Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS MIKROSKOPIS AMYLUM

Tanggal : 02 Desember 2019

Disusun Oleh

Nama : Nova Amalia Rachmadanti

NIM : 1948201019

Laboratorium Farmakognosi
ANALISIS MIKROSKOPIS AMYLUM

I. Tanggal Praktek.
Selasa, 26 November 2019.
II. Tujuan Praktek.
Mahasiswa dapat menganalisis yang berasal dari serbuk pati.
III. Prinsip.
1. Dibuat preparasi sampel. Kemudian ditetesi dengan medium kloralhidrat, lalu
diamati dibawah mikroskopik.
2. Diambil beberapa macam haksel kemudian diamati secara organoleptis, meliputi :
bentuk,warna,bau,dan rasa.
IV. Latar Belakang Penelitian.
Pati atau amilum merupakan suatu polisakarida yang banyak didapatkan dari
berbagai macam tumbuhan seperti jagung, gandum, kacang-kacangan, kentang dan
umbi. Pati tersusun dari dua polimer glukosa yaitu amilosa dan amilopektin yang
terikat oleh ikatan glikosidik [1]. Pati mempunyaiaplikasiyang sangat luas dalam
berbagai industri, diantaranyapengatur tekstur dari berbagai makanan, pengental,
penstabil koloid dan agen peretensi air [2]. Pati dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam atau amilase menjadi polisakarida yang lebih sederhana dalam
bentuk maltosa [1]. Proses hidrolisis pati merupakan salah satu proses penting dalam
industri. Proses hidrolisis terdiri dari beberapa tahap seperti gelatinisasi, likuifikasi,
dan sakarifikasi.Dalam prosesnya, penggunaan amilase lebih disukai dari pada
menggunakan asam. Hal ini karena amilase lebih ramah lingkungan, lebih spesifik,
dan tidak mengakibatkan berubahnya rasa pada produk akhir. Karena penggunaannya
yang begitu luas, hampir 25% dari industri penjualan enzim merupakan penjualan
amilase.Amilase dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu α-amilase, β-amilase, dan
γ-amilase [3]. α-Amilase merupakan salah satu enzim yang digunakan dalam berbagai
proses industri seperti pembuatan roti, tekstil, dan deterjen. Penggunaan α-amilase
dalam beberapa industri tersebut membutuhkan sifat-sifat tertentu seperti stabilitas pH
yang rendah, suhu, dan penggunaan pati berkonsentrasi tinggi.Selain itu, kofaktor
(komponen lain) turut mempengaruhi aktivitas enzim dimana beberapa
enzimmembutuhkan kofaktor seperti gugus prostetik, koenzim dan aktivatoragar
aktivitasnya meningkat[4]. Dalam proses industri, pengetahuan mengenai sifat dari
enzim sangat diperlukan agar pengaplikasian dari enzim tersebut menjadi lebih baik.
Enzim yang bersifat termostabil (tahan panas) akan sangat berguna ketika proses
industri yang dilakukan menggunakan suhu tinggi, sedangkan enzim yang bersifat
termolabil (tidak tahan panas) tentu tidak akan bekerja optimal pada proses yang
menggunakan suhu tinggi[5].
α-Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme. Namun, enzim yang berasal dari mikroorganisme lebih
diminati dibandingkan dengan enzim yang diperoleh dari sumber lain seperti
tumbuhan dan hewan karena sifat dari enzimnya yang lebih stabil[2]. Selain itu,
penggunaan mikroorganisme sebagai sumber amilase lebih disukai karena dapat
digunakan untuk produksi enzim secara massal dan lebih ekonomis [2].Enzim yang
berasal dari sumber berbeda akan mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain
seperti α-amilase yang berasal dari bakteri Bacillussp. I-3 akan berbeda dengan α-
amilase dari Bacillussp. PN5 dan Bacillussp. Ferdowsicous. α-Amilase dari
Bacillussp. I-3 mempunyai suhu optimum 70 °C, pH optimum 7,0 dan agen pengkelat
EDTA yang menjadi inhibitoratau penghambat α-amilase[2]. Sedangkan α-amilase
dari Bacillussp. PN5 mempunyai suhu optimum 60 °C, pH optimum 10 dan dihambat
oleh NH4CI[2]. Begitu pula α-amilase dari Bacillussp. Ferdowsicous akan
mempunyai sifat yang berbeda dimana suhu optimumnya 70 °C, pH optimum 4,5 dan
dihambat oleh ion logam Hg2+, Zn2+, dan agen pengkelat EDTA [2].Dengan
banyaknya perbedaan sifat dari α-amilase yang berasal dari sumber berbeda-beda
mendorong terus dilakukannya pencarian terhadap α-amilase yang sangat potensial
untuk digunakan dalam berbagai proses industri. Dalam perkembangannya, enzim
yang bersifat termostabil lebih diminati dalam berbagai proses industri seiring dengan
proses sakarifikasi yang selalu dilakukan pada suhu tinggi (100-110 °C) untuk
menghasilkan berbagai produk seperti glukosa, sirup dekstrosa, dan berbagai produk
turunan lainnya [2].Dengan banyaknya penggunaan α-amilase yang berasal dari
bakteri, mendorong banyaknya pencarian α-amilase yang mempunyai sifat-sifat baru
yang dapat digunakan untuk proses berbagai macam industri. Hal ini yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya, Elsa Nuraliyah (2016) yang melakukan penelitian terhadap
α-amilase yang berasal dari Bacillussp. K2Br5 yang berasal dari tanah karst dengan
harapan enzim tersebut memiliki sifat berbeda dan lebih baikdari sumber bakteri
lain.Telah teridentifikasi bahwa fase log menuju stasioner untuk masa panen pada
kurva pertumbuhanBacillussp. K2Br5adalah 18 jam dan diperoleh α-amilase yang
memiliki suhu optimum 40 °C, dan pH optimum 6.
Jenis aktivator yang dapat meningkatkan aktivitas optimum enzim dan
inhibitor yang dapat menggangu aktivitas α-amilase belum teridentifikasi sehingga hal
ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap berbagai jenis ion logam
dan agen pengkhelat.Dari berbagai jenis ion logam yang ada, ion logam yang
digunakan pada penelitian ini adalah Na+, Ca2+, Mn2+, dan Cu2+. Sedangkan agen
pengkelat yang digunakan adalah EDTA.
V. Tujuan Pustaka
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian
besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A.
2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud
penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam
bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras,
kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat
kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
 Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α
1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
 Amilopektin         : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya
ikatan 1,6-glikosidik menyebabkanterdjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih
besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa
(Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan,
2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah
C6H11O6 dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan
padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang
meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi
larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah
jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea
mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum
tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat
atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang
mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe
granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet,
bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan
secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa
digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang
baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet
bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan
pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai
pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan
trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan,
2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi  digunakan sebagai bahan penghancur
atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah
ditelan (Syamsuni H,A. 2007).

VI. Alat dan bahan.

Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Amilum Oryzae ( Pati Beras ).
2. Cover glass 2. Amilum Solani (Pati
3. Objek glass Kentang).
3. Amilum Maydis (Pati
4. Pipet tetes
Jagung).
5. Spatel 4. Amilum Manihot ( Pati
6. Mortir Singkong ).
7. Stemper 5. Amilum Tritici ( Pati
Gandum).
6. Aquadestilata.

VII. Prosedur.
1. Ambil sedikit serbuk yang akan di uji.
2. Taruh dalam objek glass.
3. Tetesi sedikit aquadest.
4. Tutup dengan cover glass.
5. Setelah itu taruh diatas meja benda dalam mikroskopis.
6. Lalu jepit agar sediaan tidak gerak saat mikroskopis digerakan.
7. Lihat dan amati fragmen-fragmen pada simplisia tersebut.

VIII. Hasil dan pembahasan.


 Hasil :
1. Amilum Orizae (Pati Beras).
 Pemerian :
Amylum oryzae Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa
L. (Familia Poaceae). Pemerian: Serbuk sangat halus, warna putih tidak
berbau, tidak berasa ,wadah penyimpanan : memenuhi syarat.
 Mikroskopik
Butir versegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau majemuk
bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak
terlihat  jelas,tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
 Morfologi :
Tanaman padi termasuk tanaman setahun atau semusuim yang
berbentuk herba. Tinggi tanaman mencapai 120 cm. Bagian tanaman secara
garis besar terdapat bagian vegetatif dan generatif.
Sistem perakarnya merupakan sistem perakaran serabut (radyx
adventica), letak susunn akarny tidak dalam kira kira pada kedalaman 30
cm. Karena itu akar banyak mengambil makanan dari tanah yang berada di
atas.
Batang pada Oryza sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas
(internodus), dan diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh buku
(nodus). Ruas batang didalamnya beronga rongga dan berbentuk bulat
(teres), dari atas kebwah ruas batang semakin pendek dan ruas paling
pendek berada pada bagian batang palin bawah.
Daun termasuk daun tunggal terdiri dari helaian daun (lamina) dan
pelepah daun (vagina) yang menyelubungi batang. Bangun daun berbentuk
garis (linearis), pada berbatasan antara daun dan pelepah daun terdapat
lidah daun (ligula). Didalam ketiak daunterdapat kuncup yang tumbuh
menjadi batang. Tulang daun sejajar (rectinervis).
Bunganya, termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga malai
(panicula). Tiap panicula terdiri dari kumpulan bunga yang disebut spica,
setiap spica terdiri dari satuatau lebih bunga disebut flosculus. Sumbu
utama tempat melekatnya spicula disebut rachis, sumbu dari spicula
disebut rachilla. bunga bisexualis, flosculus mempunyai 2 sekat kelopak
yang besar disebut lemma dan ukuran yang lebih kecil disebut palea.
Dibawah lemma terdapat gluma I dan gluma II. Alat kelaminterdiri dari
benang sari sebanyak 6 buah, tangkai sariny endek dan tipis. Putik
mempunyai 2 buah tangkai dengan epala putik yang berbentuk seperti bulu,
letak ovulum seperum dan carpellum 2 buah. Termasuk kedalam buah
cariopsis yang sehari hari disebut biji padi atau bulir, gabah sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi.
No. Gambar Keterangan
1. Amilum Orizae serbuk.

2. Amilum Oryzae adalah butir


bersegi banyak tunggal atau
majemuk berbentuk bulat telur,
dengan ukuran kira-kira kurang
lebih 2-5 mikro meter. Hilus
ditengah tidak terlihat jelas, tidak
ada lamella konsentris.

2. Amilum Solani (Pati Kentang).


 Pemerian:
Amylum Solani adalah pati kentang, berasal dari umbi tumbuhan
Solanum tuberosum L., suku Solanaceae, berupa serbuk agak kasar, warna
putih, tidak berbau, tidak berasa.
 Mikroskopik :
Butiran berbentuk bulat telur atau tidak beraturan dengan ukuran
bervariasi antara 30 hingga 100 µm. Hilus terdapat sebagai titik pada
bagian yang sempit. Lamella terletak eksentris. Terlihat dengan jelas.
 Morfologi :
Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk
membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik
atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas.Batang biasanya
berongga, bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk menyirip gasal,
dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping berhadapan atau
berseling, membundar telur hingga menjorong-membundar telur, pinak
daun yang terkecil agak duduk, berbentuk membundar telur hingga agak
membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun
berbulu padat, berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan
malai.Bunga putih atau putih ditutupi dengan merah jambu atau ungu,
ditengah kuning kehijauan; kelopak menggenta, bagian luar berbulu;
mahkota bagian luar berbulu. Buah buni agak membulat, berwarna hijau-
kuning, berbiji banyak, beracun.Biji pipih, berbentuk agak membundar
hingga membundar telur, berwarna kuning pucat kecoklatan.

No. Gambar Keterangan


1. Amilum Solani serbuk.

2. Amilum solani adalah butir bulat


telur atau tidak beraturan, dengan
ukuran kira-kira kurang lebih 30-
100 µm. Hilus terdapat sebagai
titik pada bagian yang sempit.
Lamella terletak eksentris.
Terlihat dengan jelas.
.

3. Amilum Maydis (Pati Jagung).


 Pemerian:
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia
Poaceae ) warna putih, wadah penyimpanan : memenuhi syarat seperti yang
tertera pada Pati Jagung.
 Mikroskopik :
Butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2µm sampai 23µmatau butir
bulat dengan diameter 25µm sampai 32µm. Hilus ditengah berupa rongga
yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5,tidak ada lamela. Amati di
bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus.
 Morfologi :
Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8
m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang
sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian
bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari
buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya
tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. permukaan yang
halus sampai berbulu. Batang tidak memiliki tangkai.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma
pada daun jagung berbentuk halter. Warna hijau tua dengan permukaan
yang berbulu.
Bunga betina jagung berupa “tongkol” yang terbungkus oleh semacam
pelepah dengan “rambut”. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur
khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.

No. Gambar Keterangan


1. Amilum Maydis serbuk.

2. Amilum Maydis adalah butir


pologonal dengan sudut membulat
atau berupa butir hampir bulat,
garis tengah sampai lebih kurang
dari 35 µm, hilus ditengah berupa
titik .

4. Amilum Manihot ( Pati Singkong ).


 Pemerian :
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot
utillissima Pohl ( familia Euphorbiaceae ), serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
 Mikroskopik :
Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter
5µm sampai 10µm, butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di
tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak
jelas,konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir
tunggal tidak sama bentuknya.
 Morfologi :
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman
berkormus karena memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235
cm, berumur 2 bulan. Tanaman saingkong mempunyai sistem perakaran
serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang akar 30 cm, panjang
rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar menggembung berisi
cadangan makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih
kekuning-kuningan, memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-
ruas.
Permukaan daun rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk
daun lingkaran, daun berwarna hijau (berklorofil), tangkai daun berwarna
merah, ujung daun lancip, tangkai daun panjang, berwarna kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5
buah berwarna hijau dan berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga
tidak memiliki alat kelamin jantan maupun betina. Umbi memiliki diameter
2-5cm, panjang 20-60cm, daging umbi berwarna putih/ kekuning-kuningan,
kulit umbi berwarna coklat, dagingnya bergetah.

No. Gambar Keterangan


1. Amilum Manihot serbuk.

2. Amilum Manihot adalah butir


tunggal, agak bulat atau bersegi
banyak, butir kecil diameter 5µm
sampai 10µm, butir besar bergaris
tengah 20µm sampai 35µm, hilus
di tengah berupa titik, garis lurus
atau bercabang tiga, lamela tidak
jelas,konsentris, butir majemuk
sedikit, terdiri atas dua atau tiga
butir tunggal tidak sama
bentuknya.

5. Amilum Tritici (Pati Gandum).


 Pemerian:
Amylum tritici Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari biji
Triticum aestivum L., berupa serbuk sangat halus, berwarna putih, tidak
berbau, dan tidak berasa.
 Mikroskopik :
Butir bentuk cakram besar atau seperti ginjal ukuran 10µm sampai
45µm, bentuk bulat telur,terbelah sepanjang poros utama, butir bersegi
banyak atau bulatan kecil, ukuran 2 µm sampai 10µm. Jarang diketemukan
butiran dengan ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat.
 Morfologi :
Pada umumnya, kernel berbentuk oval dengan panjang 6–8 mm dan
diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur
yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran),
bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). Bagian kulit dari biji
gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan
melalui proses penggilingan.

No. Gambar Keterangan


1. Amilum Tritici serbuk.

2. Amilum Tritici adalah Butir


bentuk cakram besar atau
seperti ginjal ukuran 10µm
sampai 45µm, Hilus dan
lamela sukar terlihat.

 Pembahasan :
Pada praktikum tanggal 26 November 2019 dilakukan identifikasi amilum
secara  makroskopis dan mikroskopis. Sampel yang digunakan pada percobaan kali
ini adalah Amilum Oryzae, Amilum Solani, Amilum Maydis, Amilum Manihot
dan Amylum Tritici. Identifikasi amilum secara makroskopis bertujuan untuk
mengetahui warna dan bau dari amilum yang akan di uji. Kemudian Identifikasi
amilum secara mikroskopis agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk yang khas
dari masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih
memudahkan mahasiswa dalam membuat sediaan farmasi.
Sampel di uji secara makroskopis dengan menggunakan indra manusia , di
lihat warna dan bau sampel. Amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau.
Amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau . amilum maydis berwarna putih
dan tidak berbau . Dari semua sampel memiliki ciri-ciri berwarna putih dan tidak
berbau sesuai dengan persyaratan mutu yang baik dari amilum .
Berdasarkan hasil percobaan secara makroskopis, amilum oryzae berwarna
putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum oryzae adalah butir
bersegi banyak tunggal atau majemuk berbentuk bulat telur, dengan ukuran kira-
kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus ditengah tidak terlihat jelas, tidak ada
lamella konsentris. Identifikasi amilum secara mikroskopis, pada amilum oryzae
memiliki bentuk pati majemuk sehingga hilus dan lamelanya tidak terlihat.
Pada amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara
mikroskopis amilum tritici adalah butir tunggal besar dilindungi oleh butiran kecil.
Hilus terletak di tengah tidak jelas berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas.
Pada amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara
mikroskopis amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak
butir kecil yang berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah
berupa titik dan lamella tidak jelas.
Pada amilum maydis berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara
mikroskopis amilum maydis adalah butir bersegi banyak, bersudut, dengan ukuran
kira-kira kurang lebih 2-23 mikro meter. Hilus di tengah berupa rongga yang nyata
atau celah dan tidak ada lamella.
Pada amilum solani berwarna putih dan tidak berbau, sedangkan secara
mikroskopis amilum solani adalah butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak,
butir kecil diameter 5µm sampai 10µm, butir besar bergaris tengah 20µm sampai
35µm, hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak
jelas,konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak
sama bentuknya.
Faktor-faktor kesalahan yang terjadi saat praktikum antara lain :
1. Pada saat pengujian secara mikroskopis, sampel yang digunakan terlalu tebal
sehingga saat diamati  penampangnya tidak terlalu jelas (menumpuk).
2. Mikroskop yang kurang fokus.
3. Cahaya yang kurang memadai.

IX. Kesimpulan Dan Saran


 Kesimpulan :
Kesimpulan yang didapat dari hasil pemeriksaan secara organoleptik meliputi
pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau dan rasa. Pemeriksaan secara
mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia
dibawah mikroskop dengan perbesaran lema dan perbesaran kuat. Tidak semua
simplisia mempunyai cirri khas yang membedakan simplisia dengan simplisia
lainnya sehingga dapat mengetahui bahwa simplisia tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan masing-masing, baik itu jaringan atau bau khas nya yang sangat
mencolok dan simplisisa yang memiliki kualitas bagus tergantung pada cara
pengolahan atau cara produksi simplisia tersebut.
 Berdasarkan hasil praktikum pada amilum oryzae berwarna putih dan tidak
berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum oryzae adalah butir bersegi
banyak tunggal atau majemuk berbentuk bulat telur, dengan ukuran kira-
kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus ditengah tidak terlihat jelas, tidak
ada lamella konsentris. Identifikasi amilum secara mikroskopis, pada
amilum oryzae memiliki bentuk pati majemuk sehingga hilus dan
lamelanya tidak terlihat.
 Berdasarkan hasil praktikum pada amilum tritici berwarna putih dan tidak
berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum tritici adalah butir tunggal
besar dilindungi oleh butiran kecil. Hilus terletak di tengah tidak jelas
berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas.
 Berdasarkan hasil praktikum pada amilum manihot berwarna putih dan
tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum manihot adalah butir
tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang berukuran kira-kira
kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan lamella
tidak jelas.
 Berdasarkan hasil praktikum pada amilum maydis berwarna putih dan tidak
berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum maydis adalah butir bersegi
banyak, bersudut, dengan ukuran kira-kira kurang lebih 2-23 mikro meter.
Hilus di tengah berupa rongga yang nyata atau celah dan tidak ada lamella.
 Berdasarkan hasil praktikum pada amilum solani berwarna putih dan tidak
berbau, sedangkan secara mikroskopis amilum solani adalah butir tunggal,
agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm sampai 10µm,
butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik,
garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk
sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.
 Saran :
Saling bekerja sama dalam berkelompok dan saling memperhatikan
praktikannya, sebaiknya setiap kelompok di sediakan satu mikroskop agar tidak
saling rebutan dan lebih tertib saat praktikum, pencahayaan dan fokus mikroskop
penting untuk menentukan fragmen-fragmen yang terdapat dalam simplisia oleh
karena itu penting untuk para praktikan untuk lebih menguasai cara menggunakan
mikroskop yang baik dan benar.
X. Daftar Pustaka
Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat. Oxford:
Pergamon Pr.
Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien
dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:
Penebar Swadaya
Poedjiadi.2009.Dasar-dasarBiokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Adhyatma, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.  Jakarta.
Anonim, 1990,  Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
(Dep.Kes RI, 1989).
Pramono, S.. 2011. Prioritas Penelitian Pendukung Program Saintifikasi Jamu dari
Hulu hingga Hilir, Seminar Nasional Pokjanas TOI 41, 5-6 Oktober 2011. Malang
Sudarsono, Agus P, Didik G, dkk. 1996. Tumbuhan Obat. Yogyakarta : UGM.
Becker, C. A., & Van den Brink, R. C. B.. 1968. Flora of Java (Spermatophytes only)
vol II. Groningan-The Netherlands. Wolters-Noordhoff. N. V.
Sudarsono, Agus P, Didik G, dkk. 1996. Tumbuhan Obat. Yogyakarta : UGM.

Anda mungkin juga menyukai