PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“PENGENALAN SIMPLISIA DAN IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA
MIKROSKOPIK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK B1
1. ADITYA RAKA FAHRI 219750
2. ALPIO MUNANDAR 219753
3. ANDRYANSYAH 219756
4. APRILIA KARTIKA 219759
5. BARKAH RAMADHAN 219762
6. CHINDY ALVIOLA 219765
DOSEN PENGAMPU :
HUSNANI,M Sc.,Apt
B. TINJAUAN PUSTAKA
Simplisa berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata
“simplex”
Yang artinya “satu” atau “tidak tercampur” atau sederhana.
Sistem penggolongan simplisa ada 5 :
1. Alfabetis
2. Taksonomi
3. Morfologi
4. Farmakologi atau nilai terapik
5. Kimia atau biogenetik
1. Simplisa Nabati
Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat
tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-
bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau
diisolasidari tanamannya.
2. Simplisa Hewani
Simplisa hewani adalah simplisa berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni.
2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan
terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur,
titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultra Violet,
pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.
4. Secara Kimia
Pemeriksaan yang bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada
umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan, sebelum reaksi-reaksi
tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhada zat yang
dikehendaki, misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan
mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kuantitatif
disebut penetapan kadar.
5. Secara Hayati/Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
Serbuk simplisia dalam bentuk Folium, Flos, Fructus, radix, rhizoma, cortex,
lignum, semen, herba dari :
1. Follum : Daun sirih, Daun kumis kucing, Daun Jambu Biji, Daun
saga
2. Flos : Bunga Cengkeh, Bunga Mawar
3. Fructus : Cabe, Ketumbar, Ades, Lada Hitam
4. Radix : Akar manis, Akar alang-alang
5. Rhizoma : Kunyit, Jahe, Temulawak, Lengkuas
6. Cortex : Kulit kayu manis, kulit buah delima
7. Lignum : Kayu Secang, Kayu Mahoni
8. Semen : Biji Pinang, Biji kopi, Biji Pala
9. Herba : Kecambah
Simplisa adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun dan umumnya berbentuk bahan yang
telah di keringkan. Tujuan dari pembuatan simplisia adalah memperpanjang
umur simpan bahan baku tanpa mengurangi kualitasnya sehingga kontinvitas
produksi terjalin. Kualitas simplisia nabati dipengaruhi oleh kualitas bahan
baku. Proses pembuatan dan penyimpanannya. Kualitas bahan baku simplisia
dipengaruhi oleh asal tanaman (tumbuh liar atau dibudidayakan) dan umur
panen. Tanaman yang tumbuh liar mempunyai keragaman kualitas yang besar
karena asal tanaman, umur panen dan media tumbuh tidak diketahui,
sedangkan pada tanaman yang telah dibudidayakan umur panen, waktu panen
dan keseragaman varietas/galur tanaman dapat diketahui dengan pasti.
Dalam rangka identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan melakukan determinasi, pemerisaan makroskopi.
Disamping itu juga dapat dilakukan pemeriksaan kandungan senyawanya
baik golongan senyawa seperti glikosida, alkaloid, saponin, protein,
karbohidrat, maupun senyawa identitasnya. Bahan yang telah
diidentifikasi/dideterminasi selanjutnya dibersihkan dari kotoran dengan air
mengalir, ditiriskan dan dibuat penampang melintang, diberi kloralhidrat,
dipanaskan dan diperiksa dibawah mikroskop bahan yang sudah bersih
selanjutnya ditiris tipis dengan ketebalan 3-6 cm, dikeringkan dengan oven
pada suhu 40-50℃ hingga kadar air sekitar 10%.
Pengujian mikrostopik dimaksud untuk mengetahui ciri anatomi dan
frogmen pengenal daun, dengan cara mengamati serbuk simplisia dibawah
mikroskop. Persyaratan minimal simplisia adalah keseragaman senyawa
aktif, keamanan dan kegunaan faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu
simplisia yaitu bahan baku simplisia, proses penyimpanan, keseragaman
kandungan senyawa aktif dipengaruhi oleh umur tanaman. Bagian tanaman
yang digunakan, penanganan panen, jenis tumbuhan (kesamaan morfologi)
dipilih bibit unggul, lingkungan tempat tumbuh seperti tinggi tempat tumbuh
dari permukaan laut, keadaan tanah, cuaca, keadaan sinar matahari, lama sinar
matahari, suhu dan curah hujan.
b) Bahan
Simplisia dalam bentuk folium, fios, fructus, radix, rhizoma,
cortex, lignum, semen, herba dari :
- Folium : Daun Sirih
- Fios : Bunga Cengkeh
- Fructus : Ketumbar
- Radix : Akar Alang-alang
- Rhizoma : Kunyit
- Cortex : Kulit Kayu Manis
- Lignum : Kayu Secang
- Semen : Biji Pala
- Herba : Seledri
b) Bahan
Simplisia
- Folium : Daun Sirih
- Fios : Bunga Cengkeh
- Fructus : Ketumbar
- Radix : Akar Alang-alang
- Rhizoma : Kunyit
- Cortex : Kulit Kayu Manis
- Lignum : Kayu Secang
- Semen : Biji Pala
- Herba : Seledri
Kloralhidrat
D. CARA KERJA
1. Mikroskopis
Makrostopis
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel yang mewakili (representative),
tulis tanaman asal dan familinya.
- Di deskripsi wujudnya secara umum dengan
ciri khas, gambar contoh.
- Dilakukan uji secara organoleptis (warna, bau dan rasa),
Jika perlu robek, dipatahkan atau ditumbuk.
Hasil
2. Mikroskopis
Mikroskopis
- Disiapkan alat dan bahan.
- Diambil contoh simplisia yang mewakili (representative),
deskripsikan wujud secara umum dengan ciri khasnya.
- Di gambar contoh, lakukan uji secara organoleptis
(bau, warna, rasa).
- Diambil sedikit sampel, letakkan diatas objek gelas.
- Ditambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan gelas
penutup
- Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
dan perbesaran kuat.
- Digambar ciri-ciri atau bentuk sel yang ditemukan.
- Diamati sedikit sediaan, letakkan di atas gelas objek.
- Ditambahkan beberapa tetes kloralhidrat, kemudian
dibakar dilampu spiritus, dan tutp dengan gelas penutup.
- Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
dan kuat.
- Digambar ciri-ciri atau bentuk yang ditemukan.
Hasil
E. HASIL PRATIKUM
NO NAMA SIMPLISIA MAKROSKOPIK MIKROSKOPIK
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum farmakognosi tentang pengenalan simplisia
dan identifikasi simplisia secara mikroskopis.
Pembahasan secara makroskopis biji ketumbar,dari gambar yang
kami dapat di google atau dari farmakope herbal,
Buah berbentuk mericarps biasanya disatukan oleh margin yang
membentuk sebuah cremocarp dengan diameter sekitar 2 - 4 mm,
warna
kecoklatan, kuning atau coklat, gundul, terkadang dimahkotai oleh
sisa-sisa
sepals, memiliki bau aromatik. Ketumbar memiliki rasa yang
berkarakteristik dan
pedas.
Yang ada dilaboratorium
Terdapat biji ketumbar yang sama persis bentuk dan warnanya
dari gambar yang kami ambil di google atau farmakope herbal.
Secara mikroskopik ( Buah Ketumbar )
a.Epikarp (kulit lapisan luar yang keras dan tidak tembus air)terdiri
dari selapis sel kecil berdinding agak tebal
b. Jaringan parenkim dengan sel-sel termanpat dan berdinding
tipis.
c. Jaringan sklerenkimatik yang tersusun membujur dan tangensial
d.Sel parenkim bernoktah
e.Pembuluh kayu
f. Hablur kalsium oksalat
Untuk mikroskopiknya dari laporan sementara yang kami buat
yang didapatkan dari farmakope herbal indonesia untuk bentuk
mikroskopik ketumbar berbentuk mirip seperti yang kami cari dari
farmakope herbal indonesia yaitu hasil teori dan praktikumnya
sama berbentuk sklerenkimatik yang tersusun membujur dan
tangensial
Pada pembahasan rimpang kunyit atau curcumae domesticae
rhizoma pada pratikum pengenalan simplisia dan identifikasi simplsia
secara mikroskopik dan makroskopik pada teoritis atau gambar yg kami
hasilkan dari Google atau dari farmakope herbal untuk markoskopik
bentuk rimpang kunyit berbentuk bulat panjang membentuk cabang
rimpang berupa batang yang berada didalam tanah, berwarna kuning
kejinggaan dan yg ada di dalam laboratorium terdapat rimpang kunyit
yang sudah diolah menjadi simplisa yg berbentuk bulat panjang
membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam tanah dan
berwarna kuning kejinggan,untuk mikroskopiknya dari laporan sementara
kami yg kami dapatkan dari farmakope herbal Indonesia untuk bentuk
kunyitnya secara mikroskopik berbentuk sama seperti yang kami cari dari
farmakope herbal Indonesia yaitu pada bagian rambut penutup rimpang
kunyit dan hasil pada pratikum kami di laboratorium yaitu ada garis garis
memanjang dan ada Titik hitam
ada pembahasan akar alang alang atau imperatae rhizoma pada
praktikum pengenalan simplisia dan indentifikasi simplisia secara
mikroskopik pada teoritis atau gambar yang kami hasilkan dari google
atau dari farmakope herbal untuk markoskopik akar tanaman alang alang
adalah akar berbentuk rimpang yang menjalar, dan berbuku buku. Akarnya
keras meskipun berbentuk rimpang, dan yang ada didalam laboratorium
terdapat akar alang alang yang sudah diolah menjadi simplisia yang
berbentuk panjang berbuku-buku, untuk mikroskopiknya dari laporan yang
kami dapatkan dari farmakope herbal Indonesia untuk bentuk akar alang
alang secara mikroskopik berbentuk mirip seperti yang kami cari dari
farmakope herbal Indonesia yaitu hasil teori dan hasil praktikumnya sama
seperti berbentuk sklerenkim akar alang alang.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebgai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabat,
simplisia hewani, dan simplisia pelikan atau meniral. Dari ketiga golongan
tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang digunakan
untuk bahan obat.
Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebangai standar mutu
tanaman, meliputi pemeriksaan simplisia secara mikroskoptik untuk
mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa serbuk dari simplisia.
Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis,
hypordermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem, berkas pegangkut tipe
kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks,
floem dan xilem.
Pada penyiapan preparat untuk indentifikasi secara mikroskopik,
simplisia yang berupa serbuk diletakkan pada objek glass dan ditetesi
dengan larutan klorahidrat, kecuali pada amilum. Hal ini dikarenakan jika
digunakan pada amilum dapat mengakibatkan melarutkan amilum. Oleh
karena itu pada amilum digunakan larutan iodium. Fungsi dan klorahidrat
itu sendiri adalah untuk mempermudah pengamatan karena larutan ini dapat
memisahkan fragmen-fragmen yang ada kemudian melisiskan sel, sehingga
kita dapat mengetahui bentuk spesifiknya.
Berdasarkan hal tersebut percobaan kali ini dilakukan pengamatan
secara mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang
derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji
dapat berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi
jaringan khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan
fragmen pengenal yang spesifik bagi masing-masing simplisia.
Hasil percobaan simplisia secara mikroskopik yang terdiri dari 26
jenis tumbuhan obat didapat hasil yang berbeda-beda setiap penampangnya.
Ada yang memiliki berkas pembuluh, butir pati, parenkim dengan sel
eksresi, serabut, hablur kalsium, serabut sklerenkim, pembuluh kayu
parenkim yang hablur dan epidermis bawah, stoma, epidermis atas, butir
pati, endokarp, rambut penutup, endokarp, rambut penutup.
Pada pembahasan cengkeh atau Hasil pengamatan makroskopik
pada simplisia bunga cengkeh kering
adalah bunga berwarna coklat kehitaman, kelopak bunga berjumlah
4 helai, tidak
mekar, tetapi menutup, berbentuk bulat telur, hipantium berbentuk
seperti tabung
dan mengerucut pada ujungnya.Dalam Materia Medika Indonesia
Jilid VI disebutkan bahwa ciri-ciri
makroskopik bunga cengkeh adalah bunga panjangnya 10 mm
sampai 17,5 mm;
dasar bunga berisi 4, agak pipih, bagian atas meliputi bakal buah
yang tenggelam,
berongga 2 berisi banyak bakal buah melekat pada sumbu plasenta.
Daun kelopak
4 helai tebal bentuk bundar telur atau segitiga, runcing, lepas. Daun
mahkota 4
helai warna lebih muda dari warna kelopak, tidak mekar tipis
seperti selaput,saling menutup seperti susunan genting. Benang sari
banyak berbentuk
melengkung ke dalam; tangkai agak silinder segi empat
panjangnya 2,5 mm
sampai 4 mm(40)
. Hasil menunjukkan bahwa simplisia yang diteliti memiliki
morfologi yang sesuai dengan ketentuan makroskopik bunga
cengkeh pada
Materia Medika Indonesia Jilid VI .
Hasil pemeriksaan mikroskopik fragmen pengenal dari simplisia
bunga
cengkeh dalam penelitian ini antara lain serbuk sari lepas, kelenjar
minyak
skizolisigen, berkas pembuluh dan serabut sklerenkim, epidermis
dasar bunga,
dan fragmen dasar bunga.
G. LAMPIRAN
H. DAFTAR PUSTAKA