Pada Praktikum kali ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan tujuan
praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik maupun mikroskopik.
Secara makroskopik maksudnya dengan percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan
juga bentukan secara luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan secara mikroskopik
maksudnya dilakukan dengan bantuan mikroskop sehingga praktikan dapat melihat bentukan
spesifik yang dimiliki oleh simplisia tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan antara
yang satu dengan yang lainnya yang kemudian akan dibandingkan antara simplisia yang ada
dalam hasil pengamatan dengan literature. Pada uji mikroskopik folium ini, digunakan simplisia
Orthosiphonis staminei folium, Abri folium, Psidii guajavae folium, Sericocalysis crispi folium,
Sonchi arvensidis folium, Piperis betlefolium, Blumeae balsamiferae folium, Guazumae
ulmifoliae folium.
Yang pertama dilakukan untuk melakukan pengamatan adalah disiapkan dahulu kaca
objek yang akan digunakan, kemudian dibersihkan dan dikeringkan dengan menggunakan tissu,
supaya tidak terjadi kontaminasi. Setelah itu, diteteskan reagen kloral hidrat, Kloral hidrat
digunakannya untuk membantu menghilangkan butir pati dan senyawa larut air yang
menghalangi pengamatan keberadaan kristal kalsium oksalat, lalu diambil sedikit preparat folium
dengan menggunakan jarum , digunakan dengan menggunakan jarum supaya rata tidak terjadi
penumpukan serbuk simplisia, lalu dicampurkan ke reagen yang berada diatas kaca objek,
dicampurkan folium dan juga reagen dengan menggunakan jarum sampai merata, lalu ditutup
preparat dengan kaca penutup, kemudian diletakkan dimeja mikroskop dan dijepit dengan
penjepit mikroskop setelah itu diamati apakah dipreparat tersebut ditemukan fragmen-fragmen
yang penyusunnya.
Hasil dari uji organoleptik ekstrak kering blumeae balsamiferae folyum atau daun
sembung didapatkan bau khas aromatik kuat dan ekstrak daun berwarna hijau kelabu, hal
itu menunjukkan bahwa uji organoleptik sesuai dengan literatur menurut Farmakope
Herbal Indonesia Edisi I (2008), bahwa identitas simplisia daun sembung berupa
lembaran daun, berbulu, warna hijau kecoklatan, bau mirip kamfora, dan rasa agak pahit,
daun berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat panjang dengan ujung dan
pangkal runcing, panjang helai daun 10-30 cm, lebar 2,5-12 cm; tepi daun umumnya
bergigi tajam, tidak beraturan, kadang-kadang bergerigi. Permukaan daun berambut;
permukaan bawah berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu
kehijauan; permukaan atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat kelabu.
Hasil identifikasi blumeae balsamiferae folyum atau daun sembung secara
mikroskopis dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran …. didapatkan
fragmen penyusun berupa….. Pengamatan makroskopis yang kita lakukan…… dan hasil
dari pengamatan mikroskopis ….,
Hasil uji mikroskopik sesuai dengan literatur karena menurut literatur
Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1 (2008), menyatakan bahwa fragmen pengenal yang
berada pada simplisia blumeae blasamiferae folyum teridiri dari serabut sklerenkim,
berkas pengangkut dengan penebalan tangga dan spiral, rambut penutup bersel banyak.
Sembung merupakan tumbuhan mirip perdu, tegak, berbatang satu, bercabang
banyak, berbau sangat aromatis dengan tinggi mencapai 1-4 meter. Daun sembung
berambut, bertangkai panjang atau pendek, berbentuk bulat telur terbalik hingga lanset,
dengan pangkal runcing, bergerigi, bergigi-beringgit, berlekuk, juga ada yang bertepi rata
dengan lebar 2,5-20 cm. Bunga sembung bertepi banyak, berkelamin betina, bentuk
benang dengan ujung yang sering berambut, berlekuk pendek, dan tangkai putik
bercabang. Tumbuhan sembung mempunyai buah yang keras, beusuk 8-10, berambut,
dan panjangnya sekitar 1 mm.
Daun sembung mengandung minyak atsiri, zat bergetah dan borneol. Selain itu
juga mengandung sineol, limonen, asam palmitin dan myristin, alcohol sesquiterpen,
dimetileter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin, glikosida, saponin, dan juga flavonoid.
Bagian dari tanaman sembung yang biasa digunakan sebagai obat adalah daunnya
yang bersifat pedas, sedikit pahit, hangat, dan baunya seperti rempah. Secara empiris,
tanaman ini berkhasiat untuk mengatasi rematik sendi, nyeri haid, influenza, demam,
sesak nafas (asma), batuk, bronkitis, perut kembung, diare, perut mulas, sariawan, nyeri
dada akibat penyempitan pembuluh darah korner (angina pectoris) dan kencing manis
(diabetes melitus)