Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

NAMA : Youva Kristi


NIM : F1071171026
KELOMPOK : 5 (Lima)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
STOMATA

ABSTRAK

Jaringan epidermis pada tumbuhan memiliki fungsi utama yaitu sebagai pelindung
jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Stomata merupakan
derivat epidermis yang berfungsi sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan dan
tempat terjadinya transpirasi. Ada 4 tipe stomata yaitu diasitik, parasitikel,
anomostik dan anisositik. Berdasarkan letak sel penutup terhadap epidermis,
stomata dibedakan 2 tipe yaitu stomata kriptophor yaitu stoma dengan sel
penutupnya lebih rendah dari sel epidermis, dan fenoropor yaitu stoma dengan sel
penutupnya sama tinggi dengan sel epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan,
diketahui bahwa pada Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih) tipe
stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata, pada Erpah (Aerva
sanguinolenta L.) tipe stomata yang terlihat adalah tipe stomata anisositik, pada
daun Adam Hawa (Rhoeo dicolor) tipe stomatanya Fanorophor yaitu stomata
dengan sel penutup sama tinggi dengan sel epidermis, dan pada daun
Chlorophytum comosum (Lili paris) tipe stomata dari tumbuhan ini adalah
parasitik stomata. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa stomata pada
tumbuhan dikotil dan monokotil tidak sama, yaitu mempunyai perbedaan seperti
halnya pada bentuk, pada dikotil bentuk stoma nya berbentuk ginjal, sedang
monokotil berbentuk halter. Selain itu pada tiap stoma mempunyai bagian yaitu
porus, sel penutup dan sel tetangga.

Kata kunci :epidermis, celah, stomata, Sel penjaga, Sel tetangga


STOMATA

ABSTRACT
Epidermal tissue in plants has a main function, namely as a protective tissue in it
and as a place to exchange substances. Stomata are epidermal derivatives that
function as the main means of gas exchange in plants and where transpiration
occurs. There are 4 types of stomata, namely diititic, parasitic, anomostic and
anisocytic. Based on the location of the cell cover to the epidermis, stomata are
divided into 2 types namely cryptophoric stomata, namely stoma with cell cover
lower than epidermal cells, and phenoroporous stoma with cell cover as high as
epidermal cells. Based on observations, it is known that in Tabernaemontana
corymbosa (white rombusa) the stomata type of this plant is stomata parasitic, in
Erpah (Aerva sanguinolenta L.) the stomata type seen is anisocytic stomata type,
in the leaves of Adam Eve (Rhoeo discolor) the stomatate type is Fanorophor that
is, the stomata with the closing cells are the same height as the epidermal cells,
and the leaves of the Chlorophytum comosum (Lili paris) type of stomata from
this plant are stomata parasites. From the observations made, it is known that
stomata in dicotyledonous and monocotyledonous plants are not the same, which
has differences as in the form, in the dicot shape of the stoma in the form of kidney,
while monocotyled in the form of dumbbells. In addition, each stoma has a part
that is porous, closing cells and neighboring cells.

Keywords: epidermis, fissures, stomata, guard cells, neighboring cells


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. pada umumnya


berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama
terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu daun memiliki struktur mulut daun
yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2 dan uap air dari daun ke alam sekitar
dan sebaliknya (Papuangan, 2014: 287).
Sehelai daun mampu menguapkan air setiap hari melebihi bobotnya sendiri.
Daun dipertahankan supaya tidak layu dengan adanya aliran transpirasi dalam
pembuluh xylem yang mengalir dengan kecepatan 75 cm per menit. Sebagai
bagian dari tumbuhan, daun memiliki susunan layaknya organ dari tumbuhan,
terutama daun memiliki epidermis. Epidermis pada daun adalah lapisan sel
terluar dimana yang diselubungi oleh kutikula. Pada epidermis sendiri
mengandung stomata. Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada
tumbuhan,epidermis daun mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat
pada kedua permukaan bawah saja, dibawah epidermis biasanya terdapat
hipodermis,yang merupakan derivat dari epidermis. Epidermis atas biasanya
dilindungi oleh kutikula atau lilin sebagai penahan terjadinya penguapan yang
terlalau besar. Epidermis juga dapat termodifikasi menjadi trikoma yang berasal
dari penonjolan epidermis, dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau tabung
yang berfungsi untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari.
Selain itu pada epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh
sel penutup. Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian
dibawahnya.Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang
sangat penting bagi tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan
dalam fotosintesis. Akan tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak
stomata yang berlainan yang dipengaruhi oleh tipe/golongan maupun habitat
tumbuhan itu sendiri.
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Didekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup
sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel
tetangga turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan
pergerakan sel-sel penutup. Sel penutup tanaman dikotil umumnya berbentuk
ginjal sedangkan monokotil mempunyai bentuk seragam dan strukturnya
spesifik yang jika dilihat dari permukaan sel terlihat sempit dibagian tengah dan
membesar pada ujungnya (Haryanti, 2010, 21-22).
Stomata berasal dari bahasa yunani yaitu stoma (lubang atau poros), jadi
stomata adalah lubang-lubang kecil yang berbentuk lonjong yang kecil terbentuk
oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penjaga (Guard cell). Sel penjaga
tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan
fungsinya dapat mengatur besarnya. Stomata biasanya ditemukan pada bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama didaun, batang dan
rhizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun, tetapi ada
beberapa spesies tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan bawah
daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas
daun, misalnya pada bunga lili air. Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas 4
yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Rompas, 2011:13).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh
beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata
tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi
karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata
berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup
sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan
dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA
merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan
sehingga stomata segera menutup. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap
cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah
stomata (Dai, 2006)

B. Dasar Teori

Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri


dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga.
Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat
terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel
yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan
stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis
(Darmawan,2010).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh
beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata
tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi
karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata
berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup
sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan
dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme
membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman
kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari
kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek
kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu
sendiri.Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan
kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan
relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan
kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
Pembukaan stomata sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
antara lain intensitas cahaya, temperatur dan air. Faktor-faktor lingkungan
tersebut menangalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya
waktu pagi,siang dan sore hari. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka
lebar karena intensitas cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta
kelembaban yang cukup menyebabkan turgor sel penjaga meningkat
(Darmawan, 2010).
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika
lubang-lubang terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu akan
menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti,2010).
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali.
Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang khas
disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang di
antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan sel
tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara morfologi berbeda dari sel
epidermis yang khas dan merupakan dua atau lebih sel yang membatasi sel
penjaga, yang tampaknya ada saling hubungan fungsional. Stoma bersama-sama
sel tetangga jika ada disebut perlengkapan stomata atau kompleks stomata (Fahn,
1991).
Stomata terdapat pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya pada permukaan
bawah saja. Stomata tumbuhan yang daunnya mengapung di permukaan air,
seperti Nymphaeae, hanya terdapat pada permukaan atas saja. Daun dengan
pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun
dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun
berderet sejajar (Mulyani, 2006).
Stomata khas pada dikotil terdiri dari dua sel penjaga berbentuk ginjal, sel
penjaga rumputan dan teki cenderung lebih memanjang (berbentuk halter). Sel
penjaga mengandung sedikit kloroplas, sedangkan sel epidermis tetangganya
tidak punya (kecuali pada paku-pakuan dan beberapa angiosperma air)
(Salisbury & Ross, 1995).
Secara morfologi, menurut Melcalfe & Chalk (1950), ada lima tipe stomata
pada dikotil:
1. Tipe anomosit ( Ranunculaceous)
Pada tipe anomosit, sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak dapat
dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain. Tipe ini biasa
terdapat pada Ranunculaceae, Geraniaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae,
Malvaceae, Tamaricaceae, Schorphulariaceae, dan Papaveraceae.
2. Tipe anisosit (Cruciferous)
Pada tipe anisosit, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama
ukurannya. Tipe ini antara lain terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum,
dan Sedum.
3. Tipe parasit (Rubiaceous)
Pada tipe parasit, setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga
yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini biasa terdapat pada Rubiaceae,
Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa genus dari
Papilionaceae seperti Ononis, Arachis, Phaseolus, dan Psoralea, dan berbagai
spesies dari familia lain.
4. Tipe diasit (Caryophillaceous)
Pada tipe diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya
memotong stomata. Tipe ini antara lain terdapat pada Caryophyllaceae dan
Acanthaceae.
5. Tipe aktinosit
Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel
tetangga yang teratur menjari. Tipe ini antara lain terdapat pada teh (Camellia
sinensis).
Tipe stomata dewasa tidak hanya bernilai diagnosis, tetapi juga dapat
digunakan sebagai penunjuk taksonomi alami karena hanya berdasarkan
permukaannya saja dapat dibedakan 15 tipe utama stomata pada paku,
Gymnospermae, dan Angiospermae (Mulyani, 2006).
Percobaan dengan daun iris yang ditumbuhkan pada intensitas yang berbeda-
beda menunjukkan bahwa jumlah stomata berkurang dengan menurunnya
intensitas cahaya. Stomata tersebar dengan jarak yang lebih kurang sama, jarak
melebarnya khas bagi spesies tumbuhan tertentu dan sisi daun. Beberapa teori
stomata adalah:
1. Terhambatnya pertambahan stomata karena differensiasi yang telah ada,
2. pembentukan stomata bersama dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai
bagian dari pola perkembangan yang sama,
3. induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar yaitu mesofil (Fahn dalam
Haryanti, 2010).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel
penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan
disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas
yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga
sebagian berlapis lignin. ( Arifin, 2010 ).
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga,
stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu stomata mesogen, yaitu sel tetangga
dan sel penjaga asalnya sama, stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang
dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata, dan stomata
mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu
atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang
lainnya tidak demikian. Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel
epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe
stomata, yaitu Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak
beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada
Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae, Anisositik, sel penutup diiringi 3
buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana,
Solanum, Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae, dan Diasitik, setiap
stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
sel penutup dan celah (Fahn, 1991).

Macam-macam Stomata :

a. Berdasarkan letak sel penutup

Stomata dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan letak sel penutupnya,


antara lain :

1. Stomata phanerophore, Stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada


permukaan daun, seperti pada tumbuh-tumbuhan hidrophyt. Stoma yang
letaknya dipermukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengeluaran
secara mudah dan selain itu epidermisnya tidak mempunyailapisan kutikula.

2. Stomata kriptophore, Stomata yang sel penutupnya berada jauh di


permukaan daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah
kering yang dapat langsung menerima radiasi matahari. Dengan demikian
fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan, membantu fungsi
epidermis, mempunyai lapisan kutikula yang tebal serta rambut-rambut.
Stomata jenis ini biasanya sering terdapat pada tumbuhan golongan kaktus.

3. stomata yang menonjol di permukaan epidermis, Umumnya terdapat


pada tumbuhan yang hidup di air dengan daun mengapung seperti teratai.
C. Masalah

Adapun permasalahan yang terdapat pada praktikum ini adalah bagaimana


tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta bagaimana struktur
epidermis dari daun monokotil dan dikotil tersebut.

D. Tujuan

Tujuan praktikum Stomata kali ini yaitu untuk mengamati tipe-tipe stomata pada
tumbuhan dikotil dan monokotil serta mengamati struktur epidermis daun dikotil
dan monokotil.
BAB II
METODELOGI

Praktikum Stomata ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan


Biologi FKIP UNTAN pada hari Kamis, 31 Oktober dari pukul 09.30 hingga
12.00 WIB. Alat dan bahan yang digunakan yaitu, untuk alat antara lain
mikroskop, Selotip bening, beaker glass, kaca objek dan kaca penutup.
Sementara bahannya menggunakan air, preparat segar daun Rhoe discolor
(adam hawa), Aerva sanguinolenta (Erpah), Chlorophytum comosum (Lili
paris), dan Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih), Serta cat kuku
bening merk Revlon.
Cara kerja yang kami lakukan yaitu yang petama, daun yang akan
digunakan dibersihkan terlebih dahulu permukaan atas dan bawahnya
menggunakan tisu untuk menghilangkan kotoran dan debu. Lalu cat kuku bening
di oleskan pada bagian epidermis bawah daun, lalu dibiarkan sampai kering.
Setelah kering, kemudian isolasi bening direkatkan pada cat kuku tersebut.
Isolasi kemudian dilepaskan perlahan-lahan dari permukaan daun, lalu
ditempelkan pada kaca benda. Isolasi yang berada pada kaca benda kemudian
diratakan dan diberi label pada sebelah kiri dengan diberi keterangan jenis
tanaman dan bagian daun, permukaan daun dan tanggal pembuatan. Isolasi yang
ditempelkan meupakan replica stomata. Replika stomata kemudian diperiksa
dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 dan dihitung jumlah
stomatanya. Dan terakhir dituliskan tipe stomata dari masing-masing tumbuhan
tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

No. Nama Tanaman Jumlah Gambar Hasil Pengamatan


Stomata

371
1. Erpah (Aerva
sanguinolenta)

40
2. Adam hawa (Rhoe
discolour)
3. Lili Paris ( 358
Chlorophytum
comocum)

4. Rombusa Putih 344


(Tabernaemamontana
corymbosa)
B. Pembahasan

Praktikum Stomata ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi


FKIP UNTAN pada hari Kamis, 31 Oktober dari pukul 09.30 hingga 12.00 WIB.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu, untuk alat antara lain mikroskop, Setolip
bening, beaker glass, kaca objek dan kaca penutup. Sementara bahannya
menggunakan air, preparat segar daun Rhoe discolor (adam hawa), Aerva
sanguinolenta (Erpah), Chlorophytum comosum (Lili paris), dan
Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih), Serta cat kuku bening merk
Revlon. Adapun tujuan praktikum Stomata kali ini yaitu untuk mengamati tipe-
tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta mengamati struktur
epidermis daun dikotil dan monokotil.
Sebagai bagian dari tumbuhan, daun memiliki susunan layaknya organ
dari tumbuhan, terutama daun memiliki epidermis. Epidermis pada daun adalah
lapisan sel terluar dimana yang diselubungi oleh kutikula. Pada epidermis sendiri
mengandung stomata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan (1996) dimana
Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan, epidermis daun
mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua permukaan
bawah saja, dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis,yang merupakan
derivat dari epidermis. Epidermis atas biasanya dilindungi oleh kutikula atau
lilin sebagai penahan terjadinya penguapan yang terlalau besar. Epidermis juga
dapat termodifikasi menjadi trikoma yang berasal dari penonjolan epiderms,
dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau tabung yang berfungsi untuk
melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari. Selain itu pada epidermis
juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh sel penutup. Lapisan
epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya.
Stomata merupakan derivat epidermis dengan struktur khusus yang
berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara antara jaringan dengan udara luar.
Stomata memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinnya, yaitu
memiliki celah stomata yang diapit oleh 2 sel penutup, dan satu sel penutup
dikelilingi oleh sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubuhan osmotik
yang menyebabkan gerakan sel penutup. Bila ditinjau dari letaknya sel tetangga
terhadap sel penutup maka stomata pada tumbuhan dicotyledon dapat dibedakan
atas 4 tipe stomata yaitu diasitik (sel tetangga tegak lurus terhadap sel penutup),
parasitikel (sel tetangga sejajar dengan sel penutup), anomostik (sel tetangga
tidak beraturan) dan anisositik (memiliki lebih dari dua sel tetangga dengan pola
sel tidak beraturan). Berdasarkan letak sel penutup terhadap epidermis, stomata
dibedakan 2 tipe yaitu stomata kriptophor yaitu stoma dengan sel penutupnya
lebih rendah dari sel epidermis, dan fenoropor yaitu stoma dengan sel
penutupnya sama tinggi dengan sel epidermis.
Fungsi Stomata pada daun adalah sarana utama pertukaran gas pada
tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun,
yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang
disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk
memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan
untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan
menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas
pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun
ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas).
Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan
semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata
dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar
air dan penyerapan CO2 (Haryanti, 2010).
Menurut Metcalfe dan Chalk, stomata dapat dikelompokkan menurut
jumlah dan letak sel tetangga. Adapun beberapa tipenya yaitu :
1. Anomositik atau tipe Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi oleh
sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis
lainnya.
2. Anisositik atau tipe Cruciferae. Sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga yang tidak sama besar.
3. Parasitik atau tipe Rubiupaceae. Setiap sel penutup diiringi sebuah sel
tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup serta celah.
4. Diasitik atau tipe Carycophyllaceae. Setiap stomata dikelilingi dua sel
tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap
sumbu melalui panjang sel penutup serta celah.
5. Aktinositik, jumlah sel tetangga 4 atau lebih, yabng susunannya melingkar
dan sel-selnya memanjang kearah radial terhadap sel penutup.
Pada praktikum ini, kami mengamati stomata melalui pembuatan replika
stomata. Cara kerja yang kami lakukann yaitu yang petama, daun yang akan
digunakan dibersihkan terlebih dahulu permukaan atas dan bawahnya
menggunakan tisu untuk menghilangkan kotoran dan debu agar tidak
menhalangi saat akan melakukan pengamatan. Lalu cat kuku bening di oleskan
pada bagian epidermis bawah daun, lalu dibiarkan sampai kering, cat kuku
bening ini berfungsi untuk melekatkan stomata yang ada pada bagian bawah
daun. Setelah kering, kemudian isolasi bening direkatkan pada cat kuku tersebut,
hal ini bertujuan agar cat kuku being dapat menempel pada isolasi bening. Isolasi
kemudian dilepaskan perlahan-lahan dari permukaan daun, lalu ditempelkan
pada kaca benda. Isolasi yang berada pada kaca benda kemudian diratakan dan
diusakan untuk tidak ada gelembung udara agar memudahkan dalam
pengamatan. selanjutnya diberi label pada sebelah kiri dengan diberi keterangan
jenis tanaman dan bagian daun, permukaan daun dan tanggal pembuatan. Isolasi
yang ditempelkan meupakan replika stomata. Replika stomata kemudian
diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 4 x 10 dan dihitung jumlah
stomatanya.
Pada replika stomata Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih)
yang diamati terlihat adanya celah stomata (porus) , sel penutup , dan sel
tetangga. Stomata Rombusa putih ini tampak seperti memiliki 2 sel penjaga yang
sejajar dengan sel penutupnya yang berbentuk halter, yaitu pada bagian ujung
sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga membesar, relatif tipis
dari pada dinding sel bagian bawah dan sel penutup membuka ke arah sejajar
dengan permukaan epidermis. Dimana hal ini dapat disimpulkan bahwa tipe
stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian Obembe (2015) yang menunjukkan bahwa Tabernaemontana
corymbosa memiliki tipe stomata parasitic.
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun Erpah (Aerva sanguinolenta L.)
pada replika stomata yang diamati terlihat adanya celah (porus ), sel penutup ,
dan sel tetangga. Tipe stomata yang terlihat adalah tipe stomata anisositik
dimana Sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabani (2016) yang
berpendapat bahwa tipe stomata anisositik juga ditemukan pada tanaman Erpah
(Aerva sanguinolenta L.)
Pada replika stomata daun Adam Hawa (Rhoeo dicolor) yang diamati terlihat
adanya celah stomata (porus) , sel penutup , dan sel tetangga Stomata dari Rhoeo
discolor ini tampak seperti memiliki 2 sel penjaga yang sejajar dengan sel
penutupnya yang berbentuk halter. Pada daun adam hawa (Rhoe discolor) tipe
stomatanya Fanorophor yaitu stomata dengan sel penutup sama tinggi dengan
sel epidermis. Pada perbesaran 4x10 tampak jelas sebuah sel dimana didalamnya
terdapat stomata yang terdiri dari sel penutup, sel penjaga, dan celah stomata.
Pada pengamatan replika stomata pada daun Chlorophytum comosum (Lili
paris) memiliki 2 sel penjaga yang sejajar dengan sel penutupnya yang berbentuk
halter, yaitu pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-
ujung juga membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel
penutup membuka ke arah sejajar dengan permukaan epidermis. Dimana hal ini
dapat disimpulkan bahwa tipe stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik
stomata.
Menurut Mulyani (2006) bahwa daun dengan pertulangan menyirip seperti
pada dikotil stomatanya tersebar. Sedangkan daun dengan pertulangan sejajar,
stomatanya tersusun berderet sejajar. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui
bahwa stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil tidak sama, yaitu
mempunyai perbedaan seperti halnya pada bentuk, pada dikotil bentuk stoma
nya berbentuk ginjal, sedangkan pada monokotil berbentuk halter (memanjang).

KESIMPULAN

Jaringan epidermis ialah jaringan terluar pada setiap bagian organ dari
tumbuhan, yang berfungsi untuk menutupi seluruh bagian tubuh tumbuhan mulai
dari akar, batang, dan daun serta sebagai tempat pertukaran zat. Stomata
merupakan derivat epidermis yang berfungsi sarana utama pertukaran gas pada
tumbuhan dan tempat terjadinya transpirasi. Ada 4 tipe stomata yaitu diasitik
(sel tetangga tegak lurus terhadap sel penutup), parasitikel (sel tetangga sejajar
dengan sel penutup), anomostik (sel tetangga tidak beraturan) dan anisositik
(memiliki lebih dari dua sel tetangga dengan pola sel tidak beraturan).
Berdasarkan letak sel penutup terhadap epidermis, stomata dibedakan 2 tipe
yaitu stomata kriptophor yaitu stoma dengan sel penutupnya lebih rendah dari
sel epidermis, dan fenoropor yaitu stoma dengan sel penutupnya sama tinggi
dengan sel epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pada
Tabernaemontana corymbosa (Rombusa putih) tipe stomata dari tumbuhan ini
adalah parasitik stomata, pada Erpah (Aerva sanguinolenta L.) tipe stomata yang
terlihat adalah tipe stomata anisositik, pada daun Adam Hawa (Rhoeo dicolor)
tipe stomatanya Fanorophor yaitu stomata dengan sel penutup sama tinggi
dengan sel epidermis, dan pada daun Chlorophytum comosum (Lili paris) tipe
stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata. Dari pengamatan yang
dilakukan diketahui bahwa stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil tidak
sama, yaitu mempunyai perbedaan seperti halnya pada bentuk , pada dikotil
bentuk stoma nya berbentuk ginjal , sedang monokotil berbentuk halter. Selain
itu pada tiap stoma mempunyai bagian yaitu porus, sel penutup dan sel tetangga.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Jaringan Epidermis Dan Derivatnya. (online).


(http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-
dan-derivatnya/). di akses tanggal 5 nov 2020
Darmawan, J. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC.
Dai, Wang. 2006. Development Mechanisme And Distribution Stomata
Clusters. Journal Of Plant Physiology. 1:53, 348-349.
Fahn.1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi.
18:2, 21-28.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan
kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48
Mulyani, Sri. 2006.Anatomi Tumbuhan .Yogyakarta: Kanisius
Obembe, O. A. Stomata Complex in Some Shrubs and Trees Plant Science and
Biotechnology Department, Adekunle Ajasin University, Akungba Akoko
G.J.B.A.H.S.,Vol.4(2):164-172 (April-June, 2015) ISSN: 2319 –5584164
Papuangan, N. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Tanaman
Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. 3:1, 287-292.
Rompas, Y. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos. 1:1, 13-19.
Salisbury, Frank B. & Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
ITB.
Lampiran

No. Nama Tanaman Jumlah Gambar Hasil Pengamatan


Stomata

371
1. Erpah (Aerva
sanguinolenta)

40
2. Adam hawa (Rhoe
discolour)

3. Lili Paris ( 358


Chlorophytum
comocum)

4. Rombusa Putih 344


(Tabernaemamontana
corymbosa)

Anda mungkin juga menyukai