Disusun Oleh :
2021
SPESIALITE OBAT HORMONAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis obat hormonal sehingga dapat
menjelaskan atau menginformasikannya ke stakeholder.
B. KONSEP TEORI
Golongan obat hormonal sangat luas. Penggunaan obat hormon ditujukan untuk
menggantikan (substitusi) kekurangan hormon yang terjadi akibat hipofungsi kelenjar
endokrin (seperti kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas dan kekurangan estrogen
setelah masa menopause), kotikosteroid untuk mengatasi peradangan, dan hormon
kelamin wanita untuk pil kontrasepsi.
Dalam kegiatan belajar praktikum ini Anda akan mempelajari nama obat (merk)
dan industri yang memproduksi obat hormon kortikosteroid, hormon pertumbuhan,
hormon kelamin wanita dan pria, obat kontrasepsi (keluarga berencana), serta obat
antidiabetik oral.
Hormon kortikosteroid (kortisol) sebagian besar dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
bagian korteks. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh misalnya
tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh dan pengaturan inflamasi,
metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah, serta tingkah laku.
Obat kortikosteroid (sintetik) oral penggunaannya cukup luas yaitu digunakan pada
pengobatan nyeri sendi, arteritis temporal, dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis,
systemic lupus erythematosus, inflammatory bowel disease, serta sarcoidosis. Dibawah
ini tabel potensi relatif dan dosis ekuivalen beberapa sediaan kortikosteroid dibandingkan
dengan kortisol.
Tabel Perbandingan Potensi Sediaan Kortikosteroid
C. TABEL PENGAMATAN
1. Pengamatan Obat Kortikosteroid
NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Betametason 1mg/ml tetes mata Alerson Global Multi
Pharmalab
Deksametason 0,5 mg/tab Carbidu Sampharindo
0,75mg/tab Perdana
Metilprednisolon 4mg/tab Metilprednisolon Sampharindo
8mg/tab Perdana
Triamsinolon 4mg/tab Triamcort Interbat
Prednisone 5mg/tab Eltazon Ifars
Prednisolone 5mg/tab Etacortin Errita
Prednisone 5 mg/tab Prednisone Mega Esa Farma
Deksametason 0,5mg/tab Zecason First
0,75mg/tab Medipharma
Triamcinolone 4mg/tab Ziloven Kapl Ifars
Metilprednisolon 125mg/tab Simdrol-125 Simex
D. PEMBAHASAN
1. Pegamatan Obat Kortikosteroid
Dibedakan menjadi 2 yaitu Obat Kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid local.
a) Kortikosteroid Sistenik
Mekanisme kerja kortikosteroid dan penggunaannya dijelaskan dalam Bab 6.3.
Penggunaan kortikosteroid pada penyakit reumatik sebaiknya dicadangkan untuk
keadaan khusus, misalnya apabila obat-obat antiinflamasi lainnya tidak
memberikan hasil. Kortikosteroid dapat memicu osteoporosis, upaya pencegahan
sebaiknya dipertimbangkan jika diberikan jangka panjang. Untuk anak, hanya
boleh digunakan jika di bawah pengawasan dokter spesialis. Kortikosteroid
sistemik dapat diberikan untuk penanganan juvenile idiopathic arthritis yang
mengenai sistemik atau beberapa sendi. Dapat juga diberikan pada keadaan parah
dan mungkin mengancam jiwa seperti lupus eritematosus sistemik, vaskulitis
sistemik, juvenile dermatomyositis, penyakit behcet, penyakit persendian yang
poliartikular.
Pada keadaan parah yang mungkin dapat mengancam jiwa, dosis awal yang tinggi
diberikan untuk menginduksi penyembuhan, kemudian secara bertahap dosisnya
dikurangi sampai dihentikan sama sekali. Masalah utama adalah bahwa ketika
dosis dikurangi penyakit dapat kambuh lagi, terutama bila pengurangan dosis
dilakukan terlalu cepat. Oleh karena itu kecenderungan yang terjadi adalah
meningkatkan dosis pemeliharaan, dan akibatnya pasien menjadi bergantung pada
kortikosteroid. Karena itu dewasa ini diberikan pulse dose kortikosteroid
(misalnya metilprednisolon intravena hingga 1 g selama tiga hari berturut-turut)
untuk menekan reaksi radang aktif, dan pengobatan untuk jangka yang lebih lama
digunakan DMARDs. Selain itu pada anak, jika tidak mungkin menghentikan
pemberian kortikosteroid, pertimbangkan untuk diberikan selang hari (atau selang
seling antara dosis tinggi dengan dosis rendah); dan pada hari kortikosteroid tidak
diberikan atau diberikan dalam dosis rendah, dapat ditambah AINS.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan penekanan pertumbuhan dan
perkembangan pubertas. Sebaiknya dipertimbangkan juga risiko osteoporosis
yang diinduksi oleh penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Kortikosteroid
juga dapat meningkatkan risiko osteopenia pada pasien yang tidak mampu
melakukan olah raga.
Prednisolon 7,5 mg sehari dapat mengurangi kecepatan perusakan sendi pada
artritis reumatoid sedang hingga berat yang sudah berlangsung kurang dari dua
tahun. Berkurangnya perusakan sendi harus dibedakan dengan perkembangan
simtomatik belaka (yang hanya bertahan selama 6 hingga 12 bulan pada dosis ini)
dan sebaiknya dilakukan perawatan untuk menghindarkan peningkatan dosis di
atas 7,5 mg sehari. Bukti-bukti mendukung bahwa dosis ini hanya dapat diberikan
selama 2-4 tahun dan kemudian untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan
akibat penggunaan jangka panjang, dosis sebaiknya dikurangi secara bertahap.
b) Kortikosteroid Lokal
Kortikosteroid disuntikkan lokal untuk memperoleh efek antiinflamasi. Pada
radang sendi,terutama pada reumatoid artritis, termasuk pada juvenile idiopathic
arthritis, injeksi intraartikular merupakan terapi tambahan pada terapi jangka
panjang. Obat-obat ini disuntikkan intraartikular untuk meredakan nyeri,
meningkatkan mobilitas, dan mengurangi deformitas pada satu atau beberapa
sendi. Tindakan asepsis penuh penting dilakukan dan daerah yang terinfeksi
sebaiknya dihindari. Terkadang reaksi radang akut muncul setelah injeksi
kortikosteroid ke intraartikular atau ke jaringan lunak. Ini mungkin merupakan
reaksi terhadap suspensi mikrokristal kortikosteroid yang digunakan, tetapi harus
dibedakan dari sepsis yang berasal dari tempat penyuntikan.
Kortikosteroid dosis kecil juga dapat diinjeksikan langsung ke dalam jaringan
lunak untuk mengatasi radang pada keadaan
semacam tennis’s/golfer’s elbow (siku pemain tenis atau pemain golf) atau
neuropati kompresi. Pada tendinitis, obat sebaiknya disuntikkan ke dalam
selubung tendon dan tidak langsung ke tendonnya (karena tidak memiliki
selubung tendon sejati, tendo Achilles tidak boleh disuntik). Sediaan yang larut
(misalnya yang mengandung betametason atau deksametason natrium fosfat)
lebih disukai untuk disuntikkan ke dalam saluran karpal (pergelangan tangan).
Hidrokortison asetat atau salah satu analog sintetisnya biasa digunakan untuk
injeksi lokal. Senyawa yang hampir tidak larut seperti triamsinolon heksasetonid
mempunyai efek jangka panjang (depot) dan lebih disukai untuk injeksi
intraartikular. Triamsinolon asetonid dan metil prednisolon dapat
dipertimbangkan untuk diberikan sebagai injeksi intralartikular pada sendi yang
besar, sedangkan hidrokortison asetat lebih sesuai untuk sendi yang lebih kecil
atau untuk injeksi jaringan lunak. Muka merah dilaporkan pada injeksi
kortikosteroid intraartikular. Charcot-like arthropathies juga dilaporkan (terutama
setelah pengulangan injeksi intraartikular).
Injeksi intraartikular dapat mempengaruhi kartilago hialin, oleh karena itu setiap
sendi sebaiknya hanya boleh disuntik tidak lebih dari 3 kali dalam setahun
3. Pengamatan Obat GnRH Analog, FSH/ LH
Danazol penghambat gonadotropin pituitari, mempunyai aktivitas kombinasi
androgenik dengan aktivitas antiestrogen dan anti-progestogen. Danazol diberikan
untuk mengatasi endometriosis dan untuk nyeri berat tumor payudara fibrosistik jinak
di mana obat lain telah terbukti tidak memberi hasil yang memuaskan.
Gastrinon mempunyai kerja mirip dengan danazol dan diindikasikan untuk
mengatasi endometriosis.
Setroreliks dan ganireliks adalah hormon luteinising releasing hormone antagonis
yang menghambat penglepasan gonadotropin (luteinising releasing
hormone dan follicle stimulating hormone). Obat ini digunakan pada pengobatan
infertilitas dengan teknik reproduksi bantuan (inseminasi).
4. Obat Hormon Estrogen
Dietilstilbestrol (stilbestrol) jarang digunakan pada pengobatan kanker prostat
karena efek sampingnya. Dietilstilbestrol digunakan pada wanita paska menopause
dengan kanker payudara. Toksisitas umum terjadi dan efek samping dipengaruhi oleh
dosis yaitu mual, retensi cairan tubuh, trombosis vena dan arteri. Impotensi dan
ginekomastia selalu terjadi pada pria dan withdrawal bleeding dapat menjadi masalah
pada wanita. Hiperkalsemia dan sakit pada tulang juga terjadi pada kanker
payudara. Etinilestradiol merupakan estrogen paling kuat, tidak seperti estrogen lain
etinilestradiol di metabolisme secara lambat di hati. Etinilestradiol digunakan pada
pengobatan paliatif kanker prostat.
5. Obat hormone Progesteron
Indikasi:
Lihat keterangan pada sediaan; pengobatan gangguan yang berhubungan dengan
defisiensi progesteron, seperti: infertilitas karena ketidakcukupan fase luteal, untuk
digunakan selama fertilisasi in-vitro.
Peringatan:
lihat keterangan di atas, insufisiensi hati berat, kehamilan (lampiran 4), menyusui
(Lampiran 5).
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas, terlambat haid atau aborsi tidak sempurna.
Efek Samping:
lihat keterangan di atas; reaksi tempat injeksi; nyeri, diare, dan dapat terjadi
kembung dengan pemberian rektal.
Dosis:
Melalui rektal atau vagina, sindrom premenstruasi dan depresi pasca melahirkan,
200 mg sehari hingga 400 mg 2 kali sehari; untuk sindrom premenstruasi dimulai
pada hari ke 12-14 dan dilanjutkan sampai awal menstruasi (tapi tidak
direkomendasikan, lihat keterangan di atas); melalui rektal jika digunakan metode
kontrasepsi "barrier" pada pasien yang baru saja melahirkan atau pasien yang
mengalami infeksi vagina atau sistitis kambuhan.Pemakaian intravaginal, sediaan gel:
Pengobatan infertilitas karena ketidakcukupan fase luteal: Sekali pemakaian (1,125 g
8% gel) setiap hari, dimulai setelah ovulasi terdokumentasi atau arbitrarily pada hari
ke-18 hingga hari ke-21 siklus; Jika digunakan selama fertilisasi in-vitro, pemakaian
gel 8% harian harus dilanjutkan selama 30 hari jika tidak ada bukti kehamilan dari
laboratorium.
6. Obat Antidiabetika
Obat antidiabetik oral digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 (non-
insulin dependent diabetes melitus, NIDDM). Obat–obat ini hanya digunakan jika
pasien gagal memberikan respon terhadap setidaknya 3 bulan diet rendah karbohidrat
dan energi disertai aktivitas fisik yang dianjurkan. Obat tersebut sebaiknya digunakan
untuk meningkatkan efek diet dan aktivitas fisik yang cukup, bukan
menggantikannya.
Untuk pasien yang tidak cukup terkontrol dengan diet dan obat hipoglikemik oral,
insulin dapat ditambahkan pada dosis pengobatan atau sebagai pengganti terapi oral.
Jika insulin ditambahkan pada terapi oral, insulin biasanya diberikan pada waktu akan
tidur sebagai insulin isophane; tetapi jika insulin menggantikan obat oral, biasanya
diberikan sebagai injeksi insulin bifasik dua kali sehari (atau insulin isophane
dicampur dengan insulin soluble). Peningkatan berat badan dan dapat menjadi
komplikasi terapi insulin, tetapi peningkatan berat badan mungkin dapat dikurangi
jika insulin diberikan dalam kombinasi dengan metformin.
E. KESIMPULAN
Penggunaan obat hormon yaitu untuk menggantikan (substitusi) kekurangan
hormon yang terjadi akibat hipofungsi kelenjar endokrin, (seperti kekurangan insulin
pada hipofungsi pankreas dan kekurangan estrogen setelah masa menopause), atau
sebagai anti-hormon jika kelebihan sekresinya.
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan, dan hormon kelamin wanita banyak
digunakan untuk pil keluarga berencana. Hormon kortikosteroid oral (sintetik)
penggunaannya cukup luas yaitu digunakan pada pengobatan nyeri sendi, arteritis
temporal, dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis, systemic lupus erythematosus,
inflammatory bowel disease, serta sarcoidosis.
Estrogen dan progestin merupakan hormon steroid kelamin dan derivat
sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam perkembangan tubuh, proses
ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat,
protein dan mineral juga berperan penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis
dan behavior.
Testosteron adalah androgen utama disekresi oleh sel leydig, penggunaan
terapeutik: Hipogonadisme pria, proses penuaan pada pria, peningkatan performa atlet
(penyalahgunaan), dan kontrasepsi pria (penelitian).
Kontrasepsi oral menjadi meningkat dikarenakan keamanan metode ini,
Walaupun kontrasepsi oral memiliki beberapa efek tambahan, metode ini juga memiliki
manfaat dari cara kontrasepsi yang memiliki efek samping ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Ganthina . 2016. Praktikum Spesialitdan Terminologi Kesehatan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
IAI. 2019. ISO Informasi Spesialite Obat Volume 52. PT. ISFI PENERBITAN. Jakarta
Anonim. MIMS Petunjuk Konsultasi INDOSESIA 2019/2020 EDISI 19. Buana Ilmu Popular
(Kelompok Gramedia). Jakarta.