer brookfield, hal ini dikarenakan sampel yang dianalisis yaitu Pasta
Anti Korosi dan Cat alkyd topcoat memiliki viskositas yang tinggi (kental)
sehingga pengujian viskositas tidak dapat dilakukan dengan menggunakan DIN
Cup. Berdasarkan pengukuran, diperoleh nilai viskositas untuk Pasta Anti
Korosi sebesar 4000-12600 cPa.s, sedangkan nilai viskositas untuk cat alkyd
topcoat Super White yakni sebesar 13.000-15.400 cPa.s.
Kekentalan suatu cat dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya
penggunaan resin, penggunaan filler, penggunaan solvent, dan waktu pemanasan
(dispersi) selama proses pembuatan cat. Jumlah dan viskositas resin yang
digunakan akan berpengaruh terhadap viskositas cat. Jika resin dengan
viskositas rendah dan digunakan dalam jumlah yang banyak maka cat akan
semankin encer, jika resin memiliki viskositas yang tinggi dan digunakan dalam
jumlah yang banyak maka cat akan semakin kental. Maka dari itu, penggunaan
resin sangat mempengaruhi viskositas cat. Selain itu, penggunaan filler juga
dapat berpengaruh bagi viskositas cat, semakin banyak filler yang digunakan
maka cat akan semakin kental. Bagitu juga dengan solvent semakin banyak
solvent yang digunakan maka cat akan semakin encer dan proses pendispersian
yang semakin lama, cat akan semakin kental karena solvent yang terkandung
dalam adonan semakin banyak yang menguap.
epoxy semakin sedikit, menunjukkan bahwa ketahanan karat pada sampel tersebut
kurang baik apabila dibandingkan dengan sampel 4.2, tetapi pada sampel 4.1 yang
juga menggunakan perbandingan resin alkyd:epoxy sebesar 0:100, hasil
pengamatan dan penilaian menunjukkan bahwa ketahanan karat pada sampel 4.1
tidak sebaik sampel 4.2. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan adanya suatu
faktor, yaitu pemilihan jenis solvent. Solvent yang digunakan sebagai pelarut pada
pembuatan cat alkyd topcoat adalah xylene yang bersifat non polar, sedangkan
solvent yang digunakan dalam pasta anti korosi 4.1 adalah SMT yang bersifat polar.
Karena adanya perbedaan sifat dari solvent yang digunakan untuk pelarut resin pada
cat dan pada pasta anti korosi, maka dapat menyebabkan pasta anti korosi yang
ditambahkan pada formula cat tidak bisa tercampur sempurna dengan komponen
cat lainnya (tidak compatible) sehingga pasta anti korosi yang telah ditambahkan
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Disamping itu, juga dilakukan pengujian adhesi untuk mengetahui daya lekat
film pada substrat, dimana hasil pengujian adhesi dapat dilihat dam tabel 3.3
Berdasarkan hasil pengujian dan pengamatan, diperoleh hasil adhesi yang
paling baik pada sampel 4.1 dan 4.2 yakni memperoleh nilai adhesi 4B artinya
persentase area yang terangkat pada saat pengujian yakni sebesar <5%. Hasil
pengujian tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak
penggunaan resin epoxy akan meningkatkan daya lekat atau adhesi film pada
substrat. hal tersebut dikarenakan adanya sifat dari resin epoxy yang berpengaruh
terhadap kualitas film, yaitu membuat lapisan film menjadi lebih keras, tahan
terhadap bahan kimia, dan memiliki daya lekat pada substrat yang baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Siswa dapat menaati peraturan perusahaan dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing selama Praktik
Kerja Industri.
2. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Setelah melakukan analisis pengaruh penggunaan resin epoxy pada pasta
anti korosi diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar penambahan jumlah
resin epoxy pada pasta anti korosi akan meningkatkan ketahanan film cat
terhadap korosi dan meningkatkan daya lekat film (adhesi) terhadap substrat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kesimpulan yang diperoleh, sesuai dengan
teori atau hipotesis yang telah diketahui.
B. Saran-saran
Setelah saya menyelesaikan laporan ini saya berharap bahwa :
1. Pengembangan produk serta inovasi yang terus menerus harus ditingkatkan
agar menciptakan produk baru yang berkualitas dan tentunya diminati oleh
customers.
2. Hubungan antara karyawan baik dengan atasan, bawahan, dan peserta
praktik kerja industri harus dijaga dan ditingkatkan agar keharmonisan tetap
terjaga.
3. Perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui kualitas cat lebih luas
seperti dilakukannya pengujian pull of, immersed test¸dan lain sebagainya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anugraha, Sastra. 2012. Penentuan Rasio Efektif Campuran Pigmen Anti Korosi
Seng Fosfat Dan Amino Silane Treated Wollastonite Pada Formulasi Cat
Alkyd Terstirenasi. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Purnama, Yosep. 2017. Rancang Bangun Alat Uji Korosi Salt Spray Test Chamber.
Cikarang: President University.
Subiyanto, Gatot. 2015. Korosi Baja Karbon Di Atmosfer, Sistem Air Pendingin,
Dan Air Panas. Bandung: Politeknik Negeri Bandung
41
LAMPIRAN
1.1
2.1
3.1
4.1
42
4.2
STD
PC Dokumentasi Point
1.1 0B
2.1 3B
3.1 3B
43
4.1 3B
4.2 4B
44
3. Laporan Harian bulan September
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
4. Laporan Harian bulan Oktober
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
5. Laporan Harian bulan November
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
6. Laporan Harian bulan Desember
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
7. Laporan Harian bulan Januari
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
8. Laporan Harian bulan Februari
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134