Disusun Oleh:
2020/2021
SPESIALITE OBAT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan obat-obat ginjal
dan saluran kemih.
B. KONSEP TEORI
Ginjal adalah organ ekskresi yang berfungsi menyaring sisa
metabolisme (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin. Saluran kemih terdiri dari dua bagian, yaitu
saluran kemih bagian atas yang berada di ginjal hingga ureter proximal
dan saluran kemih bagian bawah yang terdiri dari ureter distal, kandung
kemih dan uretra. Faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal
dan saluran kemih, antara lain: diabetes, protein dalam urin, tekanan darah
tinggi, serta riwayat keluarga berpenyakit ginjal. (Ganthina, 2016).
Urin merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang
dikeluarkan dari tubuh memalui proses urineasi. Eksresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh (Notoatmodjo, 2010).
Komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan
dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan
mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang
terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25
gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004).
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Dalam
ginjal, zat sisa metabolisme akan dipilah- pilah kembali. Hasil pemilahan
tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang masih bisa
dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna tersebut akan dikeluarkan
dari tubuh, sedangkan zat- zat yang masih dapat dipergunakan lagi akan
dikembalikan ke sirkulasi (Riswanto dan Rizki, 2015). Ginjal menjalankan
tugas tersebut dengan cara menyaring darah secara bertahap. Setiap menit
sejumlah 1.100 mililiter darah mengalir ke kedua ginjal orang dewasa
sehat. Setiap kali melalui ginjal, darah akan melewati sistem filtrasi
kompleks yang disebut dengan nefron. Satu ginjal manusia memiliki
sekitar 1 juta nefron yang tidak akan mengalami regenerasi bila
mengalami kerusakan (Riswanto dan Rizki, 2015). Nefron terdiri atas
seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi
filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi dan reabsorbsi.
Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu zat ketika
diangkut melalui darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi
glomerular, sekresi tubular dan reabsorbsi tubular (Riswanto dan Rizki,
2015).
Penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih
adalah batu ginjal di saluran kemih dan ginjal, kista ginjal, gagal ginjal,
dan infeksi saluran kemih. Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus
uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang
saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini dapat terbentuk di dalam ginjal (batu
ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Jenis batu ginjal adalah batu kalsium, batu oksalat, dan batu asam urat.
(Ganthina, 2016).
Gagal ginjal adalah Penyakit di mana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu lagi bekerja dalam
hal penyaringan dan pembuangan elektrolit tubuh. Faktor yang
menyebabkan terjadinya gagal ginjal adalah hipertensi, kelainan ginjal,
adanya kerusakan sel penyaring pada ginjal, adanya sumbatan pada
saluran kemih, dan kelainan autoimun. Infeksi bakteri dapat terjadi pada
saluran kemih. (Ganthina, 2016).
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan,
biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung
kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah infeksi
saluran kermih (ISK). Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi
kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat
timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa:
anyang-anyangen). (Ganthina, 2016).
Inkontinensia adalah ketidakmampuan menahan air kencing,
kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan sistem kandung kemih dan
uretra (vesikouretra) pada saat masuknya urin secara berangsur-angsur dari
ureter (fase pengisian). Obat yang digunakan adalah golongan
antimuskarinik. (Ganthina, 2016).
Saluran kemih terdiri dari dua bagian, yaitu saluran kemih bagian
atas yang berada di ginjal hingga ureter proximal dan saluran kemih
bagian bawah yang terdiri dari ureter distal, kandung kemih dan uretra.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal dan saluran kemih,
antara lain: diabetes, protein dalam urin, tekanan darah tinggi, serta
riwayat keluarga berpenyakit ginjal. Penyakit yang berhubungan dengan
ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal di saluran kemih dan ginjal,
kista ginjal, gagal ginjal, dan infeksi saluran kemih. (Ganthina, 2016).
Obat-obat yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih
adalah antiseptik saluran urin, parasimpatomimetik, antimuskarinik, obat
tradisional peluruh batu ginjal, dan antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih
(ISK). (Ganthina, 2016).
C. TABEL PENGAMATAN
Tabel 3.1. Pengamatan Obat Batu ginjal
BSO dan
Nama Produk Merk Produsen
Kekuatan
Syrup Elixir,
Batugin Eliksir
Sachet 15 mL, Batugin Eliksir
PT. Kimia Farma
Botol Syrup
120mL, 300mL
Kalkurenal Syrup Drop 50
Kalkurenal PT. Darya Varia
mL
Kejibeling
Gingseng HOS PT. Ben Sehat
Kapsul 2,75 g KejibelingPlus
Sejahtera
Kapsul 150,5
Nephrolith mg Nephrolith PT. Kalbe Farma
Beri tahu dokter dan apoteker Anda jika Anda mempunyai alergi
terhadap sulfamethoxazole + trimethoprim atau obat lainnya.
Beri tahu dokter Anda dan apoteker tentang obat resep atau nonresep,
vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda konsumsi atau
akan Anda konsumsi.
Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah memiliki
kondisi atau masalah kesehatan tertentu.
Obat kotrimoksazol, termasuk sulfamethoxazole + trimethoprim,
sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak kurang dari 2 bulan.
Hubungi dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil,
atau menyusui.
Hindari terkena paparan sinar matahari dan gunakan baju pelindung,
kacamata, dan tabir surya. Kotrimoksazol dapat membuat kulit Anda
sensitif terhadap sinar matahari.
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan
obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter
Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori D (ada bukti berisiko) menurut US Food and Drugs
Administration (FDA).
Sebelum mengonsumsi obat ini, ada sejumlah hal yang perlu Anda
ketahui dan perhatikan, di antaranya:
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda memiliki alergi terhadap
antibiotik methenamine atau jenis antibiotik lainnya. Tanyakan pada
dokter tentang daftar bahan penyusun obat ini untuk mencegah
kekambuhan reaksi alergi.
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda memiliki alergi terhadap
aspirin dan pewarna makanan kuning. Antibiotik ini mungkin dapat
memunculkan efek samping negatif bila digunakan bersamaan dengan
keduanya.
Beri tahu dokter dan apoteker bila belakangan ini Anda sedang atau
akan minum obat tertentu secara rutin. Entah itu obat resep atau
nonresep, terutama antasida, sulfamethizole, diuretik (‘pil air’).
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda sedang atau memiliki riwayat
gangguan fungsi hati dan ginjal kronis dan penyakit pernapasan seperti
asma.
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda berencana hamil, sedang
hamil, maupun menyusui.
Keamanan obat ini untuk ibu hamil, menyusui, serta bayi masih
belum diketahui. Sebab, tidak ada penelitian yang benar-benar
membuktikan bahwa obat ini aman untuk berbagai kondisi tersebut. Maka
dari itu, selalu konsultasi terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum
menggunakan obat apa pun. Apalagi jika Anda sedang hamil, menyusui,
atau sedang merencanakan kehamilan. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori C menurut Food and Drugs Administration (FDA)
Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) di Indonesia.
Efek samping
Beri tahu dokter Anda segera jika Anda memiliki efek samping
yang serius, termasuk
Perubahan penglihatam
Sakit perut
Kesulitan buang air kecil
Tanda-tanda infeksi ginjal (seperti rasa terbakar atau nyeri saat
buang air kecil, nyeri punggung bawah, demam)
Sakit kepala
Kelelahan
Penglihatan kabur
Mulut kering
Muntah
Mual
Jarang
Alfuzosin merupakan obat yang di produksi oleh Sanofi obat ini tersedia
dalam dosis 10mg tablet. adalah obat untuk meredakan gejala pembesaran
kelenjar prostat jinak, seperti sulit berkemih, rasa tidak tuntas setelah berkemih,
sering buang air kecil terutama di malam hari, atau aliran urine yang terasa
tersendat-sendat. Alfuzosin termasuk ke dalam golongan obat penghambat alfa
(alpha-blockers). Obat ini bekerja dengan cara melemaskan kelenjar prostat dan
otot kandung kemih, sehingga aliran urine lebih lancar dan keluhan mereda. Obat
ini tidak bisa mengecilkan ukuran kelenjar prostat atau menyembuhkan benign
prostate hyperplasia (BPH). Kategori B, Beberapa efek interaksi antarobat yang
dapat terjadi jika alfuzosin digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:
Peningkatan kadar alfuzosin di dalam darah yang bisa menyebabkan
turunnya tekanan darah yang drastis jika digunakan dengan erythromycin,
ketoconazole, itraconazole, atau ritonavir
Peningkatan risiko terjadinya hipotensi postural dan pingsan jika
digunakan dengan obat golongan penghambat alfa lain atau obat
antihipertensi, termasuk nitral
Peningkatan risiko terjadinya denyut jantung tidak teratur jika digunakan
dengan amiodarone, haloperidol, citalopram, gatifloxacin, atau methadone
Efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi alfuzosin adalah pusing,
sakit kepala, dan rasa lelah yang tidak biasa. Obat ini juga bisa meningkatkan
risiko terjadinya infeksi pada saluran pernapasan. Lakukan pemeriksaan ke dokter
jika efek samping di atas tidak membaik atau semakin parah. Segera ke dokter
bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
Nyeri dada, denyut jantung cepat, atau tidak teratur
Nyeri perut bagian atas, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja
berwarna seperti tanah liat, kulit atau mata menguning
Pusing yang sangat berat sampai merasa ingin pingsan
Ereksi penis berkepanjangan dan terasa nyeri
E. KESIMPULAN
Obat-obat yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih
adalah antiseptik saluran urin, parasimpatomimetik, antimuskarinik, obat
tradisional peluruh batu ginjal, dan antibiotik untuk infeksi saluran kemih
(ISK). Probagin, Kalkurenal, Kejibeling Gingseng HOS, Nephrolith, dan
Batugin Eliksir merupakan obat-obatan yang ditujukan untuk pengobatan
batu ginjal. Asam Nalidiksat, Asam Pipemidat, Nitrofurantoin,
Metenamin, Trimetropim dan Sulfametoksazol merupakan obat antiseptik
dan antibiotik saluran kemih. Obat Antimuskarinik dan
Parasimpatomimetik yaitu Tolterodin, Propiverin, Alfuzosin, Solifenasi,
Fenazopiridin, dan Plavoksat.
G. LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA