Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang muslim kita harus berakhlak kepada Rasulullah
SAW, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya,
namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik
kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah, membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Pada dasarnya Rasulullah SAW adalah
manusia yang tidak berbeda dengan manusia pada umumnya. Namun,
terkait dengan status “Rasul” yang disandangkan Allah atas dirinya, maka
terdapat pula ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang tidak
bisa disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa kita wajib mencintai dan taat kepada ajaran Rasulullah Saw?
2. Bagaimana cara berakhlak kepada Rasulullah Saw ?
3. Bagaimana contoh kasus nyata implementasi akhlak terhadap
Rasulullah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar kita tahu alasan mengapa kita wajib mencintai dan taat kepada
ajaran yang dibawakan Rasulullah Saw.
2. Paham dan dapat mengimplementasikan cara berakhlak kepada
Rasulullah sebagai wujud rasa cinta dan ketaatan kita  terhadap
Rasulullah.
3. Mengetahui beberapa contoh kasus nyata implementasi akhlak terhadap
Rasulullah sehingga kita dapat mengambil pelajarannya.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Akhlak Kepada Rasulullah


Allah berfirman :
ُ
ِ ‫ف َّر ِح ْي ٌم ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل ِّم ْن أ ْنفُ ِس ُك ْم ع‬
ُ ‫َزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِا‬ ٌ ْ‫نَ َر ُء و‬
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri,
berat rasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan
penyayang terhadap orang – orang yang beriman.” (Q.S. at-taubah : 128).
Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun
iman. Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah saw.
beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu
mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah.
Rasulullah adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah
kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh
disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-baik
makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah, derajatnya paling tinggi,
dan kedudukannya paling dekat oleh Allah.
Beliau diutus kepada manusia dan jin dengan membawa kebenaran
dan petunjuk, yang diutus oleh Allah sebagi rahmat bagi alam semesta.
Sebagaimana firman Allah :

ْ‫َس ْلنَكَ أِالَّ َرحْ َمةً لِّ ْل َعلَ ِم ْينَ َو َمآ أَر‬

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi


rahmat bagi seluruh alam” (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 107).

Allah menurunkan kitab-Nya kepadanya mengamanahkan


kepadanya atas agama-Nya, dan menugaskannya untuk menyampaikan
risalah-Nya. Allah telah melindunginya dari kesalahan dalam
menyampaikan risalah itu. Allah ta’ala mendukung nabi-Nya dengan
mukzizat-mukzizat yang nyata dan ayat-ayat yang jelas, memperbanyak
makan untuk beliau, memperbanyak air. Dan beliau mengabarkan sebagian

2
perkara ghaib.

B. Kewajiban Mencintai Rasulullah


Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman,
semua orang islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan
utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah Saw adalah menjalankan
ajarannya, menaati perintahnya dan berhukum dengan ketetapannya.
Ahlus sunah mencintai Rasulullah Saw dan mengagungkannya
sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari mecintai
mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sebagaimana sabda
Rasulullah :
‫اليؤمن أحدكم حتّى اكون أحبّ اليه من نفسه ووالِده وولَده والنّاس أجمعين‬.
Artinya : Tidak beriman salah seorang diantaramu, sehingga aku lebih
dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan
manusia semuanya. (H.R. Bukhari Muslim).
Allah swt berfirman:
‫قُلْ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّوْ نَ هللاَ فَاتَّبِعُوْ نِى يُحْ بِ ْب ُك ُم هللاُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َوهللاُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31).

C. Taat
Kita wajib menaati nabi Muhammad Saw dengan menjalankan apa
yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini
merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah rasul
(utusan Allah). Dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah memerintahkan kita
untuk menaati nabi Muhammad Saw. diantaranya ada yang diiringi dengan
perintah taat kepada Allah sebagaimana firman-Nya :
‫… َيـأ ُّي َها ْالَ ِذي َْن َءا َم ُنو ْا أَطِ ْيعُو ْا هَّللا ُ َوأَطِ ْيعُو ْا الرَّ سُو ُل‬
“Wahai orang-orang yang beriman ‘taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad)’…..” (Q.S. Annisa : 59).
Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yang beriman dengan
seruan “Hai orang-orang yg beriman” sebagai suatu pemuliaan bagi mereka

3
karena merekalah yg siap menerima perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun menjadi semakin siap
menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat kepada Allah dan
kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan perintah-perintah -Nya
serta larangan-larangan -Nya.
Jika seseorang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir ia
akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya karena ia mengimani benar bahwa
Allah SWT sesungguhnya Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang
nampak maupun yang tersembunyi
Terkadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai
Rasulullah, sebagaimana firman-Nya :
…‫صيبَهُ ْم َع َذابٌ أَلِ ْي ٌم‬
ِ ُ‫ص ْيبَهُ ْم فِ ْتنَةٌ أَوْ ي‬
ِ ُ‫أَ ْن ت‬،‫فَ ْليَحْ َذ ِرالَّ ِذ ْينَ يُ َخالِفُوْ نَ ع َْن أَ ْم ِر ِه‬
“… Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan
mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (Q.S. An-Nur : 63).
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah
kekufuran, nifaq, bid’ah, atau siksa pedih didunia. Allah telah menjadikan
ketaatan dan mengikuti Rasulullah sebagai sebab hamba mendapatkan
kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya, sebagai petunjuk dan
mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.
Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada
Allah dan rasul-Nya, karena itu para sahabat ingin menjaga citra
kemuliaannya dengan mencontohkan kepada kita ketaatan yang luar biasa
kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Rasul
sama kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena itu bila manusia tidak
mau taat kepada Allah dan Rasul- Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah
memberikan jaminan pemeliharaan dari azab dan siksa Allah swt, di dalam
Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
‫َم ْن ي ُِّط ِع ال َّرسُوْ َل فَقَ ْد أَطَا َع هللاَ َو َم ْن تَ َولَّى فَ َما أَرْ َس ْلنَاكَ َعلَ ْي ِه ْم َحفِ ْيظًا‬
“Barang siapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80). 

4
Manakala seorang muslim telah mentaati Allah dan Rasul-Nya,
maka ia akan memperoleh kenikmatan sebagaimana yang telah diberikan
kepada para Nabi, orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang-
orang shaleh, bahkan mereka adalah sebaik-baik teman yang harus kita
miliki.
Oleh karena itu, ketaatan kepada Rasulullah saw juga menjadi salah
satu kunci untuk bisa masuk ke dalam surga. Adapun orang yang tidak mau
mengikuti Rasul dengan apa yang dibawanya, yakni ajaran Islam dianggap
sebagai orang yang tidak beriman.

D. Menghidupkan Sunnah
Bagi seorang muslim, mengikuti sunah atau tidak bukan merupakan
suatu pilihan, tetapi kewajiban. Sebab, mengenalkan ajaran Islam sesuai
denagn ketentuan Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban yang harus diaati.
Mengenai kewajiban mengikuti Nabi dan menaati sunnahnya serta
mengikuti petunjuknya, Allah berfirman :
ْ ُ‫ َواتَّق‬،‫… َو َما نَهَ ُك ْم َع ْنهُ فَاْنَتَهثوْ ْا‬
ِ ‫وا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِد ْي ُد ال ِعقَا‬
ُ‫ب َو َمآ َءائَـى ُك ُم ال َّر ُس ُل فَ ُخ ُذوه‬
“… Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.” (Q.S. al-Hasyr : 7).
Secara umum bid’ah adaah sesat karena berada diluar perintah Allah
Swt dan Rasul-Nya, akan tetapi banyak hal yang membuktikan, bahwa Nabi
membenarkan banyak persoalan yang sebelumnya belum pernah beliau
lakukan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa semua bentuk amalan, baik
itu dijalankan atau tidak pada masa Rasulullah, selama tiak melanggar
syari’at dan mempunyai tujuan , niat mendekatkan diri kepada Allah dan
mendapatkan ridho-Nya, serta untuk mengingat Allah serta Rasul-Nya
adalah sebagian dari agama dan itu dperbolehkan dan diterima.
Sebagaimana nabi bersabda :
“Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat dan setaiap
manusia akan mendapat sekedar paa yang diniatkan, siapa yang hijrahnya

5
(tujuannya) itu adalah karena Alah dan Rasul-Nya, hijrahnya (tujuan) itu
adalah berhasil.” (H.R. Bukhari).
Banyak sekali orang yang memfonis bid’ah dengan berdalil pada
sabda Rasulullah :
“setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Juga hadis Rasulullah :
“barang siapa yang didalam agama kami mengadakan sesuatu yang tidak
dari agama ia ditolak”.
Mereka tidak memperhatikan terlebih dahulu apakah yang baru
diakukan itu membawa kebaikan dan yang dikehendaki oleh agama atau
tidak. Jika ilmu agama sedangkal itu orang tidak perlu bersusah payah
memperoleh kebaikan.
Ditambah lagi tuduhan golongan orang ingkar mengenai suatu
amalan adalah kata-kata sebagai berikut : Rasulullah tidak pernah
memerintah dan mencontohkannya. Begitu pula para sahabat tidak ada
satupun diatara mereka yang mengerjakannya. Dan jikalau perbuatan itu
baik kenapa tidak dilakukan oleh Rasulullah, jika mereka tidak melakukan
kenapa harus kita yang melakukannya. Bahkan dengan hal itu mereka
menyebutkan bahwa hal baru seperti tahlilan atau berzikir bersama adalah
bid’ah, dan itu adalah sesat. Dimana harus kita fahami macam-macam
sunnah, antara lain adalah :
a. Sunnah Qauliyyah : sunnah dimana Rasulullah saw sendiri
menganjurkan atau menyarankan suatu amalan, tapi tidak ditemukan
bahwa rasulullah tidak pernah mengerjakannya secara langsung. Jadi
sunnah ini adalah sunnah Rasulullah yang dalilnya sampai kepada kita
bukan dengan cara dicontohkan, melainkan hanya diucapkan saja oleh
beliau. Contohnya adalah hadis Rasulullah yang menganjurkan orang
untuk belajar berenang, tetapi kita belum pernah mendengar Rasulullah
atau para sahabat belajar berenang.
b. Sunnah Fi’liyah : Sunah yang ada dalilnya dan pernah dilakukan
langsung oleh Rasulullah. Misalkan sunnah puasa senin kamis, makan
dengan tangan kanan, dan lain-lain.

6
c. Sunnah Taqriyyah : Sunah dimana Rasulullah tidak pernah melakukan
secara langsung dan tidak pula pernah memerintahkannya. Melainkan
hanya mendiamkannya saja. Contohnya adalah beberapa amalan para
sahabat yang saat dilakukan Rasulullah mendiamkannya saja.
Begitu juga dengan amalan ibadah yang belum pernah dilakukan
nabi dan para sahabat juga tidak pernah disampaikan dan tidak pula
didiamkan oleh beliau, yaitu yang dilakukan oleh para ulama. Misalkan
mengadakan majlis maulidin Nabi Saw dan yasinan. Tidak lain para ulama
yang melakukan ini adalah mengambil dalil-dalil dari kitabullah yang
menganjurkan agar manusia selalu berbuat kebaikan atau dalil tentang
pahala bacaan dan amal ibadah. Dan berbuat kebaikan ini banyak caranya
asalkan tidak bertentangan dengan Islam.
Mari kita rujuk ayat al-qur’an berikut :
ْ ُ‫واتَّق‬،
ِ ‫وا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِد ْي ُد ال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫… َو َمآ َءائَـى ُك ُم ال َّر ُس ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَ ُك ْم َع ْنهُ فَاْنَتَهثوْ ْا‬
“… Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah.dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.” (Q.S. al-Hasyr : 7).
Dalam ayat ini jelas bahwa perintah untuk tidak melakukan segala
sesuatu jika telah tegas dan jelas larangannya. Dan dalam hadis Rasulullah
yang diriwayatkan oleh bukhari :
“Jika aku menyuruhmu melakukan sesuatu, maka lakukanlah
semampumu dan jika aku melarangmu melakukan sesuatu, maka
jauhilah.”.
Maka para ulama mengambil kesimpulan bahwa bid’ah yang
dianggap sesat adalah menghalalkan sebagian dari agama yang tidak
diizinkan oleh Allah. Serta bertentangan dengan yang telah disyari’atkan
oleh Islam. Contoh bid’ah sesat yang mudah adalah sengaja shalat tidak
menhadap kiblat, mengerjakan shalat dengan satu sujud, atau yang lebih
banyak terjadi adalah bagi masyarakat keraton yaitu mendo’akan orang
yang telah meninggal dengan sesaji serta memohon kepada Allah dan
berdzikir menggunakan sesaji. Itulah yang dianggap sesat karna sesaji tidak
ada dalam Islam dan itu menyimpang dari syari’at Islam.

7
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu
yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.
Contoh-contoh sunnah Rasulullah adalah :
a. Istighfar setiap waktu
b. Menjaga wudhu
c. Bersedekah
d. Shalat dhuha
e. Puasa Muharram dan shalat tahajud :

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata : “ Rasulullah Saw bersabda :

‫صالَةُ اللَّ ْي ِل‬ َ ‫صالَ ِة بَ ْعدَالفَ ِري‬


َ ‫ْضة‬ َ َ‫ضانَ َش ْه ُر هَّللا ِ ال ُم َح َّر ُم َوأ‬
َّ ‫ض ُل ال‬ َ ‫صيَ ِام بَ ْع َد َر َم‬ َ ‫أَ ْف‬
ِّ ‫ض ُل ال‬

“Seutama-utama puasa sesudah Ramadhan adalah puasa dibulan


Muharram dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardu ialah shalat
malam.” ( H.R. Muslim no.1163).

E. Membaca Shalawat Dan Salam


Diantara hak Nabi Saw yang disyariatkan Allah atas umatnya adalah
agar mereka mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau. Allah Swt dan
para malaikat-Nya telah bershalawat kepada beliau dan Allah
memerintahkan kepada para hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan
taslim kepada beliau.
Allah berfirman :
ْ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم‬
‫واتَ ْسلِ ْي ًما‬ ْ ُّ‫صل‬ ْ ُ‫ يـآيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمن‬,‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي‬
َ ‫وا‬ َ ‫ ي‬,ُ‫إِ َّن هَّللا َ َو َملئِ َكتَه‬
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Saw.
‘Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.’” (Q.S. Al-
Ahzab : 56).
Al-Mubarrad berpendapat bahwa akar kata bershalawat berarti
memohonkan rahmat dengan demikian shalawat berarti rahmad dari Allah
sedang shalawat malaikat berarti pengagungan dan permohonan rahmad
Allah untuknya.

8
Jika bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw hendaklah seseorang
menghimpunnya dengan salam untuk beliau. Karena itu, hendaklah tidak
membatasi dengan salah satunya saja. Misalnya dengan
mengucapkan “Shallallaahu ‘alaih (semoga shalawat dilimpahkan
untuknya).” Atau hanya mengucapkan ‘alaihissalam (semoga dilimpahkan
untuknya keselamatan)”. Jadi digabung : “washshalaatu wassalaamu ‘ala
Rasulillah, atau Allahumma shalli wa sallim ‘ala Nabiyyina Muhammad,
atau shallallahu ‘alaihi wa sallam.”. hal itu karena Allah memerintahkan
untuk mengucapkan keduanya.
Mengucapkan shalawat untuk Nabi Saw, diperintakan oleh syari’at
pada waktu-waktu yang dipentingkan, baik yang hukumnya wajib dan
sunnah muakaddah. Diantara waktu itu adalah ketika shalat diakhir
tassyahud, diakhir qunud, saat khutbah seperti khutbah jum’at dan khutbah
hari raya, setelah menjawab mu’adzin, ketika berdo’a, ketika masuk dan
keluar masjid, juga ketika menyebut nama beliau.
Rasulullah Saw telah mengajarkan kepada kaum muslimin tentang
tata cara mengucapkan shalawat. Rasulullah menyarankan agar
memperbanyak shalawat kepadanya pada hari jum’at, sebangaimana
sabdanya :
‫صلَّى هَّللا ِ َع ْشرًا‬
َ ً‫صالَة‬ َّ َ‫صلّى َعل‬
َ ‫ي‬ َ ‫ فَ َم ْن‬،‫ي يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة‬ َّ ‫أَ ْكثِ ْي ُر ال‬
َّ َ‫صالَةَ َعل‬
“Perbanyaklah kalian membaca shalawat untukku pada hari dan malam
jum’at, barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah
bershalawat untuknya 10 kali.”
Kemudian ibnul qayyim menyebutkan beberapa manfaat dari
membaca shalawat kepada Nabi, diantaranya adalah :
a. Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah.
b. Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bai yang bershalawat sekali
untuk beliau.
c. Diharapkan dikabulkannya do’a apabila didahului dengan shalawat.
d. Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafaat dari Nabi, diiringi
permohonan kepada Allah agar memberikan wasilah (kedudukan yang
tinggi) kepada beliau pada hari kiamat.

9
e. Sebab diampuninya dosa-dosa.
f. Shalawat adalah sebab sehingga nabi menjawab orang yang
mengucapkan shalawt dan salam kepadanya. 

F. Mencintai Keluarga Nabi


Mengikuti kerabat rasulullah Saw yang mulia dan berlepas diri dari
musuh mereka, adalah masalah penting yang telah diwajibkan oleh islam
dan telah dianggapnya sebagai bagian dari cabang agama. Rasulullah
menggambarkan ahlil baitnya sebagai suatu benda yang berat dan berharga,
sebanding dengan al-qur’an dan benda berharga lainnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya aku
tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama adalah
Kitabullah(Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati(Keturunan) Ahlul
baitku. Barang siapa yang berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak
akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku ditelaga al-Haudh.”
(HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih juz.2, Tirmidzi). Nabi Saw bersabda :
“Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya
Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya
mewariskan ilmu kepada mereka, maka barangsiapa yang telah
mendapatkannya, berarti telah mengambil bagian yang besar”. (HR.
Abu daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut sebagai pewaris Nabi, maka orang yang
disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang beluk beluk
agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita
hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya
yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu
bukanlah ulama yang sesungguhnya dan berarti tidak ada kewajiban bagi
kita untuk menghormatinya.
Rasulullah menyebut keluarga sucinya sebagai jalan kebebasan,
pintu keselamatan, dan cahaya petunjuk. Rasulullah juga mewajibkan kita
untuk mencintai dan menaati mereka.

10
Dari abi dzarr ia berkata, ‘saya mendengar Rasulullah Saw
bersabda’: “Jadikanlah ahlul baitku bagimu tidak ubahnya seperti kepala
bagi tubuh dan tidak ubahnya dua mata bagi kepala. Karena sesungguhnya
tubuh tidak akan memperoleh petunjuk kecuali dengan kepala, dan begitu
juga kepala tidak akan memperoleh petunjuk kecuali dengan kedua mata.”.
Kecintaan kepada kerabat Rasulullah Saw yang di istilahkan sebagai
ahlul bait manfaatnya kembali kepada orang yang melakukannya.
Rasulullah mengatakan bahwa kecintaan ini merupakan upah dari Allah Swt
atas risalah yang disampaikannya. Sebagaimana firman Allah, “katakanlah,
Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah apapun atas seruanku,
kecintaan kepada keluargaku” (Q.S. Asy-syura : 23).
Kecintaan yang disebutkan disini bukanlah kecintaan biasa,
melainkan kecintaan yang mendorong manusia kepada maqam kedekatan
ilahi, dan mampu memasuki pintu kebahagiaan abadi.

G. Berziarah Ke Makam Rasulullah


Berkunjung kemakam Rasulullah merupakan amalan sunnah, yakni
amalan yang sangat mulia dan sangat dianjurkan. Ibn Umar mengatakan
bahwa Nabi Muhammad bersabda yang arinya : “Barang siapa berziarah
kemakamku, maka ia dijamin akan mendapat syafaatku.”.
Saat melaksanakan haji merupakan kesempatan emas bagi umat
Islam untuk melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya. Beribadah di
Haramain (Makkah dan Madinah) mempunyai keutaman yang lebih dari
tempat-tempat lainnya. Maka para jamaah haji menyempatkan diri berziarah
ke makah Rasulullah SAW.Berziarah ke makam Rasulullah SAW adalah
sunnah hukumnya.
Dari Ibn ‘Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: “Siapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke
makamku setelah aku meninggal dunia, maka ia seperti orang yang
berziarah kepadaku ketika aku masih hidup.” (HR Darul Quthni).
Atas dasar ini, pengarang kitab I’anatut Thalibin
menyatakan: ”Berziarah ke makam Nabi Muhammad merupakan salah satu

11
qurbah (ibadah) yang paling mulia, karena itu, sudah selayaknya untuk
diperhatikan oleh seluruh umat Islam”.
Dan hendaklah waspada, jangan sampai tidak berziarah padahal dia
telah diberi kemampuan oleh Allah SWT, lebih-Iebih bagi mereka yang
telah melaksanakan ibadah haji. Karena hak Nabi Muhammad SAW yang
harus diberikan oleh umatnya sangat besar.
Bahkan jika salah seorang di antara mereka datang dengan kepala
dijadikan kaki dari ujung bumi yang terjauh hanya untuk berziarah ke
Rasullullah SAW maka itu tidak akan cukup untuk memenuhi hak yang
harus diterima oleh Nabi SAW dari umatnya.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Rasullullah SAW
kepada kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.
Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran Rasulullah SAW yang
melarang umat Islam menjadikan makam beliau sebagai tempat berpesta,
atau sebagai berhala yang disembah.. Yakni dalam hadits Rasulullah SAW:
“Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kamu jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan
janganlah kamu jadikan rumahmu sebagai kuburan. Maka bacalah
shalawat kepadaku. Karena shalawat yang kamu baca akan sampai
kepadaku di mana saja kamu berada.” (Musnad Ahmad bin Hanbal: 8449).
Menjawab kekhawatiran Nabi SAW ini, Sayyid Muhammad bin
Alawi Maliki al-Hasani menukil dari beberapa ulama, lalu berkomentar :
“Sebagian ulama ada yang memahami bahwa yang dimaksud (oleh hadits
itu adalah) larangan untuk berbuat tidak sopan ketika berziarah ke makam
Rasulullah SAW yakni dengan memainkan alat musik atau permainan
lainnya, sebagaimana yang biasa dilakukan ketika ada perayaan. (Yang
seharusnya dilakukan adalah) umat Islam berziarah ke makam Rasul hanya
untuk menyampaikan salam kepada Rasul, berdoa di sisinya, mengharap
berkah melihat makam Rasul, mendoakan serta menjawab salam
Rasulullah SAW.
Maka, berziarah ke makam Rasulullah SAW tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. Bahkan sangat dianjurkan karena akan mengingatkan

12
kita akan jasa dan perjuangan Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi
salah satu bukti mengguratnya kecintaan kita kepada beliau.
H. Contoh Kasus Nyata Implementasi Akhlak Terhadap Rasulullah
Seiring berkembangya di dunia hiburan terutama dibidang musik,
banyak bermunculan entertainer-entertainer baru yang turut meramaikan
dunia permusikan di Indonesia. Namun ada beberapa orang yang sudah
lama bergelut di dunia hiburan, justru meninggalkan hingar bingar
gemerlapnya dunia untuk lebih serius mengabdi kepada Allah dan taat
kepada Rasulnya.
Di dunia hiburan, yang notabene kehidupan orang-orang di
dalamnya menghambur-hamburkan uang, gaya hidup yang hedonis. Lain
halnya yang dilakukan oleh Sakti, personel/gitaris dari band Sheila On
Seven. Dia meninggalkan bandnya untuk lebih serius menjadi muslim yang
sebenarnya. Namun dia tidak serta merta meninggalkan dunia musik yang
digemarinya. Hanya saja dia lebih sering membawakan lagu-lagu religi.
Sama halnya dengan Teguh personel/vokalis Vagetoz dan masih banyak lagi
orang-orang yang lebih memprioritaskan kepentingan akhiratnya kelak.

13
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita wajib mencintai dan mentaati apa yang diajarkan Rasulullah
sebagai wujud kecintaan dan pengabdian kita sebagai hamba Allah Swt.
Apabila kita benar-benar mencintai Allah sudah semestinya kita juga
mencintai Rasulullah, karena beliau merupakan kekasih beserta utusan
Allah untuk dijadikan uswatun khasanah bagi setiap ummatnya. Bentuk kita
mencintai dan mentaati Rasulullah dengan cara, mengikuti dan mengerjakan
hal-hal yang diajarkan Rasulllah, menghidupkan sunnah-sunnahnya,
membaca shalawat serta salam yang ditujukan kepada beliau, mencintai
keluarga dan sahabat-sahabat Nabi, serta berziarah ke makam Rasulullah.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami
selaku manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik maupun saran bagi kami yang bersifat membantu
agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan
makalah yang selanjutnya dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Elmubarok, Zaim dkk. (2013). Islam Rahmatan Lil’alamin. Semarang :


UNNES Press.
2. Usamah, Abu Masykur. cetakan pertama (Juni 2006/Februari 2007).
Aku Cinta Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penerbit: Darul Ilmi,
Yogyakarta.
3. Yulie, Indah. (2015). Akhlak Kepada Rasulullah. Online].
Tersedia: http://bk14071.blogspot.co.id/2015/07/akhlak-kepada-
rasulullah.html [diakses Juli 2015].

15

Anda mungkin juga menyukai