Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI

DENGAN METODE SOXHLET (EKSTRAKSI PADAT-CAIR)

DISUSUN OLEH :

1. AJENG MAURIN P 04

2. ANDRESKA YOGA B 06

3. FAURINNISA MAHENDARU 12

4. FAZA HAFIDZ ALARIF 13

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI YOGYAKARTA

2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
INTISARI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B.Tujuan Penelitian..............................................................................................2
C.Manfaat Penelitian............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
A. Ekstraksi Padat-Cair.......................................................................................3
B.Kacang Kedelai.................................................................................................3
C.Pelarut n-Heksan...............................................................................................5
D. Evaporasi........................................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................7
A. Alat.................................................................................................................7
B.Bahan................................................................................................................7
C.Rangkaian Alat..................................................................................................7
D. Prosedur Kerja................................................................................................7
E.Data dan Perhitungan........................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................9
A. Pembahasan.....................................................................................................9
B. Kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI DARI SAMPEL KACANG
KEDELAI DENGAN METODE SOXHLET ( EKSTRAKSI PADAT CAIR)

Oleh : Ajeng Maurin P, Andreska Yoga, Faurinnisa M, Faza Hafidz

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ekstraksi minyak dari


kacang kedelai, memisahkan minyak dari sampel bahan pangan secara ekstraksi
padat-cair, dan mengetahui rendemen hasil yang diperoleh dari ekstraksi kacang
kedelai. Pelarut yang digunakan pada ekstraksi ini adalah n-heksana.

Pada prinsipnya, ekstraksi padat – cair didasarkan pada perbedaan kelarutan


diantara 2 fasa yang dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:
1) Mengusahakan kontak antara solven dengan padatan sehingga terjadi
perpindahan massa komponen terlarut (solut) ke dalam solven.
2) Pemisahan larutan hasil atau ekstrak dari solven.

Ekstraksi dilakukan menggunakan soxhlet dengan prosedur padatan yang


akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk atau diiris-iris.
Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang
terbungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut
organik n-heksan dimasukkan kedalam labu alas bulat. Kemudian alat ektraksi
soxhlet dirangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan
pelarut organik sampai semua analit terekstrak kemudian ekstrak yang dihasilkan
dievaporasi. Setelah melakukan praktikum, didapat hasil rendemen sebesar
37,092% dengan wujud cairan pekat berwarna kuning.

Kata kunci: ekstraksi, minyak, kacang kedelai.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai merupakan sumber protein nabati. Rata-rata kandungan potein biji


adalah 35%, kandungan asam amino terbanyak adalah leusin (484mg/g N2).
Selain itu, kacang kedelai juga dapat menghasilkan minyak yang sangat
bemanfaat. Dalam minyak kedelai tedapat fosfatida yang tediri dai sekitar 2%
lesitin dan sepalin yang digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam industri
makanan.

Minyak kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga
sangat baik sebagai pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam
lemak jenuh yang tinggi seperti mentega dan lemak babi. Hal ini berarti minyak
kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas kolesterol. Kadar minyak
kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya,
tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serelia.
Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk
pembuatan minyak salad, minyak goreng, serta untuk segala keperluan pangan.
Lebih dari 50% pangan dibuat dari minyak kedelai, teutama margarin dan
shortening. Hampi 90% dari poduksi minyak kedelai digunakan di bidang
pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelai
mengandung lebih kurang 85% asam lemak tidak jenuh. Minyak kedelai juga
digunakan pada pabrik lilin, sabun, vanish, lacques, cat semi, insektisida, dan
desinfektan.
Bila minyak kedelai akan digunakan dibidang non pangan, maka tidak perlu
seluruh tahap pemurnian dilakukan. Misalnya untuk pembuatan sabun hanya
perlu proses pemucatan atau deodorisasi, agar warna dan bau minyak kedelai
tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan.

1
Karena kedelai mudah didapatkan dan memiliki kandungan minyak nabati,
maka melalui penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi minyak kedelai dari
sampel kedelai dengan menggunakan metode ekstraksi soxhlet.

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu
baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang digunakan lebih cepat.

B. Tujuan Penelitian

1. Melaksanakan analisis pangan secara ekstraksi padat cair.


2. Mengetahui rendemen hasil yang diperoleh dari ekstraksi kacang kedelai.
3. Memisahkan minyak dari sampel bahan pangan secara ekstraksi padat-
cair.

C. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.


2. Meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam menggunakan peralatan
ekstraksi.
3. Dapat melakukan ekstraksi dengan baik dan benar.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstraksi Padat-Cair

Ekstraksi padat-cair adalah proses ekstraksi suatu konstituen yang dapat


larut (solut) pada suatu campuran solid dengan menggunakan pelarut. Proses
ini sering disebut dengan leaching.
Proses ini biasanya digunakan untuk mengolah suatu larutan pekat dari
suatu solut (konstituen) dalam solid (leaching) atau untuk membersihkan suatu
solute inert dari kontaminannya dengan bahan (konstituen) yang dapat larut
(washing). Proses ekstraksi padat cair, dari padatan ke cairan berlangsung
melalui dua tahapan proses yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan
padatan ke cairan karena butiran padatan cukup kecil, maka diambil asumsi
bahwa konsentrasi solut dalam padatan selalu homogen atau serba sama, jadi
dalam hal ini tidak ada gradient konsentrasi dalam padatan. Ekstraksi padat cair
dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti ekstraksi dengan bantuan
gelombang mikro, sonikasi, dan tekanan tinggi. Prinsip ekstraksi padat-cair
adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu matriks yang kompleks dari
suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Beberapa hal yang
harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi antara lain:
senyawa dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut harus
selektif melarutkan senyawa yang dikehendaki, senyawa analit memiliki
konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode
memisahkan kembali senyawa analit dari pelarut pengekstraksi.

D. Kacang Kedelai

Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman palawija yang


digolongkan ke dalam famili Leguminoceae, sub famili Papilionoideae.
Tanaman kedelai berbentuk semak pendek setinggi 30-100 cm, kedelai yang
telah dibudidayakan tersebut merupakan tanaman liar yang tumbuh merambat

4
yang buahnya berbentuk polong dan bijinya bulat lonjong. Tanaman kedelai
ini dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).
Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang dapat
digunakan sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
Kacang kedelai mengandung sumber protein nabati yang kadar proteinnya
tinggi yaitu sebesar 35% bahkan pada varietas unggul dapat mencapai 40-
44%. Selain itu juga mengandung asam lemak essensial, vitamin, dan mineral
yang cukup. Di samping protein, kacang kedelai mempunyai nilai hayati yang
tinggi setelah diolah, karena kandungan susunan asam aminonya mendekati
susunan asam amino pada protein hewani.
Kedelai dapat diandalkan untuk mengatasi kekurangan protein dalam
menu makanan rakyat Indonesia. Kedelai diproses menjadi bahan makanan
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
penghancuran, perebusan, peragian, fermentasi, dan pengasaman, sehingga
menghasilkan produk tahu, kembang tahu, susu, kecap dan produk lainnya.

Tabel 1. Kandungan gizi kacang kedelai

No Unsur Gizi Kadar/100 g


bahan
1 Energi 442 kal
2 Air 7,5 g
3 Protein 34,9 g
4 Lemak 38,1 g
5 Karbohidrat 34,8 g
6 Mineral 4,7 g
7 Kalsium 227 mg
8 Fosfor 585 mg
9 Zat besi 8 mg
10 Vitamin A 33 mcg
11 Vitamin B 1,07 mg

5
Kedelai merupakan sumber gizi yang sangat penting. Komposisi gizi
kedelai bervariasi tergantung varietas yang dikembangkan dan juga warna
kulit maupun kotiledonnya. Kandungan protein dalam kedelai kuning
bervariasi yakni antara 31-48%, sedangkan kandungan lemaknya bervariasi
yakni antara 11-21%. Antosianin kulit kedelai mampu menghambat oksidasi
LDL kolesterol yang merupakan awal terbentuknya plak dalam pembuluh
darah yang akan memicu berkembangnya penyakit tekanan darah tinggi dan
berkembangnya penyakit jantung koroner.

E. Pelarut n-Heksan

Faktor penting dalam ekstraksi adalah pemilihan pelarut. Pelarut yang


digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik komponen aktif dalam
campuran. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
adalah selektivitas, sifat pelarut, kemampuan untuk mengekstraksi, tidak
bersifat racun, kemudahan untuk diuapkan, dan harganya yang relatif murah.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah n-heksana.
Heksana merupakan konstituen bensin. Mereka semua cairan tak
berwarna pada suhu kamar, dengan titik didih antara 50-70 °C, dengan bau
seperti bensin. Heksana luas digunakan sebagai pelarut non-polar yang
murah, relatif aman, secara umum tidak reaktif, dan mudah diuapkan.
Nama IUPAC-nya adalah heksana, sedangkan nama lainnya n-heksana.
Adapun sifat-sifatnya antara lain:
Rumus molekul: C6H14.
Berat molekul: 86,18 gr mol−1.
Penampilan: cairan tidak berwarna.
Densitas: 0,6548 gr/mL.
Titik lebur: −95 °C, 178 K, -139 °F.
Titik didih: 69 °C, 342 K, 156 °F.
Kelarutan dalam air: 13 mg/L pada 20°C.
Viskositas: 0,294 cP.
Klasifikasi Uni Eropa: dapat menyala (F), berbahaya (Xn), reproduksi cat. 3,
berbahaya untuk lingkungan (N).

6
Titik nyala: −23,3 °C.
Suhu menyala sendiri: 233,9 °C.
Dalam industri, heksana digunakan dalam formulasi lem untuk sepatu,
produk kulit, dan pengatapan. Heksana juga digunakan untuk mengekstrak
minyak masak dari biji-bijian, untuk pembersihan dan penghilang gemuk, dan
produksi tekstil.

Penggunaan laboratorium khas heksana ialah untuk mengekstrak


kontaminan minyak dan lemak dari air dan tanah untuk analisis. Karena
heksana tidak dapat dideprotonasikan dengan mudah, maka ia digunakan di
laboratorium untuk reaksi-reaksi yang melibatkan basa sangat kuat, seperti
pembuatan organolitium, misalnya butillitium secara khas disuplai sebagai
larutan heksana.

F. Evaporasi

Penguapan (evaporasi) adalah perubahan suatu zat cair menjadi uap


pada beberapa suhu dibawah titik didihnya. Sebagai contoh, air ketika
ditempatkan pada wadah dangkal yang terbuka ke udara, tiba – tiba
menghilang, kecepatan penguapan bergantung pada sejumlah permukaan
yang terbuka, kelembaban udara dan suhu.
Penguapan (evaporasi) terjadi dikarenakan diantara molekul– molekul
yang dekat dengan permukaan zat cair tersebut selalu terdapat cukup energi
panas untuk mengatasi gaya kohesi sesama molekul kemudian melepas.
Kecepatan penguapan bergantung pada suhu zat cair tersebut, seberapa
kuat ikatan antar molekul dalam zat cair tersebut, luas permukaan zat cair,
suhu, tekanan, dan pergerakan udara di sekitar hingga penguapan tersebut
dapat terjadi.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat

1. Satu set alat ekstraksi soxhlet.


2. Pemanas.
3. Alat-alat gelas.
4. Evaporator.
5. Timbangan.

G. Bahan

1. Serbuk halus sampel kedelai.


2. Batu didih.
3. Pelarut.
4. Kapas.
5. Kertas saring.

H. Rangkaian Alat

8
I. Prosedur Kerja

1. Timbang sampel kedelai sebanyak 10 gram dan bungkus dengan kertas


saring.
2. Masukan sampel kedelai yang telah dibungkus dengan kertas saring
kedalam soxhlet.
3. Hubungkan labu alas bulat yang telah berisi batu didih dengan
ekstraktor soxhlet yang telah berisi sampel kedelai.
4. Masukan 150 mL pelarut n-heksan kedalam soxhlet.
5. Setelah selesai hubungkan soxhlet dengan pendingin.
6. Lakukan ekstraksi sampai terjadi 3 siklus di dalam sokhlet.
7. Setelah selesai pisahkan pelarut n-heksan dan ekstrak kacang kedelai
dengan cara evaporasi.
8. Amati dan catat warna,bau,dan bentuk ekstrak yang terbentuk serta
hitung rendemen ekstrak sampel kedelai.

J. Data dan Perhitungan

1. Data
Pengamatan :
Warna = kuning.
Bau = tidak menyengat.
Bentuk ekstrak = cairan pekat.

Berat sampel = 10,11 gram.


Volume pelarut = 150 mL.
Berat ekstrak = 3,75 gram.

2. Perhitungan
berat ekstrak
Randemen= ×100 %
berat sampel

9
3,75 gram
¿ ×100 %
10 ,11 gram

= 37,092%.

BAB IV
A. Pembahasan

Percobaan kali ini adalah menganalisis kandungan lemak dari sampel


kacang kedelai dengan metode soxhlet secara ekstraksi padat-cair. Pada
prinsipnya, ekstraksi padat-cair dilakukan melalui dua tahapan, antara lain
mengusahakan kontak antara solven dengan padatan sehingga terjadi
perpindahan massa komponen terlarut (solut) ke dalam solven dan
memisahkan larutan hasil atau ekstrak dari solvennya.
Sampel kacang kedelai mula-mula dihaluskan menjadi sebuk kasar
untuk memperluas bidang permukaan sampel sehingga akan mempercepat
penetrasi pelarut ke dalam sampel kacang kedelai dan akan mempercepat
waktu ekstraksi pada saat proses ekstraksi berlangsung. Selanjutnya
sebanyak 10,11 gram sampel dimasukkan ke dalam kertas saring yang
telah dibentuk selongsong dan diberi kapas dibagian bawah dan atas
sampel kemudian dilipat dan dimasukkan dalam soxhlet (tinggi sampel
harus lebih rendah dari tinggi pipa sifon).

Alat ekstraksi soxhlet kemudian dirangkai dengan menghubungkan


labu alas bulat, soxhlet, dan pendingin balik dengan diberi vaseline pada
setiap sambungannya agar mempermudah dalam melepas-pasangkan alat
dan agar tidak terjadi kebocoran uap selama proses ekstraksi. Sebanyak
150 mL pelarut n-heksana kemudian dituangkan ke dalam alat ekstraksi
soxhlet melalui lubang dibagian atas pendingin balik untuk melarutkan
minyak sebab pelarut n-heksana akan mengikat komponen organik pada
proses difusi (karena keduanya bersifat non polar).

Pada saat proses ekstraksi dilangsungkan, suhu pemanas listrik diatur


pada suhu 80°C. Proses ekstraksi dihentikan ketika sudah mencapai dua
sirkulasi / siklus, dimana satu siklus berarti ketika uap yang telah berubah

10
menjadi fasa cair memenuhi pipa sifon beserta soxhlet dan kembali ke labu
alas bulat.

Hasil ekstrak yang masih berupa campuran minyak dari sampel dan
pelarut n-heksana selanjutnya dipisahkan dengan evaporasi untuk
mendapatkan ekstrak minyak yang lebih murni. Pada saat proses
evaporasi, labu alas bulat yang berisi ekstrak disambungkan pada
evaporator dengan diberi vaseline dan diatur suhunya pada angka 80°C
dengan kecepatan rotasi 60 rtm. Proses ekstraksi dihentikan ketika
komponen pelarut n-heksana sudah tidak menetes lagi pada labu alas bulat
penampung pelarut.

Berdasarkan pengamatan selama analisis, dapat diketahui bahwa


ekstrak minyak kacang kedelai yang dihasilkan berwarna kuning, tidak
berbau menyengat, dan berwujud cairan pekat. Sehingga dari sampel
kacang kedelai sebanyak 10,11 gram dan pelarut n-heksana sebanyak 150
mL, didapatkan berat ekstrak sebesar 3,75 gram dengan randemen sebesar
37,092%.

B. Kesimpulan

Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstraksi padat-cair (leaching) dengan sampel serbuk kacang kedelai


menggunakan prinsip pemisahan ekstrak dari solven berdasarkan
perpindahan massa komponen.
2. Pemisahan ekstrak minyak kacang kedelai menggunakan pelarut n-
heksana dan dilakukan dengan dua metode, yaitu soxhletasi dan evaporasi.
3. Randemen minyak kacang kedelai yang diperoleh sebesar 37,092%.

11
DAFTAR PUSTAKA

Widya, Aqita. https://aqitawidya23.blogspot.com/2017/05/makalah-pemisahan-


dengan-cara-ekstraksi.html?m=1 diakses tanggal 11 Februari 2019

Safitri, Viskha, http://viskhasafitri.blogspot.com/2012/05/soxhlet-alat-ekstraksi-


lipid.html?m=1 diakses tanggal 11 Februari 2019

Anonim, https://id.scribd.com/doc/119287191Ekstraksi-/Kacang-Kedelai. diakses


tanggal 11 Februari 2019

Anonim, http://www.scribd.com/doc/91796133/15/Ekstraksi-Sokletasi diakses


tanggal 11 Februari 2019

Setiawan, Doni. 2011.Karya Ilmiah Ekstraksi Pektin dari Limbah Kulit Pisang.
SMKN 1 Cerme

12

Anda mungkin juga menyukai