Anda di halaman 1dari 32

SPESIALIT DAN TERMINOLOGI KESEHATAN

“SPESIALITE OBAT HORMONAL”

Disusun Oleh :

Nama : Puput Anggun Nur Hidayati


NIM : 2019.132.041
Dosen Pengampu : Apt. Hanita Cristiandari,S.Farm

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA

2021
SPESIALITE OBAT HORMONAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis obat hormonal sehingga dapat
menjelaskan atau menginformasikannya ke stakeholder.

B. KONSEP TEORI
Golongan obat hormonal sangat luas. Penggunaan obat hormon ditujukan untuk
menggantikan (substitusi) kekurangan hormon yang terjadi akibat hipofungsi kelenjar
endokrin (seperti kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas dan kekurangan estrogen
setelah masa menopause), kotikosteroid untuk mengatasi peradangan, dan hormon
kelamin wanita untuk pil kontrasepsi.
Dalam kegiatan belajar praktikum ini Anda akan mempelajari nama obat (merk)
dan industri yang memproduksi obat hormon kortikosteroid, hormon pertumbuhan,
hormon kelamin wanita dan pria, obat kontrasepsi (keluarga berencana), serta obat
antidiabetik oral.
Hormon kortikosteroid (kortisol) sebagian besar dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
bagian korteks. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh misalnya
tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh dan pengaturan inflamasi,
metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah, serta tingkah laku.
Obat kortikosteroid (sintetik) oral penggunaannya cukup luas yaitu digunakan pada
pengobatan nyeri sendi, arteritis temporal, dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis,
systemic lupus erythematosus, inflammatory bowel disease, serta sarcoidosis. Dibawah
ini tabel potensi relatif dan dosis ekuivalen beberapa sediaan kortikosteroid dibandingkan
dengan kortisol.
Tabel Perbandingan Potensi Sediaan Kortikosteroid

Hormon pertumbuhan (growth hormone, GH) adalah hormon yang dikeluarkan


oleh kelenjar hipofisis anterior, hormon ini diperlukan pada masa pertumbuhan,
membantu pertumbuhan tulang, dan memelihara fungsi organ. Hormon pertumbuhan
yang digunakan dalam klinik saat ini adalah hasil rekayasa genetik, terdapat 2 GH
rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan GH
manusia yang alamiah dan somatrem (protropin) yang memiliki tambahan residu
metionin. Keduanya memiliki potensi yamg sama.
Prolaktin adalah hormon yang berperan dalam inisiasi kelenjar mamae,
menstimulasi produksi air susu ibu (ASI) dan mempertahannya. Walaupun peranan
prolaktin telah lama diketahui, baru belakang terbuktinya terdapat prolaktin pada
manusia. Kini telah diakui prolaktin pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan
keadan patologik tertentu. Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormon pertumbuhan,
sebagian rantai polipeptidanya identik dengan hormon tersebut, begitu pula mirip
laktogen plasenta.
Estrogen dan progestin merupakan hormon steroid kelamin endogen yang
diproduksi oleh ovarium, kortek adrenal, testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua
jenis hormon ini dan derivat sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam
perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi
metabolisme lipid, karbohidrat, protein dan mineral juga berperan penting dalam
pertumbuhan tulang, spermatogenesis dan behavior.
Sekarang telah diketahui biosintesis hormon ini pada masing-masing organ, dan
mekanisme kerja di reseptornya pada tingkat seluler dan molekular. kecuali itu, dari hasil
banyak uji klinik, hamil, yang dikenal sebagai conjugated equine estrogen, makin banyak
digunakan terutama untuk wanita pasca menopause. Telah di perkenalkan beberapa
preparat yang dapat berefek agonis atau antagonis pada reseptor estrogen, tergantung
dimana hormon ini bekerja, disebut sebagai selective estrogen reseptor modulator
(SERM). Sediaan obat ini digunakan untuk osteoporosis paska menopause. Antagonis
reseptor progesteron dan beberapa derivat progesteron, misalnya megestrol asetat, juga
mulai banyak digunakan dan berguna untuk kanker kelenjar mamae. Tanaman yang
mengandung fitoestrogen diperkenalkan meski masih memerlukan lebih banyak uji
klinik.
Testosteron adalah androgen utama yang disekresi oleh sel leydig (dalam jumlah
kecil disekresi oleh ovarium dan kelenjar adrenal). Testosteron bersifat anabolik dan
maskulinasi baik pada laki-laki maupun perempuan. Penggunaan terapeutik:
hipogonadisme pria, proses penuaan pada pria, peningkatan performa atlet
(penyalahgunaan), dan kontrasepsi pria (penelitian).
Penggunaan kontrasepsi oral untuk pengendalian kehamilan semakin meningkat
terutama pada perempuan premenopause yang sehat (tidak merokok dan tidak memiliki
resiko kardiovaskular) karena keamanan metode ini. Walupun kontrasepsi oral memiliki
beberapa efek samping, namun metode ini selain memberikan manfaat juga memberikan
efek yang lebih ringan bagi perempuan menopause.
Jenis-jenis kontrasepsi oral adalah kontrasepsi tunggal (progesteron saja) untuk
ibu menyusui; kombinasi estrogen dan progesteron (monofasik/satu fase, bifasik/dua fase
dan trifasik.tiga fase) dengan dosis disesuaikan; serta pil pasca senggama yang digunakan
pada saat darurat karena mengandung senyawa estrogen dosis tinggi. Bentuk sediaan
kontrasepsi injeksi i.m. yang beredar di pasaran terdiri dari sediaan kombinasi untuk
masa pemakaian 1 bulan dan sediaan tunggal untuk 3 bulan.
Insulin dan antidiabetik oral merupakan jenis obat yang digunakan untuk
mengatasi penyakit diabetes melitus (gula darah). Insulin merupakan hormon yang
diproduksi oleh sel β pankreas, kekurangan hormon insulin menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan penyakitnya dikenal dengan nama diabetes melitus (DM),
DM tipe I disebabkan karena ketidakmampuan sel β pankreas mensekresi insulin dan DM
tipe II disebabkan karena kekurangan insulin atau resistensi insulin atau gabungan
keduanya. Obat untuk mengatasi DM tipe I adalah insulin injeksi dan untuk DM tipe II
adalah golongan obat antidiabetika oral. Obat hormon lainnya yang perlu Anda ketahui
adalah obat tiroid untuk mengobati kekurangan dan anti-tiroid untuk mengobati kelebihan
hormon tersebut. Oksitosin, prostaglandin dan bromokriptin lainnya merupakan obat
yang banyak digunakan dalam ginekologi.

C. TABEL PENGAMATAN
1. Pengamatan Obat Kortikosteroid
NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Betametason 1mg/ml tetes mata Alerson Global Multi
Pharmalab
Deksametason 0,5 mg/tab Carbidu Sampharindo
0,75mg/tab Perdana
Metilprednisolon 4mg/tab Metilprednisolon Sampharindo
8mg/tab Perdana
Triamsinolon 4mg/tab Triamcort Interbat
Prednisone 5mg/tab Eltazon Ifars
Prednisolone 5mg/tab Etacortin Errita
Prednisone 5 mg/tab Prednisone Mega Esa Farma
Deksametason 0,5mg/tab Zecason First
0,75mg/tab Medipharma
Triamcinolone 4mg/tab Ziloven Kapl Ifars
Metilprednisolon 125mg/tab Simdrol-125 Simex

2. Pengamatan Obat GnRH Analog, FSH/ LH


NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Danazol 200mg/kapsul Azol Mersk Indonesia
Human 37,5 IU/ Serbuk Gonal-F Laboratories
Menopause Injeksi Serono S.A-
Gonadotropin 75 IU/ serbuk Switzerland
Injeksi
1200IU/ Serbuk
Injeksi
Human 1500IU/inj Pregnyl Merck Sharp &
Cholinergic 5000IU/ inj Dohne
Gonadotropin
Mesterolon 25mg/tab Proviron Bayer
Nandrolon 25mg/ml injeksi Drabolin Organon
Siproteron + 2mg + 0,35 mg/tab Celicor Triyasa Nagamas
etilestranadiol Farma
Somatropin 16IU/ml vial Genotropin Pfizer
Testosterone 30mg/inj Sustanon 250 Quamed
Bromokriptin 2,5 mg/tab Cripsa Caprifarmindo
mesilat
Mesterolon 25mg/tab Androlon Meprofarm

3. Pengamatan Obat Hormon Estrogen


NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Estradiol 1mg/tab Progynova Schening
2mg/tab
Estirol 1mg/tab Ovestin Quamed
2mg/tab
1 mg/gram krim
Etinilestradiol+ 3mg+ 0,03 mg/tab Yasmin Bayer
Drospirenon
Etinilestradiol 2mg+0,035 mg/ tab Celicor Triyasa Nagamas
+ siproteron Farma
asetat
Etinilestradiol 0,1 mg + 0,02mg/ Loette Wyeth
dan tab Laboratories
Levonorgestrol Indonesia
Etinilestradiol 0,03mg + 0,15 mg/ Planotab Triyasa Nagamas
+ tab Farma
Levonogestrol
Nomogestrol 5mg/tab Lutenyl Merck Indonesia
Noretisteron 5mg/tab Norelut Sunthi Sepuri

4. Pengamatan Obat Hormon Progesteron


NAMA
NAMA ZAT BSO DAN
PRODUK PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN
(MERK)
Progesterone 200mg/suppositoria Cygest Actavis
400mg/suppositoria
Linestrenol 5mg/tab Endometril Schering Plough
Noretisteron 5mg/tab Norestil Guardian
Pharmatama
Alilestrenol 5mg/tab Alyrenol Catur Dakwah
Crane Farmasi
Medroksiprogestero 50mg/ml Deponeo Triyasa
n Nagamas Farma
Siproteron + 2mg (S) + 0,035mg Diane 35 Bayer
Etinilestradiol (E) / tab
Dydrogesterone 10mg/tab Duphaston Abbott
Nomegestrol Asetat 5mg/tab Lutenyl Merck
Indonesia
Metilestrenolon 5mg/tab Mediol Meprofarm
Michronished 100mg/tab Utrogestan Lapi
Progesteron 200mg/tab

5. Pengamatan Obat Kontrasepsi Hormon


NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Desogestrel 75mcg/tab Cerazette Schering Plough
Desogestrel dan 150mcg/tab Mercilon 28 Merck Sharp &
Etinilestradiol Dohme
Drospirenon dan 0,03 mg/tab + Yasmin Bayer
Etilestranadiol 3mg
Etilestranadiol dan 0,03mg (E) + 0,15 Cyclogynon Tunggal Idaman
Levonorgestrel mg(L) / tab Abadi
Etonogestrel 68 mg/ susuk Implanon Merck Sharp &
(implant) Dohme
Levonorgestrel 52mg/inj Mirena Bayer
Linestrenol 0,5 mg/tab Exluton Schering Plough
Etilestranadiol + 30 mcg + 150 mcg Andalan Harsen
Levonogestrel
Medroksiprogestero 50mg/tab Cyclogeston Triyasa
n asetat 0,5ml/vial Nagamas Farma

6. Pengamatan Obat Antidiabetika


NAMA ZAT BSO DAN NAMA PRODUK
PRODUSEN
AKTIF KEKUATAN (MERK)
Lutropin 75 IU /injeksi Luveris Laboratories
Serono S.A-
Swizerland
Klomifen 50mg/tab Fertin Interbat
Sitrat
Rekombinan 250mg/0,5 ml Ovidresl Serono S.P.A-
HCG injeksi Italy
Rekombinan 150 IU / Injeksi Perveris Merck Indonesia
FSH 75 IU/ injeksi
Somatropin 4 IU/ Injeksi Humatrope Lilly France
Acarbose 50mg/tab Acrios Actavis
100mg/tab

D. PEMBAHASAN
1. Pegamatan Obat Kortikosteroid
Dibedakan menjadi 2 yaitu Obat Kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid local.
a) Kortikosteroid Sistenik
Mekanisme kerja kortikosteroid dan penggunaannya dijelaskan dalam Bab 6.3.
Penggunaan kortikosteroid pada penyakit reumatik sebaiknya dicadangkan untuk
keadaan khusus, misalnya apabila obat-obat antiinflamasi lainnya tidak
memberikan hasil. Kortikosteroid dapat memicu osteoporosis, upaya pencegahan
sebaiknya dipertimbangkan jika diberikan jangka panjang. Untuk anak, hanya
boleh digunakan jika di bawah pengawasan dokter spesialis. Kortikosteroid
sistemik dapat diberikan untuk penanganan juvenile idiopathic arthritis yang
mengenai sistemik atau beberapa sendi. Dapat juga diberikan pada keadaan parah
dan mungkin mengancam jiwa seperti lupus eritematosus sistemik, vaskulitis
sistemik, juvenile dermatomyositis, penyakit behcet, penyakit persendian yang
poliartikular.
Pada keadaan parah yang mungkin dapat mengancam jiwa, dosis awal yang tinggi
diberikan untuk menginduksi penyembuhan, kemudian secara bertahap dosisnya
dikurangi sampai dihentikan sama sekali. Masalah utama adalah bahwa ketika
dosis dikurangi penyakit dapat kambuh lagi, terutama bila pengurangan dosis
dilakukan terlalu cepat. Oleh karena itu kecenderungan yang terjadi adalah
meningkatkan dosis pemeliharaan, dan akibatnya pasien menjadi bergantung pada
kortikosteroid. Karena itu dewasa ini diberikan pulse dose kortikosteroid
(misalnya metilprednisolon intravena hingga 1 g selama tiga hari berturut-turut)
untuk menekan reaksi radang aktif, dan pengobatan untuk jangka yang lebih lama
digunakan DMARDs. Selain itu pada anak, jika tidak mungkin menghentikan
pemberian kortikosteroid, pertimbangkan untuk diberikan selang hari (atau selang
seling antara dosis tinggi dengan dosis rendah); dan pada hari kortikosteroid tidak
diberikan atau diberikan dalam dosis rendah, dapat ditambah AINS.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan penekanan pertumbuhan dan
perkembangan pubertas. Sebaiknya dipertimbangkan juga risiko osteoporosis
yang diinduksi oleh penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Kortikosteroid
juga dapat meningkatkan risiko osteopenia pada pasien yang tidak mampu
melakukan olah raga.
Prednisolon 7,5 mg sehari dapat mengurangi kecepatan perusakan sendi pada
artritis reumatoid sedang hingga berat yang sudah berlangsung kurang dari dua
tahun. Berkurangnya perusakan sendi harus dibedakan dengan perkembangan
simtomatik belaka (yang hanya bertahan selama 6 hingga 12 bulan pada dosis ini)
dan sebaiknya dilakukan perawatan untuk menghindarkan peningkatan dosis di
atas 7,5 mg sehari. Bukti-bukti mendukung bahwa dosis ini hanya dapat diberikan
selama 2-4 tahun dan kemudian untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan
akibat penggunaan jangka panjang, dosis sebaiknya dikurangi secara bertahap.
b) Kortikosteroid Lokal
Kortikosteroid disuntikkan lokal untuk memperoleh efek antiinflamasi. Pada
radang sendi,terutama pada reumatoid artritis, termasuk pada juvenile idiopathic
arthritis, injeksi intraartikular merupakan terapi tambahan pada terapi jangka
panjang. Obat-obat ini disuntikkan intraartikular untuk meredakan nyeri,
meningkatkan mobilitas, dan mengurangi deformitas pada satu atau beberapa
sendi. Tindakan asepsis penuh penting dilakukan dan daerah yang terinfeksi
sebaiknya dihindari. Terkadang reaksi radang akut muncul setelah injeksi
kortikosteroid ke intraartikular atau ke jaringan lunak. Ini mungkin merupakan
reaksi terhadap suspensi mikrokristal kortikosteroid yang digunakan, tetapi harus
dibedakan dari sepsis yang berasal dari tempat penyuntikan.
Kortikosteroid dosis kecil juga dapat diinjeksikan langsung ke dalam jaringan
lunak untuk mengatasi radang pada keadaan
semacam tennis’s/golfer’s elbow (siku pemain tenis atau pemain golf) atau
neuropati kompresi. Pada tendinitis, obat sebaiknya disuntikkan ke dalam
selubung tendon dan tidak langsung ke tendonnya (karena tidak memiliki
selubung tendon sejati, tendo Achilles tidak boleh disuntik). Sediaan yang larut
(misalnya yang mengandung betametason atau deksametason natrium fosfat)
lebih disukai untuk disuntikkan ke dalam saluran karpal (pergelangan tangan).
Hidrokortison asetat atau salah satu analog sintetisnya biasa digunakan untuk
injeksi lokal. Senyawa yang hampir tidak larut seperti triamsinolon heksasetonid
mempunyai efek jangka panjang (depot) dan lebih disukai untuk injeksi
intraartikular. Triamsinolon asetonid dan metil prednisolon dapat
dipertimbangkan untuk diberikan sebagai injeksi intralartikular pada sendi yang
besar, sedangkan hidrokortison asetat lebih sesuai untuk sendi yang lebih kecil
atau untuk injeksi jaringan lunak. Muka merah dilaporkan pada injeksi
kortikosteroid intraartikular. Charcot-like arthropathies juga dilaporkan (terutama
setelah pengulangan injeksi intraartikular).
Injeksi intraartikular dapat mempengaruhi kartilago hialin, oleh karena itu setiap
sendi sebaiknya hanya boleh disuntik tidak lebih dari 3 kali dalam setahun
3. Pengamatan Obat GnRH Analog, FSH/ LH
Danazol penghambat gonadotropin pituitari, mempunyai aktivitas kombinasi
androgenik dengan aktivitas antiestrogen dan anti-progestogen. Danazol diberikan
untuk mengatasi endometriosis dan untuk nyeri berat tumor payudara fibrosistik jinak
di mana obat lain telah terbukti tidak memberi hasil yang memuaskan.
Gastrinon mempunyai kerja mirip dengan danazol dan diindikasikan untuk
mengatasi endometriosis.
Setroreliks dan ganireliks adalah hormon luteinising releasing hormone antagonis
yang menghambat penglepasan gonadotropin (luteinising releasing
hormone dan follicle stimulating hormone). Obat ini digunakan pada pengobatan
infertilitas dengan teknik reproduksi bantuan (inseminasi).
4. Obat Hormon Estrogen
Dietilstilbestrol (stilbestrol) jarang digunakan pada pengobatan kanker prostat
karena efek sampingnya. Dietilstilbestrol digunakan pada wanita paska menopause
dengan kanker payudara. Toksisitas umum terjadi dan efek samping dipengaruhi oleh
dosis yaitu mual, retensi cairan tubuh, trombosis vena dan arteri. Impotensi dan
ginekomastia selalu terjadi pada pria dan withdrawal bleeding dapat menjadi masalah
pada wanita. Hiperkalsemia dan sakit pada tulang juga terjadi pada kanker
payudara. Etinilestradiol merupakan estrogen paling kuat, tidak seperti estrogen lain
etinilestradiol di metabolisme secara lambat di hati. Etinilestradiol digunakan pada
pengobatan paliatif kanker prostat.
5. Obat hormone Progesteron
Indikasi: 
Lihat keterangan pada sediaan; pengobatan gangguan yang berhubungan dengan
defisiensi progesteron, seperti: infertilitas karena ketidakcukupan fase luteal, untuk
digunakan selama fertilisasi in-vitro.
Peringatan: 
lihat keterangan di atas, insufisiensi hati berat, kehamilan (lampiran 4), menyusui
(Lampiran 5).
Kontraindikasi: 
lihat keterangan di atas, terlambat haid atau aborsi tidak sempurna.
Efek Samping: 
lihat keterangan di atas; reaksi tempat injeksi; nyeri, diare, dan dapat terjadi
kembung dengan pemberian rektal.
Dosis: 
Melalui rektal atau vagina, sindrom premenstruasi dan depresi pasca melahirkan,
200 mg sehari hingga 400 mg 2 kali sehari; untuk sindrom premenstruasi dimulai
pada hari ke 12-14 dan dilanjutkan sampai awal menstruasi (tapi tidak
direkomendasikan, lihat keterangan di atas); melalui rektal jika digunakan metode
kontrasepsi "barrier" pada pasien yang baru saja melahirkan atau pasien yang
mengalami infeksi vagina atau sistitis kambuhan.Pemakaian intravaginal, sediaan gel:
Pengobatan infertilitas karena ketidakcukupan fase luteal: Sekali pemakaian (1,125 g
8% gel) setiap hari, dimulai setelah ovulasi terdokumentasi atau arbitrarily pada hari
ke-18 hingga hari ke-21 siklus; Jika digunakan selama fertilisasi in-vitro, pemakaian
gel 8% harian harus dilanjutkan selama 30 hari jika tidak ada bukti kehamilan dari
laboratorium.

6. Obat Antidiabetika
Obat antidiabetik oral digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 (non-
insulin dependent diabetes melitus, NIDDM). Obat–obat ini hanya digunakan jika
pasien gagal memberikan respon terhadap setidaknya 3 bulan diet rendah karbohidrat
dan energi disertai aktivitas fisik yang dianjurkan. Obat tersebut sebaiknya digunakan
untuk meningkatkan efek diet dan aktivitas fisik yang cukup, bukan
menggantikannya.
Untuk pasien yang tidak cukup terkontrol dengan diet dan obat hipoglikemik oral,
insulin dapat ditambahkan pada dosis pengobatan atau sebagai pengganti terapi oral.
Jika insulin ditambahkan pada terapi oral, insulin biasanya diberikan pada waktu akan
tidur sebagai insulin isophane; tetapi jika insulin menggantikan obat oral, biasanya
diberikan sebagai injeksi insulin bifasik dua kali sehari (atau insulin isophane
dicampur dengan insulin soluble). Peningkatan berat badan dan dapat menjadi
komplikasi terapi insulin, tetapi peningkatan berat badan mungkin dapat dikurangi
jika insulin diberikan dalam kombinasi dengan metformin.

E. KESIMPULAN
Penggunaan obat hormon yaitu untuk menggantikan (substitusi) kekurangan
hormon yang terjadi akibat hipofungsi kelenjar endokrin, (seperti kekurangan insulin
pada hipofungsi pankreas dan kekurangan estrogen setelah masa menopause), atau
sebagai anti-hormon jika kelebihan sekresinya.
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan, dan hormon kelamin wanita banyak
digunakan untuk pil keluarga berencana. Hormon kortikosteroid oral (sintetik)
penggunaannya cukup luas yaitu digunakan pada pengobatan nyeri sendi, arteritis
temporal, dermatitis, reaksi alergi, asma, hepatitis, systemic lupus erythematosus,
inflammatory bowel disease, serta sarcoidosis.
Estrogen dan progestin merupakan hormon steroid kelamin dan derivat
sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam perkembangan tubuh, proses
ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat,
protein dan mineral juga berperan penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis
dan behavior.
Testosteron adalah androgen utama disekresi oleh sel leydig, penggunaan
terapeutik: Hipogonadisme pria, proses penuaan pada pria, peningkatan performa atlet
(penyalahgunaan), dan kontrasepsi pria (penelitian).
Kontrasepsi oral menjadi meningkat dikarenakan keamanan metode ini,
Walaupun kontrasepsi oral memiliki beberapa efek tambahan, metode ini juga memiliki
manfaat dari cara kontrasepsi yang memiliki efek samping ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Ganthina . 2016. Praktikum Spesialitdan Terminologi Kesehatan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.

IAI. 2019. ISO Informasi Spesialite Obat Volume 52. PT. ISFI PENERBITAN. Jakarta

Anonim. MIMS Petunjuk Konsultasi INDOSESIA 2019/2020 EDISI 19. Buana Ilmu Popular
(Kelompok Gramedia). Jakarta.

pionas.pom.go.id (diakses pada tanggal 7 Desemberr 2021)

www.halodoc.com (diakses padatanggal 7 Desember 2021)

www.klikdokter.com (diakses pada tanggal 7 Desember 2021)


LAMPIRAN
1. Lampiran Obat Kortikosteroid
2. Pengamatan Obat GnRH Analog, FSH/LH
3. Pengamatan Obat Hormon Estrogen
4. Pengamatan Obat Hormon Progesteron
5. Pengamatan Obat Kontrasepsi Hormon
6. Pengamatan Obat Antidiabetika

Anda mungkin juga menyukai