Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk
mempelajari tentang Pengertian Minyak Atsiri. Untuk penulisan makalah ini, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dankritik yang bersifat membangun dan
memotivasi untuk belajar lebih baik. Terimakasih.
Kelompok 5
Daftar Isi
A. Latar Belakang
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi. Umumnya larut dalam pelarut organic dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri dapat diperoleh melalui ekstraksi tumbuhan-tumbuhan yakni dari daun,
bunga, akar, biji, dan kulit kayu. (Koensoemardiyah, 2010).
Penguapan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang
industry, misalnya untuk pembuatan kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo, lotion, dan
parfum), didalam industru makanan di minyak atsiri juga digunakan sebagai bahan
penyedap atau penambah cita rasa (flovouring agent), didalam industry parfum minyak
atsiri digunakan sebagai pewangu, juga digunakan sebagai insektisida, sedangkan dalam
industry farmasi atau obat obatan digunakan sebagai antibakteri. Oleh karena itu tidak
heran jika minyak tsiri banyak diminati oleh berbagai negara dan menjadi komoditi
perdagangan utama dunia bertahun-tahun. (Koensoemardiyah, 2010).
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode seperti
destilasi, pengepresan, ekstraksi dengan pelarut menguap, ekstraksi dengan lemak padat.
Dalam proses destilasi dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu, destilasi air, destilasi
air dan uap, dan destilasi uap. (Koensoemardiyah, 2010).
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu minyak atsiri ?
2) Apa saja metode destilasi ?
3) Apa saja perbedaan metode destilasi minyak atsiri ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dan metode metode yang
digunakan dalam pembuatan minyak atsiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak atsiri disebut minyak menguap atau minyak essensial. Minyak atsiri
memiliki sifat tidak berwarna, pada penyimpanan yang lain warnanya berubah
menjadi lebih gelap. Minyak atsiri mengandung senyawa yang berperan penting
sebagai antioksidan seperti sinamaldehida dan eugenol. Minyak atsiri diperoleh
dengan cara isolasi
Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam eter,
alkohol, dan pelarut organik lain, bau karakteristik, bersifat optis aktif (indeks
refraksi). Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi terutama dalam bunga dan
daun. Berdasarkan sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel
sekret khusus, seperti sisik kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah berubah
(Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada Apiaceae. Selain itu terdapat juga dalam
bagian dalam lysigen atau sizogen pad Pinaceae dan Rutaceae. Kandungan kimia
minyak atsiri secara umum terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
Sifat fisik minyak atsiri berbeda dengan minyak lemak. Minyak atsiri dapat
disuling dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak, karena minyak lemak
tersusun atas ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan noda lemak
permanen pada kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan noda lemak.
Minyak atsiri tidak menjadi tengik dalam penyimpanan, namun jika terkena cahaya
dan udara akan teroksidasi menjadi resin.
B. Macam-macam Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
1) Destilasi sederhana
Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang
ditujukan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi
disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka
disebut sebagai aquadestilata (disingkat aquades).
2) Destilasi bertingkat (fraksional)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-
bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan
bagianbagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat
merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa
senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih
senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponenkomponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
3) Destilasi Azeotrope
Destilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop
(campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya
dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop
tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan
campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi
tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran
azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama
dengan fasa cairnya.
4) Refluks/destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi
walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat
reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.
Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka
campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan
penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut
reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya
dilakukan secara refluks.
5) Destilasi kering
Destilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses
distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produkproduk
berupa cairan ataugas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-
produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi
dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi
dibanding destilasi biasa.
Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode destilasi atau
penyulingan. Perbedaan pokok dari ketiga tipe destilasi teletak pada perbedaan
cara penanganan bahan olahannya. Ketiga metode in antara lain :
Destilasi dengan air (water distillation)
Pada metode ini bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air
mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara
sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air
dapat dipanaskan dengan cara ; panas langsung, mantel uap, pipa uap
melingkar tertutup, atau dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau
berlubang.
Ciri khas dari metode ini adalah kontak langsung antara bahan dan air
mendidih. Jenis bahan yang biasa disuling dengan metode ini biasanya berupa
bubuk dan bunga, seperti bubuk buah badam, bunga mawar, dan orange
blossom. Bahan tersebut tidak dapat disuling dengan metode uap langsung
karena bahan tersebut akan melekat dan membentuk gumpalan besar yang
kompak, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan.
1.2. Gambar alat destilasi air
Destilasi dengan air dan uap (water and steam diatillation)
Pada metode penyulingan ini, bahan olah diletakan pada rak-rak atau
saringan berlubang atau bisa dinamakan dengan keranjang daun. Ketel suling
diisi dengan air sampai permukaan air tidak jauh di bawah saringan. Air dapat
dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh yang basah dan
bertekanan rendah. Selain itu pemanasannya dapat juga menggunakan panas
langsung seperti pada pemanasan air. Ciri khas dari metode ini adalah :
a. Uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas.
b. Bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan
atau mengenai air panas.
c. Bahan olah biasanya dari jenis; daun, akar, dan batang.
1.3. Gambar alat destilasi air dan uap
Destilasi dengan uap langsung (steam distillaion)
Metode ketiga disebut dengan penyulingan uap atau penyulingan uap
langsung. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas
(superheat) pada tekanan lebih dari 1 atmosfir. Pembentukan uap yang
digunakan untuk memanasi bahan biasanya menggunakan peralatan tersendiri
yang disebut boiler. Tipe boiler pada penyuling uap dengan panas lanjut
(superheat) bisa menggunakan boiler lorong api, boiler pipa-pipa api (fire tube
boiler), boiler pipa-pipa air (water tube boiler). Uap dialirkan melalui pipa uap
melingkar berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap bergerak ke atas
melalui bahan yang terletak di atas saringan.
Pada bahan bahan yang sensitif terhadap panas, distilasi uap ini akan
berkolaborasi dengan alat yang disebut vakum destilasi. Jadi bahan bahan
tersebut akan dikondensasi seperti biasa terlebih dahulu hingga memiliki dua
fasa yang terdiri dari air dan senyawa organik sehingga memudahkan untuk
pemisahannya secara sederhana pada tahap berikutnya.
1.4. Gambar alat destilasi uap langsung
Destilasi uap ini biasanya digunakan dalam penyulingan minyak atsiri
untuk pembuatan parfum. Caranya sama dengan proses yang telah diuraikan
diatas yaitu dengan melewatkan uap pada tanaman yang mengandung minyak
atsiri didalam retort. Destilasi uap juga digunakan dalam prosedur pembuatan
senyawa sintetis dari senyawa organik yang kompleks. Eucalyptus minyak
dan minyak jeruk sebagai salah satu contohnya diperoleh dengan metode ini
pada skala industri. Distilasi uap juga banyak digunakan di kilang-kilang
minyak bumi dan petrokimia tanaman di mana distilasi uap ini sering disebut
sebagai "penguapan stripping". Pada intinya destilasi uap ini digunakan
sebagai alat untuk mendapatkan suatu senyawa murni dengan hasil yang
maksimal dan tingkat kerusakan yang kecil. Distilasi uap ini dipilih karena
lebih mudah digunakan juga hemat biaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Umumnya larut dalam
pelarut organic dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri dapat diperoleh melalui
ekstraksi tumbuhan-tumbuhan yakni dari daun, bunga, akar, biji, dan kulit kayu.
Metode pembuatan kinya atsiri yang biasa digunakan ada tiga yaitu, destilasi
dengan air, destilasi dengan air dan uap. Dan destilasi dengan uap langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri. Jilid 1. Jakarta: UI Press