Anda di halaman 1dari 13

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup

membutuhkan tumbuh-tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai

penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-tumbuhan bumi ini akan sangat panas.

Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun, dimana daun mampu

berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi tumbuhan tersebut.

Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu proses

fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga

air (Iserep, 1993).

Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar pada setiap organ

tumbuhan, jaringan ini tersusun dari sel-sel yang merupakan modifikasi dari sel

parenkim. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,

batang, dan daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk

pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di

dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di

permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak

mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata (Arifin,

2010).

Stomata ditemukan pada daun tumbuhan. Mereka juga bisa terdapat di

kedua sisi atau hanya pada satu sisi daun. Ketika stomata yang terdapat di kedua

sisi daun maka mereka disebut amphistomatic, jika hanya terdapat pada sisi atas

maka disebut epistomatic, dan jika hanya terdapat di sisi bawah maka mereka

disebut hypostomatic. Stomata ditemukan dalam epidermis daun dan mencakup


2

hampir 1-12% dari permukaan daun. Meskipun mereka ditemukan pada

epidermis, positioning yang tepat berbeda dari tumbuhan ke tumbuhan. Misalnya,

dalam mesophyl, stomata ditemukan dalam tingkat yang sama dari epidermis.

Dalam beberapa tumbuhan mereka bahkan terletak di atas epidermis

(Syarif, 2009).

Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh

beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung

dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi

karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lestari, 2006).

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat hari terang,

sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada

siang hari dan penutupan berlangsung bertahap menjelang sore hari. Stomata akan

menutup lebih cepat jika tanaman ditempatkan pada ruang gelap secara tiba-tiba.

(Novrisan, 2002).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yaitu untuk mengetahui proses terbuka dan

tertutupnya stomata, faktor yang mempengaruhi, dan metode yang digunakan.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Sitogenetika Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai

sumber informasi bagi yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan.

Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang untuk dan

dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut

sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke

daun untuk melakukansintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O)

dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata

(perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka

dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru

diproduksi (seperti pada musim semi ataumusim panas). Stomata per satuan luas

(kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2 , dan semakin banyak air yang

dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat

potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2

(Grant dan Vatnick, 2009).

Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses

fotosintesis. Sebagai jalan penguapan (transpirasi) dan sebagai jalan pernapasan

(respirasi). Stomata sangat penting bagi kehidupan tumbuhan karena pori stomata

merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan

sistem ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil dibawah epidermis

(Sulisbury dan Ross, 2011).

Penutup dikelilingi oleh dua sel tetangga dengan dinding sel yang

membentuk sudut siku-siku terhadap sumbu membujur stoma, terdapat pada

Cariophyllaceae dan Acanthaceae. 5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup

dikelilingi oleh sel tetangga yang menyebar dalam radius Tipe stomata
4

berdasarkan susunan sel epidermis yang berdekatan dengan sel tetangga ada 5

yaitu sbb: 1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh

sejumlah sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk

maupun ukurannya. Terdapatpada Ranunculaceae, Capparidaceae,

Cucurbitaceaedll. 2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi

oleh 3 sel tetangga yang ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae,

Solanaceae 3. Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu

atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel tetangga

dan apertur ,terdapat pada Rubiaceae dan Magnoliaceae. 4. Diasitik/

Cariophyllaceus dan untuk dapat akan memiliki untuk yaitu setiap sel

(Haryanti, 2010).

Stomata pada tumbuhan dikotil ialah tidak beraturan atau menyebar. Dan

adapun letak stomata pada tumbuhan monokotil ialah beraturan dan sejajar.

Stomata terdiri atas tipe amaryllis, tipe graminae, tipe minium, dan tipe heleborus

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel

penutup menjadi turgit maka dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel

yang tebal. Membuka dan menutup stomata tergantung pada perubahan-perubahan

turgiditas dan sel-sel penutup (Halim, 2009).

Beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata

yaitu : 1. Faktoreksternal : Intensitas cahayamatahari, konsentrasi CO2

danasamabsisat (ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion

K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang

rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. 2. Faktor internal

(jam biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata
5

membuka, sedangkan malam hari terjadi pembiasan ion yang menyebabkan

stomata menutup (Grant dan Vatnick, 2009).

Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan

konsentrasi karbondioksida-karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan

satu-satunya faktor yang diketahui dapat mengendalikan perkembangan stomata

dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida pada pertumbuhan daun dapat

diketahui dengan mengukur indeks stomata yang menggambarkan rasio antara

banyaknya stomata dengan jumlah sel pada permukaan daun (Johnson, 2002).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan diLaboratorium Sitogenetika Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan

ketinggian tempat ± 32 mdpl pada hari Selasa, 19 Oktober 2019 pukul 13.00 WIB

sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan


6

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini ialah mikroskop untuk

mengamati stomata pada daun, kuteks untuk mengambil sampel pada daun, pinset

untuk melepaskan kuteks pada bagian daun, preparat untuk meletakkan objek

praktikum dibawah mikroskop, deck glass untuk menutup objek diatas preparat,

kain flanel dan serbet untuk membersihkan meja setelah selesai melakukan

praktikum, cok sambung untuk aliran listrik, penggaris untuk menggaris, buku

penuntun sebagai penuntun praktikum, pulpen untuk menulis data, kamera

handphone sebagai alat dokumentasi, laptop atau computer alat untuk membuat

laporan, dan pensil untuk menulis label.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun

pisang (Musa paradisiaca L.), daun jagung (Zea mays L.) , dan daun

kedelai (Glycine max L.), kuteks benih sebagai pencetak stomata, lakban sebagai

perekat kuteks, tissue untuk membersihkan daun, kertas label untuk menandai

preparat, kertas sebagai media laporan, buku tulis sebagai media mengerjakan

kuis, literatur sebagai bahan bacaan, buku penuntun sebagai penuntun praktikum,

dan jas laboratorium sebagai proteksi diri.

Prosedur Praktikum

 Diambil daun tanaman, lalu dibersihkan bagian bawah daun dengan tissue.
 Diberi kuteks pada bagian daun yang telah dibersihkan dan dibiarkan sampai

kering.
 Dilapisi lakban pada daun yang diberi kuteks.
 Diambil dan dilepaskan lakban yang menempel pada daun dengan

menggunakan pinset.
 Diletakkan bagian tersebut diatas preparat dan ditutup dengan deck glass.
 Diberi label sesuai dengan objek yang diamati.
 Diamati preparat dibawah mikroskop dan diperhatikan bentuk stomata.
 Difoto hasil pengamatan.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No Daun Bagian Bawah Daun Bagian Atas


1. Pisang (Musa parasidica L.)

Tumbuhan Monokotil
Tipe stomata : stomata yang sel
penutupnya dikelilingi oleh 4-6 sel
tetangga.
8

2. Jagung (Zea mays L.)

Tumbuhan Monokotil
Tipe stomata : Sel penutup
dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang
sama dengannya, 1 setiap sisi.
3. Kedelai (Glycine max L. Merril)

Tumbuhan Monokotil
Tipe stomata : Tipe parasit
(Rubiaceous)
Pembahasan

Dari hasil praktikum stomata, didapat pada tanaman Pisang (Musa

parasidica L.) memiliki tipe stomata yaitu stomata yang sel penutupnya

dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga, pada tanaman jagung (Zea mays L.) memliki tipe

stomata yaitu sel penutup dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sama dengannya, 1

setiap sisi dan pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merril) memiliki tipe

stomata yaitu tipe parasit (Rubiaceous). Hal ini sesuai dengan literatur Haryanti

(2010) yang menyatakan bahwa Tipe stomata berdasarkan susunan sel epidermis

yang berdekatan dengan sel tetangga ada 5 yaitu sbb: 1.

Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel

tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk maupun
9

ukurannya. Terdapatpada Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceaedll. 2.

Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel tetangga yang

ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae, Solanaceae 3.

Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel

tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel tetangga dan apertur

,terdapat pada Rubiaceae dan Magnoliaceae. 4. Diasitik/ Cariophyllaceus yaitu

setiap sel

Stomata merupakan modifikasi jaringan epidermis yang terspesialisasi

menjadi sebuah organ yang berperan sebagai keluar masuknya udara serta air pada

daun. Hal ini sesuai dengan literatur dari Grant dan Vatnick, (2009). yang

menyatakan bahwa Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada

tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang

untuk dan dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang

yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk

memasuk ke daun untuk melakukansintesis glukosa, dan juga memungkinkan

untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar.

Fungsi utama stomata yaitu pertukaran gas seperti karbon dioksida, uap

air, dan oksigen. Selain itu, fungsi stomata berperan dalam fotosintesis,

transportasi air tanaman dan pertukaran udara. Hal ini sesuai dengan literatur

Sulisbury dan Ross, (2011) yang menyatakan bahwa Stomata berfungsi sebagai

jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis. Sebagai jalan penguapan

(transpirasi) untuk dalam dan untu sebagai jalan pernapasan (respirasi).

Mekanisme membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan

turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata
10

membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.

Hal ini sesuai dengan literaur Grant dan Vatnick, (2009) yang menyatakan bawa

Beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu :

1. Faktoreksternal : Intensitas cahayamatahari, konsentrasi CO2 danasamabsisat

(ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air,

sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di

dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. 2. Faktor internal (jam

biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata

membuka, sedangkan malam hari terjadi pembiasan ion yang menyebabkan

stomata menutup.

Adapun teknik yang digunakan didalam menganalisis stomata pada

praktikum ini ialah metode whole mounth. Metode whole mounth merupakan

metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa

didahului adanya proses pemotongan (berupa sel, jaringan, organ, maupun

individu). Hal ini sesuai dengan literatur Jhonson (2002) yang menyatakan bahwa

Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi

karbondioksida-karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan satu-satunya

faktor yang diketahui dapat mengendalikan perkembangan stomata dari sel

epidermis.

Perbedaan dari stomata yang terdapat pada tanaman dikotil dan monokitol

ialah terletak disebaran stomatanya. Pada tanaman dikotil memiliki pertulangan

menyirip stomatanya tersebar, sedangkan pada tanaman monokotil stomata

terletak bersusun sejajar. Hal ini sesuai dengan literatur Halim (2009) yang

menyatakan bahwa stomata pada tumbuhan dikotil ialah tidak beraturan atau
11

menyebar. Dan adapun letak stomata pada tumbuhan monokotil ialah beraturan

dan sejajar.

KESIMPULAN
1. Stomata merupakan modifikasi jaringan epidermis yang terspesialisasi

menjadi sebuah organ yang berperan sebagai keluar masuknya udara serta

air pada daun.


2. Fungsi utama stomata yaitu pertukaran gas seperti karbon dioksida, uap

air, dan oksigen. Selain itu, fungsi stomata berperan dalam fotosintesis,

transportasi air tanaman dan pertukaran udara.


3. Mekanisme membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan

turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata

membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata

menutup.
4. Adapun teknik yang digunakan didalam menganalisis stomata pada

praktikum ini ialah whole mounth.


12

5. Berdasarkan cara membuka dan menutupnya stomata dibedakan atas 4 tipe

yaitu tipe amaryllis, tipe minium, tipe heleborus, dan tipe graminae.
6. Pada tanaman dikotil memiliki pertulangan menyirip dan stomatanya

tersebar, sedangkan pada tanaman monokotil stomata terletak bersusun

sejajar

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan
Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal
Pertanian MAPETA UPN, Jawa Timur. Hal:144.

Grant, B. and Vatnick.2009.Environmental Correlates of Leaf Stomata


Density.Journal of Biology(1): 1-5.

Halim, 2009. Peran Mikoriza Indigenous Gulma Imperata cylindrica (L.) Beauv
dan Eupatorium odorata (L.) terhadap Kompetisi Gulma dan Tanaman
Jagung. Disertasi Program Doktor Universitas Padjadjaran. Bandung.

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol.
XVIII, No. 2

Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB

Jhonson, D.M. Smith, W.K. dan Silman, M.R. 2002. Climate Independent
Paleoaltimetry Using Stomatal Density In Fossil Leaves As A Proxy For
CO2 Partial Pressure. Wake Univerity. North California.
13

Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan


kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48.

Novrisan. 2002. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sulisbury, F.B. dan Ross, C.W. 2011. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan). ITB
Press. Bandung.

Syarif, 2009. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai