Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM I

PENGAMATAN TRIKOMA

Oleh:
Aan Tri Pratama (1512220001)

Dosen Pembimbing:
Winna Elisti, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKUKLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan. Baik hewan
maupun tumbuhan, yang banyak memiliki berbagai macam jaringan.
Jaringan adalah sekumpulan atau sekelompok sel yang memiliki bentuk,
struktural dan fungsi yang sama. Apabila sel-sel yang berkumpul tersebut
adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan. Pada awal
perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus
dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik atau masih muda dan
selalu aktif membelah diri.
Pada dasarnya sel-sel dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai
jaringan pelindung adalah sel-sel epidermis beserta derivatnya. Jaringan
pelindung berperan untuk mencegah air, kerusakan mekanis, melindungi
perubahan suhu yang ekstrim, dan menjaga kehilangan zat-zat makanan dari
tumbuhan. Sel-sel epidermis beserta derivatnya terletak pada seluruh bagian
tubuh tumbuhan paling luar, sehingga membentuk suatu sistem yang dikenal
sebagai jaringan kulit. Jaringan kulit terdiri dari epidermis, stomata, trikoma,
litosis, sel-sel kipas, sel-sel silica, dan lain-lain (Hidayat, 1995).
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah
dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder.
Menurut fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel
epidermis yang umum juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal
stomata, serta sel spesifik lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai
tingkat tertentu secara ontogeni epidermis merupakan jaringan yang seragam
(Iserep, 1993).
Epidermis biasanya terdapat diseluruh kehidupan organ-organ tumbuhan
yang tidak mengalami penebalan sekunder. Lamanya epidermis didalam
organ tumbuhan dengan pertumbuhan sekunder tidak sama. Sel epidermis
bentuk umum mempunyai bentuk, ukuran serta susunan yang beragam, tetapi
selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang
interselular (Sutrian, 2004).
Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang derivat epidermis
atau modifikasi epidermis yaitu akan melihat trikomata yang terdapat pada
daun yang berbeda, sehingga nanti kita dapat mengetahui jenis trikomata serta
beberapa bentuk trikoma yang terdapat pada daun dimana setiap jenis
tanaman yang di temukan mempunyai susunan trikomata yang bermacam
macam yang akan diamati dengan perbesaran yang bervariasi.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum trikomata yaitu:
1. Mahasiswa dapat melihat bentuk trikomata pada setiap daun berbeda
2. Mahasisiwa dapat melihat dan mengetahui jenis atau nama trikomata.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, biji,
batang, akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan
morfologi, sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi
semacam rambut, sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. Secara
topografi dan ontogeni, epidermis merupakan jaringan yang seragam
(Mulyani, 2006).
Ditinjau dari asal katanya, yaitu dari bahasa Yunani, epi berarti
atas, derma berarti kulit. Maka epidermis adalah lapisan-lapisan sel yang
berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer, seperti : akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji. Dan dapat dikemukakan bahwa sel-sel epidermis
yang berasal dari meristem primer, dan pembentukan jaringannya itu tentunya
akan merupakan jaringan primer. Menurut para ahli, epidermis ini biasanya
tersusun dari satu lapisan sel saja dan pada irisan permukaan sel-selnya
tampak berbentuk macam-macam, seperti misalnya isodeamitris yang
memanjang, berlekuk-lekuk atau menampakkan bentuk lainnya. Letak dari
sel-sel epidermis kenyataannya begitu rapat sehingga karenanya diantara sel-
sel tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Kenyataan bahwa adanya
protoplasma yang walaupun hanya sedikit yang melekat pada dinding selnya,
menandakan bahwa sel-sel epidermis itu masih hidup (Sutrian, 2004).
Tahap awal perkembangan epidermis secara ontogenetik tidak sama
antara yang terdapat pada akar dengan yang ada pada pucuk. Epidermis
biasanya terdapat pada seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak
mengalami penebalan sekunder (Iserep, 1993).

B. Susunan Sel Epidermis


a) Dinding Sel
Tebal dinding sel epidermis berbeda-beda, ada yang berdinding tipis,
ada yang dinding periklinal luar atau dinding periklinal luar dan dalam
lebih tebal daripada dinding antiklinalnya. Pada sisi luar dinding selulosa
sebelah luar biasanya terdapat lapisan yang mengandung pektin yang
memungkinkan terlepasnya kutikula dari daun dengan dibantu oleh
pektinase atau dengan cara lainnya (Campbell, 2005).
Dinding sel epidermis beragam tebalnya pada pertumbuhan yang
berbeda dan ditemukan di bagian yang berlainan pada tumbuhan yang
sama. Pada biji, sisik dan beberapa daun tertentu
seperti coniferae, dinding sel epidermis amat tebal serta berlignin.
Lapangan noktah primer tedapat terutama pada dinding radial dan sinding
sebelah dalam. Pada dinding sebelah luar kadang-kadang terlihat antar
ruang antar fibril lebar yang juga disebut ektodesmata (Sutrian, 2004).
Kutin suatu senyawa bersifat lemak, merembes kedinding daerah
sebelah luar dan berbentuk lapisan terpisah, yakni kutikula dipermukaan
luar epidermis. Tebal kutikula sangan beragam dan perkembangannya di
pengaruhi keadaan lingkungan. Kutikula umumya tertutup oleh bahan
yang bersifat lilin yang merupakan lapisan datar atau berbentuk batang
atau filament.dalam hal itu nampak seperti lapisan putik yang mudah
lepas. Kutikula bagain dinding yang berkutikula serta lapisan lilin yang
berfungsi sebagai pangurangan penguapan kadar air (Iserep, 1993).

b) Protoplas
Protoplas pada epidermis kebanyakan tumbuhan mengandung
leukoplas dan tidak memiliki kloroplas. Pada beberapa pteridophita,
tumbuhan air, serta tumbuhan yang hidup ditempat teduh, bisa ditemukan
kloroplas. Antosian terdapat di vakuola sel epidermis sejumlah besar
tumbuhan seperti zebrine pendula dan batang, tangkai daun ricinus
communis. Selain itu, tanin, lender dan kristal dapat pula ditemukan di sel
epidermis (Loveless, 1987).
sel-sel epidermis biasanya mempunyai banyak vakuola. Akan tetapi
kadang dijumpai adanya vakuola-vakuola berukuran kecil. Dalam sel-sel
epidermis mungkin dijumpai tanin, getah serta kristal (Hidayat, 1995).

C. Derivat Epidermis
a) Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti
lubang atau porus. Esau mengartikan sebagai sel-sel penutup dan porus
yang ada di antaranya. Jadi stomata adalah porus atau lubang-lubang yang
terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah guard
cell atau sel-sel penutup. Guard cell adalah sel-sel epidermis yang telah
mengalami perubahan bentuk dan fungsi, juga dapat mengatur besarnya
lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata umumnya terdapat pada
bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, jadi terutama sekali pada
daun-daun. Pada tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air terdapat
pula alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat
tersebut bukanlah stomata (Sutrian, 2004).
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda
dengan sel epidermis lainnya, sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel
tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang
menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Stomata
terdapat pada semua bagian tumbuahan diatas tanah, paling banyak
ditemukan pada daun. Pada daun, stomata ditemukan dikedua permukaan
daun atau pada satu muka saja, biasanya pada permukaan bawah. Sel
penutup biasanya mengadakan kloroplas sehingga bisa berlangsung
fotosintesis. Sel penutup umumnya berbentuk ginjal, tetapi pada tumbuhan
monokotil ada yang berbentuk halter. Dimungkinkan ada hubungan antara
bagian dalam tubuh tumbuhan dengan dunia luar lingkungan, hal ini
sangat berguna bagi proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Stomata
berasal dari sel protoderm yang terdapat pada meristem apikal (Fahn,
1991). Pada dikotil dapat dibagi menjadi empat jenis stomata berdasarkan
susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup yaitu (Hidayat,
1995) :
1. Jenis anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang
tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis
ini umumnya terdapat pada ranunculacae.
2. Jenis anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga
yang tidak sama besar. Jenis ini umum terdapat pada crucifirae.
3. Jenis parasitik, yaitu setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga
atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel
penutup celah. Jenis ini umumnya terdapat pada rubiaciae.
4. Jenis diasitik, yaitu setiap stomata dikelililngi dua sel tetangga. Jenis
ini umum terdapat pada Acanthaciae.
Selain itu juga terdapat tiga kategori sel penutup, yaitu menurut,
Hidayat (1995) :
1) Mesogen, sel penutup dan sel yang ada di dekatnya yang dapat
berkembang atau tidak berkembang menjadi sel tetangga. Memiliki
asal yang sama.
2) Perigen, sel yang di dekat stomata yang tidak memiliki asal yang
sama dengan sel penutup.
3) Mesoperigen, sedikitnya satu sel tetangga yang memiliki hubungan
langsung dengan stomata, sementara sel yang lain tidak.
4) Fungsi stomata pada daun adalah sebagai tempat pertukaran gas
antara oksigen dan karbondioksida, pengatur penguapan.

b) Trikoma
Trikoma dalam arti sebenarnya adalah rambut-rambut yang tumbuh
(berasal dari kata Yunani), asalnya adalah dari sel-sel epidermis yang
bentuk, susunan serta fungsinya memang bervariasi. Trikoma terdapat
pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya).
Jelasnya yaitu selama organ-organ tumbuhan itu masih hidup. Disamping
itu terdapat juga trikoma yang hidupnya hanya sebentar. Trikoma ini
biasanya tumbuh lebih dahulu menjelang atau dalam hubungan dengan
pertumbuhan organ tumbuhannya. Ditinjau dari susunannya dapat
dibedakan menjadi dua, trikoma yang uniseluler dan multiseluler.
Sedangkan menurut bentuknya trikoma juga dibagi menjadi dua, trikoma
sebagai rambut dan trikoma sebagai sisik (Sutrian, 2004).
Beberapa sel epidermis daun atau cabang membentuk tonjolan dalam
bantuk rambut atau trikoma. Trikoma dapat tersebar dalam bentuk tunggal,
tetapi adakalanya bergerombol. Trikoma dapat terdiri dari sel tunggal atau
beberapa sel bergabung dengan berbagai bentuknya. Mulai dari bentuk
sederhana sebagai tonjolan sampai membentuk bangunan komplek yang
bercabang-cabang atau berbentuk bintang. Sel-sel penyusun trikoma dapat
berupa sel hidup atau sel mati (Fahn, 1991).
Penggunaan trikoma dalam taksonomi sangat dikenal. Beberapa famili
dapat dengan mudah diidentifikasi dengan adanya tipe atau tipe istimewa
berbentuk rambut. Pada kasus yang lain rambut itu penting untuk
klasifikasi genus dan spesies dan dalam analisis hibrid antar spesies.
Secara garis besar trikoma dapat dibedakan menjadi dua golongan besar
yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma berkelenjar (Fahn, 1991).
Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : trikoma yang
tidak menghasilkan sekret dapat berbentuk rambut bersel satu atau sel
banyak, rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, rambut bercabang
dan bersel banyak, dan rambut akar. Sedangkan trikoma yang
menghasilkan sekret dapat bersel satu atau bersel banyak dan berupa sisik,
trikoma yang menghasilkan sekret yang kental atau koleter, rambut gatal,
dan trikoma yang menghasilkan nektar (Hidayat, 1995).
a. Macam-macam Trikoma
Menurut Mulyani (2006), beberapa familia dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan adanya tipe trikoma. Trikoma penting dalam
pengelompokan genus dan spesies. trikoma dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu trikoma nonglandular (rambut tak kelenjar) dan
trikoma glandular (rambut kelenjar). Trikoma nonglandular
dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
1) Trikoma sederhana yang terdiri atas satu sel atau multisel yang
uniseriarta, misalnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum,
Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium. Pada Gosypium, serabut
bernilai ekonomi merupakan rambut epidermis unisel yang
panjangnya mencapai 6 cm dan terdapat pada kulit biji. Kelompok
ini meliputi papilla dan rambut bergelembung seperti pada
Crasulaceae.
2) Trikoma berbentuk sisik, pipih, dan multisel. Ada yang tidak
bertangkai (sessile), disebut sisik dan ada yang bertangkai sehingga
seperti perisai, misalnya pada Olea.
3) Trikoma multisel yang berbentuk seperti bintang, seperti pada
Styrax, atau yang bercabang, seperti pada Platanus, dan
Verbascum.
4) Trikoma kasar berlapis banyak terdapat pada pangkal tangkai
Portulacaoleraceae, Schizanthus, dan spesies tertentu Compositae.
Trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai senyawa, yaitu
larutan garam, madu, terpen, dan polisakarida. Trikoma yang
mensekresikan garam ada dua macam bentuknya.
1. Trikoma seperti gelembung yang terdiri atas sel kelenjar. Bagian
ujung besar dengan tangkai sempit, terdiri atas satu atau lebih sel dan
sebuah sel basal seperti yang terlihat pada Atriplex. Garam
disekresikan sitoplasma ke dalam vakuola yang besar. Sel kelenjar
ini mengering pada daun yang tua, dan garamnya masih terdapat
pada permukaan, berupa lapisan yang berwarna putih.
2. Kelenjar multisel yang terdiri atas beberapa sel kelenjar dan sel
basal, ada juga yang mempunyai tangkai. Misalnya, kelenjar kapur
dari Plumbago capensis dan kelenjar garam dari Limonium,
Avicennia, dan Tamarix. Kelenjar ini penuh sitoplasma, kaya
mitokondria, RE, badan golgi, dan mempunyai banyak struktur
pembuluh. Larutan garam aktif disekresikan ke permukaan sel
kelenjar melalui lubang pada kutikula penutup sel kelenjar ini.
Beberapa contoh rambut kelenjar (trikoma glandular) adalah:
1. Trikoma hidatoda
Trikoma hidatoda adalah rambut yang mensekresikan larutan
berisi senyaea organic dan anorganik. Trikoma glandular yang
terdapat pada daun muda dan batang Cicer arietinum terdiri atas
tangkai uniseriata dan kepala oval yang multisel.antara lapisan
sesulosa dinding dan kutikula pada ujung kelenjar terdapat ruang
subkutikula yang dibentuk selama sekresi. Apabila tekanan
meningkat sampai nilai tertentu, lubang pada kutikula terbuka dan
tetes tampak pada permukaan. Adanya banyak mitokondria dalam
sel rambut ini menunjukkan adanya proses sekresi yang aktif.
Menurut, Kartasapoetra (1988) selain pembagiannya bermacam-
macam trikoma berdasarkan bentuk dan susunannya dapat ditentukan pula
dengan fungsinya, antara lain sebagai berikut:
a) Trikoma dapat membesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung,
terutama mencegah penguapan yang berlebihan, perhatikan trikoma
pada daun batang serta cabang tumbuha yang hidup didarat.
b) Trikoma sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah, terdapat
pada bulu bulu akar tumbuhan pada biji-biji tumbuhan contoh: kapas
dan randu.
c) Trikoma sebagai pembantu penyebar biji dan pengisapan air dan
memungkinkan biji-biji tumbuh.
d) Trikoma sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar, perhatikan
tentang rambut rambut penyengat.
e) Trikoma sebagai alat penerus ransangan yang datang dari luar, yaitu
trikoma yang terdiri dari sel-sel hidup, contohnya trikoma pada daun-
daun tembakau.
f) Trikoma berfungsi sebagai alat sekresi.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum mengenai trikomata dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Maret
2017 pukul 08.00-09.30 WIB. Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. pinset
c. kapas
d. gunting
e. Pipet tetes
f. Beker gelas
2. Bahan
a. Air aquades
b. Pewarna gentian violet
c. 3 daun yang berbeda mempunyai trikomata

C. Cara Kerja
a. Siapkan mikroskop dan sediakan alat serta bahan yang akan diamati.
b. Kemudian ambil 20 tetes pewarna gentian violet menggunakan pipet tetes
dan masukan kedalam beker gelas.
c. Setelah itu tuangkan aquades kedalam beker gelas yang berisi gentian violet
lalu aduk hingga warnanya merata.
d. Setelah warna merata selanjutnya basahi kapas ke larutan pewarna tersebut
lalu oleskan ke daun yang akan diamati.
e. Berikutnya amati obyek dengan mikroskop dengan perubahan skala yang
berbeda-beda, dimulai dari skala perbesaran terendah kemudian dengan
perbesaran skala yang besar. Terakhir gambar dan beri keterangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan trikoma pada daun Iler (Coleus sp.)
Gambar Pengamatan
Perbesaran 4 x 10

Keterangan Klasifikasi
1. Sel epidermis Regnum :Plantae
2. Trikoma berbentuk duri pendek
Divisi : Spermatophyta
dan halus
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiceae
Genus : Coleus
Spesies :Coleus sp.

B. Pembahasan
Pada pengamatan yang praktikan lakukan yaitu, mengenai trikomata
yang terdapat pada setiap tumbuhan yang berbeda. Dimana pratikkan
melakukan pengamatan terhadap bagian tumbuhan yaitu berupa daun, yang
diiidentifikasi terdapat trikoma berbeda-beda dari setiap 3 jenis daun yang
diambil. Adapun daun yang diambil untuk pengamatan trikomata praktikan
mengambil daun iler (Coleous sp), daun tebu (), dan daun terong ()
Menurut Sutrian (2004), trikoma dalam arti sebenarnya adalah rambut-
rambut yang tumbuh (berasal dari kata Yunani), asalnya adalah dari sel-sel
epidermis yang bentuk, susunan serta fungsinya memang bervariasi. Trikoma
terdapat pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya).
Jelasnya yaitu selama organ-organ tumbuhan itu masih hidup.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Trikoma pada Daun Cempoka (Solanum torvum Sw)

Gambar Keterangan

Perbesaran 4 x 10

1. Trikoma berduri pendek


halus
2. Berjenis trikoma Non
glandular

Klasifikasi
1. Kingdom : Plantae
2. Sub Kingdom : Viridiplantae
3. Divisi : Tracheophyta
4. Kelas : Magnoliopsida
5. Ordo : Solanales
6. Famili : Solanaceae
7. Genus : Solanum L
8. Spesies : Solanum torvum
9. Sw

Anda mungkin juga menyukai