Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari

suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata

sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya

pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang

berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan stomata

sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore et al, 1998).

Stomata ditemukan pada daun tumbuhan. Mereka juga bisa terdapat di kedua

sisi atau hanya pada satu sisi daun. Ketika stomata yang terdapat di kedua sisi

daun maka mereka disebut amphistomatic, jika hanya terdapat pada sisi atas maka

disebut epistomatic, dan jika hanya terdapat di sisi bawah maka mereka disebut

hypostomatic. Stomata ditemukan dalam epidermis daun dan mencakup hampir 1-

12% dari permukaan daun. Meskipun mereka ditemukan pada epidermis,

positioning yang tepat berbeda dari tumbuhan ke tumbuhan. Misalnya, dalam

mesophyl, stomata ditemukan dalam tingkat yang sama dari epidermis. Dalam

beberapa tumbuhan mereka bahkan terletak di atas epidermis (Syarif, 2009).

Pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus,

yang disebut sel penutup. Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma. Pada

beberapa tumbuhan, stoma ada yang mempunyai sel tetangga. Stomata ini secara

morfologi berbeda dari sel epidermis lainnya. Pada umumnya stomata terdapat

pada daun. Namun, semua bagian tumbuhan yang memiliki klorofil biasanya

memiliki stomata, misalnya pada batang dan rimpang (Mulyani, 2006).

1
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata

berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup

di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika

terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan

sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H 2O) dan oksigen bebas (O2)

untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman

menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan

stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau

musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil

banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi

kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas

kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant, 2009).

Sel-sel penutup tanaman dikotil umumnya berbentuk ginjal, sedangkan

monokotil mempunyai bentuk seragam dan strukturnya spesifik yang jika dilihat

dari permukaan sel terlihat sempit di bagian tengah dan membesar pada ujungnya.

Dilihat dengan mikroskop elektron, protoplas dari kedua sel penutup saling

berhubungan melalui pori dinding yang membesar tersebut.karena adanya

sinambung ini, sel penutup dianggap sebagai satu unit secara fisiologi dimana

terjadi keseimbangan perubahan turgor. Orientasi radial dari mikrofibril selulosa

pada dinding sel penutup dapat dilihat juga dengan mikroskop polarisasi.

(Fahn,1991).

Epidermis merupakan lapisan sel- sel paling luar dan menutupi permukaan

daun, bunga, buah, biji, batang dan akar (Woelaningsih 2001). Berdasarkan

ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm

2
(Sumardi dan Pudjoarinto 1994). Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian

dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan

mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasapoetra 1988).

Beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata

yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu intensitas cahaya

matahari konsentrasi CO2 dan hormon asam absisat (ABA) . Cahaya matahari

merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air sehingga stomata terbuka pada

pagi hari. Faktor internal yaitu jam biologis memiliki serapan ion pada pagi hari

sehingga stomata membuka pada malam hari terjadi pembebasan ion yang

menyebabkan stomata tertutup.( Rahayu, 2012 )

Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban

atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang

antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam

mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang

rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya

menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung

tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik

sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena meningkatnya

pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun

sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa

lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi

bukaan stomata (Salisbury, 1995).

3
Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah sebagai sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikal test di laboratorium botani program

studiagroteknologi fakultas pertanian universitas sumatera utara.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

mengikuti praktikal testdi laboratorium botani program studi agroteknologi

fakultas pertanian universitas sumatera utara dan sebagai sumber informasi bagi

pembaca.

4
TINJAUAN PUSTAKA

Stomata adalah lubang kecil yang berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh2 sel
epidermis khusus yang disebut sel penjaga. ( Guard cell ) sel penjaga adalah sel-
sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi yang dapat
mengatur besarnya lubang-lubang yang berbeda di antaranya. ( Sass je, 2000 )
Pada tumbuhan darat stomata banyak terletak pada bagian bawah daun,
sedangkan pada tumbuhan yang hidup di air stomata banyak terdapat pada
permukaan atas daun. Terdapat 2 sel penjaga yang mengelilingi pori-pori dan
berfungsi mengatur terbuka dan tertutupnya stomata.(Gardner,dkk. 1985)

Berdasarkan fungsinya stomata paling banyak terdapat pada bagian bawah


daun Hal tersebut dikarenakan pada bagian atas daun lebih berfungsi untuk proses
fotosintesis. Stomata pada umumnya terbuka pada saat matahari terbit dan
menutup pada saat matahari tenggelam. ( Purnimasari, 2010 )

Stomata daun adalah sarana untuk pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata
berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun. Yang di buka dan atau
ditutup di bawah kendali sel penjaga ketika terbuka stomata memungkinkan CO2
untuk masuk ke dalam daun untuk melakukan sintesis glukosa dan juga
memungkinkan air ( H2O ) serta oksigen (O2) untuk keluar .( Kadir, A. 2008 )

Epidermis adalah sistem-sistem sel yang bervariasi struktur dan fungsinya.


Yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang
berhubungan dengan lingkungan luar . Adanya bahan lemak, Putin dan kutikula
dapat membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannya kompak dan
keras, sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel
epidermis terdapat derivatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel
kipas, sel silika, dan sel gabus (. Hidayat , 1995)

Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam tergantung pada spesies tanaman
nya. Sepasang sel penjaga melekat satu sama lain kedua ujungnya. . ( Akibat
menyerap air ) maka keduanya melengkung ke arah luar Kejadian ini akan

5
menyebabkan stomata terbuka. Stomata akan terbuka jika tekanan turgor kedua
sel panjang tersebut meningkat . Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh potensi airnya yang lebih rendah. ( Lakitan.B, 1993 )

Sel penutup mengontrol stomata dengan diameternya dengan cara

mengubah bentuk yang akan melebar dan menyempit kan celah diantara kedua

sel tersebut. Ketika sel tertutup mengambil air melalui osmosis, sel penutup akan

menyebabkan pembukaan dan penutupan stomata. ( Campbell, 2003 )

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan

menutup saat hari gelap. Proses pembukaan berlangsung 1 jam dan penutupan

berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Banyak sekali faktor yang

mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Faktor lingkungan merupakan

faktor krusial yang dapat mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.

Misalnya kelembaban udara, intensitas cahaya, dan suhu udara. Bila intensitas

cahaya tinggi, suhu yang dihasilkan juga tinggi artinya kelembaban rendah dan

hal ini menyebabkan stomata membuka. Sebaliknya, bila intensitas cahaya

rendah, suhu rendah dan kelembaban udara tinggi, stomata akan menutup (Sari,

2006).

Banyak factor yang mempengaruhipembukaan stomata, dan semua teori

yang dimaksudkan untuk menjelaskan tingkah laku sel penjaga harus lah

memperhitunng kan pengaruh lingkungan. Stomata pada tumbuhan umum nya

membuka padasaat matahari terbit dan menutup saat hari gelap. Sehingga

memungkinkan masuk nya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang

hari, ( Salisbury dan Ross, 1995 )

6
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di

samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: Anomositik,

sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya

dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.;

Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar.

Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.; Parasitik, setiap sel penutup

diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar

sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae,

Mimosaceae.; Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak

lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,

Acanthaceae (Arifin,2010).

Stomata berperan penting dalam proses fotosintesis karena proses


terjadinya fotosintesis pada tumbuhan berada di stomata. Keadaan stomata pada
tumbuhan dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor internal meliputi ukuran daun tebal tipisnya daun ada tidaknya
lapisan lilin pada permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun
dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal seperti suhu intensitas cahaya
kelembaban udara kandungan air dan lain-lain. (Dwidjoseputro, 1978)

Pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang

disebut sel penutup. Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma. Pada beberapa

tumbuhan, stoma ada yang mempunyai sel tetangga. Stomata ini secara morfologi

berbeda dari sel epidermis lainnya. Pada umumnya stomata terdapat pada daun.

Namun, semua bagian tumbuhan yang memiliki klorofil biasanya memiliki

stomata, misalnya pada batang dan rimpang (Mulyani, 2006).

Antara sel penutup dan serat halus selulosa tidak elastis di dinding selnya
sehingga sel penutup ya hanya melebar dan memanjang dalam keadaan tetap

7
membuka. Karena sel penutup tidak memanjang melainkan melebar, dengan
demikian saat membuka, panjang stomata relatif tetap. (Haryanti.et.al, 2009).

8
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Adapun tempat di laksanakan praktikum ini adalah di
Laboratorium Botani Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara pada Kamis, 24 Mei 2018

Bahan dan Alat


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Beaker
glass berfungsi sebagai wadah ekstrakan bahan. Corong kaca berfungsi untuk
tempat kertas saring ynag akan digunakan untuk menyaring daun yang telah
dihaluskan dengan mortal dan alu. Mortal dan Alu berfungsi sebagai alat untuk
menghaluskan daun. Pisau cutter berfungsi sebagai alat untuk mengiris daun
menjadi kecil-kecil. Serbet berfungsi sebagai alat untuk mengelap atau
membersihkan alat-alat praktikum lainnya. Buku penuntun sebagai panduan
praktikan dalam melaksanakan praktikum. Alat tulis sebagai alat untuk menulis
hasil yang telah didapat. Pengaduk berfungsi sebagai alat untuk mengaduk bahan
yang telah ditambahkan larutan aseton. Botol semprot berfungsi sebagai wadah
sekalian menyemprotkan air.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah beberapa
jenis daun misalnya Mangifera indicaL. , Arthocarpus integraL., Elaeis
guinensisJacq, Paspalum conjugatumBeig, Asplenumm nidus, dan teratai sebagai
objek yang diamati. Larutan aseton 1 L berfungsi sebagai larutan penguji. Kertas
kromatografi bentuk persegi panjang berfungsi sebagai kertas spectrum warna
untuk mengamati zat warna daun. Kertas saring berfungsi sebagai bahan untuk
menyaring larutan. Dan lidi sebagai bahan untuk menggantung kertas
kromatografi.

Prosedur Kerja
1. Diamati daun tanaman lalu dibersihkan bagian bawah daun
2. Diberikan kuteks pada bagian daun yang telah dibersihkan dan
dibiarkan hingga mengering
3. Diambil dan dilepaskan kuteks dari bagian daun dengan menggunakan
pinset
4. Diletakkan bagian tersebut diatas preparat lalu ditutup dengan deck
glass
5. Diamati dibawah mikroskop
6. Diperhatikan bentuk stomata yang terlihat dan digambarkan.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

1. Daun Sarang Burung (Asplenium nidus L.)

Keterangan
1. Stomata
1
2. Sel Penjaga
3. Epidermis Bawah
2 4. Sel Tetangga

3
4

2. Daun Teratai (Nymphea nounchali L.)


Keterangan :
1
1. Epidermis Atas
2. Sel tetangga
3. Sel Penjaga
2 4. Stomata

10
3. Daun Mangga (Mangifera indica L.)

Keterangan
1. Epidermis Bawah
1
2. Sel Tetangga
2 3. Stomata
4. Sel Penjaga

4. Daun Nangka (Artocarpus integra L.)

1 Keterangan :
1. Epidermis Bawah
2. Sel Penjaga
3. Sel Tetangga
2 4. Stomata

3
4

11
5. Daun Jukut Pahit (Paspalum conjugatum Berg.)

Keterangan
1. Epidermis Bawah
1
2. Sel Penjaga
2 3. Stomata
4. Sel Tetangga
3

6. Daun Kelapa Sawit (Elaesis guinensis Jacq.)

1 Keterangan :

2 1. Epidermis Bawah
2. Stomata
3. Sel Tetangga
4. Sel Penjaga
3
4

12
PEMBAHASAN
Fungsi stomata adalah sebagai keluar masuknya O2 maupun CO2

(transpirasi), juga dapat mengurangi penguapan air . Hal ini sesuai dengan

literatur (Campbell NA. 2003) yang menyatakan bahwa, Terlepas dari proses

transpirasi dan fotosintesis, stomata juga memiliki fungsi lain yang sangat

penting. Fungsi ini adalah untuk menyelamatkan kehilangan air. Hal ini dilakukan

oleh pembukaan dan penutupan stomata. Tumbuhan tidak bisa membuat makanan

mereka di malam hari.

Faktor yang mempengaruhi terbuka dan tertutupnya stomata adalah salah

satunya faktor lingkungan, apabila dimalam hari stomata akan tertutup dan siang

hari atau pagi hari stomata akan terbuka . Hal ini sesuai dengan literatur

(Salisbury, 1999), yang menyatakan bahwa, Stomata tumbuhan pada umumnya

membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap. Proses pembukaan

berlangsung 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.

Faktor lingkungan merupakan faktor krusial yang dapat mempengaruhi membuka

dan menutupnya stomata. Misalnya kelembaban udara, intensitas cahaya, dan

suhu udara. Bila intensitas cahaya tinggi, suhu yang dihasilkan juga tinggi artinya

kelembaban rendah dan hal ini menyebabkan stomata membuka. Sebaliknya, bila

intensitas cahaya rendah, suhu rendah dan kelembaban udara tinggi, stomata akan

menutup .

Proses terbuka dan tertutupnya stomata adalah apabila daun sedang

membutuhkan ion maka stomata akan terbuka biasanya itu terjadi di pagi dan

saing hari , bila daun melepaskan ion stomata akan tertutup dan biasanya ini

13
berlangsung pada malam hari. Hal ini sesuai dengan literatur (Salisbury, 1999)

yang menyatakan bahwa.Telah diketahui bahwa stomata merupakan lubang

tempat keluar masuknya air dan udara pada tumbuhan. Keluar masuknya air dan

udara ini dilakukan dengan cara osmosis atau difusi dimana ketika proses tersebut

berlangsung keadaan sel akan berubah sesuai dengan konsentrasi zat yang masuk

atau keluar, baik zat pelarut maupun zat terlarut. Apabila konsentrasi air di luar sel

lebih tinggi, maka air akan masuk ke dalam sel hingga keadaan sel menjadi turgid.

Begitu pula dengan zat terlarut (misalnya gula) yang konsentrasinya lebih tingi di

luar sel, zat terlarut tersebut akan masuk ke dalam sel. Akan tetapi, zat terlarut itu

tidak akan membuat sel menjadi turgid atau kencang,namun menjadikan sel

lembek atau flacid. Keadaan turgid dan flacidnya sel ini diindikasikan menjadi

salah satu penyebab membuka dan menutupnya stomata.

Tipe stomata berbeda-beda , daun jukut pahit (Paspalum conjugatum

Berg.) memiliki tipe stomata gramminae. Daun nangka (Artocarpus integra L.)

memiliki tipe stomata amarilis. Daun mangga ( Mangifera indica L. ) memiliki

tipe stomata amarilis. Daun kelapa sawit ( Elaesis guinensis L. ) memiliki tipe

stomata gramminae. Daun paku sarang burung (Asplenium nidus L. ) memiliki

tipe stomatamnium. Daun teratai ( Nymphea nounchali L. ) memiliki tipe stomata

helebonis. Hal ini sesuai dengan literatur (Arifin,2010), yang menyatakan bahwa.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping

sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: Anomositik, sel penutup

dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel

epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.;

Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar.

14
Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.; Parasitik, setiap sel penutup

diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar

sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae,

Mimosaceae.; Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak

lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,

Acanthaceae .

Dari praktikum ada digunakan kuteks yang berguna untuk mengolesi

permukaan daun kemudian dikeringkan lalu kuteks tersebut lah yang diteliti atau

bisa dikatakan menjadi jipalkan epidermis daun yang terdapat stomata. Hal ini

sesuai dengan literatur (Mulyani, 2006) yang menyatakan bahwa.Pada epidermis

terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang disebut sel penutup.

Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma. Pada beberapa tumbuhan, stoma

ada yang mempunyai sel tetangga. Stomata ini secara morfologi berbeda dari sel

epidermis lainnya. Pada umumnya stomata terdapat pada daun. Namun, semua

bagian tumbuhan yang memiliki klorofil biasanya memiliki stomata, misalnya

pada batang dan rimpang.

15
KESIMPULAN

1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat bahwa fungsi stomata

adalah untuk melakukan transpirasi.

2. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat bahwa stomata terbuka

saat pagi hari dan tertutup saat malam hari.

3. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat bahwa proses terbukanya

stomata saat daun menyerap ion sedangkan saat stomata tertutup saat daun

menguapkan ion.

4. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat bahwa daun jukut pahit

(Paspalum conjugatum Berg.) memiliki tipe stomata gramminae. Daun

nangka (Artocarpus integra L.) memiliki tipe stomata amarilis. Daun

mangga ( Mangifera indica L. ) memiliki tipe stomata amarilis. Daun

kelapa sawit ( Elaesis guinensis L. ) memiliki tipe stomata gramminae.

Daun paku sarang burung (Asplenium nidus L. ) memiliki tipe

stomatamnium. Daun teratai ( Nymphea nounchali L. ) memiliki tipe

stomata helebonis.

5. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat bahwa fungsi kuteks

adalah untuk menjiplak epidermis yang terdapat stomata.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin.2010.STOMATA (Derivat Jaringan Epidermis).

Campbell NA. 2003. Campblle edisi kelima.Jakarta:Erlangga.


Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta ; PT. Gramedia
Fahn,A.1992.Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press
Grant, B. a. 2009. Environmental Correlates of Leaf Stomata Density. Journal of
Biology(1): 1-5.

HaryantiSdanTMeirina.2009.OptimalisasiPembukaanPorusStomataDaunKedelai

(Glycine max(L)Merril) pada Pagi Hari dan Sore. Volume 11: Hal
18-23.

Kadir,A. 2008 tanaman Hias dan Anatominya. Lily Publisher, Yogyakarta.


Lakitan B .1993. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Moore, R., W.D. Clark, D.S. Vodopich. 1998. Botany. McGraw-Hill Companies
Inc., USA.
Mulyani, Sri. 2004. Anatomi Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta
Perveen, R. A. 2007. Stomatal Types Of Some Dicots Within Flora. Pakistan:
Department of Botany, University of Karachi.

Purnimasari.29Agustus2010.DisaatSaguJadiNafasKehidupan:MenggantungAsa
Pelepah Rumbia. Riau Pos. Pekanbaru.
Salisbury. 1999. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB : Bandung
Sari, Hefika Cipta, dkk. 2006.Pertumbuhan Tanaman Jahe Emprit (Zingiber
Officinale Var. Rubrum) pada Media Tanam Pasir dengan
alinitas yang Berbeda. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Buletin Anatomi dan
Fisiologi. Vol. XIV, No. 2, Oktober.
Sass JE. 1951. BotanicalMicrotechnique. Ed. Ke2.
TheIowaStateCollagePress.Iowa.

Sumardi I, Pudjoarinto A (1994) Struktur dan perkembangan tumbuhan. Fakultas


Biologi UGM, Yogyakarta

17
Woelaningsih S .2001. Struktur dan perkembangan tumbuhan II. Fakultas
Biologi UGM, Yogyakarta(1984)Penuntunpraktikum botani dasar.
Laboratorium Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai