Anda di halaman 1dari 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Praktikum kali ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan tujuan
praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik maupun mikroskopik.
Secara makroskopik maksudnya dengan percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan
juga bentukan secara luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan secara mikroskopik
maksudnya dilakukan dengan bantuan mikroskop sehingga praktikan dapat melihat bentukan
spesifik yang dimiliki oleh simplisia tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan antara
yang satu dengan yang lainnya yang kemudian akan dibandingkan antara simplisia yang ada
dalam hasil pengamatan dengan literature. Pada uji mikroskopik folium ini, digunakan simplisia
Orthosiphonis staminei folium, Abri folium, Psidii guajavae folium, Sericocalysis crispi folium,
Sonchi arvensidis folium, Piperis betlefolium, Blumeae balsamiferae folium, Guazumae
ulmifoliae folium.
Yang pertama dilakukan untuk melakukan pengamatan adalah disiapkan dahulu kaca
objek yang akan digunakan, kemudian dibersihkan dan dikeringkan dengan menggunakan tissu,
supaya tidak terjadi kontaminasi. Setelah itu, diteteskan reagen kloral hidrat, Kloral hidrat
digunakannya untuk membantu menghilangkan butir pati dan senyawa larut air yang
menghalangi pengamatan keberadaan kristal kalsium oksalat, lalu diambil sedikit preparat folium
dengan menggunakan jarum , digunakan dengan menggunakan jarum supaya rata tidak terjadi
penumpukan serbuk simplisia, lalu dicampurkan ke reagen yang berada diatas kaca objek,
dicampurkan folium dan juga reagen dengan menggunakan jarum sampai merata, lalu ditutup
preparat dengan kaca penutup, kemudian diletakkan dimeja mikroskop dan dijepit dengan
penjepit mikroskop setelah itu diamati apakah dipreparat tersebut ditemukan fragmen-fragmen
yang penyusunnya.

A. Klasifikasi Orthosiphonis Staminei Folium.


Nama lain : Daun kumis kucing
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Bangsa : Lamiales
Suku : Lamiaceae
Marga : Orthosiphon
Jenis : Orthoshipon aristatus B
Isi : Daun kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06%, glikosida
flavonol, flavonoid, garam klasium, orthosiponin glycosides, saponin, dan
terpenoid.
Pemerian ; Berupa serpihan daun dan tangkai baik. bersama maupun terpisah, warna
hijau kecokelatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar
telur, lonjong, belah ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung
lancip atau tumpul, panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi,
warna agak ungu, panjang kurang lebih I cm. Helai daun dengan tepi
bergerigi kasar tidak beraturan, kadang- kadang beringgit tajam dan
mengulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang
daun menyirip halus dan bercabang sedikit.
Hasil Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis ….,
Morfologi Orthosiphonis Staminei Folium Herba tumbuh tegak, biasanya bagian
bawah berakar di bagian buku bukunya, tinggi 1-2 m, batang segi empat agak beralur,
berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah
ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-
bintik karena ada kelenjar minyak atsiri. Bunga berupa tanda yang keluar di ujung
cabang, warna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunganya.
Buah geluk berwarna coklat gelap.
Adapun manfaat dari daun kumis kucing yaitu mengobati batu ginjal, asam urat,
sakit pinggang, kencing manis, hipertensi, batuk, encok, masuk angin sembelit dan
bagian digunakannya yaitu daun
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan
songot koneng (Madura). Tanaman kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis,
kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Kumis kucing termasuk terna tegak,
pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapa 1-2 m,
batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur
lonjong, lanset atau belah ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur,
kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar minyak atsiri. Bunga berupa tanda
yang keluar di ujung cabang, warna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari
tabung bunganya. Buah geluk berwarna coklat gelap (Hidayat, 2015).
Pada pengamatan daun kumis kucing terdapat rambut penutup untuk melindungi
sel, terdapat juga epidermis yang bertujuan untuk melindungi organ dari kondisi
lingkungan luar tumbuhan, dan terdapat berkas pengangkut berfungsi untuk mengangkut
air dan unsur hara hasil asimilasi dari satu bagia tubuh ke bagian yang lain.
B. Klasifikasi Abri Folium
Nama lain : saga
Kerajaan : plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiosperrnae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Abrus
Jenis : Abrus precatorius Linn
Kandungan Kimia : Daun maupun akar mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C,
kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan
pentosan.
Daun, batang dan biji : saponin dan flavonoid
Batang : polifenol.
Biji : tannin.
Akar : alkaloid, saponin dan polifenol.
Kandungan kimia : luteolin, Isoorientin, L-Abrine, Precatorin I, II, III, Abruquinone
D, E, F, Abrussaponin I, II.
Kegunaan dan Khasiat : Berkhasiat sebagai obat sariawan, obat batuk, obat radang
tenggorokan, anti radang, diuretik, antitusif, dan parasitisida.
Morfologi Tanaman ini daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran
kecil-kecil. Daun Saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis. Saga mempunyai
buah polong berisi biji-biji yang berwama merah dengan titik hitam mengkilat dan licin.
Bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan
bunga.
Habitat dan Penyebarannya tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-
hutan, lading ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Tumbuh dengan baik pada
daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.
Daun saga adalah anak daun Abrus precatorius dengan kadar glisirisin tidak
kurang dari 15 %. Fragmen yang ditemukan pada simplisia sampel dengan menggunakan
reagen kloral hidrat berupa hablur oksalat pada tulang daun dan tulang daun yang
menyerupai huruf y dibawah mikroskop yang merupakan ciri khas fragmen dari Abri
folium.
Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis ….,
sedangkan dalam litelatur ini disebutkan Secara mikroskopik fragmen
pengenalnya adalah rambut penutup, epidermis atas, epidermis bawah, mesofil fragmen
berkas pengangkut yang didampingi deretan sel hablur, stomata, kalsium oksalat pada
urat daun.

C. Klasifikasi Psidii Guajavae Folium


Nama lain : Daun jambu biji
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Psidium L.
Jenis : Psidium Guajava L.
Isi : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang
pada bunganya tidak banya mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung
zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam
kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu
biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C
87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg -
Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.
Organoleptis : Bau khas aromatik, rasa kelat, serbuk berwarna hijau keabu-abuan.
Bagian yang digunakan: Daun, biji dan kulit batang pohon.
Manfaat : Mengobati diabetes melitus, maag, diare (sakit perut), masuk angin,
beser, prolapsisani, sariawan, sakit kulit, luka baru.
Daun jambu biji adalah daun dari tumbuhan Psidium Guajava L. diketahui
mengandung beberapa bahan aktif antara lain tanin, flavonoid, guayaverin,
leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat, tetapi hanya
komponen khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki
efek farmakologi sebagai antidiare terutama pada penyakit diare yang disebabkan oleh
bakteri.
Hasil Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis ….,

D. Klasifikasi Sericocalysis Crispi Folium.


Nama lain : Daun kejibeling
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Strobilanthes
Jenis : Sericocalyx crispus L.
Isi : Mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium, kalsium, asam
silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi.
Organoleptis : Bau lemah, rasa agak sepat dan agak pahit, serbuk berwarna hijau sampai
hijau kelabu.
Bagian yang digunakan: Daun
Manfaat : untuk mengobati Batu ginjal, kencing manis, disuria, diare, penurun
kolesterol.
Kejibeling mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium, kalsium, asam
silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi. Kalium berfungsi melancarkan air
seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih. Natrium
berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan peningkatan volume
darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah, juga sebagai katalisator
berbagai proses biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi membran sel.
Sedangkan asam silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-polar
lainnya.
Hasil Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis ….,
E. Klasifikasi Sonchi Arvensidis Folium
Nama lain : Daun tempuyung
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas :Asteridae
Bangsa : Chichorieae
Suku : Asteraceae
Isi : ion-ion mineral antara lain silika, kalium, magnesium, natrium, dan
senyawa organik seperti flavonoid, kumarin serta asam fenolat
Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan: Daun
Manfaat : Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat, Radang
usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul, Beser mani
(spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar, memar.
Hasil Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis …., sedangkan menurut literature…

F. Klasifikasi Piperis Betle Folium


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Nama Daerah : Ranub (aceh), sereh (Gayo), Belo Batak (karo), Burangir (Mandailing),
Cabai (Mentawai), Sirih (Palembang, Minangkabau), Seureuh (Sunda),
Sere (Madura), Uwit (Dayak), Nahi (Bima), Malu (Solor), Mokeh (Alor),
Mota (Flores), Bido (Bacan)
Organoleptis : Bau khas aromatic, berwarna hijau dan rasa khas aromatic
Daun sirih hijau dapat digunakan sebagai antibekteri karena mengandung 4,2%
minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen (sisquiterpene),
kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen. Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol
dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang memiliki
daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol. Daya antibakteri minyak atsiri
daun sirih hijau (Piper betle L.) disebabkan adanya senyawa kavikol yang dapat
mendenaturasi protein sel bakteri. Flavonoid selain berfungsi sebagai antibakteri dan
mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari fenol yang mempunyai
daya antibektri lima kali lipat dari fenol biasa terhadap Staphylococcus aureus. Estragol
mempunyai sifat antibakteri, terutama terhadap Shigella sp. Monoterpana dan
seskuiterpana memiliki sifat sebagai antiseptik, anti peradangan dan antianalgenik yang
dapat membantu penyembuhan luka
Hasil Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil dari pengamatan
mikroskopis ….,

G. Klasifikasi Blumeae Balsamiferae Folium


Nama lain : Baccharis salvia Lour ; Conyza balsamifera Lour ; Pluchea balsamifera
(Lour) Less.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Blumea
Jenis : Blumea balsamifera (L.) DC.

Hasil dari uji organoleptik ekstrak kering blumeae balsamiferae folyum atau daun
sembung didapatkan bau khas aromatik kuat dan ekstrak daun berwarna hijau kelabu, hal
itu menunjukkan bahwa uji organoleptik sesuai dengan literatur menurut Farmakope
Herbal Indonesia Edisi I (2008), bahwa identitas simplisia daun sembung berupa
lembaran daun, berbulu, warna hijau kecoklatan, bau mirip kamfora, dan rasa agak pahit,
daun berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat panjang dengan ujung dan
pangkal runcing, panjang helai daun 10-30 cm, lebar 2,5-12 cm; tepi daun umumnya
bergigi tajam, tidak beraturan, kadang-kadang bergerigi. Permukaan daun berambut;
permukaan bawah berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu
kehijauan; permukaan atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat kelabu.
Hasil identifikasi blumeae balsamiferae folyum atau daun sembung secara
mikroskopis dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran …. didapatkan
fragmen penyusun berupa….. Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil
dari pengamatan mikroskopis ….,
Hasil uji mikroskopik sesuai dengan literatur karena menurut literatur
Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1 (2008), menyatakan bahwa fragmen pengenal yang
berada pada simplisia blumeae blasamiferae folyum teridiri dari serabut sklerenkim,
berkas pengangkut dengan penebalan tangga dan spiral, rambut penutup bersel banyak.
Sembung merupakan tumbuhan mirip perdu, tegak, berbatang satu, bercabang
banyak, berbau sangat aromatis dengan tinggi mencapai 1-4 meter. Daun sembung
berambut, bertangkai panjang atau pendek, berbentuk bulat telur terbalik hingga lanset,
dengan pangkal runcing, bergerigi, bergigi-beringgit, berlekuk, juga ada yang bertepi rata
dengan lebar 2,5-20 cm. Bunga sembung bertepi banyak, berkelamin betina, bentuk
benang dengan ujung yang sering berambut, berlekuk pendek, dan tangkai putik
bercabang. Tumbuhan sembung mempunyai buah yang keras, beusuk 8-10, berambut,
dan panjangnya sekitar 1 mm.
Daun sembung mengandung minyak atsiri, zat bergetah dan borneol. Selain itu
juga mengandung sineol, limonen, asam palmitin dan myristin, alcohol sesquiterpen,
dimetileter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin, glikosida, saponin, dan juga flavonoid.
Bagian dari tanaman sembung yang biasa digunakan sebagai obat adalah daunnya
yang bersifat pedas, sedikit pahit, hangat, dan baunya seperti rempah. Secara empiris,
tanaman ini berkhasiat untuk mengatasi rematik sendi, nyeri haid, influenza, demam,
sesak nafas (asma), batuk, bronkitis, perut kembung, diare, perut mulas, sariawan, nyeri
dada akibat penyempitan pembuluh darah korner (angina pectoris) dan kencing manis
(diabetes melitus)

H. Klasifikasi Guazumae Ulmi foliae Folium.


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Guazuma
Jenis : Guazuma ulmifolia, Lamk
Nama Daerah : Jati Belanda (Melayu): Jati Londo (Jawa Tengah); Bastard Cedar (bahasa
Inggris).
Daun jati belanda merupakan daun tunggal berhadapan. Bentuk daun bulat telur
sampai lanset, ukuran helaian daun 4-22,5 cm x 2-10 cm, pangkal daun menyerong,
berbentuk jantung, bagian ujung meruncing, tepi daun beringgit sampai bergerigi tidak
tajam, permukaan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut
rapat. Panjang tangkai daun 5-25 mm; mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau
berbentuk paku, panjang 3-6 mm. Tumbuhan berupa semak atau perdu sampai pohon,
tinggi 10-20 m, percabangan sympodial
Seluruh bagian tanaman jati belanda mengandung senyawa aktif tanin dan
mucilago. Kulit batang mengandung 10% zat lendir, 9,3% damar-damaran, 2,7% tanin,
beberapa zat pahit, glukosa dan asam lemak, lendir, resin, tanin umumnya
protoantosianidin: epikatekin, tilirosida. Daun jati belanda mengandung senyawa
flavonoid, tannin, dan saponin
Secara tradisional digunakan sebagai teh penurun bobot badan, dekok digunakan
pada penderita malaria, diare, raja singa, menstimulasi konstraksi rahim, gangguan hati
dan ginjal. Lumatan digunakan pada pengobatan kulit dan wasir. Ekstrak air dan ekstrak
etil asetat daun jati belanda menghambat herpes bovine virus dan virus polio dengan
metode plague assay dengan konsentrasi 5 ug/mL dengan daya hambat 99% dan 100%
(Fellipe, 2006). Ekstrak air (1000 ppm) dan ekstrak etanol 70% (50, 200, dan 100 ppm)
daun jati belanda memperlihatkan potensi antioksidan sebanding dengan vitamin E 200
ppm
Menurut literatur Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1 (2008), menyebutkan
bahwa identitas simplisia daun jati belanda berupa daun bundar menjorong sampai lanset,
berwarna hijau kecoklatan samapi coklat muda, berbau khas lemah; rasa agak kelat;
ujung daun meruncing, tepi daun bergerigi, permukaan daun kasar, tangkai daun
panjangnya 5-25 mm.
Hasil identifikasi guazumae ulmifoliae folyum atau daun jati belanda secara
mikroskopis ……………. Menurut Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (2008). Daun
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia, Lamk) berasal dari negara Amerika yang beriklim
tropis. Daun Jati Belanda tumbuh secara liar di wilayah tropis lainnya seperti di pulau
Jawa. (Agus, 2006).

Anda mungkin juga menyukai