Anda di halaman 1dari 23

FORMAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FTS OBAT TRADISIONAL

Judul : Ekstraksi dengan Metode Maserasi, Perkolasi, Sokhletasi, dan Penggunaan Rotary Evaporator
Hari/tanggal : 30 September 2021
Tujuan Praktikum : Mengetahui cara ektraksi dengan metode maserasi, perkolasi, sokhletasi, dan penggunaan rotary evaporator
untuk mengentalkan ekstrak cair.

I. Pembahasan
Hasil Praktikum Teori Pembahasan Kesimpulan

Simplisia yang akan di Maserasi merupakan proses Maserasi merupakan metode  Ektraksi dengan
ekstrak dengan metode ekstraksi sederhana yang ekstraksi dengan proses metode maserasi
maserasi dilakukan hanya dengan cara perendaman bahan dengan pelarut dilakukan dengan cara
merendam simplisia dalam satu yang sesuai dengan senyawa aktif merendam simplisia
atau campuran pelarut selama yang akan diambil dengan nabati dalam pelarut
waktu tertentu pada temperature pemanasan rendah atau tanpa yang sesuai selama
kamar dan terlindung dari cahaya. adanya proses pemanasan. Prinsip beberapa hari pada
Hasil maserasi dalam Prinsip kerja dari maserasi adalah maserasi adalah ekstraksi zat aktif suhu kamar dan
semalam proses melarutnya zat aktif yang dilakukan dengan cara terlindung dari cahaya.
berdasarkan sifat kelarutannya merendam serbuk dalam pelarut
dalam suatu pelarut (like yang sesuai selama beberapa hari  Penggunaan pelarut
dissolved like). Ekstraksi zat aktif pada temperature kamar terlindung etanol pada ektraksi
dilakukan dengan cara merendam dari cahaya, pelaut akan masuk dengan metode
simplisia nabati dalam pelarut kedalam sel tanaman melewati maserasi yaitu etanol
Remaserasi filtrat
yang sesuai selama beberapa hari dididing sel. Isi sel akan larut bersifat lebih selektif,
pada suhu kamar dan terlindung karena adanya perbedaan etanol dapat melarutkan
dari cahaya. Pelarut yang konsentrasi antara larutan didala sel berbagai zat aktif dan
digunakan, akan menembus dengan diluar sel. Larutan yang meminimalisir
dinding sel dan kemudian masuk konentrasinya tinggi akan terdeak terlarutnya zat
Hasil ekstraksi dengan ke dalam sel tanaman yang penuh keluar dan diganti oleh pelarut pengganggu seperti
metode maserasi dengan zat aktif. Pertemuan dengan konsentrasi redah (proses lemak, bersifat non
antara zat aktif dan pelarut akan difusi). Peristiwa tersebut akan toksik (tidak beracun),
mengakibatkan terjadinya proses berulang sampai terjadi etanol bersifat netral,
pelarutan dimana zat aktif akan keseimbangan antara larutan memiliki daya absorbsi
terlarut dalam pelarut. Pelarut didalam sel dan larutan diluar sel
yang berada didalam sel (Marjoni, 2016). Pada saat proses yang baik, dapat
mengandung zat aktif sementara perendaman bahan akan terjadi bercampur dengan air
pelarut yang berada di luar sel pemecahan dinding sel dan pada berbagai
belum terisi zat aktif, sehingga membran sel yang diakibatkan oleh perbandingan, panas
terjadi ketidakseimbangan antara perbedaan tekanan antara luar sel yang diperlukan untuk
konsentrasi zat aktif di dalam dengan bagian dalam sel sehingga pemekatan lebih
dengan konsentrasi zat aktif yang metabolit sekunder yang ada dalam sedikit, dan dapat
berada di luar sel. Perbedaan sitoplasma akan pecah dan terlarut menghambat
konsentrasi ini akan pada pelarut organic yang pertumbuhan kapang
mengakibatkan terjadinya proses digunakan. Faktor- faktor yang dan kuman.
difusi, dimana larutan dengan mempengaruhi ekstraksi menurut
konsentrasi tinggi akan terdesak (Marjoni,2016) antara lain waktu,
keluar sel dan digantikan oleh suhu, jenis pelarut, perbandingan
pelarut dengan konsentrasi bahan dan pelarut, dan ukuran
rendah. Peristiwa ini terjadi partikel. Ekstraksi dengan metode
berulang-ulang sampai didapat maserasi memiliki kelebihan yaitu
suatu kesetimbangan konsentrasi sederhana, mudah, lebih hemat
larutan antara di dalam maserasi penyari, dan terjaminnya zat aktif
biasanya dilakukan pada suhu yang diekstrak tidak akan rusak
antara 15°C- 20°C dalam waktu karena tidak melalui pemanasan.
selama 3 hari sampai zat aktif Umumnya ekstraksi metode
yang dikehendaki larut. Kecuali maserasi menggunakan suhu ruang
dinyatakan lain, maserasi pada prosesnya, namun dengan
dilakukan dengan cara merendam menggunakan suhu ruang memiliki
10 bagian simplisia atau kelemahan yaitu proses ekstraksi
campuran simplisia dengan kurang sempurna yang
derajat kehalusan tertentu, menyebabkan senyawa menjadi
dimasukkan ke dalam bejana kurang terlarut dengan sempurna.
kemudian dituangi dengan 70 Dengan demikian perlu dilakukan
bagian cairan penyari, ditutup dan modifikasi suhu untuk mengetahui
dibiarkan selama 3-5 hari pada perlakuan suhu agar
tempat yang terlindung dari mengoptimalkan proses ekstraksi.
cahaya. Diaduk berulang-ulang, Kelarutan zat aktif yang diekstrak
diserkai dan diperas. Ampas dari akan bertambah besar dengan
maserasi dicuci menggunakan bertambah tingginya suhu. Akan
cairan penyari secukupnya 24 tetapi, peningkatan suhu ekstraksi
sampai diperoleh 100 bagian sari. juga perlu diperhatikan, karena
Bejana ditutup dan dibiarkan suhu yang terlalu tinggi dapat
selama 2 hari di tempat sejuk dan menyebabkan kerusakan pada
terlindung dari cahaya matahari bahan yang sedang diproses. Faktor
kemudian pisahkan endapan yang lain yang perlu diperhatikan dalam
diperoleh. Maserasi merupakan proses ekstraksi yaitu waktu
metode sederhana dan paling maserasi. Semakin lama waktu
banyak digunakan karena metode maserasi yang diberikan maka
ini sesuai dan baik untuk skala semakin lama kontak antara pelarut
kecil maupun skala industri. sel dengan bahan yang akan
dengan konsentrasi larutan di luar memperbanyak jumlah sel yang
sel (Marjoni, 2016). pecah dan bahan aktif yang terlarut.
Kondisi ini akan terus berlanjut
Menurut Farmakope Indonesia, hingga tercapai kondisi
pelarut yang dapat digunakan
kesetimbangan antara konsentrasi
pada maserasi adalah air, etanol, senyawa dalam bahan dengan
etanol-air atau eter. Pilihan utama konsentrasi senyawa pada pelarut.
untuk pelarut pada maserasi Kekurangan ekstraksi
adalah etanol karena etanol menggunakan metode maserasi
memiliki beberapa keunggulan
menurut (Marjoni, 2016) yaitu
sebagai pelarut diantaranya memerlukan banyak waktu karena
menurut Marjoni senyawa akan larut seiring
(2016) yaitu: berjalannya waktu, penyariannya
tidak sempurna karena zat aktif
1. Etanol bersifat lebih selektif hanya mampu terekstraksi sebesar
50%, pelarut yang digunakan cukup
2. Dapat menghambat
banyak karena pelarut harus selalu
pertumbuhan kapang dan kuman
diganti, membutuhkan bahan
3. Bersifat non toksik (tidak tambahan seperti pengawet untuk
beracun) menghindari bakteri atau kapang
tumbuh, beberapa senyawa sulit
4. Etanol bersifat netral diekstraksi pada suhu kamar, dan
5. Memiliki daya absorbsi yang kemungkinan besar ada beberapa
baik senyawa yang hilang saat ekstraksi.

6. Dapat bercampur dengan air Kelebihan dan kekurangan


pada berbagai perbandingan ekstraksi secara maserasi Ekstraksi
secara maserasi tidak terlepas dari
7. Panas yang diperlukan untuk kelebihan dan kekurangan yang
pemekatan lebih sedikit dimiliki. Berikut ini adalah
8. Etanol dapat melarutkan kelebihan dan kekurangan metode
berbagai zat aktif dan maserasi menurut Marjoni (2016):
meminimalisir terlarutnya zat I. Kelebihan dari Metode Maserasi
pengganggu seperti lemak.
1. Peralatan yang digunakan sangat
sederhana

2. Teknik pengerjaan relative


sederhana dan mudah dilakukan

3. Biaya operasionalnya relative


rendah

4. Dapat digunakan untuk


mengekstraksi senyawa yang
bersifat termolabil karena maserasi
dilakukan tanpapemanasan.

5. Proses ekstraksi lebih hemat


penyari.

II. Kekurangan Metode Maserasi

1. Kerugian utama dari metode


maserasi ini adalah memerlukan
banyak waktu.

2. Proses penyariannya tidak


sempurna, karena zat aktif hanya
mampu terekstraksi sebesar 50%

3. Pelarut yang digunakan cukup


banyak.

4. Kemungkinan besar ada


beberapa senyawa yang hilang saat
ekstraksi.

5. Beberapa senyawa sulit


diekstraksi pada suhu kamar.

6. Penggunaan pelarut air akan


membutuhkan bahan tambahan
seperti pengawet yang diberikan
pada awal ekstraksi. Penambahan
pengawet dimaksudkan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri dan
kapang.

Hasil ekstraksi dengan Perkolasi adalah cara penyarian Perkolasi adalah proses penyarian  Perkolasi adalah
metode perkolasi dengan mengalirkan penyari zat aktif secara dingin dengan cara proses penyarian zat
melalui serbuk simplisia yang mengalirkan pelarut secara kontinu aktif secara dingin
telah dibasahi. Prinsip ekstraksi pada simplisia selama dengan cara
dengan perkolasi adalah serbuk waktutertentu. Perkolasi adalah mengalirkan pelarut
simplisia ditempatkan dalam cara penyarian yang dilakukan secara kontinu pada
suatu bejana silinder, yang bagian dengan mengalirkan cairan penyari simplisia selama
bawahnya diberi sekat berpori, melalui serbuk simplisia yang waktu tertentu.
cairan penyari dialirkan dari atas telahdibasahi. Serbuk simplisia  Faktor-faktor yang
ke bawah melalui serbuk tersebut, ditempatkan dalam suatu bejana mempengaruhi
cairan penyari akan melarutkan silinder yang bagian bawahnya ekstraksi yaitu jenis
zat aktif dalam sel-sel simplisia diberi sekat berpori. Cairan penyari pelarut, suhu, rasio
yang dilalui sampel dalam dialirkan dari atas ke bawah melalui jumlah simplisia yang
keadaan jenuh. Gerakan ke bawah serbuk tersebut, cairan penyari akan akan diekstrak, derajat
disebabkan oleh kekuatan gaya melarutkan zat aktif sel-sel yang kehalusan simplisia,
beratnya sendiri dan tekanan dilalui sampai keadaaan jenuh. jenis pelarut yang
penyari dari cairan di atasnya, Prinsip perkolasi yaitu serbuk digunakan dalam
dikurangi dengan daya kapiler simplisia ditempatkan dalam suatu ekstraksi dan waktu
yang cenderung untuk menahan bejana silinder yang bagian ekstraksi.
gerakan ke bawah (DirjenPOM, bawahnya diberi sekat berpori.
2014 dalam Mauliyanti, 2017). Cairan penyari didiamkan
semalaman kemudian dialirkan dari
Kelebihan dari metode perkolasi
atas ke bawah melalui serbuk
adalah (Sulaiman, 2011 dalam
tersebut, cairan penyari akan
Mauliyanti, 2017): melarutkan zat aktif sel-sel yang
dilalui sampai mencapai keadaan
1. Tidak terjadi kejenuhan. jenuh. Gerak ke bawah disebabkan
oleh kekuatan gaya beratnya sendiri
2. Pengaliran meningkatkan difusi
dan cairan di atasnya dikurangi
(dengan dialiri cairan
dengan daya kapiler yang
penyari sehingga zat seperti cenderung untuk menahan.
terdorong untuk keluar dari Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain : gaya berat,
sel). kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi osmosa, adhesi,
Kekurangan dari metode
daya kapiler, dan daya geseran
perkolasi adalah (Sulaiman,2011
(friksi) (Marjoni, 2016).
dalam
Alat yang digunakan untuk
Mauliyanti, 2017):
perkolasi disebut perkolator, cairan
1. Cairan penyari lebih banyak. yang digunakan untuk perkolasi
disebut cairan menstrum, larutan
yang keluar dari perkolator disebut
sari atau perkolat sedangkan sisa
setelah dilakukannya penyarian
disebut ampas atau sisa perkolasi.
Serbuk simplisia yang akan
diperkolasi tidak langsung
dimasukkan kedalam bejana
perkolator, tetapi dibasahi atau
dimaserasi terlebih dahulu dengan
cairan penyari. Maserasi dilakukan
dalam bejana tertutup. Setelah
maserasi, massa dimasukkan ke
dalam perkolator. Pemindahan
dilakukan sedikit demi sedikit
untuk mengatur kecepatan
pengaliran cairan penyari. Bila ada
kekhawatiran bahwa aliran cairan
penyari terlalu cepat, hingga zat
aktif tidak tersari sempurna maka
penekanan dapat dilakukan dengan
agak kuat. Sebaiknya bila perkola
tidak menetes, berarti massa terlalu
padat atau serbuk simplisia terlalu
halus. Bila hal ini terjadi, isi
perkolator harus dibongkar, dan
kemudian dimasukkan kembali
dengan penekanan yang agak
longgar. Cairan penyari dituangkan
perlahan- lahan hingga di atas
permukaan massa masih tergenang
dengan cairan penyari. Cairan
penyari harus selalu ditambahkan
sehingga terjaga adanya lapisan
cairan penyari diatas permukaan
massa. Keran diatur sehingga
kecepatan menetes 1ml tiap menit.
Jika penetesan terlalu cepat,
penyarian tidak sempurna,
sebaliknya penetesan terlalu lambat
akan membuang waktu dan
kemungkinan menguap lebih besar.
Untuk menentukan akhir perkolasi
dapat dilakukan pemeriksaan zat
aktif secara kualitatif pada perkolat
terakhir. Perkolasi merupakan salah
satu metode ekstraksi dingin yang
bisa dilakukan dengan cepat,
mudah dan hasil tidak jenuh
(Sulaiman, 2011 dalam Mauliyanti,
2017). Kelebihan lain dari metode
perkolasi adalah sampel dialiri oleh
pelarut yang baru sehingga proses
ektraksi lebih maksimal serta
mencegah kerusakan senyawa yang
tidak tahan terhadap pemanasan.

Hasil ekstraksi dengan Sokhletasi merupakan penyarian Sokhletasi adalah salah satu metode  Metode sokhletasi
metode sokhletasi simplisia secara ekstraksi yang menggunakan alat dilakukan penyarian
berkesinambungan, cairan khusus berupa ekstraktor soxhlet. dengan pelarut yang
penyari dipanaskan sehingga Metode sokhletasi dilakukan selalu baru sehingga
menguap. Uap cairan penyari penyarian dengan pelarut yang terjadi ekstraksi
terkondensasimenjadi molekul- selalu baru sehingga terjadi berulang dengan
molekul air oleh pendingin balik ekstraksi berulang dengan jumlah jumlah pelarut yang
danturun menyari simplisia dalam pelarut yang relatif tetap. Pada relatif tetap. Faktor
klongsong dan selanjutnya masuk metode sokhletasi bahan yang yang perlu
kembali ke dalam labu alas bulat diekstraksi diletakkan dalam kertas dipertimbangkan pada
setelah melewati pipa sifon. saring, Wadah gelas yang memiliki metode ini yaitu suhu,
Proses ini berlangsung hingga kantung diletakkan diantara labu rasio sampel dan
penyarian zat aktif sempurna penyuling dengan pendingin aliran pelarut, kemudian
yang ditandai dengan beningnya balik dan dihubungkan dengan labu kecepatan agitasi perlu
cairan penyari yang melalui pipa melalui pipa. Labu tersebut berisi diperhatikan karena
sifon atau jika diidentifikasi bahan pelarut, yang menguap dan dapat mempengaruhi
dengan kromatografi lapis tipis mencapai ke dalam pendingin ekstrak yang
tidak memberikan noda lagi. aluran balik melalui pipet,
(DirjenPOM, 2014 dalam berkondensasi di dalamnya, dihasilkan.
Mauliyanti, 2017). menetes ke atas bahan yang
diekstraksi, Larutan terkumpul di
Metode sokhletasi memiliki dalam wadah gelas dan setelah
kelebihan dan kekurangan pada mencapai tinggi maksimumnya,
proses ekstraksi. Adapun
secara otomatis dipindahkan ke
kelebihannya, yaitu (Harbone, dalam labu sehingga zat setelah
1987 dalam Mauliyanti, 2017) : terekstrasi terakumulasi melalui
1. Dapat digunakan untuk sampel penguapan bahan pelarut murni
dengantekstur yang berikutnya. Suhu yang digunakan
lebih rendah dibandingkan dengan
lunak dan tidaktahan terhadap suhu pada metode refluks. Pada
pemanasan secara langsung. metode penyarian ini diperlukan
bahan pelarut dalam jumlah kecil,
2. Digunakan pelarut yang lebih
juga simplisia yang selalu baru,
sedikit.
artinya suplai bahan pelarut bebas
3. Pemanasannya dapat diatur. bahan aktif berlangsung secara
terus- menerus. Kekurangannya
Kekurangannya yaitu (Harbone, adalah waktu yang dibutuhkan
1987 dalam Mauliyanti, 2017) : untuk ekstraksi cukup lama (sampai
1. Karena pelarut didaur ulang, beberapa jam) sehingga kebutuhan
ekstrak yang energinya cukup tinggi seperti
listrik dan gas. Pada metode soxhlet
terkumpul pada wadah disebelah memiliki keuntungan yaitu proses
bawahterus- menerus dipanaskan ektraksi yang berulang, sehingga
sehingga dapat menyebabkan sampel terekstraksi oleh pelarut
reaksi peruraian oleh panas. murni hasil kondensasi,
membutuhkan jumlah pelarut yang
2. Jumlah total senyawa-senyawa lebih kecil dibandingkan dengan
yang diekstraksi akan Melampaui maserasi. Keuntungan lainnya
kelarutannya dalam pelarut adalah sampel berulang kali
tertentu sehingga dapat dilewati oleh pelarut baru. Prosedur
mengendap dalamwadah dan ini mencegah kemungkinan pelarut
membutuhkan volume pelarut menjadi jenuh dengan bahan yang
yang lebih banyak untuk
melarutkannya. diekstraksi sehingga menghasilkan
ekstrak yang lebih jernih
3. Bila dilakukan dalam skala dibandingkan metode yang lain.
besar, mungkin tidak cocok untuk Ekstraksi soxhlet memiliki
menggunakan pelarut dengan titik beberapa kelemahan, proses
didih yang terlalu tinggi.
ekstraksi dapat berlangsung dalam
waktu yang cukup lama hingga
berjam-jam bahkan hari. Kemudian
senyawa yang bersifat termolabil
dapat terdegradasi karena ekstrak
yang diperoleh terus-menerus
berada pada titik didih. Sampel
ideal untuk ekstraksi soxhlet juga
terbatas pada padatan yang kering
dan telah dihaluskan dan banyak
faktor yang mempengaruhi seperti
suhu, rasio sampel dan pelarut,
kemudian kecepatan agitasi perlu
dipertimbangkan untuk metode ini,
Pelarut yang digunakan dalam
sistem ekstraksi juga harus
memiliki kemurnian tinggi.

Hasil pengentalan ekstrak Rotary bisa diartikan berputar Rotary evaporator adalah tahap  Rotary evaporator
cair menggunakan rotary atau berotasi, Evaporator dimana ekstrak cair dikentalkan merupakan alat untuk
evaporator mengacu pada alat yang melalu proses penguapan. mengentalkan ekstrak
digunakan unutk proses evaporasi Berdasarkan teori (Heremba, 2020)
cair dengan proses
(penguapan) alat ini bekerja dengan merubah
energi listrik menjadi gerak dan penguapan.
Rotary evaporator adalah alat energi panas. Energi panas  Fungsi rotary
laboratorium yang memiliki diperlukan untuk memanaskan evaporator yang paling
fungsi untuk suatu pelarut chamber water bath, dan energi utama adalah
(solvent) dari sebuah larutan, gerak diperlukan untuk memutar memisahkan pelarut
sehingga akan mengahsilkan (rotasi) labu alas bulat. Hasil dari
dari larutan untuk
ekstrak dengan kandungan atau evaporator (produk yang
konsentrasi lebih pekat atau diinginkan) biasanya dapat berupa mendapatkan
konsentrasi cairan
sesuai kebutuhan. Jenis evaporasi padatan atau larutan berkonsentrasi. yang lebih tinggi.
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Larutan yang sudah dievaporasi
alami dan buatan. Proses bisa saja terdiri dari beberapa
avaporasi buatan dilakukan komponen volatil (mudah
dengan cara menguapkan menguap). Fungsi rotary evaporator
sebagian dari pelarut pada titik yang paling utama adalah
didihnya, sehingga dibuat larutan memisahkan pelarut dari larutan
pekat yang konsentrasinya lebih untuk mendapatkan konsentrasi
tinggi. Dalam proses evaporasi, cairan yang lebih tinggi.
larutan pekta merupakan produk Sebenarnya alat ini dapat bekerja
yang diharapkan sebagai hasil, lebih maksimal jika disertai dengan
sedangkan uapnya biasanya vakum. Kombinasi keduanya dapat
dibuang. Dapat disimpulkan mempersingkat waktu ekstraksi dan
bahwa rotary evaporator evaporasi. Perlu digarisbawahi
merupakan alat yang digunakan bahwa pelarut yang dipisahkan dari
untuk membuat proses larutan tidak selamanya berupa air.
evaporator. (Heremba, 2020) Bisa juga menjadi cairan lain,
seperti aseton. Selain itu, titik didih
Tujuan proses evaporasi adalah masing- masing pelarut pun harus
memekatkan larutan atau cairan diketahui juga karena dapat
sehingga didapatkan larutan memengaruhi aplikasi serta
dengan konsentrasi yang lebih pengaturan suhu pada bagian
tinggi. Fungsi rotary evaporator bernama water bath.
juga sering disebut dengan proses
pembuatan ekstrak. Hal- hal lain Pelarut yang digunakanpun harus
yang perlu diketahui adalah titik di pertimbangkan dalam
didih dari masing- masing pelarut, penggunaan rotary evaporator
karena mempengaruhi aplikasi dalam mengentalkan ekstrak cair.
dan pengaturan suhu pada bak air. Sebagai contoh,
Alat ini bekerja dengan energi
listrik menjadi gerak dan energi
panas. Energi panas diperlukan
untuk memanaskan Chamber
water bath, dan energi gerak
untuk memutar (rotasi) labu alat
bulat. Bagian- Bagian yang ada
pada rotary evaporator antara
lain,
Labu Alas Bulat : merupakan
salah satu dari bagian pada rotary
evaporator yang digunakan untuk
mengisi larutan yang akan di
evaporasikan. Bentuk labu ini
memiliki alas bulat, karena akan
direndam pada chamber water
bath. Bagian mulut tabung ini
memiliki bentuk khusus sehingga
bisa dipasang pada unit utama
yang berfungsi untuk memutar, Komponen alat rotary evaporator
namun tetap kedap udara.

Kamar Mandi Air : bagian ini


digunakan untuk mengisi udara,
digunakan untuk memproses labu
alat bulat. Bagian ini memiliki
panel oprasional yang digunakan
untuk pengaturan suhu ruang.
Bentukny terkadang bulat,
terkadang juga persegi sesuai
dengan desain unit utama.
Biasanya memiliki maksimal
suhu dikisaran 95.
Pada hasil pengamatan video
Labu Pelampung: memiliki nama praktikum komponen yang terdapat
lain labu penampung atau labu pada rotary evaporator terdiri dari
pengatur suhu dan laju putaran,
penerima. Merupakan wadah
yang digunakan untuk labu penampung pelarut, klem,
menerapkan uap pelarut ynag condenser, saluran untuk
memasukan sampel saat sedang
menguap karena suhu atau proses
yang dioperasikan diruang air. beroperasi, katup pengatur, saluran
Proses pemasangan labu air masuk ke dan keluar dari
penampung ini biasanya kondensor, saluran penghubung ke
menggunakan penjepit, sehingga pompa vakum, labu putar dan
mudah dilepas atau dipasang penangas air.

Kondensor : Bagian pada rotary


evaporator yang terbuat dari
bahan kaca. Beberapa jenis
memiliki bentuk spiral atau
melingkar. Kondensor akan
terhubung ke pompa vakum untuk
menurunkan suhu uap sehingga
bisa terjadi proses kondensasi dan
tertampung dii labu pelampung.

Unit Utama : merupakan bagian


uatama dari rotary evaporator,
terdapat kerangka penyangga,
panel operasional dan tuas-tuas
lainnya yang dapat digunakan
untuk pembantuan ketinggian
handle labu alas bulat. Penel
operasional pada unit utama dapat
digunakanuntuk membantu suhu
runag, ketinggian ataupun
tekanan pompa vakum.
(Heremba, 2020)
II. Post Test
a) Apa saja alat yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut (tuliskan nama dan ukuran alat, contoh: Labu alas bulat
ukuran sedang atau ukuran 300mL (jika diketahui ukuran pastinya)
Jawab:
1. Maserasi
Maserator/Toples Kaca
Kertas Saring
Sutil
Labu erlenmeyer

2. Perkolasi
Perkolator
Labu erlenmeyer
Gelas kimia
Sendok tanduk
Kertas saring
Statif

3. Sokhletasi
Alat sokhlet
Labu alat bulat
Kertas saring
Gelas kimia

4. Rotary Evaporator
Sendok tanduk
Kertas saring

b) Apa saja bahan yang digunakan pada setiap praktikum, (sertakan jumlah jika diketahui)?
Jawab: Simplisia daun sirih
Simplisia kayu manis
Simplisia kulit batang kina
Etanol 96%
c) Buatlah cara kerja setiap praktikum dalam bentuk bagan!
Jawab:
1. Maserasi

Diaduk , kemudian disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari selama tiga
hari sambil sesekali diaduk

Disaring, kemudian dilakukan remaserasi pada filtrat disimpan selama 2 hari kemudian
dilakukan langkah seperti sebelumnya

Dimasukan simplisia kedalam maserator kemudian dimasukan


etanol 96%
2. Perkolasi

Dimasukan simplisia yang telah ditimbang kedalam gelas beaker kemudian dimasukan
etanol 96%

Diaduk , kemudian dimasukan simplisia kedalam perkolator kemudian didiamkan


selama satu jam kemudian buka keran perkolator

Disaring, kemudian dilakukan penggantian etanol pada filtrat dan disimpan selama 2
hari kemudian dilakukan langkah seperti sebelumnya
3. Sokhletasi

Dimasukan simplisia yang telah ditimbang kedalam selongsong kertas saring yang
telah diukur sesuai dengan sokhlet kemudian dimasukan etanol 96%

Pelarut akan mengalir pada labu bawah

Dinyalakan mesin sokhlet hingga mesin selesai menyari simplisia


4. Rotary Evaporator

Ekstrak cair dimasukan kedalam labu putar/sampel

Olesi vaselin pada bagian ujung penghubung labu putar/sampel dan

Pasang labu sampel dan klem (penjepit)

Turunkan ketinggian labu sampel hingga tinggi air diatas penangas air berada sedikit
diatas ketinggian ektrak cair.

Pasang labu penampung pelarut dengan klemnya


Posisikan katup pada ujung kondensor dari posisi vertical menjadi horizontal dan
Nyalakan pompa vakum, atur kecepatan putaran dan temperature penangas air

Apabila proses pemekatan ekstrak cair hamper selesai dan anda masih memiliki ekstrak
cair lainnya yang perlu dipekatkan dapat dilakukan dengan memasukan ekstrak cair
tersebut melalui saluran yang terdapat pada ujung kondensor

Apabila proses pemekatan ekstrak cair telah selesai, anda dapat menghentikan proses
putaran labu dan pemanasan kemudian matikan pompa vakum

Turunkan tekanan didalam sistem dengan memutar katup yang ada pada bagian ujung
kondensor dari posisi horizontal menjadi vertical.

Naikan ketinggian labu sampel dan buka klem labu sampel, pindahkan ektrak kental
yang diperoleh kedalam wadah lainnya yang telah ditimbang beratnya menggunakan
sendok tanduk dan beri label identitas ekstrak anda. Amati warna dan hitung rendemen
ektrak yang diperoleh
d) Bagaimana cara perhitungan rendemen ekstrak?
Jawab:
III. Daftar Pustaka
Marjoni, R. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jakarta Timur: Cv. Trans Info Medika.

Mauliyanti, R. 2017. Uji AKticitas Ekstrak Etanol Daun Cempedak (Arthocarpus champeden) terhadap Bakteri Penyebab
Jerawat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin.

Heremba, S. 2020. Rotary Evaporator. Artikel. Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.


Penilaian Laporan
Nilai Karakteristik Krite ria Penilaian

4 Amat Baik Hasil Praktikum sesuai teori, pembahasan tepat, kesimpulan tepat.

Hasil Praktikum sesuai teori, pembahasan kurang tepat, kesimpulan tepat, atau
Hasil Praktikum sesuai teori, pembahasan tepat, kesimpulan kurang tepat, atau
3 Baik Hasil Praktikum tidak sesuai teori, pembahasan tepat, kesimpulan kurang tepat, atau
Hasil Praktikum tidak sesuai teori, pembahasan kurang tepat, kesimpulan tepat,

2 Cukup Hasil Praktikum tidak sesuai teori, pembahasan kurang tepat, kesimpulan kurang tepat.

1 Kurang Hasil Praktikum tidak sesuai teori, pembahasan tidak tepat, kesimpulan tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai