Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


“Sterilisasi”

Disusun Oleh :
Nadia Aulia Oktaviani (19.71.020981)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses sterilisasi dalam bidang mikrobiologi merupakan suatu upaya atau


metode yang bertujuan untuk membebaskan alat atau bahan dari kontaminasi
berbagai macam bentuk kehidupan organisme. Sterilisasi adalah suatu proses untuk
menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk mikroorganisme
hidup baik yang pathogen maupun tidak, baik dalam bentuk spora dari suatu obyek
atau bahan. Dengan sterilisasi, maka akan diperoleh bahan yang steril. Pada
umumnya suatu proses yang dapat menghancurkan zat hidup juga mampu
menyebabkan beberapa kerusakan pada sediaan yang disterilkan sehingga perlu
disesuaikan tujuan sterilisasi dan karakteristik fisika kimia sediaan.
Metode sterilisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu metode sterilisasi
dengan cara panas dan sterilisasi dengan cara dingin. Metode sterilisasi dengan cara
panas dibagi menjadi sterilisasi panas kering (menggunakan oven pada suhu 160oC-
180oC selama 30-240 menit), dan sterilisasi panas basah (menggunakan autoklaf
dengan suhu 121oC dengan tekanan 15 psi selama 15 menit).
Metode sterilisasi dengan cara dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu teknik
removal/penghilangan bakteri, dan teknik membunuh bakteri. Teknik removal dapat
menggunakan metode filtrasi dengan membrane filter berpori 0,22 µm. teknik
membunuh bakteri dapat menggunakan radiasi (radiasi sinar gamma menggunakan
sotope radioaktif Cobalt 60) dan gas etilen oksida (dengan dosis 25 Kgy). Metode
lain untuk membunuh bakteri dengan menggunakan cairan kimia seperti
formaldehida, tidak dapat digunakan karena memiliki efek toksik terhadap bahan
yang disterilkan.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memahami metode sterilisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI

Semakin berkembangnya teknologi dan pembangunan tidak terlepas dari kebutuhan


akan sumber tenaga listrik. Dengan adanya sumber tenaga listrik sebagai supply yang
berperan penting untuk dapat mengaktifkan alat-alat listrik maupun elektronika agar
berfungsi sebagai mana mestinya. Umumnya untuk peralatan peralatan yang digunakan
di rumah sakit. Sterilsasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari
berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel-sel vegetatif bakteri dan
fungi dapat dimatikan pada suhu 60°C dan dalam waktu 5-10 menit. Namun spora fungi
dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 120°C selama
15 menit.Sterilisasi dapat dicapai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering,
filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin
banyak yang termos resisten sehingga di perlukan waktu pemanasan yang lebih lama.
Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 100°C sampai180°C
selama 60 menit. Secara umum terdapat dua teknik yang biasa digunakan dalam proses
sterilisasi. Teknik yang digunakan tersebut didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan
disterilisasi. Adapun kedua teknik tersebut adalah: Noor Saputera, 2018)
1) Sterilisasi mekanik/ filtrasi:
dikerjakan dalam suhu ruangan dan menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0.45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotik.
2) Sterilisasi fisik:
digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Terdapat empat macam
sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemijaran api, panas kering, uap panas, dan uap panas
bertekanan.
Pemanasan basah bertekanan tinggi (autoclave) dapat digunakan untuk
mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap
pemanasan tinggi. Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan
kering karena dengan autoclave tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga
mematikan sporanya. Waktu sterilisasi sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek
yang disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada
volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan
pemanasan kering (oven) (Novilia, 2008).
Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas
dengantekanan tinggi. Suhu didalamnya dapatmencapai 115oC hingga 125oC dan
tekanan uapnya mencapai 2-4 atm. Alat tersebut merupakan ruang uapberdinding rangka
yang diisi dengan uap jenuhbebas udara dan dipertahankan pada suhu sertatekanan
yang ditentukan selama periode waktuyang dikehendaki. Waktu yang diperlukan
untuksterilisasi tergantung pada sifat bahan yangdisterilkan, tipe wadah dan volume
bahan. Kondisi yang baik digunakan untuk sterilisasi adalah pada 15 Psi dan temperatur
121oC selama 15 menit. Agar penggunaan autoklaf efektif, uap air harus dapat
menembussetiap alat yang disterilkan.
Oleh karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap airbenar-benar
menembus semua area. (Adji, Dhirgo dkk, 2007)
Metode sterilisasi fisik lainnya adalah radiasi. Radiasi sinar Gamma Co-60
yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk meradiasi bahan pembawa.
Radiasi sinar Gamma memiliki efektivitas yang berbeda dalam mematikan mikrob
tergantung pada besaran dosis yang diberikan di dalam media pembawa. Semakin
besar dosis yang diberikan, maka daya mematikan akan semakin besar (Sindy et al.
2010).
Beberapa senyawa tidak tahan panas dan uap disterilkan dengan baik dengan
pemaparan gas etilen oksida atau propilen oksida. Gas ini sangat mudah terbakar
bilakontak dengan udara. Tetapi dapat digunakan dengan aman biladiencerkan dengan
gas inert seperti CO2 atau hidrokarbon serfluoronasi dengan sempurna. ( Robert Tungadi,
2017.)
Sterilisasi gas digunakan melalui pemaparan suatu gas atau uap air yang dapat
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Sterilisasi gasdigunakan dalam farmasi untuk
mensterilkan bahan-bahan termolabil. Kebanyakan gas bakterisida yang diterima adalah
etilen oksida. Etilen oksida menggunakan aksi bakterisidal melalui alkilasi dari asam,
amin, hidroksi, atau kelompok sulfihidril dari enzim seluler atau protein. Beberapa uap
air penting untuk penetrasi wtilen oksida dan menghancurkan sel. Pada kelembaban
rendah, misalnya kurang dari 20%, laju kematiannya tidak membentuk logaritma, tetapi
mikroorganisme resistensi meningkat dengan pengurangan kelembaban dalam bejana
pensteril ditingkatkan sampai 5-60% dan tertahan pada permukaan sel membrane yang
terserap sebelum penggunaan etilen oksida. ( Robert Tungadi, 2017)
Etilen oksida adalah suatu eter siklis [(CH2]2O) dari suatu gas pada suhu ruangan.
Hanya saja etilen oksida sangat mudah terbakar dan bila kontak dengan udara maka akan
menjadi sangat eksplosif. Bila dicampur dengan gas inert, seperti CO2 atau satu atau lebih
hidrokarbon yang berfluorosensi dalam perbandingan tertentu, etilen oksida menjadi tidak
mudah terbakar dan aman. Sterilisasi dengan etilen oksida mencakup prosedur yang
diberlakukan secara cermat dengan menggunakan ruang bertekanan. Bahan yang
disterilkan diletakkan dalam ruangan atau kamar dan dipaparkan dengan kelembaban
relative 98% selama 60 menit atau lebih. Kondisi pemaparan yang sangat penting
digunakan dengan etilen oksida dengan memperlihatkan bahwa konsentrasi yang lebih
tinggi dan kontaminal minimum efektif dari 450 mg/liter volume kamar mengurangi
periode pemaparan.(Robert Tungadi, 2017).
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasibahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa
bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan,
misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter,seperti pada saringan lain
adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba) (Suriawiria, 20012).
BAB III
PROSEDUR KERJA

a) Buatlah pembagian metode sterilisasi.


b) Buatlah pembagian metode sterilisasi sesuai tabel berikut :

Jenis dan
Metode Kondisi/spesifikasi Prinsip/mekanisme kerja
Sterilisasi
Autoklaf Suhu 121oC selama 15 menit,
(cara 134oC 3 menit
panas
basah)
…..dst

c) Buatlah pembahasan dan kesimpulan dari hasil yang diperoleh dalam bentuk
laporan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Jenis dan Metode


Kondisi/spesifikasi Prinsip/mekanisme kerja
Sterilisasi
Autoklaf Suhu 121oC selama 15 menit, Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf
(Cara Panas Basah) 134oC 3 menit menggunakan panas dan tekanan
dari uap air untuk menghilangkan
mikroorganisme yang ada pada alat
dan bahan. Sterilisasi menggunakan
autoklaf dengan suhu 121oC selama
15 menit atau 134oC selama 3 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan,
air yang ada di dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air
yang terbentuk akan mendesak
udara yang mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf
diganti dengan uap air, katup
uap/udara ditutup sehingga tekanan
udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan temperatur
yang sesuai, maka proses
strerilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan
hingga tercapai tekanan normal.
Alasan mengapa digunakan
temperatur 121oC dan 134oC pada
suhu tersebut akan membuat
tekanan dari uap air dan membuat
air mendidih yang dapat
membunuh mikroorganisme dalam
suatu benda.
Oven Suhu 160oC selama 120 menit, atau Pada prinsipnya, sterilisasi oven
(Cara Panas Kering) suhu 170oC selama 60 menit, atau menggunakan panas untuk
suhu 180oC selama 30 menit. menghilangkan mikroorganisme
yang terdapat pada alat dan bahan
yang digunakan. Biasanya untuk
mensterilkan alat dan bahan
digunakan suhu 160oC selama 120
menit, atau suhu 170oC selama 60
menit, atau suhu 180oC selama 30
menit. Pada saat sumber panas
dinyalakan, panas akan
menghilangkan mikroorganisme
denga sendirinya karna pada
umumnya mikroorganisme tidak
dapat bertahan hidup dalam keadaan
panas.
Radiasi Sinar y, Cobalt 60 dengan dosis 25 KGy Pada prinsipnya radiasi sinar
Elektron dipercepat gamma akan mengionisasi cairan sel
(Cara Dingin) intraselluler maupun cairan sel
ekstraselluler yang dapat
menyebabkan kerusakan dan
kematian mikroorganisme.
Gas Etilen Oksida 800-1200 mg/L 45-63C, RH 30- Pada prinsipnya etilen oksida
(Cara Dingin) 70% 1-4 jam mengalkilasi metabolit esensial
yang terutama mempengaruhi
proses reproduktif. Alkilasi ini
kemungkinan terjadi dengan
menghilangkan H+ aktif pada gugus
sulhidril, amino, karboksil, atau
hidroksil dari suatu radikal hidroksil
Filtrasi Membran filter steril dengan pori Pada prinsipnya sterilisasi dengan
(Bacteria Removal) 0,22 mikron penyaringan (filtrasi) yaitu teknik
sterilisasi dengan menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron). Cairan yang akan
disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan (ditekan dengan gaya
sentrifugasi atau pompa vakum)
sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Sterilisasi
dengan penyaringan dilakukan
untuk mensterilisasi cairan yang
mudah rusak jika terkena panas,
atau mudah menguap (volatile) dan
bahan yang tidak tahan panas.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada keadaan steril ketika membuat sediaan, pengendalian menyeluruh adalah sangat
esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk
menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan. Kontaminasi
mikroorganisme pada proses produksi sediaan steril mengkibatkan kegagalan proses
pembuatan sediaan steril. Sumber kontaminasi pada sediaan umumnya berasal dari udara,
air, bahan baku, kemasan, bangunan, peralatan dan personil. Adapun cara mengurangi
kontaminasi pada proses produksi yaitu dengan cara filtrasi, desinfeksi kimia, dan
penggunaan sinar radiasi.
Sterilisasi adalah proses menghilangkan mikroorganisme yang dapat kontaminan
produk dan alat steril. Metode sterilisasi sangat banyak ragamnya, namun adapun metode
yang digunakan dalam sterilisasi yaitu, sterlisasi dengan cara panas basah (autoklaf),
panas kering(oven), cara dingin (radiasi sinar y elektron dipercepat, gas etilen oksida) dan
secara filtrasi ( bacteria removal).
Metode sterilisasi panas basah yaitu dengan menggunakan autoklaf. Autoklaf
memiliki prinsip kerja menghilangkan mikroorganisme dengan panas dan tekanan uap.
Cara penggunaan autoklaf yaitu diisi terlebih dahulu dengan air/aquadest kemudian alat
dan bahan yang akan disterilkan di masukan kedalam autoklaf. Setelah itu autoklaf ditutup
dengan rapat, setelah itu kran pada pipa uap dibuka, kemudian dipanaskan sampai
mendidih suhu akan naik sampai 121oC dan biarkan selama 15 menit. Autoklaf memiliki
kelebihan dapat mematikan spora mikroorganisme dan tidak membutuhkan waktu yang
lama.
Metode sterilisasi panas kering yaitu dengan menggunakan oven. prinsipnya,
sterilisasi oven menggunakan panas untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat
pada alat dan bahan. Biasanya untuk mensterilkan alat dan bahan digunakan suhu 160oC
selama 120 menit, atau suhu 170oC selama 60 menit, atau suhu 180oC selama 30 menit.
Suhu yang tinggi akan merusak sel dan jaringan mikroorganisme. Metode sterilisasi
menggunakan metode panas kering memiliki kekurangan yaitu waktu yang diperlukan
cukup lama.
Metode sterilisasi menggunakan radiasi sinar gamma adalah metode sterilisasi yang
mana memiliki prinsip mengionisasi cairan sel intraselluler maupun cairan sel
ekstraselluler yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian mikroorganisme.
Sterilisasi dengan metode penyinaran sinar gamma digunakan untuk objek yang tertutup
plastik seperti stik untuk swab dan jarum suntik. Alat dan bahan yang tidak dianjurkan
menggunakan metode ini adakah sterilisasi makanan dan obat-obatan karena dapat
mengubah struktur kimianya.
Metode sterilisasi dengan menggunakan gas etilen oksida ampuh membunuh
mikroorganisme dan spora. Gas etilen oksida menggunakan aksi bakterisidal melalui
alkilasi dari asam, amin, hidroksi, atau kelompok sulfohidril dari enzim sekuler atau
protein. Sterilisasi ini memiliki kelebihan dapat dilakukan dalam waktu singkat dan
produk dapat di sterilkan setelah pengemasan untuk pengiriman karena gas dapat
menembus segel plastik tipis dan kertas karton. Cara penggunaan gas etilen oksida sebagai
pensteril alat yaitu dengan cara memasukan alat dan bahan yang akan disterilkan kedalam
alat pensteril khusus gas. Kerugian penggunaan metode pemaparan gas etilen oksida yaitu
iritasi jaringan, sifat karsinogenik, mutagenik dari etilen oksida.
Metode sterilisasi filtrasi adalah metode sterilisasi yang dapat menghilangkan
mikroorganisme tanpa membunuh mikroorganisme tersebut. Metode ini hanya
memisahkan mikroorganisme dengan alat dan bahan. Bahan filter/penyaringan berjenis
porselin yang berpori yang dibuat khusus. Filter yang digunakan pun memiliki ragamnya
contohnya yaitu, Berkefeld V, Coarse N,M dan W,Fine, Chamberland,Seitz, dan Sintered
glass. Metode filtrasi ini hanya dapat digunakan pada sterilisasi larutan gula, cairan seperti
serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzim dan eksotoksin dan
untuk memisahkan virus yang dapat disaring dari bakteri dan organisme lain.
BAB VI
PENUTUP

Sterilisasi merupakan hal penting dalam proses pembuatan pembuatan sediaan


steril. Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang
terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sterilisasi bertujuan agar alat atau bahan dalam
keadaan steril sehingga tidak ada kontaminan yang dapat mengkontaminasi produk
maupun alat. Efektivitas sterilisasi butuh waktu, kontak, suhu dengan sterilisasi uap,
bertekanan tinggi. Sterilisasi terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu mekanik, fisik, dan
kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA

Nurrobifahmi, dkk. 2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma Co-60 dan
Autoklaf terhadap Bahan Pembawa, Viabilitas Spora Gigaspora
margarita dan Ketersediaan Fe, Mn, dan Zn. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

Raudah, dkk. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode Panas Kering pada Alat Medis Ruang
Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala
Kapuas. Banjarbaru: Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

Rohmat Taufiq, dkk. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Sterilisasi Alat pada Unit
CSSD Berbasis Java di RSUD Kota Tangerang. Tangerang: Universitas
Muhammadiyah Tangerang.

Suprapto Ma’at. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya: Airlangga University Press.

Yuni Wahyunita, dkk. 2017. Identifikasi dan Uji Sensitivitas Isolat Bakteri dari Plak Gigi
Pasien Dengan Tumpatan Amalgam di Puskesmas Tikala Baru Manado
terhadap Antibiotik Golongan Sefalosporin ( Cefixime) dan Linkosamida
(Linkomisin). Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Muchamad Saiful Rizal, dkk. 2016. Pengaruh Waktu dan Suhu Sterilisasi Terhadap Susu
Sapi Rasa Coklat. Malang: Universitas Widyagama Malang.

Putri, Rita Aprilia. 2017. Evaluasi Parameter Fisikokimia Yoghurt Susu Kacang Tanah
terhadap Pengaruh Konsentrasi Starter dan Lama Fermentasi. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Mamang. 2018. Pengaruh Pemanasan Basah Dengan Autoklaf terhadap Aktifitas


Senyawa Toxalbumin Pada Biji Kemiri (Aleurites Moluccana (L.) Wild).
Makassar: Universitas Hasanuddin.

Kiki Prawiroredjo, dkk. 2015. Alat Sterilisasi Kering dengan Kunci Otomatis Berbasis
Mikrokontroler. Jakarta: Universitas Trisakti.
Noor Saputera, dkk. 2018. Rancang Bangun Alat Sterilisasi Kesehatan Berbasis Smart
Relay Zelio SR2-B121JD. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin.

Robert Tungadi. 2017. Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Penerbit Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai