Disusun Oleh :
Nadia Aulia Oktaviani (19.71.020981)
A. Latar belakang
Jenis dan
Metode Kondisi/spesifikasi Prinsip/mekanisme kerja
Sterilisasi
Autoklaf Suhu 121oC selama 15 menit,
(cara 134oC 3 menit
panas
basah)
…..dst
c) Buatlah pembahasan dan kesimpulan dari hasil yang diperoleh dalam bentuk
laporan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Pada keadaan steril ketika membuat sediaan, pengendalian menyeluruh adalah sangat
esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk
menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan. Kontaminasi
mikroorganisme pada proses produksi sediaan steril mengkibatkan kegagalan proses
pembuatan sediaan steril. Sumber kontaminasi pada sediaan umumnya berasal dari udara,
air, bahan baku, kemasan, bangunan, peralatan dan personil. Adapun cara mengurangi
kontaminasi pada proses produksi yaitu dengan cara filtrasi, desinfeksi kimia, dan
penggunaan sinar radiasi.
Sterilisasi adalah proses menghilangkan mikroorganisme yang dapat kontaminan
produk dan alat steril. Metode sterilisasi sangat banyak ragamnya, namun adapun metode
yang digunakan dalam sterilisasi yaitu, sterlisasi dengan cara panas basah (autoklaf),
panas kering(oven), cara dingin (radiasi sinar y elektron dipercepat, gas etilen oksida) dan
secara filtrasi ( bacteria removal).
Metode sterilisasi panas basah yaitu dengan menggunakan autoklaf. Autoklaf
memiliki prinsip kerja menghilangkan mikroorganisme dengan panas dan tekanan uap.
Cara penggunaan autoklaf yaitu diisi terlebih dahulu dengan air/aquadest kemudian alat
dan bahan yang akan disterilkan di masukan kedalam autoklaf. Setelah itu autoklaf ditutup
dengan rapat, setelah itu kran pada pipa uap dibuka, kemudian dipanaskan sampai
mendidih suhu akan naik sampai 121oC dan biarkan selama 15 menit. Autoklaf memiliki
kelebihan dapat mematikan spora mikroorganisme dan tidak membutuhkan waktu yang
lama.
Metode sterilisasi panas kering yaitu dengan menggunakan oven. prinsipnya,
sterilisasi oven menggunakan panas untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat
pada alat dan bahan. Biasanya untuk mensterilkan alat dan bahan digunakan suhu 160oC
selama 120 menit, atau suhu 170oC selama 60 menit, atau suhu 180oC selama 30 menit.
Suhu yang tinggi akan merusak sel dan jaringan mikroorganisme. Metode sterilisasi
menggunakan metode panas kering memiliki kekurangan yaitu waktu yang diperlukan
cukup lama.
Metode sterilisasi menggunakan radiasi sinar gamma adalah metode sterilisasi yang
mana memiliki prinsip mengionisasi cairan sel intraselluler maupun cairan sel
ekstraselluler yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian mikroorganisme.
Sterilisasi dengan metode penyinaran sinar gamma digunakan untuk objek yang tertutup
plastik seperti stik untuk swab dan jarum suntik. Alat dan bahan yang tidak dianjurkan
menggunakan metode ini adakah sterilisasi makanan dan obat-obatan karena dapat
mengubah struktur kimianya.
Metode sterilisasi dengan menggunakan gas etilen oksida ampuh membunuh
mikroorganisme dan spora. Gas etilen oksida menggunakan aksi bakterisidal melalui
alkilasi dari asam, amin, hidroksi, atau kelompok sulfohidril dari enzim sekuler atau
protein. Sterilisasi ini memiliki kelebihan dapat dilakukan dalam waktu singkat dan
produk dapat di sterilkan setelah pengemasan untuk pengiriman karena gas dapat
menembus segel plastik tipis dan kertas karton. Cara penggunaan gas etilen oksida sebagai
pensteril alat yaitu dengan cara memasukan alat dan bahan yang akan disterilkan kedalam
alat pensteril khusus gas. Kerugian penggunaan metode pemaparan gas etilen oksida yaitu
iritasi jaringan, sifat karsinogenik, mutagenik dari etilen oksida.
Metode sterilisasi filtrasi adalah metode sterilisasi yang dapat menghilangkan
mikroorganisme tanpa membunuh mikroorganisme tersebut. Metode ini hanya
memisahkan mikroorganisme dengan alat dan bahan. Bahan filter/penyaringan berjenis
porselin yang berpori yang dibuat khusus. Filter yang digunakan pun memiliki ragamnya
contohnya yaitu, Berkefeld V, Coarse N,M dan W,Fine, Chamberland,Seitz, dan Sintered
glass. Metode filtrasi ini hanya dapat digunakan pada sterilisasi larutan gula, cairan seperti
serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzim dan eksotoksin dan
untuk memisahkan virus yang dapat disaring dari bakteri dan organisme lain.
BAB VI
PENUTUP
Nurrobifahmi, dkk. 2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma Co-60 dan
Autoklaf terhadap Bahan Pembawa, Viabilitas Spora Gigaspora
margarita dan Ketersediaan Fe, Mn, dan Zn. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Raudah, dkk. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode Panas Kering pada Alat Medis Ruang
Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala
Kapuas. Banjarbaru: Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Rohmat Taufiq, dkk. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Sterilisasi Alat pada Unit
CSSD Berbasis Java di RSUD Kota Tangerang. Tangerang: Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
Suprapto Ma’at. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya: Airlangga University Press.
Yuni Wahyunita, dkk. 2017. Identifikasi dan Uji Sensitivitas Isolat Bakteri dari Plak Gigi
Pasien Dengan Tumpatan Amalgam di Puskesmas Tikala Baru Manado
terhadap Antibiotik Golongan Sefalosporin ( Cefixime) dan Linkosamida
(Linkomisin). Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Muchamad Saiful Rizal, dkk. 2016. Pengaruh Waktu dan Suhu Sterilisasi Terhadap Susu
Sapi Rasa Coklat. Malang: Universitas Widyagama Malang.
Putri, Rita Aprilia. 2017. Evaluasi Parameter Fisikokimia Yoghurt Susu Kacang Tanah
terhadap Pengaruh Konsentrasi Starter dan Lama Fermentasi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Kiki Prawiroredjo, dkk. 2015. Alat Sterilisasi Kering dengan Kunci Otomatis Berbasis
Mikrokontroler. Jakarta: Universitas Trisakti.
Noor Saputera, dkk. 2018. Rancang Bangun Alat Sterilisasi Kesehatan Berbasis Smart
Relay Zelio SR2-B121JD. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin.
Robert Tungadi. 2017. Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Penerbit Sagung Seto.