Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

Disusun oleh :

Nadia Aulia Oktaviani (19.71.020981)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D3 FARMASI
PRAKTIKUM KE – III

PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

I. TUJUAN
1. Tujuan praktikum ini yaitu untuk menentukan tegangan permukaan cairan tunggal
atau larutan.

II. ALAT DAN BAHAN

No Alat No Bahan
1. Piknometer 1. Air Suling
2. Pipet tetes 2. Alkohol
3. Oven / dryer 3. Gliserol
4. Tisu 4. Air Sabun
5. Pipa kapiler 5.
6. Timbangan analitik 6.
7. Penggaris 7.
8. Gelas Kimia 8.

III. PROSEDUR KERJA


Menentukan Densitas Air Suling dengan Piknometer
Piknometer dibilas menggunakan air suling

Piknometer di bilas dengan alkohol pembilas

Piknometer di keringkan dengan dryer / oven sampai kering

Piknometer di dinginkan

Bersihkan timbangan analitik

Timbang piknometer kosong ( bobot a )

Catat hasilnya
Piknometer diisi penuh dengan air suling jangan sampai ada gelembung

Bersihkan piknometer dengan tisu

Ditimbang piknometer berisi air suling di timbangan analitik

Catat hasilnya

Menentukan Densitas Air Sabun dengan Piknometer


Keluarkan air dari piknometer kemudian bilas dengan air sabun

Isi piknometer dengan air sabun sampai terisi penuh

Bersihkan piknometer dengan tisu

Timbang

Catat hasilnya

Siapkan standar (air) sebanyak 50 mL dalam piala gelas 100 mL

Ukur suhu air suling

Penentuan Tegangan Permukaan Pada Air Suling


Masukkan pipa kapiler ke dalam gelas yang sudah di sangga menggunakan kardus
dengan air.

Tunggu hingga terjadi kenaikan cairan yang konstan

Ukur dan catat kenaikan cairan sebanyak 3x dan hirung rata2-ratanya

Penentuan tegangan permukaan pada sampel

Masukkan pipa kapiler ke dalam gelas yang sudah di sangga menggunakan kardus
berisi standar

Tunggu hingga terjadi kenaikan cairan yang konstan

Ukur dan catat kenaikan cairan sebanyak 3x dan hirung rata2-ratanya

Penentuan Tegangan Permukaan pada Air Sabun


Masukkan pipa kapiler ke dalam gelas yang sudah di sangga menggunakan kardus
dengan air sabun

Tunggu hingga terjadi kenaikan cairan yang konstan

Ukur dan catat kenaikan cairan sebanyak 3x dan hitung rata2-ratanya

Penentuan Tegangan permukaan pada sampel

Masukkan pipa kapiler ke dalam gelas yang sudah di sangga menggunakan kardus
berisi standar

Tunggu hingga terjadi kenaikan cairan yang konstan


Ukur dan catat kenaikan cairan sebanyak 3x dan hirung rata2-ratanya

Penentuan Jari-Jari Pipa Kapiler


Pipa kapiler Dibilas dengan air suling

Bilas dengan alkhohol pembilas

Keringankan pipa kapiler dengan oven lalu dinginkan

Timbang pipa kapiler kosong

Catat hasilnya

Isi pipa kapiler denga ngliserol dan hisap hingga gliserol naik setinggi ¾ pipa kapiler

Ukur dan catat ketinggian gliserol

Timbang bobot pipa kapiler + gliserol

Catat hasilnya

IV. HASIL PENGAMATAN


Bobot Piknometer Kosong (A) 19,8820 gr
Bobot Piknometer + Air (B) 44,8560 gr
Bobot Piknometer + Air Sabun (C) 45,2760 gr
Bobot Air (B-A) 24,9740 gr
Bobot Sampel (C-A) 25,3940 gr
Suhu Air Suling 28 C
daqt 0,99626 g/mL

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = x daqt
𝑚 𝑎𝑖𝑟
25,3940
= 24,9740 x 0,99626 g/ml

= 1,0379 g/ml

Pengukuran Kenaikan Cairan


Pengulangan Tinggi Cairan (cm)
Standar Sampel
1 0,4 0,3
2 0,5 0,2
3 0,4 0,3
Rata - Rata 0,43 0,26
Bobot Piala Gelas + Pipa Kapiler 71,6488 gr
Kosong
Bobot Piala Gelas + Pipa Kapiler + 71,8861 gr
Gliserol
Bobot Gliserol 0,2373 gr
Tinggi Gliserol 11,4 cm
BJ Gliserol 1,260 g/mL
Volume Gliserol 0,1883 mL
Jari-Jari Pipa Kapiler 0,0725 cm
Tegangan Permukaan (dyne/cm) 9,5783 dyne/cm

Zat Cair Berat Densitas Tinggi Tegangan


Piknometer + (kg/m3) Kenaikan Permukaan
Sampel (gr) Cairan (dyne/cm)
(cm)
Air Suling 44,8560 gr 0,99626 g/mL 0,43 cm 15,2055 dyne/cm
Air Sabun 45,2760 gr 1,0379 g/mL 0,26 cm 9,5783 dyne/cm

• Menentukan Volume Gliserol


𝑚 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙
V Gliserol = 𝐵𝑗 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙
0,2373
= 1,260 𝑔 /𝑚𝑙

= 0,1883 mL
𝑉 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 0,1883 𝑚 𝑙
r= 𝜋 𝑥 ℎ 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙
= 3,14 𝑥 11,4 𝑐𝑚
= 0,0725 cm

𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑝𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑥 𝑑 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ 0,0725 𝑥 0,26 𝑐𝑚 𝑥 1,0370 𝑥 980 𝑐𝑚 /𝑠2


• 𝛾 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 2
= 2
= 9,5783 dyne/cm
𝑑 𝑎𝑖𝑟 𝑥 ℎ 𝑎𝑖𝑟
• 𝛾 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝑑 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
x 𝛾 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,99626 𝑥 0,43
𝛾 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 1,0379 𝑥 0,26
x 9,5783 = 15,2055 dyne/cm

V. PEMBAHASAN

Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar
muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti tegangan muka, satuannya
adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab
gaya adesi antara dua fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya
adesi antara fase cair dan fase gas yang membentuk antar muka. Dengan demikian,
jika dua macam zat cair dapat campur sempurna, maka tidak akan ada tegangan antar
muka diantara mereka. Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat
cair yang berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat
pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-
menarik antarmolekul di permukaan zat cair tersebut. Sebuah gaya tarik dapat
dianggap bekerja pada suatu bidang permukaan sepanjang suatu garis di permukaan.
Intensitas gaya suatu molekular per satuan panjang sepanjang suatu garis di
permukaan ini disebut tegangang permukaan dan dilambangkan dengan huruf yunani
(sigma). Untuk suatu zat cair tertentu, tegangan permukaannya tergantung pada
temperatur dan juga fluida lain yang bersentuhan di permukaan temu.
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut karena
gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan
terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
Tegangan muka adalah adalah gaya yang terjadi terjadi pada permukaan suatu
cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik
menarik yang tidak seimbang pada antar cairan. Tegangan antar muka adalah
tegangan muka yang di ukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur.
Tegangan muka atau tegangan antar muka mempunyai dimensi gaya per unit panjang
(dyne/cm) atau tenaga per menit permukaan (erg/cm2). Ada beberapa macam metode
untuk pengukuran tegangan muka dan antar muka, yaitu: metode kenaikan kapiler,
metode cincin Du Nuoy, metode berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan
lempeng Wilhelmy.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler.
Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Alat yang
digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer. Piknometer
digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara piknometer yang
bersih dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan yang akan ditentukan
kerapatannya sampai penuh.
Percobaan ini menggunakan air sebagai pembanding. Air memiliki tegangan
permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-
molekul air. Tegangan permukaan dari akuades lebih besar daripada tegangan
permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami peningkatan suhu dengan
jalan pemanasan, maka akan terjadi penurunan konsentrasi akuades dalam larutan
gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut akan
menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara keseluruhan.
Percobaan ini menggunakan air sebagai pembanding. Air memiliki tegangan
permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-
molekul air. Tegangan permukaan dari akuades lebih besar daripada tegangan
permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami peningkatan suhu dengan
jalan pemanasan, maka akan terjadi penurunan konsentrasi akuades dalam larutan
gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut akan
menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara keseluruhan.
Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah gliserol . Pada air
dihasilkan tegangan permukaannya sebesar 15,2055 dyne/cm dan air sabun 9,5783
Hasil ini menunjukkan bahwa akuades memiliki tegangan permukaan yang lebih
besar dari pada gliserol, hal ini disebabkan karena gaya tarik antara molekul air besar
sehingga tegangan permukaannya juga besar karena tegangan permukaan dan gaya
tarik berbanding lurus.
Tegangan antarmuka antara dua cairan yang berbeda polaritasnya
menunjukkan seberapa besar kekuatan tarik antarmolekul yang berbeda dari dua fasa
cairan tersebut.Tegangan antarmuka menjadi penting diperhatikan daripada tegangan
permukaan, Ketika pembahasannya menyangkut sistem emulsi. Kemampuan
molekul surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka
disebabkan oleh sifat ampifilik dari surfaktan, yaitu adanya gugus hidrofilik dan
hidrofobik pada molekul yang sama. Molekul-molekul aktif permukaan akan
terakumulasi pada antarmuka dan menghubungkan dua fasa yang berbeda
polaritasnya seperti antara air-minyak, udara air, air-padatan, sehingga akan
mempengaruhi pembentukan ikatan hidrogen dan interaksi struktur hidrofilik dan
hidrofobik. Efektifitas surfaktan ditunjukkan oleh kemampuannya dala menurunkan
tegangan permukaan serta tegangan antarmuka dari dua fasa yang berbeda derajat
polaritasnya.
Tegangan permukaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis
cairan, suhu, adanya zat terlarut, surfaktan, dan konsentrasi zat terlarut. Jika cairan
memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah
satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/
densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau
partikel-partikel dari cairan tersebut.
Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat,
penetrasi molekul melalui membrane biologis, pembentukan dan kestabilan emulsi
dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi.
Tegangan muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat
dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting
pada sediaan emulsi dan stabilitasnya.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa tegangan
permukaan pada air yaitu 15,2055 dyne/cm, pada sampel 9,5783 dyne/cm

VII. PUSTAKA
Effendi. H., 2003, Teelah Kualitas Air, Kanisius, Jakarta.

Indarniatidan Frida U.E.,2008, Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaandengan


Induksi Elektromagnetik, Jurnal Fisika dan Aplikasinya,Vol.4, No. 1, Hal 1.

Munson B. R. etal, 2004, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta.

Syamsu dkk, 2007, Kajian ketahanan Surfaktan Metil Ester Sulfonat (Mes) Sebagai Oil
Well Stimulation Agent Terhadap Aktivitas Bakteri Di Lingkungan Minyak
Bumi, Jurnal Tekhnologi Pertanian, Vol.3, No. 1 ISSN 1858-2419,Hal 6.

Ulfah. M. dan Sofianti. R., 2010, Proses Konversi Gliserol menjadi Acrolein dengan
Katalis H-Zeolit, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2, No. 4. Hal 1.

VIII. POST TEST


1. Tegangan antarmuka dalam farmasi adalah faktor yang memengaruhi adsorbsi obat
dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada
sediaan emulsi dan stabilitasnya. Dalam bidang Farmasi, dikenal sediaan emulsi.
Dimana emulsi merupakan sediaan hasil campuran antara minyak dan air. Padahal
diketahui bahwa minyak dan air tidak dapat saling bercampur. Hal ini disebabkan
karena adanya tegangan antarmuka di antara kedua jenis zat ini. Sebuah bahan yang
disebut surfaktan, bekerja dengan cara menurunkan tegangan antarmuka kedua zat,
mengakibatkan globul air dan globul minyak dapat bersatu membentuk sebuah emulsi.

2. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar


permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut karena
gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan
terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

3. Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan


permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis denga monomernya (Hui,
1996).

Anda mungkin juga menyukai