STOMATA
DI SUSUN OLEH:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
ABSTRAK
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus
yang disebut sel penutup. Untuk Mengamati tipe stomata pada tumbuhan
monokotil serta untuk mengamati struktur epidermis daun monokotil. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu, untuk alat antara lain mikroskop, Selotip bening,
beaker glass, kaca objek dan kaca penutup serta kuteks bening. Berdasarkan hasil
pengamatan, diketahui bahwa pada Tabernaemontana corymbosa (Rombusa
putih) tipe stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata, pada Erpah
(Aerva sanguinolenta L.) tipe stomata yang terlihat adalah tipe stomata anisositik,
pada daun Adam Hawa (Rhoeo dicolor) tipe stomatanya Fanorophor yaitu stomata
dengan sel penutup sama tinggi dengan sel epidermis, dan pada daun
Chlorophytum comosum (Lili paris) tipe stomata dari tumbuhan ini adalah
parasitik stomata. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa stomata pada
tumbuhan dikotil dan monokotil tidak sama, yaitu mempunyai perbedaan seperti
halnya pada bentuk, pada dikotil bentuk stoma nya berbentuk ginjal, sedang
monokotil berbentuk halter.
ABSTRAK
Stomata are gaps between the epidermis flanked by 2 special epidermal cells
called cover cells. To observe the type of stomata in monocotyledonous plants and
to observe the epidermal structure of monocotyledonous leaves. The tools and
materials used are, for example, microscopes, clear tape, beaker glass, slide glass
and cover glass and clear nail polish. Based on observations, it is known that in
Tabernaemontana corymbosa (white rombusa) the stomata type of this plant is
stomata parasitic, in Erpah (Aerva sanguinolenta L.) the stomata type seen is
anisocytic stomata type, in the leaves of Adam Eve (Rhoeo dicolor) stomatate
type, Fanorophor type (Aerva sanguinolenta L.). that is, the stomata with the
closing cells are the same height as the epidermal cells, and the leaves of the
Chlorophytum comosum (Lili paris) type of stomata from this plant are stomata
parasites. From the observations made, it is known that stomata in dicotyledonous
and monocotyledonous plants are not the same, which has differences as in the
form, in the dicot shape of the stoma in the form of kidney, while monocotyled in
the form of dumbbells.
A. LATAR BELAKANG
Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang
menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan
dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan dengan
lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi
penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras, sehingga
dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis terdapat
derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel
gabus
Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat penting
bagi tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam fotosintesis.
Akan tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan
yang dipengaruhi oleh tipe/golongan maupun habitat tumbuhan itu sendiri. Untuk
melihat keunikan bentuk stomata pada tiap tumbuhan yang disesuaikan dengan
fungsi dari stomata tersebut maka dilakukan praktikum ini Untuk Mengamati tipe
stomata pada tumbuhan monokotil serta untuk mengamati struktur epidermis daun
monokotil.
Jumlah stomata per satuan luas daun bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan.
Keadaan lingkungan juga mempengaruhi frekuensi stomata. Daun yang tumbuh
pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung
mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup
pada lingkungan basah dan terlindung. Frekuensi stomata tidak saja bervariasi
antar jenis tetapi juga antar daun dari tumbuhan yang sama. Variasi juga terjadi
dalam penyebaran stomata. Ada yang hanya di permukaan epidermis atas saja
atau dipermukaan bawah saja dan ada juga yang ada pada
30 kedua permukaan, permukaan bawah umumnya berjumlah lebih banyak dari
pada di permukaan atas
DASAR TEORI
Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya,
yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan
dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat
membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras,
sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis
terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika
dan sel gabus (Hidayat, 1995).
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup
sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga
turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel –
sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke
udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982).
Sel-sel penutup tanaman dikotil umumnya berbentuk ginjal, sedangkan
monokotil mempunyai bentuk seragam dan strukturnya spesifik yang jika dilihat
dari permukaan sel terlihat sempit di bagian tengah dan membesar pada ujungnya.
Dilihat dengan mikroskop elektron, protoplas dari kedua sel penutup saling
berhubungan melalui pori dinding yang membesar tersebut.karena adanya
sinambung ini, sel-sel penutup dianggap sebagai satu unit secara fisiologi dimana
terjadi keseimbangan perubahan turgor. Orientasi radial dari mikrofibril selulosa
pada dinding sel penutup dapat dilihat juga dengan mikroskop polarisasi.
(Fahn,1991)
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya sel penutup.
1. Tipe Amaryllidaceae
Sel penutup jika dilihat dari atas berbentuk ginjal. Dinding punggung tipis,
tetapi dinding perutnya lebih tebal, dinding atas dan bawah terjadi
penebalan kutikula. Sel-sel tetangga berbatasan dengan sel penutup.
Stomata tipe ini biasanya terdapat pada kebanyakan tanaman dikotil, tetapi
kadang-kadang ada juga pada monokotil.
2. Tipe Helleborus
Sel penutup jika dilihat dari atas berbentuk ginjal, tetapi pada dinding
punggung dan perut tipis. Dinding atas dan bawah lebih tebal
3. Tipe Graminea
Bentuk sel penutup seperti halter, dinding sel penutup bagian tengah tebal
yang merupakan penopang pada halter tersebut. Masing-masing ujung
dindingnya tipis, sedangkan dinding atas dan bawah tebal. Stomata tipe ini
hanya terdapat pada Gramineae/Poaceae dan Cyperaceae.
4. Tipe Mnium
Bentuk sel penutup pada stomata ini adalah juga berbentuk seperti ginjal.
Dinding perutnya tipis, adapun dinding lainnya dapat dikatakan tipis
ataupun tebal. Stomata bentuk ini terdapat pada golongan Bryophyta serta
Pteridophyta
. (Andre, 2012)
Pada monokotil, stomata dibagi menjadi empat macam, yaitu :
a. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga. Tipe ini biasa terdapat
pada Araceae, Musaceae, Cannaceae, dan Zingiberaceae.
b. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk
bulat dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada ujung sel penutup. Tipe ini
terdapat pada spesies dari Palmae, Pandanaceae, dan Cyclanthaceae.
c. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat
pada Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales, Alismatales, Cyperales.
d. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Liliales
(kecualiPontederiaceae), Dioscorales, Amaryllidales, Iridales, dan
Orchidales. (Mulyani, 2006)
Stomata khas pada dikotil terdiri dari dua sel penjaga berbentuk ginjal, sel
penjaga rumputan dan teki cenderung lebih memanjang (berbentuk halter). Sel
penjaga mengandung sedikit kloroplas, sedangkan sel epidermis tetangganya tidak
punya (kecuali pada paku-pakuan dan beberapa angiosperma air) (Salisbury &
Ross, 1995).
Stomata dalam bahasa Yunani berarti mulut Stomata merupakan celah dalam
epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis khusus yaitu sel penutup. Dengan
mengubah bentuknya, sel penutup mengatur pelebaran dan penyempitan celah.
Sel yang mengelilingi stomata dapat bebentuk sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya. Sel ini dinamakan sel tetangga yang berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup dalam mengatur lebar celah.
Stomata bersama-sama sel tetangga disebut perlengkapan stomata atau kompleks
stomata ( Fahn, 1991). Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan rizom. Stomata tidak
ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan parasit yang tanpa
klorofil. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari, daun
buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi. Pada daun yang
berfotosintesis, stomata mungkin ditemukan di kedua permukaan daun, atau
hanya dipermukaan sebelah bawah. Pada daun yang pertulangannya sejajar
stomata tersusun dalam barisan yang sejajar ( Fahn, 1991). Pada sebagian besar
tumbuhan, stomata lebih banyak di permukaan bawah daun dibandingkan dengan
permukaan atas. Adaptasi ini akan meminimumkan kehilangan air yang terjadi
lebih cepat melalui stomata pada bagian atas suatu daun yang terkena matahari, ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa jumlah kerapatan stomata di bawah
permukaan daun itu lebih tinggi dibandingkan di atas daun pada jenis tumbuhan
peneduh jalan, sehingga semakin tinggi jumlah kerapatan stomata, semakin tinggi
pula potensi menyerap logam berat atau partikel di udara.
Menurut Fahn ( 1991), selain ke empat tipe stomata di atas masih ada tipe
aktinositik, yaitu stomata dikelilingi oleh lingkaran sel yang menyebar dalam
radius. Modifikasi tipetipe di atas dan tipe tambahan dapat terjadi pada spesies
dari berbagai famili. Lebih dari satu tipe stomata terkadang terjadi bersama-sama
pada organ yang sama. Stomata terdapat hampir pada semua bagian permukaan
tanaman, suatu stomata terdiri dari lubang (porus) yang dikelilingi oleh 2 sel
penutup. Pada daun, stomata terdapat pada permukaan atas maupun bawah, atau
biasanya pada permukaan bawah saja. Di bawah pori stomata terdapat ruang
antara sel yang luas, disebut rongga stomata.
Jumlah stomata per satuan luas daun bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan.
Keadaan lingkungan juga mempengaruhi frekuensi stomata. Daun yang tumbuh
pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung
mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup
pada lingkungan basah dan terlindung. Frekuensi stomata tidak saja bervariasi
antar jenis tetapi juga antar daun dari tumbuhan yang sama. Variasi juga terjadi
dalam penyebaran stomata. Ada yang hanya di permukaan epidermis atas saja
atau dipermukaan bawah saja dan ada juga yang ada pada
30 kedua permukaan, permukaan bawah umumnya berjumlah lebih banyak dari
pada di permukaan atas ( Hidayat, 1995).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan jaringan epidermis ?
2. Apa yang di maksud dengan stomata ?
3. Apa fungsi stomata ?
4. Bagaimana cara kerja dan hasil pengamatan dalam praktikum stomata ?
5. Apa perbedaaan stomata tanaman dikotil dan monokotil ?
C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengamati tipe stomata pada tumbuhan monokotil dan dikotil
2. mengamati struktur epidermis daun dikotil dan monokotil.
BAB II
METODOLOGI
Praktikum anatomi fisiologi tumbuhan kali ini di laksanakan pada Kamis,
31 Oktober 2019 di laboratorium FKIP biologi universitas Tanjungpura Pontianak
pukul 09.30- 12.00 WIB. Untuk Mengamati tipe stomata pada tumbuhan
monokotil serta untuk mengamati struktur epidermis daun monokotil. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu, untuk alat antara lain mikroskop, Selotip bening,
beaker glass, kaca objek dan kaca penutup. Bahan yang di gunakan adalah
tanaman lili paris ( Clorophytum comosum ) dan Adam hawa ( Rhoe discolor ),
untuk pengamatan tanaman dikotil yang diguanakan yaitu Erpah ( Aerva
sanguinolenta), dan Rumbusa putih ( Passiflora foetida ), Serta cat kuku bening
merk Revlon.
Cara kerja yang pertama yaitu daun yang akan digunakan dibersihkan
permukaan bawahnya menggunakan tisu untuk menghilangkan kotoran atau debu,
setelah itu cat kuku bening di oleskan pada bagian permukaan bawah daun dan
biarkan selama 5-10 menit, setelah cat kuku kering, isolasi direkatkan pada cat
kuku yang terletak pada permukaan bawah daun, selanjutnya isolasi di lepaskan
perlahan lahan dari daun, lalu di tempelkan pada kaca benda, kemudian isolasi
yang sudahdi tempelkan pada kaca benda di ratakan dan di beri label di bagian
sebelah kiri dengan keterangan jenis tanaman isolasi yang ditempelkan pada kaca
benda merupakan replica stomata, langkah terakhir yaitu replica stomata yang
sudah di beri label di amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 untuk
menghitung jumlah stomata dan sel epidermis.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Jumlah
No Nama Tanaman Gambar hasil pengamatan
stomata
Erpah ( Aerva
1 317
sanguinolenta)
Adam hawa ( Rhoe
2 40
discolor )
Lili paris (
3 Clorophytum 358
comosum )
Rumbusa putih (
4 344
Passiflora foetida )
B. PEMBAHASAN
Praktikum Stomata ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi
FKIP UNTAN pada hari Kamis, 31 Oktober dari pukul 09.30 hingga 12.00 WIB.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu, untuk alat antara lain mikroskop, Setolip
bening, beaker glass, kaca objek dan kaca penutup. Sementara bahannya
menggunakan air, preparat segar daun Rhoe discolor (adam hawa), Aerva
sanguinolenta (Erpah), Chlorophytum comosum (Lili paris), dan
Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih), Serta cat kuku bening merk
Revlon. Adapun tujuan praktikum Stomata kali ini yaitu untuk mengamati tipe-
tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta mengamati struktur
epidermis daun dikotil dan monokotil.
Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya,
yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan
dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat
membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras,
sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis
terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika
dan sel gabus.
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup
sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga
turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel –
sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke
udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun
Fungsi stomata sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada
proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), sebagai jalan
pernafasan (respirasi). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan
sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup.Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara
berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis
lignin. biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali
sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata
memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa,
dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar.
Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan
kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam
daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas).
Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan
semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata
dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air
dan penyerapan CO2 (Haryanti, 2010).
Cara kerja yang pertama yaitu daun yang akan digunakan dibersihkan
permukaan bawahnya menggunakan tisu untuk menghilangkan kotoran atau debu,
setelah itu cat kuku bening di oleskan pada bagian permukaan bawah daun dan
biarkan selama 5-10 menit, setelah cat kuku kering, isolasi direkatkan pada cat
kuku yang terletak pada permukaan bawah daun, selanjutnya isolasi di lepaskan
perlahan lahan dari daun, lalu di tempelkan pada kaca benda, kemudian isolasi
yang sudahdi tempelkan pada kaca benda di ratakan dan di beri label di bagian
sebelah kiri dengan keterangan jenis tanaman isolasi yang ditempelkan pada kaca
benda merupakan replica stomata, langkah terakhir yaitu replica stomata yang
sudah di beri label di amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 untuk
menghitung jumlah stomata dan sel epidermis.
Menurut Metcalfe dan Chalk, stomata dapat dikelompokkan menurut
jumlah dan letak sel tetangga. Adapun beberapa tipenya yaitu :
1. Anomositik atau tipe Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel
yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya.
2. Anisositik atau tipe Cruciferae. Sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga yang tidak sama besar.
3. Parasitik atau tipe Rubiupaceae. Setiap sel penutup diiringi sebuah sel
tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup serta celah.
4. Diasitik atau tipe Carycophyllaceae. Setiap stomata dikelilingi dua sel
tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap
sumbu melalui panjang sel penutup serta celah.
5. Aktinositik, jumlah sel tetangga 4 atau lebih, yabng susunannya melingkar dan
sel-selnya memanjang kearah radial terhadap sel penutup.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Stomata merupakan bagian daun yang
memiliki fungsi yang sangat penting bagi tumbuhan yakni untuk pertukaran
gas dan juga berperan dalam fotosintesis. Akan tetapi setiap tumbuhan
memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan yang dipengaruhi oleh
tipe/golongan maupun habitat tumbuhan itu sendiri.Ada 4 tipe stomata yaitu
diasitik (sel tetangga tegak lurus terhadap sel penutup), parasitikel (sel
tetangga sejajar dengan sel penutup), anomostik (sel tetangga tidak beraturan)
dan anisositik (memiliki lebih dari dua sel tetangga dengan pola sel tidak
beraturan). Berdasarkan letak sel penutup terhadap epidermis, stomata
dibedakan 2 tipe yaitu stomata kriptophor yaitu stoma dengan sel penutupnya
lebih rendah dari sel epidermis, dan fenoropor yaitu stoma dengan sel
penutupnya sama tinggi dengan sel epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan,
diketahui bahwa pada Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih) tipe
stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata, pada Erpah (Aerva
sanguinolenta L.) tipe stomata yang terlihat adalah tipe stomata anisositik,
pada daun Adam Hawa (Rhoeo dicolor) tipe stomatanya Fanorophor yaitu
stomata dengan sel penutup sama tinggi dengan sel epidermis, dan pada daun
Chlorophytum comosum (Lili paris) tipe stomata dari tumbuhan ini adalah
parasitik stomata. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa stomata
pada tumbuhan dikotil dan monokotil tidak sama, yaitu mempunyai perbedaan
seperti halnya pada bentuk , pada dikotil bentuk stoma nya berbentuk ginjal ,
sedang monokotil berbentuk halter.
B. SARAN
Sebaiknya untuk praktikum kedepannya lebih di tingkatkan lagi antara tujuan
praktikum dengan hal-hal yang di tekankan saat praktikum. Misalnya pada
praktikum ini lebih menekankan untuk mengamati tipe dari stomata pada
masing-masing tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanti, Sri. (2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol.
XVIII, No. 2
Sabani, Mustika. ( 2018 ) Analisis ukuran dan tipe stomata tanaman di kota
Pontianak. Artikel penelitian program studi pendidikan biologi fkip
untan Pontianak.
Lampiran
40
2. Adam hawa (Rhoe
discolour)