Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NUR ASMAULHUSNAH

NIM : 1713041012
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA B

RESUME
Materi: Ektraksi

Pengertian dan macam-macam ektraksi


Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan
tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi
komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang
larut karena efektivitasnya. (Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In
Organic Chemistry)
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian rupa hingga memenuhi standar baku yang ditetapkan. Proses ekstraksi bahan atau
bahan obat alami dapat dilakukan berdasarkan teori tentang penyarian. Penyarian merupakan
peristiwa pemindahan massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan
penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.
 Ada tiga macam metode ekstraksi (penyarian) yang dapat digunakan, yaitu :
1. Maserasi
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang
mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan bahan sejenis yang
mudah mengembang. Cairan penyari yang Bila cairan penyari digunakan air maka untuk
mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada awal
penyarian. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan
sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol,
atau pelarut lain. kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.
  Prinsip maserasi penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
2. Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari kata ‘percolare’ yang artinya penetesan, merupakan
ekstraksi yang dilakukan dengan penetesan cairan penyari dalam wadah silinder atau kerucut
(perkolator), yang memilki jalan masuk dan keluar. Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara
kontinyu dari atas mengalir lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar.
Melalui pembaharuan terus-menerus bahan pelarut berlangsung sesuai suatu maserasi banyak
tingkat. Jika pada maserasi sederhana suatu ekstraksi sempurna dari simplisia tidak terjadi,
karena kesetimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan disekelilingnya
dapat diatur, maka pada perkolasi melalui pemasukan bahan pelarut yang ekstraksi total
secara teoritis adalah mungkin, berkaitan dengan perbedaan konsentrasi pada posisi yang
baru, Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara,
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan perkolat) sampai diperoleh ekstrak
Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat dari
tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lama
dan peralatan yang digunakan mahal Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi
dikarenakan adanya aliran cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi dan keberadaan ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran
kapiler tempat mengalir cairan penyari menyebabkan meningkatnya perbedaan konsentrasi
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatyu bejana silinder
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirrkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut , cairan penyyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri
dan cairan di atasnya, dikurangii dengan gaya kapiler yang cenderung untuk
menahan.Kekuatan yang erperan dalam perkolasi antara lain, gaya beratnya, kekentalan,
dayya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, dayya kapiler, dan daya gesekan.
3. Ekstraksi dengan menggunakan Soxhlet
metoda sokletasi. Sokletasi ini menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan
dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam dalam suhu panas,
dimana sample terpisah dari pelarut, sample hanya dilewati oleh pelarut. metoda sokletasi,
yakni sejennis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan
menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara
teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia
yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi
yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila
suatu campuran organik berbentuk cair atau padat 2 ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan
Aplikasi Ekstraksi
Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada
pula yang dikombinasi lebih dari satu jenis metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan
metode pemisahan dengan menggunakan metode pemisahan tertentu:
Berikut merupakan contoh ekstraksi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pemurnian Garam Dapur, Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur
(NaCl). Petani garam dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada
sebuah bangunan yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di
industri untuk dicuci dan ditambah iodium.
2. Pemurnian Air Minum, Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap
bidang kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar,
namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan
penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran.
3. Pemurnian minyak kayu putih, Pada proses ini sampel yang akan disari dimasukkan pada
alat soxhlet, lalu setelah dielusi dengan pelarut yang cocok sedemikian rupa sehingga
akan terjadi dua kali sirkulasi dalam waktu 30 menit. Larutan yang diekstraksi
ditempatkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu destilasi, seperti
ditunjukkan pada gambar.  Adanya pemanasan menyebabkan pelarut keatas lalu
diembunkan oleh pendingin udara menjadi tetesan-tetesan yang akan terkumpul kembali
dan bila melewati batas lubang pipa samping soxhlet, maka akan terjadi sirkulasi yang
berulang-ulang akan menghasilkan penyarian yang baik. Kemudian bahan yang akan
diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantong ekstraksi (kertas, karton dan sebagainya) di
dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang berisi
sampel diletakkan diantara labu suling dan suatu pendingin aliran balik. Labu tersebut
berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui
pipa pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang akan diekstraksi dan
membawa keluar bahan yang diekstraksi. Larutan yang terkumpul dalam wadah gelas dan
setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis dipindahkan ke dalam labu dengan
demikian zat yang akan terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni
berikutnya. Pada cara ini bahan terus diperbaharui artinya dimasukkan bahan pelarut
bebas bahan aktif. Cairan penyaring yang biasa digunakan adalah air, eter atau campuran
etanol dan air. Air atau etanol menjadi acuan cairan pengekstraksi karena banyak bahan
tumbuhan larut dengan air atau etanol.

Anda mungkin juga menyukai