Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI
IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK TUMBUHAN

Disusun oleh :

Nadia Aulia Oktaviani (19.71.020981)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D-III FARMASI
BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

• Mahasiswa mampu membuat preparat dari tumbuhan dan pengamatan dengan


mikroskop

DASAR TEORI

Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam


semesta. Selain itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang, dan
akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil
untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan
makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen
(O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh manusia dan hewan
menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh mahkluk hidup lain (Ferdinand,
2009).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dankecuali dinyatakan lain berupa bahan
yang telah dikeringkan.Simplisia nabati adalah simplisia berupa tananman utuh,
bagiantanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi selyang secara
spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengancara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zatkimia murni. Simplisia hewani yaitu simplisia yang
berupa hewanutuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan olehhewan
dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral ataupelican adalah simplisia
yang berupa bahan mineral atau pelicanyang belum diolah atau telah diolah dengan
cara sederhana danbelum berupa zat kimia murni ( Depkes RI, 1979)
Pemeriksaan mutu simplisia dapat dilakukan dengan cara makroskopik dan
mikroskopik. Analisis mikroskopik dapat dilakukan dengan cepat dan sederhana
setelah sedikit berlatih,untuk itu diperlukan pengetahuan tentang peralatan
tersebutmaupun prosedur yang harus dilakukan. Untuk mencegah keletihan,
maka diperlukan pengamatan “santai” hal inimemerlukan antara lain penjagaan
jarak antara mata dan okuler.Untuk mementukan jarak ini, mata mendekati okuler
dari suatujarak maksimum sekitar 1 cm. Jarak optimum dipakai saat medan tampak
sebesar-besarnya dan setajam-tajamnya. Metodemikroskopi yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknyamasuknya simpleks, namun terbatas pada segi
kualitatif saja.Untuk maksud ini penganalisa harus memahami betul cirri khasdari
setiap simplisia secara mikroskopi (Depkes RI, 1979).
Dalam rangka identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu dengan melakukan determinasi, pemeriksaan makroskopi, dan mikroskopi.
Disamping itu juga dapat dilakukan pemeriksaan kandungan senyawanya baik
golongan senyawa seperti glikosida, alkaloid, saponin, protein, karbohidrat, maupun
senyawa identitasnya. Bahan yang telah diidentifikasi/ dideterminasi selanjutnya
dibersihkan dari kotoran dengan air mengalir, ditiriskan dan dibuat penampang
melintang, diberi kloralhidrat, dipanaskan dan di bawah mikroskop. Bahan yang
sudah bersih selanjutnya diiris tipis dengan ketebalan 3-6 mm, dikeringkan dengan
oven pada suhu 40-50 C hingga kadar air sekitar 10% ( Mulyani,dkk., 2013)
Sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama, akan membentuk jaringan
tumbuhan. Jaringan dewasa pada tumbuhan berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi dikutip dari (Irenne Agustina, 2016)
Jaringan epidermis
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan
biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut
fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yang
umum juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta sel spesifik
lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secara ontogeni
epidermis merupakan jaringan yang seragam. Epidermis biasanya terdapat diseluruh
kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder.
Lamanya epidermis didalam organ tumbuhan dengan pertumbuhan sekunder tidak
sama. Sel epidermis bentuk umum mempunyai bentuk, ukuran serta susunan yang
beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang
interselular (Agoes, 2007).
Derivat Epidermis :
Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti lubang
atauporus. Esau mengartikan sebagai sel-sel penutup dan porus yang ada di antaranya.
Jadi stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang
masing-masing dibatasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Guard cell
adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi, juga
dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata umumnya
terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, jadi terutama sekali pada
daun-daun. Pada tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air terdapat pula alat-
alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat tersebut bukanlah
stomata (Agoes,2007).
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya, sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar celah. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuahan diatas tanah,
paling banyak ditemukan pada daun. Pada daun, stomata ditemukan dikedua
permukaan daun atau pada satu muka saja, biasanya pada permukaan bawah. Sel
penutup biasanya mengadakan kloroplas sehingga bisa berlangsung fotosintesis. Sel
penutup umumnya berbentuk ginjal, tetapi pada tumbuhan monokotil ada yang
berbentuk halter. Dimungkinkan ada hubungan antara bagian dalam tubuh tumbuhan
dengan dunia luar lingkungan, hal ini sangat berguna bagi proses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Stomata berasal dari sel protoderm yang terdapat pada
meristem apikal (Fahn, 2005).
Pada dikotil dapat dibagi menjadi empat jenis stomata berdasarkan susunan
sel epidermis yang ada di samping sel penutup yaitu (Hidayat, 2007) :Jenis
anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran
dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umumnya terdapat pada enis
anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar.
Jenis ini umum terdapat pada jenis parasitik, yaitu setiap sel penutup diiringi sebuah
sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel
penutup celah. Jenis ini umumnya terdapat pada
Jenis diasitik, yaitu setiap stomata dikelililngi dua sel tetangga. Jenis ini
umum terdapat pada Acanthaciae. Selain itu juga terdapat tiga kategori sel penutup,
yaitu (Hidayat, 2007) :
Mesogen, sel penutup dan sel yang ada di dekatnya yang dapat berkembang
atau tidak berkembang menjadi sel tetangga. Memiliki asal yang sama.Perigen, sel
yang di dekat stomata yang tidak memiliki asal yang sama dengan sel
penutup.Mesoperigen, sedikitnya satu sel tetangga yang memiliki hubungan langsung
dengan stomata, sementara sel yang lain tidak Fungsi stomata pada daun adalah
sebagai tempat pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida, pengatur
penguapan (Fahn, 2005).
Trikoma
Trikoma dalam arti sebenarnya adalah rambut-rambut yang tumbuh (berasal
dari kata Yunani), asalnya adalah dari sel-sel epidermis yang bentuk, susunan serta
fungsinya memang bervariasi. Trikoma terdapat pada hampir semua organ tumbuh-
tumbuhan (pada epidermisnya). Jelasnya yaitu selama organ-organ tumbuhan itu
masih hidup. Disamping itu terdapat juga trikoma yang hidupnya hanya sebentar.
Trikoma ini biasanya tumbuh lebih dahulu menjelang atau dalam hubungan dengan
pertumbuhan organ tumbuhannya. Ditinjau dari susunannya dapat dibedakan menjadi
dua, trikoma yang uniseluler dan multiseluler. Sedangkan menurut bentuknya trikoma
juga dibagi menjadi dua, trikoma sebagai rambut dan trikoma sebagai sisik
(Agoes,2007).
Beberapa sel epidermis daun atau cabang membentuk tonjolan dalam bantuk
rambut atau trikoma. Trikoma dapat tersebar dalam bentuk tunggal, tetapi adakalanya
bergerombol. Trikoma dapat terdiri dari sel tunggal atau beberapa sel bergabung
dengan berbagai bentuknya. Mulai dari bentuk sederhana sebagai tonjolan sampai
membentuk bangunan komplek yang bercabang-cabang atau berbentuk bintang. Sel-
sel penyusun trikoma dapat berupa sel hidup atau sel mati (Fahn, 2005).
Penggunaan trikoma dalam taksonomi sangat dikenal. Beberapa famili dapat
dengan mudah diidentifikasi dengan adanya tipe atau tipe istimewa berbentuk rambut.
Pada kasus yang lain rambut itu penting untuk klasifikasi genus dan spesies dan dalam
analisis hibrid antar spesies. Secara garis besar trikoma dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma berkelenjar (Fahn, 2005).
Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : trikoma yang tidak
menghasilkan sekret dapat berbentuk rambut bersel satu atau sel banyak, rambut sisik
yang memipih dan bersel banyak, rambut bercabang dan bersel banyak, dan rambut
akar. Sedangkan trikoma yang menghasilkan sekret dapat bersel satu atau bersel
banyak dan berupa sisik, trikoma yang menghasilkan sekret yang kental atau koleter,
rambut gatal, dan trikoma yang menghasilkan nektar (Hidayat, 2007).
Sel Silika, Lentisel, Litosit, dan Sel Gabus
Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam
pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya
mengandung badan-badan silika yang berupa massa silika yang isotropik dan di
tengah-tengahnya buasanya berupa granula-granula renik. Pada pandangan
permukaan, benda-banda silika itu mungkin berbentuk bulatan, elips, halter, atau
berbeentuk pelana. Dilaporkan adanya silikon dijumpai hanya dalam jumlah kecil
dalam sel silika muda, akumulasinya semakin cepat dalam sel yang mengalami proses
menua (Fahn,2005).Dinding sel gabus disisipi oleh suberin dan banyak diantaranya
mengandung bahan-bahan organuk padat.
Litosit merupakan derivat epidermis yang mempunyai bentuk khusus.
Terdapat pada daun tumbuhan Moraceae dan Cucurbitacirae. Dindingnya mengalami
penebalan ke arah lumen sel, epidermis yang mengalami penebalan dari luar ke
dalam. Penebalan ini berbentuk rumah lebah mengandung selulosa dan kalsium
karbonat yang disebut sistolit (Purnomo,2005).
Pada sebagian besar tumbuhan dalam jaringan periderm, terdaapat area
terbatas yang sel-selnya tersusun tidak rapat, bersuberin atau tidak. Derah ini
dinamakan lentisel. Lentisel menonjol di atas periderm di sekitarnya, karena ukuran
yang lebih besar dan susunan sel-selnya yang tidak rapat, dan biasanya jumlahnya
lebih banyak di daerah-daerah ini. Karena kesinambungan ini ruang-ruang antar sel
dari lentisel serta dari jaringan sebelah dalam dari organ aksial, diduga bahwa fungsi
lentisel berhubungan dengan pertukaran gas, sama dengan stomata pada organ yang
hanya ditutupi oleh epidermis (Fahn, 2005).
Jaringan Dasar

Merupakan jaringan yang berfungsi untuk memperkuat kedudukan jaringan


yang lain. Disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar yang terdapat
hampir di semua tumbuhan dan mengisi jaringan tumbuhan baik pada akar, batang,
daun, biji maupun buah (Waluyo, 2006).

Ciri-ciri dari jaringan parenkim (Waluyo, 2006) yaitu :

• sel umumnya berukuran besar dan berdinding tipis


• sel hidup dan mengandung klorofil
• banyak mengandung rongga antar sel
• banyak mengandung vakuola
• letak selnya tidak rapat
Macam-macam jaringan parenkim :

Klorenkim : parenkim untuk fotosintesis, karena selnya mengandung


klorofil. Misal : parenkim palisade (jaringan pagar) dan parenkim spon (bunga
karang).Aerenkim: parenkim untuk menyimpan udara sehingga dapat digunakan
untuk mengapun. Parenkim air: parenkim untuk menyimpan air Parenkim penimbun:
parenkim untuk menyimpan cadangan bahan makanan. (Waluyo, 2006)
Jaringan penguat
Merupakan jaringan yang berfungsi untuk menunjang agar tanaman dapat
berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penunjang dibedakan menjadi :
kolenkim: adalah jaringan penunjang pada tumbuhan muda dan belum berkayu yang
dinding sel di bagian sudut-sudutnya mengalami penebalan dan tersusun atas sel-sel
yang hidup. Contoh : pada batang bayam
sklerenkim: adalah laringan penguat yang dinding selnya melami penebalan dari zat
kayu (lignin) sehingga bersifat lebih kuat.
Ada 2 macam sklerenkim : sklereida(sel batu) : pada tempurung kelapa dan
tempurung kenari
serabut sklerenkim(serat/ fiber) : pada serat rami. (Soesilo, 2005)
Jaringan Pengangkut
Merupakan jaringan yang berguna untuk transportasi hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan garam mineral dari akar
ke daun.
Jaringan pengangkut terdiri dari :
Xylem (pembuluh kayu): sel penyusunnya berupa trakeid, trakea dan
parenkim xylem. Terdapat pada bagian kayu. Fungsinya mengangkut air dan unsur
hara dari akar ke daun
Floem (pembuluh tapis): terdiri dari sel hidup, berdinding selulosa dan
dindingnya melintang. Terdapat pada bagian kulit kayu. Pada samping ploem
terdapat sel pengiring.
Tanaman yang akan kita gunakan pada praktikum kali ini adalah daun jati
Belanda. Daun Jati Belanda ( Guazumae Folium) adalah daun Guazuma ulmifolia
L., suku Streculiaceae. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk adalah rambut
penutup berbentuk bintang; rambut kelenjar; hablur kalisum oksalat berbebtuk
prisma; fragmen epidermis atas dan bawah; pembuluh kayu dengan penebalan
tangga (Kusumaningtyas, 2012).
Jati Belanda atau Guazuma ulmifolia merupakan salah satu tanaman suku
Streculiaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat. Daun jati belanda sudah
umum terdapat dalam jamu pelangsing tubuh dan biasanya dibuat dalam bentuk
teh. Jati belanda atau Guazuma ulmifolia Lamk. mempunyai sinonim nama latin
Guazauma tamentosa Kunth. Di Jawa, tanaman ini disebut jati londa atau jatos
landi. Secara tradisional, daun jati belanda berkhasiat sebagai obat pelangsing
tubuh dan menurnkan kadar lemak tubuh. Bijinya dapat digunakan sebagai obat
sakit perut dan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk. Selain
itu, dekok kulit batang dapat digunakan sebagai obat malaria, diare dan sifilis. Jati
belanda dapat didunakan untuk mengobati influenza (flu), pilek, disentri, luka dan
patah tulang. Ekstrak dari daunnya dapat menekan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, shigella dysentria dan bacillus subtilis secara in vitro
(Widyati, 2012).
Adapun klasifikasi dari jati belanda adalah sebagai berikut :
1. Kerajaan : Plantae
2. Division : Magnoliophyta
3. Kelas : magnoliopsida
4. Ordo : Malvales
5. Family : stercuiliaceae
6. Genus : Guazuma
7. Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk. (Dasuki, 1991)
Kulit kayu manis (Cinnamomi cortex) memiliki nama latin Cinnamomi
zeylanicum, suku Luraceae. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk adalah
serat sklerenkim tipis, noktah tidak jelas. Kulit kayu manis adalah jenis rempah-
rempah yang diperoleh dari kulit bagian dalam beberapa spesies pohon genus
Cinnamon yang digunakan untuk masakan manis dan sedap (Somantara, dkk.,
2018).
Adapun klasifikasi dari kulit kayu manis adalah sebagai berikut :
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Magnoliophyta
3. Kelas : Magnoliopsida
4. Ordo : Lurales
5. Famili : Lauraceae
6. Genus : Cinnamomum
7. Spesies : Cinnamomum verum (Somantara, dkk. ,2018).
Kapulaga di daerah Sumatra dikenal dengan nama roude cardemon (Aceh),
kalpulaga (Melayu), pelage puwar (Minangkabau), di Jawa dikenal dengan nama
palago (Sunda), kapulaga (Jawa), Kapulaga (Madura), dan kapolagha (Bali). Di
Sulawesi dikenal dengan nama kapulaga (Makassar) dan gandimong (Bugis)
(Utami, 2013).
Kedudukan taksonomi kapulaga menurut Backer et al. (1968) dalam Utami
(2013), sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas :
Liliopsida Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Marga : Amomum Jenis :
Amomum compactum Soland. ex Maton.
BAB II

ALAT DAN BAHAN


No Alat Bahan
1. Bunsen Simplisia
2. Kaca objek Khlorohidrat
3. Mikroskop
4. Penjepit
5. Spatula
6. Korek api

CARA KERJA

Disiapkan alat dan bahan

Dinyalakan Bunsen dengan korek api

Diambil sedikit simplisia menggunakan sendok tanduk dan diletakkan pada objek glass

Dijepit kaca objek dengan penjepit


dan ditetesi khlorohidrat menggunakan pipet tetes

Dipanaskan kaca objek diatas bunsen

Kemudian ditetesi lagi dengan kloralhidrat, dan di bakar kembali.

Ditetesi lagi dengan kloralhidrat, kemudian cover slip ditutup pada kaca objek.

Lalu amati preparat dengan menggunakan mikroskop dan catat hasil yang di dapat
BAB III
HASIL PENGAMATAN
No. Hasil Mikroskopik Sel / Jaringan Yang Terlihat
1. 1. Trikoma

2. Dinding Sel

Guazumae Folium
(Guazuma ulmifolia)

2. 1. Serabut Sklerenkim

Cinnamomi Cortex
(Cinnamomum burmannii)
3. 1. sklerenkim palisade
terlihat tangensial.

Cardamomi Fructus
(Amomum Compactum)
BAB IV
PEMBAHASAN

Simplisia adalah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat yang umumnya


ditemukan dalam bentuk sudah dikeringkan. Simplisia yang baik harus melewati
berbagai uji, seperti uji organoleptis, uji makroskopis dan uji mikroskopik. Simplisia
yang dapat diuji biasanya berupa sayatan melintang, radial, paradermal,
membujur, ataupun serbuk. Pada praktikum kali ini membahas pengujian secara
mikroskopis yang mana bertujuan untuk mengetahui fragmen-fragmen yang terdapat
pada simplisia. Tumbuhan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tumbuhan
Guazumae ulmifolia, Cinnamomum burmannil, dan Amomum compactum.
Pengamatan mikroskopik serbuk simplisia bertujuan untuk memastikan
kebenaran simplisia dengan mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan
di bawah mikroskop. Yang diamati disini adalah: (a) Bentuk sel-sel epidermis, (b)
Tipe stomata, (c) Bentuk rambut-rambut. Dengan melihat ciri-ciri mikroskopik
simplisia dapat diketahui benar tidaknya sebuah simplisia.
Dalam prosedur pengerjaan praktikum ini, ketiga tumbuhan ini diamati pada
bagian – bagian yang telah dipilih, diantaranya tumbuhan Guazumae ulmifolia yang
menggunakan bagian daun (folium), tumbuhan Cinnamomum burmannil yang
menggunakan bagian korteks (cortex), dan tumbuhan Amomum compactum yang
menggunakan bagian buah (fructus).Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan
dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan
kloralhidrat kemudian di panaskan diatas bunsen. Kemudian pengamatan dilakukan
di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Kloralhidrat
digunakan bertujuan untuk menjernihkan preparat sehingga dapat melarutkan
berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada pemeriksaan simplisia pada
mikroskop dan memudahkan agar terlihat lebih jelas jaringan atau sel yang ada
pada simplisia yang sedang diamati.Pemanasan yang dilakukan sebelum diamati di
mikroskop bertujuan agar kloralhidrat sedikit menguap karena pemanasan
sehingga simplisia dapat menempel sempurna pada kaca objek.
Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi pada tanaman Guazumae Folium (
Guazuma ulmifolia) adalah trikomata yang mana trikomata merupakan tonjolan
jaringan epidermis dan juga dinding sel. Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi
pada tanaman Cinnamomi Cortex (Cinnamomum burmannii ) adalah serabut serat
sklerenkimnya yang mana serat sklerenkim biasanya memiliki ujung sedikit runcing.
Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi pada tanaman Cardamomi Fructus
(Amomum compactum ) adalah sklerenkim palisade terlihat tangensial.

KESIMPULAN

• Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


bahwa uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskop yang derajat perbesarannya
disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia
bertujuan untuk mengetahui sel jaringan yang terdapat ada simplisia.
• Hasil identifikasi secara mikroskopis pada ketiga tumbuhan yang digunakan
yaitu trikomata dan dinding sel pada Guazumae Folium ( Guazuma ulmifolia), serabut
serat sklerenkim pada Cinnamomi Cortex (Cinnamomum burmannii ), dan
sklerenkim palisade terlihat tangensial Cardamomi Fructus (Amomum compactum ).
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Sadino, Asman. 2014. Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopi. Kendari:


Universitas Haluoleo.

Agustina, Irenne. 2016 Pembuatan Serbuk Simplisia dan Pemeriksaan Mikroskopik.


Purwokerto. Universitas Jendral Soedirman.

Maria H C Bata, dkk. 2018. Standarisasi Simplisia Kering Daun Kelor (Moringa
oleifera) Dari Tiga Daerah Berbeda. Surabaya: Universitas Katolik
Widiya Mandala Surabaya.

Harijati, Nunung, dkk. 2019. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Malang: Universitas
Brawijaya.

L Hariyanti. 2013. Klasifikasi Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.. Malang:


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

I Gede Bayu Somantara, dkk. 2018. Analisis Kualitatif Simplisia Cortex. Denpasar:
Akademi Farmasi Saraswati.

Utami Dian Tri. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Kapulaga (Amomum
compactum Soland. ex Maton) terhadapEscherichia coli dan
Streptococcus pyogenes. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
LAMPIRAN
POST TEST
1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi mikroskopik?

Identifikasi secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui fragmen-fragmen


yang terdapat pada simplisia dan memastikan kebenaran simplisia dengan
mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Yang diamati biasanya berupa bentuk sel-sel epidermis, tipe stomata, bentuk
rambut-rambut. Dengan melihat ciri-ciri mikroskopik simplisia dapat diketahui
benar tidaknya sebuah simplisia.

2. Apa tujuan dari penambahan klorahidrat pada uji mikroskopik ?


Kloralhidrat digunakan bertujuan untuk menjernihkan preparat sehingga
dapat melarutkan berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada
pemeriksaan simplisia pada mikroskop dan memudahkan agar terlihat
lebih jelas jaringan atau sel yang ada pada simplisia yang sedang diamati

Anda mungkin juga menyukai