Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM FTS OBAT TRADISIONAL

PRAKTIKUM I
PEMBUATAN SEDIAAN PIL OBAT TRADISIONAL DAN UJI KONTROL KUALITASNYA

Disusun oleh :
Clausa Artea Suling
1971020973
A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

2021
Judul : Membuat Ekstrak Kental.

Hari/Tanggal : Kamis, 07 Oktober 2021.

Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu membuat ekstrak kental dari simplisia tumbuhan.

Hasil Praktikum Teori Pembahasan Kesimpulan

Maserasi Maserasi adalah proses Pada praktikum kali ini metode yang Pengambilan
pengekstrakan simplisia dengan digunakan ntuk pengambilan metabolit metabolit sekunder
menggunakan pelarut dengan sekunder dengan cara maserasi maserasi daun sirih dengan
beberapa kali pengocokan atau adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan menggunakan
pengadukan pada temperatur dengan cara merendam serbuk dalam ektraksi. Zat aktif
Tuangan (kamar). Secara pelarut yang sesuai selama beberapa hari yang terkandung pada
teknologi termasuk ekstraksi pada tempetature kamar terlindung dari serbuk terdesak
dengan prinsip metode cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel keluar karena adanya
pencapaian konsentrasi pada tanaman melewati didinding sel. perbedaan
keseimbangan. Maserasi Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara isi
digunakan untuk penyarian konsentrasi antara larutan didalam dengan sel dan pelarut.
simplisia yang mengandung zat diluar sel. Larutan yang konsentrasinya
aktif yang mudah larut dalam tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari, tidak pelarut dengan konsentrasi rendah (proses
mengandung zat yang mudah difusi) . peristiwa tersebut akan berulang
mengembang dalam cairan sampai terjadi keseimbangan antara larutan
penyari, tidak mengandung didalam sel dan diluar sel. . Pertama-tama
benzoin, sitrak, dan lain-lain. ditimbang serbuk daun sirih yang telah
Maserasi dilakukan dengan dihaluskan, kemudian dimasukkan kedalam
merendam serbuk simplisia toples kaca dan kemudian diberikan etanol
dalam cairan penyari. Cairan 96% dilakukan perendaman selama 3 hari ,
penyari yang digunakan dapat sesekali diaduk. Setelah itu dilakukan
berupa air, etanol, air-etanol, atau penyaringan ekstrak dengan serbuk
pelarut lain. (Sidik dan Mudahar, menggunakan kertas saring dan corong.
2000) Setelah didapatkan ekstrak dimasukkan
kedalam eveporator untuk pengentalan
ekstrak.

Perkolasi Perkolasi adalah cara penyarian Pada praktikum kali ini kami menggunakan Pengambilan
yang dilakukan dengan metode ekstraksi dengan perkolasi. metabolit sekunder
mengalirkan cairan penyari Penyarian dengan metode perkolasi adalah daun Papilak dengan
melalui serbuk simplisia yang pemyarian dengan dengan cara mengalirkan menggunakan
telah dibasahi. Prinsip kerja dari cairan penyari memalui serbuk simplisia Perkolasi. Hasil dari
cara ini adalah: yang telah terlebih dahulu dibasahi. Serbuk praktikum Didapati
Serbuk simplisia ditempatkan simplisia ditempatkan disuatu bejana ekstrak daun papilak
dalam suatu bejana yang bagian silinder yang dibawahnya diberi kain kasa. berwarna hijau.
bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
Cairan penyari dialirkan dari atas melalui serbuk tersebut, cairan penyari ini
ke bawah melalui serbuk akan melarutkan sel-sel yang dilaluinya
tersebut. Cairan penyari akan hingga mencapai keadaan jenuh.
melarutkan zat aktif sel-sel yang Ekstraksi dilakukan dalam bejana yang
dilalui. Gerakan ke bawah dilengkapi kran untuk mengeluarkan
disebabkan oleh kekuatan gaya pelarut pada bagian bawah. Penambahan
beratnya sendiri dan cairan di pelarut dilakukan secara terus menerus,
atasnya, dikurangi dengan daya sehingga proses ekstraksi selalu dilakukan
kapiler yang cenderung untuk dengan pelarut yang baru. Dengan demikian
menahan. diperlukan pola penambahan pelarut secara
Kekuatan yang berperan dalam terus menerus, hal ini dapat dilakukan
perkolasi antara lain : gaya berat, dengan menggunakan pola penetesan
kekentalan, daya larut, tegangan pelarut dari bejana terpisah disesuaikan
permukaan, difusi, osmosis, dengan jumlah pelarut yang keluar, atau
adhesi, daya kapiler dan daya dengan penambahan pelarut dalam jumlah
gerakan (friksi). ( DIRJEN besar secara berkala. Yang perlu
POM.1979) diperhatikan jangan sampai bahan
kehabisan pelarut. Proses ekstraksi
dilakukan sampai seluruh metabolit
sekunder habis tersari, pengamatan
sederhana untuk mengindikasikannya
dengan warna pelarut, dimana bila pelarut
sudah tidak lagi berwarna biasanya
metabolit sudah tersari. Hasil dari
penyaringan didapatkan ektrak Papilak
berwarna Hijau.
Soxhletasi Soxhletasi adalah salah satu Pada percobaan kali ini pertama dilakukan Pengambilan
metode yang digunakan untuk ialah disiapkan seperangkat alat soxhletasi metabolit sekunder
mengisolasi minyak lemak. yang akan digunakan, kemudian ditmbang kulit ulin dengan
Soxhletasi merupakan ekstraksi sampel 50 gr kulit ulin. Selanjutnya sampel metode soxhletasi.
padat-cair berkesinambungan, dibungkus dengan kertas saring, setelah hasil ekstrak kulit
disebut ekstraksi padat cair dibungkus sampel dimasukkan kedalam kayu ulin berwarna
karena substansi yang diekstrak siphon lalu dipasang perangkat soxhlet dan coklat kemerahan
terdapat didalam campuran yang dituang pelarut etanol melewati sampel yang artinya terjadi
berbentuk padat, sedangkan hingga satu setengah sirkulasi kemudian penarikan senyawa
disebut berkesinambungan dinyalakan pemanasan dan dilakukan dalam sample.
karena pelarut yang sama dipakai proses ekstraksi selama 1 jam. Pada proses
berulang-ulang sampai proses ekstraksi sampel yang digunakan berubah
ekstraksi selesai. Keuntungan warna menjadi cairan berwarna
dari metode ini antara lain kekuningan. Kemudian setelah dilakukan
menggunakan pelarut yang lebih soxhletasi yang didapatkan berwarna
sedikit karena pelarut tersebut mendekati bening.
akan dipakai untuk mengulang Untuk fungsi penggunaan kertas saring
ekstraksi dan uap panas tidak yaitu untuk menjaga tidak campurannya
melalui serbuk simplisia, tetapi sampel dengan pelarut secara langsung, dan
melalui pipa samping. Metode ini agar sampel tidak ikut kedalam labu alat
juga memiliki beberapa bulat ketika diekstraksi.
kelemahan antara lain tidak dapat Sampel yang diisi tidak boleh melebihi
digunakan pada bahan yang tinggi siphon karena dilakukan pada saat
mempunyai tekstur yang keras, sampel berada diposisi atas tidak terendam
selain itu pengerjaannya rumit oleh pelarut. Dalam perangkat soxhlet
dan lama. Ekstraksi dengan terdapat kondensor. Dimana kondensor
menggunakan soxhlet pada berfungsi sebagai pendingin dan juga untuk
umumnya digunakan aseton dan mempercepat proses pengembunan.
alkohol sebagai pelarut untuk Adapun hasil ekstrak kulit kayu ulin
menguapkan bahan yang akan berwarna coklat kemerahan yang artinya
diekstrak.(Pramudono,dkk 2008) terjadi penarikan senyawa dalam sample.
Evaporsi rotary Rotary evaporator adalah alat
1. Pada pengoperasian alatnya pertama-tama Rotary evaporasi
yang berfungsi untuk Siapkan sample atau bahan atau cairan yang memisahkan senyawa
memisahkan suatu larutan dari telah dipreparasi sebelumnya. dengan
pelarutnya, schingga dihasilkan
2. Lepasakan labu alas bulat dan masukan sumbernyadengan
ekstrak dengan kandungan kimia sample ke labu alas bulat sesuai dengan pemanasan secara
tertentu sesuai yang diinginkan. volume yang telah ditentukan. Pastikan vakum. Hasil esktrak
Cairan yang ingin diuapkan anda mencatat volume atau jumlah dari kental daun papilak
Hasil evaporasi papilak biasanya ditempatkan dalam sample di labu alas bulat Pasangkan berwarna hijau
suatu labu yang kemudian kembali labu alas bulat ke main unit. Jika dengan bau yang
dipanaskan dengan bantuan dirasa proses melepas dan masangan labu khas.
penangas dan diputar. Uap cairan alas bulat cukup sulit, anda bisa
yang dihasilkan kemudian menghubungkan sumber daya terlebih
didinginkan oleh suatu pendingin dahulu, menyalakan power rotary
(kondensor) dan ditampung pada evaporator dan meninggikan posisi alat.
suatu tempat (receiver flask)
3. Isi chamber water bath dengan air aquadest
(Senjaya dan Wahyu, 2008). dan setting suhu (misal 60°C) sesuai dengan
Prinsip kerja Rotary Evaporator kebutuhan. Nyalakan water bath.
adalah memisahkan suatu
4. Turunkan posisi labu alas bulat, sehingga
senyawa dari sumbernya dengan air pada chamber bisa memanaskan labu
pemanasan secara hampa udara alas bulat, namun tidak merendam terlalu
atau vakum yang didasarkan banyak.
pada tiuk didih pclarut dan
5. Setting kecepatan putaran dan metode
adanya tekanan yang putaran. Pada beberapa kasus ada yang
menyebabkan uap dan pelarut berputar searah jarum jam, berlawanan arah
terkumpul di atas. Setelah jarum jam, atau periodik(sekian menit
pelarutnya diuapkan akan searah dan sekian menit berlawanan arah
dihasilkan ekstrak yang dapat jarum jam). Kemudian mulai putaran.
berbentuk padatan (solid) atau
6. Amati proses perputaran labu alas bulat.
cairan (liguid) (Senjaya dan Jika terdapat kejanggalan, seperti tidak
Wahyu, 2008). simetris perputarannya. Maka perbaiki
Pada umumnya ekstrak yang posisi labu alas bulat dengan penjepitnya.
dihasilkan dari ekstraksi awal ini
(ekstraksi dari bahan tumbuhan)
7. Nyalakan vakum untuk menurunkan
disebab sebagai ekstrak kasar tekanan, karena proses pemanasan akan
(crude extract). Rotary meningkatkan suhu dan tekanan.
Evaporator mampu menguapkan
8. Amati prosesnya, apakah terdapat tetesan
pelarut dibawah titik didih pelarut yang masuk ke labu penampung.
normalnya sehingga zat yang Proses evaporasi ini akan memakan waktu
terkandung di dalam sampel yang berbeda beda, tergantung pada suhu
tidak rusak oleh suhu tinggi pada water bath yang telah di setting
(Damayanti dan Fitriana, 2012). sebelumnya. Pastikan anda memahami
tentang berapa titik didih dari masing
masing pelarut sebelum menggunakan alat
ini.Setelah proses ekstraksi berakhir,
silahkan lepaskan labu alas bulat dan labu
penampung dari main unit. Pastikan anda
telah mematikan tombol putaran dan water
bath. Hati-hati ketika melepas labu alas
bulat, jika dirasa cukup sulit dan panas,
anda bisa mengatur ketinggiannya terlebih
dahulu.
9. Hasil evaporasi ekstrak kental daun Papilak
berwarna hijau dengan bau yang khas.
Post test

1. Alat :
Maserasi : Toples kaca, Pengaduk Kayu, 1 buah gelas beker 1000ml, 1 buah 500ml gelas beker, corong, labu ukur 1000ml.
Perkolasi : alat perkolator, gelas ukur 500ml, gelas beker 1000ml, batang pengaduk, toples kaca.
Soxhletasi : alat soxhletasi (tabung sifon, labu alas bulat, pemanas, pendingin balik) corong,gelas beker
Evaporasi rotary : alat evaporatory
2. Bahan :
Maserasi : etanol 96% 700ml maserasi dan 300ml remaserasi, kertas saring, simplisia daun sirih.
Perkolasi : 9Liter etanol 96%,505 serbuk daun papilak, kertas saring, kasa, handsaplast, dan aluminuium foil.
Soxhletasi : etanol 96%, es batu, kertas saring, Kulit kayu ulin
Evaporasi rotary : ekstrak
3. Cara kerja
Maserasi
disiapkan alat dan bahan

dihaluskan simplisia yang telah kering.

dimasukkan simplisia kedalam toples kaca/ maserator


dimasukkan etanol 96%

diaduk

ditutup rapat dan di simpan tempat yang terlindung cahaya

didiamkan selama 3hari, sambil sesekali diaduk.

Disaring menggunakan kertas saring

Hasil maserasi di epavoratory


Perkolasi
Siapkan alat dan bahan

Ditempel kasa menggunakan handsaplas

Kunci keran pada alat perkolator

dimasukkan serbuk daun Papilak kedalam perkolator

dimasukkan 4,5 liter etanol 96% hingga serbuk terendam habis.

Tutup menggunakan aluminium foil, diikat dengan kain kasa

Diamkan 24 jam

Buka keran pada perkolator, biarkan ekstrak mengalir.

Bilas ekstrak menggunakan etanol 95%, dimasukkan sedikit demi sedikit, hingga cairan ekstrak menjadi bening.

Tutup toples kaca dengan aluminium foil


Sokletasi
Siapkan alat dan bahan

Masukkan 50g serbuk kulit kayu ulin pada kertas saring yang sudah di sesuaian dengan tinggi tabung sifon.

Lipat kertas saring dan dimasukkan kedalam alat

Masukkan 500ml etanol 96% sedikit demi sedikit hingga pelarut turun ke labu

Pasangkan pendingin

Dihidupkan alat pemanas

Hitunglah sirkulasi hingga cairan ekstrak menjadi bening


Evaporasi

siapkan sample atau bahan atau cairan yang telah dipreparasi sebelumnya.

Lepasakan labu alas bulat dan masukan sample ke labu alas bulat sesuai dengan volume yang telah ditentukan. Pastikan anda mencatat
volume atau jumlah dari sample di labu alas bulat

Pasangkan kembali labu alas bulat ke main unit.

Jika dirasa proses melepas dan masangan labu alas bulat cukup sulit, anda bisa menghubungkan sumber daya terlebih dahulu,
menyalakan power rotary evaporator dan meninggikan posisi alat.

Isi chamber water bath dengan air aquadest dan setting suhu (misal 60°C) sesuai dengan kebutuhan. Nyalakan water bath.

Turunkan posisi labu alas bulat, sehingga air pada chamber bisa memanaskan labu alas bulat, namun tidak merendam terlalu banyak.

Setting kecepatan putaran dan metode putaran. Pada beberapa kasus ada yang berputar searah jarum jam, berlawanan arah jarum jam,
atau periodik(sekian menit searah dan sekian menit berlawanan arah jarum jam). Kemudian mulai putaran.

Amati proses perputaran labu alas bulat. Jika terdapat kejanggalan, seperti tidak simetris perputarannya. Maka perbaiki posisi labu alas
bulat dengan penjepitnya.

Nyalakan vakum untuk menurunkan tekanan, karena proses pemanasan akan meningkatkan suhu dan tekanan.
Amati prosesnya, apakah terdapat tetesan pelarut yang masuk ke labu penampung. Proses evaporasi ini akan memakan waktu yang
berbeda beda, tergantung pada suhu pada water bath yang telah di setting sebelumnya. Pastikan anda memahami tentang berapa titik
didih dari masing masing pelarut sebelum menggunakan alat ini.

Setelah proses ekstraksi berakhir, silahkan lepaskan labu alas bulat dan labu penampung dari main unit. Pastikan anda telah
mematikan tombol putaran dan water bath. Hati-hati ketika melepas labu alas bulat, jika dirasa cukup sulit dan panas, anda bisa
mengatur ketinggiannya terlebih dahulu.

4. Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Papilak


Berat serbuk simplisia yang diekstraksi = 505 gram
Berat cawan porselin kosong = 62,1924 gram
Berat cawan + ekstrak kental = 152.3561 gram
Berat ekstrak kental yang didapat = 152.3561 gram - 62,1924 gram
= 90,1637 gram

Berat ekstrak kental yang didapat


Rendemen = × 100%
Berat serbuk simplisia yang diekstraksi
90,1637 gram
= × 100%
505 gram
= 17,85%
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, A., Fitriana, E. A. 2012. Pemungutan minyak atsiri mawar dengan metode Maserasi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan
17(9):33-37

DIRJEN POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pramudono B., Widioko, S.A.,Rustayawan, W.,2008. Reaksi Kontinyu Dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah
: Pengambilan Minyak Biji Alpukat Menggunkan Pelarut n-Heksana Dan Iso Propil alkohol. Reaktor, vol. 12 No. 1,
38:41.

Senjaya, W. A. Dan Wahyu, S. 2008.Potensi Ekstrak Daun Pinus ( Pinus merkusi) sebagai Bioherbisiapenghambat
perkecambahan Echinochloa colonum L. Jurnal Perennial 4 (1) : 1-5

Sidik., H Mudahar.2000. Ekstraksi Tumbuhan Obat, Metode dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Produksinya
prosiding seminar PERHIBA Komisariat Jakarta dan Fakultas Farmasi UNTAG 1945 Jakarta. Jakarta 12-15.

Anda mungkin juga menyukai