Anda di halaman 1dari 10

FITOKIMIA II

“MACAM-MACAM METODE EKSTRAKSI’’

Disusun oleh :
Nurlai Lina
E1021020

HALAMAN SAMPUL
PRODI S1 FARMASI TRANSFER
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2021
ABSTRAK

Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat d e n ga n pelarut


s e h i n g g a t e r p i s a h d a r i b a h a n ya n g t i d a k d a p a t l a r u t d e n g a n p e l a r u t c a i r .
Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali
d i p i s a h k a n d e n g a n m e t o d e p e m i s a h a n m e k a n i s a t a u t e r m i s . M i s a l n ya
s a j a , k a r e n a komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,
bedasifat-sifat fisikanya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalur e n d a h .
Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu -
s a t u n ya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Teknik
ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organic
atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis
kimia, ekstraksi juga banyak digunakan u n t u k p e k e r j a a n p r e p a r a t i f d a l a m
bidang kimia organik, biokimia, dan a n o r g a n i k di laboratorium.
T u j u a n e k s t r a k s i i a l a h m e m i s a h k a n s u a t u komponen dari campurannya
dengan menggunakan pelarut.
Esktraksi mempunyai macam-macam metode berdasarkan cara dingin dan cara panas.
Ekstraksi cara dingin artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena
pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi. Metoda ini pastinya
melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat
proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat
soxhletasi dan destilasi.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
Ekstraksi .................................................. Error! Bookmark not defined.
I Metode Maserasi ....................................................................................... 2
II Metode Perkolasi ..................................... Error! Bookmark not defined.
III Metode Refluks ....................................... Error! Bookmark not defined.
IV Metode Soxhletasi ................................... Error! Bookmark not defined.
V Metode Destilasi...................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7
PEMBAHASAN

Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat yang
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman obat tersebut.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa ektrak adalah sediaan
kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut
cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
Menurut Voigh menyatakan bahwa ekstrak berdasarkan sifatnya, dapat dibagi
menjadi empat golongan, yaitu:
1. Ekstrak encer (extractum tennue) adalah sediaan yang memiliki konsemtrasi seperti
madu dan dapat dituang.
2. Ekstrak kental (extractum spissum) adalah sediaan yang dapat dilihat dalam keadaan
dingin dan tidak dapat dituang, kandungan air di dalam ekstrak ini berjumlah sampai
30%.
3. Ekstrak kering (extractum siccum) adalah ekstrak yang memiliki konsentrasi kering
dan mudah digosokkan melalui penguapan cairan pengekstrasi dan pengeringan,
sisanya akan terbentuk suatu produk yang sebaiknya memiliki lembab tidak lebih
dari 5%.
4. Ektrak cair (extractum fluidum) adalah sediaan cair simplisia nabati yang
mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet.
I. Metode Maserasi

Maserasi berasal dari bahasa latin “macerare” yang berarti merendam, sehingga
maserasi dapat diartikan sebagai suatu sediaan cair yang dibuat dengan cara merendam bahan
nabati menggunakan pelarut bukan air atau pelarut setengah air seperti etanol encer selama
waktu tertentu. Secara umum maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang
dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati menggunakan pelarut tertentu selama
waktu tertentu dengan sesekali dilakukan pengadukan atau penggojokan.
Prinsip kerja dari maserasi adalah proses melarutnya zat aktif berdasarkan sifat
kelarutannya dalam suatu pelarut (like disolved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan
cara merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada suhu
kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut yang digunakan, akan menembus dinding sel dan
kemudian masuk ke dalam sel tanaman yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan antara zat
aktif dan pelarut akan mengakibatkan terjadinya proses pelarutan dimana zat aktif akan
terlarut dalam pelarut. Pelarut yang berada di dalam sel mengandung zat aktif sementara
pelarut yang berada di luar sel belum terisi zat aktif, sehingga terjadi ketidak seimbangan
antara konsentrasi zat aktif didalam dengan konsentrasi zat aktif yang ada di luar sel.
Perbedaan konsentrasi ini akan mengakibatkan terjadinya proses difusi, dimana larutan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan oleh pelarut yang
konsentrasinya rendah. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang sampai didapat suatu
kesetimbangan konsentrasi larutan antara di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen
kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak tahan panas, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin seperti flavonoid dan fenol.
II. Metode Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di
atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana
perkolator, tetapi dibasahi dan direndam terlebih dahulu dengan cairan penyari. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari
memasuki seluruh pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian selanjutnya.
Ekstraksi ini juga tidak menggunakan pemanasan sehingga sesuai untuk bahan simplisia yang
tidak tahan panas.
III. Metode Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi
dengan cara ini adalah berkesinambungan. Metode ini umumnya digunakan untuk
mensintesis senyawa-senyawa yang mudah menguap atau volatile. Pada kondisi ini jika
dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam
bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Kelebihan metode refluks adalah padatan
yang memiliki tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak dengan
metode ini.
Cara Kerja :
1. Ditimbang sampel
2. Masukkan sampel ke dalam labu alas bulat
3.Masukkan methanol hingga semua sampel terendam
4. Pasang labu alas bulat pada alat refluks yang telah dihubungkan dengan kondensor
5. Panaskan sampel selama 1 jam
6. Saring ekstrak yang diperoleh dengan kertas saring
7. Filtrat diuapkan untuk menghilangkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator sehingga
diperoleh ekstrak.
IV. Metode Soxhletasi

Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sokletasi digunakan
dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Prinsipnya adalah penyarian yang
dilakukan berulang - ulang sehingga penyarian lebih sempurna dan pelarut yang digunakan
relatif sedikit. Kelebihan soxletasi adalah dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang
lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, digunakan pelarut yang lebih
sedikit dan pemanasannya dapat diatur.
Cara kerja soxletasi dengan memanaskan pelarut dengan ekstraktor soxhlet. Uap
pelarut mengalir ke atas melalui lengan distilasi, dan membanjiri bejana yang berisi timbel
berisi bahan padat. Pendingin memastikan bahwa semua uap pelarut mendingin, dan menetes
balik ke dalam bejana yang berisi bahan padat. Bejana yang berisi bahan padat akan terisi
secara perlahan dengan pelarut hangat. Beberapa senyawa yang diinginkan larut dalam
pelarut hangat. Ketika bejana Soxhlet hampir penuh, bejana akan dikosongkan oleh sifon.
Pelarut dialirkan kembali ke labu distilasi. Timbel memastikan bahwa gerakan cepat pelarut
tidak membawa bahan padat ikut ke labu. Siklus ini dapat diulang berkali-kali, berjam-jam,
bahkan berhari-hari.
Selama masing-masing siklus, bagian senyawa yang non-volatil larut dalam pelarut.
Setelah banyak siklus senyawa yang diinginkan terkonsentrasi dalam labu distilasi. Setelah
ekstraksi, pelarut dihilangkan menggunakan evaporator putar (rotary evaporator),
meninggalkan senyawa yang diekstraksi. Bagian ekstrak padatan yang tidak larut tetap berada
di dalam timbel, dan biasanya dibuang dan dianggap sebagai ampas.

V. Metode Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dasar pemisahannya
adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.

Macam-macam destilasi

1. Destilasi sederhana. Dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil.
2. Destilasi fraksionasi yaitu memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari
suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya
3. Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih
4. Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, IV. ed. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 1979. Farmakope Indonesia, III. ed. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Febriyanti Rizky, 2017. Galenik. Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.

Irawan Bambang, 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan Destilasi
Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro, Semarang.

Karjono Agung, 2017. Ekstraktor Soxhlet.


https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekstraktor_soxhlet&action=history. Akses 11
Oktober pukul 09.01

Marjoni, R., 2016. Dasar-Dasar Fitkomia Untuk Diploma D III Farmasi. Trans Info Media,
Jakarta.

Riyanta Budi Aldi, 2018. Metode Ekstraksi. Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.

Soela Joice, 2010. Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi Secara Maserasi dan dengan Alat
Soxhletasi Terhadap Kandungan Kurkuminoid dan Minyak Atsiri dalam Ekatrak Etanolik
Minyak Atsiri. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Yurleni, 2018. Penggunaan Beberapa Metode Ekstraksi Pada Rimpang Curcuma Untuk
Memperoleh Komponen Aktif Secara Kualitatif. Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai