Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

Oleh:
DEWI PUSPITA SARI
F1071141060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

ABSTRAK

Stomata adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berasal
dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata
adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stomata terdiri atas sel penjaga dan
sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup
dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau
karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan
hormon asam absisat. Terdapat dua tipe sel penjaga yakni ginjal pada dikotil dan
halter pada monokotil. Tipe stomata kriptofor biasanya ditemukan pada dikotil
dan pada monokotil ditemukan tipe stomata gramineae dan menonjol.
Pengamatan yanng dilakukan adalah dengan membandingkan tipe dan bentuk
stomata pada daun Nymphaea sp, Ficus sp, Arthocarpus integra, dan Zea mays.
Pengamatan menunjukkan bahwa tipe stomat dari ke empat saun tersebut
secara berturut-turut adalah menonjol, kriptofor, kriptofor, dan gramineae.
Kata Kunci : Stomata, Sel penutup, Sel penjaga, Turgor, Konsentrasi CO2,
cahaya, asam absisat, bentuk ginjal, halter, kriptofor, gramineae, menonjol.

PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mempunyai peranan penting
bagi kehidupan di muka bumi. Tumbuhan mampu menyediakan makanannya
sendiri dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh hewan dan manusia. Manusia dan
hewan tidak akan mampu mempertahankan hidupnya tanpa peran tumbuhan.
Kemampuan khusus yang dimiliki tumbuhan adalah mampu memanfaatkan
karbon yang ada di udara untuk diubah menjadi bahan organik dengan bantuan
cahaya matahari yang biasa kita sebut dengan proses fotosintesis. Tumbuhan
disebut sebagai mahluk hidup autotrof karena melalui fotosintesis tumbuhan
mampu memasak makanan sendiri.
Fotosintesis merupakan proses kompleks yang saling berhubungan dalam
tubuh tumbuhan. Fotosintesis merupakan aktivitas penting yang selalu dilakukan
oleh tumbuhan berklorofil. Tumbuhan yang memiliki klorofil akan mampu
melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Proses
fotosintesis pada tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan air sebagai bahan
anorganik, kemudian tumbuhan akan menghasilkan oksigen yang dilepas ke
udara dan bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Karbondioksida masuk
ke dalam tubuh tanaman salah satunya melalui stomata.
Fotosintesis pada tanaman terdiri dari dua tahap seperti tahap dimana
fotosintesis berlangsung tanpa membutuhkan cahaya dan poses fotosintesis

yang terjadi dengan pengaruh adanya cahaya. Proses fotosintesis pada tanaman
melibatkan peran melalui bagian tumbuhan yaitu stomata. Stomata merupakan
lubang-lubang kecil yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut
sel penjaga dan terdapat pada permukaan daun dimana biasanya stomata
disebut juga dengan mulut daun. Stomata berfungsi sebagai asimilasi
CO2 pada berlangsungnya proses fotosintesis pada tanaman. Perbedaan
kerapatan stomata dapat menyebabkan perbedaan proses fotosintesis pada
suatu tanaman. Adanya

stomata pada daun memungkinkan terjadinya

pertukaran gas. Hal ini berguna CO2 dapat keluar masuk melalui proses respirasi
dan transpirasi. Tanpa stomata tumbuhan tidak akan bisa hidup, karena itu
stomata sangat berpengaruh penting terhadap kehidupan suatu tumbuhtumbuhan.
Stomata adalah lubang atau celah kecil yang terdapat pada permukaan
daun. Stomata terdapat pada bagian epidermis daun. Stomata terletak diantara
sel tetangga yang berperan dalam perubahan tekanan osmotik yang akan
menyebabkan pergerakan sel menutup. Stomata menjadi jalan asimilasi
karbondioksida tanaman saat berfotosintesis. Kerapatan stomata yang sangat
tinggi menunjukkan kapasitas difusi karbondioksida yang tinggi saat proses
fotosintesis

berlangsung.

Perubahan

dan

pergerakan

stomata

akan

mempengaruhi hubungan air dan akumulasi biomassa dalam proses transpirasi.


Kerapatan stomata akan mempengaruhi proses fotosintesis tanaman. Proses
fotosintesis pada setiap tanaman berbeda karena disebabkan oleh jalur fiksasi
CO2 yang berbeda, sehingga dikenal beberapa tanaman berdasarkan jalur fik\asi
karbondioksida seperti tanaman C3, C4 dan CAM. Tanaman C3 adalah tanaman
yang memiliki 3-karbon. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memiliki 4karbon, sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang akan mengambil
karbondiokasida dari atmosfer dan akan membentuk 4-karbon.
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya sel

penutup menurut (Fahn,

1982),

stroma

terbagi

atas tipe

Amaryllidaceae,tipe gramineae, tipe mnium, tipe heleborus sedangkan ditinjau


dari letak sel-sel penutupterhadap permukaan epidermis terbagi atas tipe
paneropor, tipe kriptopor, tipe menonjol.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah percobaan mengamati
stomata tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.

Pada observasi kali ini, akan diamati stomata pada daun monokotil dan
dikotil. Tujuan dari

praktikum ini tentang mengamati tip-tipe stomata pada

tumbuhan dikotil dan monokotil. Mengamati struktur epidermis daun dikotil dan
monokotil.
Adapun permasalahan di praktikum ini yaitu apa saja tipe-tipe dari
stomata. Bagaimana struktur dari stomata. Bagaimana struktur dari epidermis
pada tumbuhan dikotil dan monokotil.
Epidermis adalah system sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya,
yang menutupi tubuh timbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisann yang
berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak kutin dan kutikula
dapat membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannya kompak dan
keras, sehingga dapat dianggap sebagai penyokonh mekanis. Di antara sel-sel
epidermis terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel
kipas, sel silica dan sel gabus (Soedirokoesoemo,1993).
Stomata adalah selah diantara epidermis yang diapit oleh dua sel
epidermis khusu yang disebut sel penutup. Didekat sel penutup terdapat sel-sel
yang mengelilinginya di sebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan
menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan
sel-sel tetangga turut serta dalam perubahan osmotic yang berhubungan dengan
pergerakan sel-sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan
yang terdedah ke udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun ( Salisbury,

1995).
Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang
berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Kadang stomata
hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua
permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun..
Letak stomata yang berbeda pastinya akan mempunyai hasil pengeluaran yang
berbeda. Struktur dari stomata dan epidermis disekitarnya juga akan berbeda.
Perbedaanyang

terjadi

merupakan

salah

satu

cara

tumbuhan

dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya (Grant, 2009).


Kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh
kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain

seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90%
transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk
penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam
proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel
penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme
menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman,
atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan
hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi
tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan
maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi.
Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata
adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai
sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran
terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat
menghindari kehilangan air melalui penguapan (Dwidjoseputro, 1984,).
Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata
untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh
permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO 2, relatif makin tinggi pada
kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas
50% absorpsi CO2 mulai konstan.
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan
konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan
adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan
perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada
pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang
menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada
permukaan daun (Lakitan,2007).
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan selsel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis
menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat
menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka
lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada
perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup

turgid

lobang

membuka

dan

sel-sel

mengendor

pori/lobang

menutup

(Johnson,2008).
Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas
tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap
lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak
kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan
stomata.
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut
(solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka
potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor
sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk
memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di
dalam sel tersebut harus ditingkatkan.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga,
stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu stomata mesogen, yaitu sel
tetangga dan sel penjaga asalnya sama. Stomata perigen, yaitu sel tetangga
berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda,
yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan
yang lainnya tidak demikian.
Stomatal density can be indicated by changes in the concentration of
carbon dioxide conditions. Carbon dioxide and light intensity are the only known
factor that can be used to control the development of stomata of epidermal cells.
Effects of carbon dioxide on leaf growth can be determined by measuring the
stomatal index (IS), which describes the ratio between the number of stomata on
the leaf surface jumlas cell (Johnson, 2008).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan
konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan
adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan
perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada

pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang
menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada
permukaan daun (Johnson, 2008).
METODELOGI
Praktikum ini dilakukan dengan pengamatan preparat menggunakan
mikroskop. Preparat yang digunakan yaitu pengamatan stomata daun dikotil
yang menggunakan preparat segar daun Ficus sp. dan preparat segar daun
Arthocarpus integra. Sedangkan 2 pengamatan lainnya adalah pengamatan
stomata daun monokotil yang menggunakan preparat segar daun Oryza sativa
dan preparat segar daun Nymphaea sp.
Praktikum mengenai stomata ini dilakukan dengan pengamatan di bawah
mikroskop. Sebelum diamati, preparat dibuat terlebih dahulu dengan bagian
epidermis bawah daun disayat tipis untuk daun Ficus sp., daun Oryza sativa, dan
daun Arthocarpus integra. Sedangkan daun Nymphaea sp. disayat tipis pada
bagian epidermis atas. Kemudian hasil sayatan diletakkan di atas kaca benda,
ditetesi akuades, dan ditutup dengan kaca benda. Lalu preparat diamati
menggunakan mikroskop. Setelah didapatkan objek dengan tepat, maka objek
langsung digambar pada buku gambar.
Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 8 April 2016 pukul 15.30 WIB
Selesai di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 1. Hasil Pengamatan Preparat Segar Daun Monokotil Dan Dikotil
1. Preparat: daun monokotil Nymphaea
sp.
Perbesaran: 40 X 10

2. Prepara: daun dikotil Ficus sp.


Perbesaran : 40 x 10 kali

Gambar1. Struktur Anatomi stomata

Gambar 2. Struktur Anatomi stomata

Keterangan:

Keterangan:

1. Sel penutup
2. Porus (celah)
3. Sel tetangga

1. Sel tetangga
2. Sel penutup
3. Porus (celah)

4. Epidermis
Tipe stomata

Tipe stomata
: Menonjol

: Kriptofor

Bentuk sel penjaga: Ginjal

Bentuk sel penjaga: Halter


3. Preparat: daun monokotil Oryza

4. Preparat: daun dikotil Arthocarpus

sativa

integra

Perbesaran: 40 x 10

Gambar 3. Struktur Anatomi Stomata

Perbesaran : 40 x 10 kali

Gambar 4. Struktur Anatomi Stomata

Keterangan
1. Celah
2. Sel tetangga
3. Sel penutup (sel penjaga)
Tipe stomata: Graminae
Bentuk sel penjaga: Halter

Keterangan:
1. Sel penutup
2. Porus (celah)
3. Sel tetangga
4. Epidermis
Tipe stomata

: Kriptofor

Bentuk sel penjaga: Ginjal

Praktikum pengamatan stomata ini menggunakan bahan untuk tumbuhan


monokotil yaitu preparat segar daun Nymphaea sp dan daun Oryza sativa .
Untuk tumbuhan dikotil menggunakan preparat segar daun Ficus elastica dan
daun Arthocarpus integra. Tiap preparat tersebut diamati dibawah mikroskop
untuk melihat tipe stomatanya serta struktur epidermis daunnya dengan
perbesaran 40 x 10.
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang
terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh
sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel sel yang
bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis lainnya dan disebut
sebagai sel tetangga.
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik
yang mengatur dalam lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada
stomata dapat terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis atau panerofor,
atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor). Stomata
dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai
sel penutup tipe menonjol.
Sel penutup biasanya berbentuk ginjal bila kita perhatikan dari atas, akan
tetapi pada suku rerumputan (Poaceae) sel menutup berbentuk berbeda dengan
dua sel tetangga diantara tiap sel penutup stomata.
Fungsi yang paling penting dan utama dari stomata adalah pertukaran gas.
Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa tumbuhan mengambil CO2 dari
atmosfer dan memberikan keluar O2 yang digunakan oleh hewan dan manusia.
Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses manufaktur makanan di pabrik dengan
bantuan sinar matahari dioksida, karbon dan air. Tumbuhan mengambil karbon

dioksida dari atmosfer yang diambil melalui stomata. Molekul air dipecah menjadi
hidrogen dan oksigen dan oksigen yang kemudian dilepaskan di atmosfer
sebagai produk-oleh. Oksigen ini juga dirilis melalui bukaan stomata. Oleh
karena itu kita dapat mengatakan bahwa media pertukaran gas adalah stomata.
Ini adalah media respirasi seluler pada tumbuhan. Pekerjaan yang hidung
lakukan bagi kita mirip dengan stomata dalam tumbuhan.
Transpirasi
Transpirasi adalah proses penguapan air dari permukaan tumbuhan. Hal
ini dilakukan melalui bukaan stomata. Hal ini membantu tumbuhan untuk
mendapatkan dingin dan juga membantu dalam transfer mineral dan bahan
lainnya ke berbagai bagian tumbuhan. Sebagai tumbuhan mengambil air dari
tanah, bukaan menyerap mineral lainnya. Tapi untuk mentransfer mineral ke
permukaan tumbuhan, air di permukaan tumbuhan harus menguap. Setelah itu
menguap, maka akan mengalami tekanan yang akan memaksa akar untuk
menyerap air dari tanah dan akan ditransfer ke ujung tumbuhan. Pekerjaan
utama dari penguapan air dilakukan dengan stomata.
Mencegah Kehilangan Air
Fungsi lain stomata adalah untuk membatasi kehilangan air. Hal ini
dilakukan dengan pembukaan dan penutupan stomata.Tanaman tidak dapat
membuat makanan di malam hari karena tidak adanya sinar matahari. Itu sebab,
pada malam hari stomata menutup untuk menghindari penguapan air yang tidak
perlu.Segera setelah sinar matahari mengenai daun, terjadi apa yang disebut
perubahan tekanan turgor.Tekanan turgor akan membuat sel penjaga berbentuk
seperti sabit yang kemudian membuka pori-pori stomata.
Stomata ditemukan pada daun tumbuhan. Mereka juga bisa terdapat di
kedua sisi atau hanya pada satu sisi daun. Ketika stomata yang terdapat di
kedua sisi daun maka mereka disebut amphistomatic, jika hanya terdapat pada
sisi atas maka disebut epistomatic, dan jika hanya terdapat di sisi bawah maka
mereka disebut hypostomatic. Stomata ditemukan dalam epidermis daun dan
mencakup hampir 1-12% dari permukaan daun. Meskipun mereka ditemukan
pada epidermis, positioning yang tepat berbeda dari tumbuhan ke tumbuhan.
Misalnya, dalam mesophyl, stomata ditemukan dalam tingkat yang sama dari
epidermis. Dalam beberapa tumbuhan mereka bahkan terletak di atas epidermis.

Terlepas dari ini variasi dalam lokasi, daun dikottil punya nomor lebih dari
stomata pada permukaan atas dari yang lebih rendah, namun daun monokotil
memiliki jumlah yang sama dari stomata di bagian atas dan bawah daun.
Struktur stomata terdiri dari sel ginjal berbentuk epidermal dengan pembukaan di
pusat yang dikenal sebagai pori. Dinding bagian dalam sel penjaga menghadapi
aperture dan lebih tebal dari lapisan luar. Sel penjaga juga memiliki vakuola yang
besar. Sel-sel yang mengelilingi sel penjaga dikenal sebagai anak perusahaan
atau sel aksesori.
Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua
macam sebagai berikut (Chikatetsu, 2011).
1. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada
permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air,
misalnya pada tumbuhan hidrofit.
2. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di
bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit.
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya sel penutup (Andrepapera, 2011).
1. Tipe Amaryllidaceae
Sel penutup jika dilihat dari atas berbentuk ginjal. Dinding punggung tipis,
tetapi dinding perutnya lebih tebal, dinding atas dan bawah terjadi penebalan
kutikula. Sel-sel tetangga berbatasan dengan sel penutup. Stomata tipe ini
biasanya terdapat pada kebanyakan tanaman dikotil, tetapi kadang-kadang
ada juga pada monokotil.
2. Tipe Helleborus
Sel penutup jika dilihat dari atas berbentuk ginjal, tetapi pada dinding
punggung dan perut tipis. Dinding atas dan bawah lebih tebal
3. Tipe Graminea

Bentuk sel penutup seperti halter, dinding sel penutup bagian tengah
tebal yang merupakan penopang pada halter tersebut. Masing-masing ujung
dindingnya tipis, sedangkan dinding atas dan bawah tebal. Stomata tipe ini
hanya terdapat pada Gramineae/Poaceae dan Cyperaceae.

4.Tipe Mnium
Bentuk sel penutup pada stomata ini adalah juga berbentuk seperti ginjal.
Dinding perutnya tipis, adapun dinding lainnya dapat dikatakan tipis ataupun
tebal. Stomata bentuk ini terdapat pada golongan Bryophyta serta
Pteridophyta.
Secara morfologi, ada lima stomata pada dikotil, yaitu (Lestiany, 2012):
1. Tipe anomositik (Ranunculaceous)
Pada tipe anomosit, sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang
tidak dapat dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain.
Tipe ini biasa terdapat pada Ranunculaceae, Geraniaceae, Capparidaceae,
Cucurbitaceae,

Malvaceae,

Tamaricaceae,

Scholpulariaceae,

dan

Papaveraceae.
2. Tipe Anisositik (Cruciferous)
Pada tipe anisosit, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak
sama ukurannya. Tipe ini antara lai terdapat pada Cruciferae, Nicotiana,
Solanum, dan Sedum.
3. Tipe Parasitik (Rubiaceous)
Pada tipe parasit, setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sek
tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini biasa terdapat pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa
genus dari Papilionaceae, dan berbagai spesies dari familia lain.
4. Tipe Diasitik (Caryophillaceous)

Pada tipe diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang
letaknya

memotong

stomata.

Tipe

ini

antara

lain terdapat

pada

Caryophillaceae dan Acanthaceae.


5. Tipe Aktinosit
Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel
tetangga yang teratur menjari. Tipe ini antara lai terdapat pada the (Camellia
sinensis).
Pembukaan dan Penutupan Stomata
Terlepas dari proses transpirasi dan fotosintesis, stomata juga memiliki
fungsi lain yang sangat penting. Fungsi ini adalah untuk menyelamatkan
kehilangan air. Hal ini dilakukan oleh pembukaan dan penutupan stomata.
Tumbuhan tidak bisa membuat makanan mereka di malam hari. Hal ini karena
mereka tidak mendapatkan sinar matahari yang pada gilirannya tidak membuka
stomata. Segera setelah sinar matahari pemogokan daun tumbuhan, ada
perubahan tekanan turgor. Hal ini akan memaksa sel penjaga untuk membentuk
bentuk sabit dan membuka pori-pori stomata. Hal ini membuat pori-pori terbuka
dan proses fotosintesis, transpirasi dan respirasi yang dilanjutkan. Tapi setelah
matahari terbenam, sel-sel penjaga kehilangan tekanan turgor dan hasil ini
dalam penutupan stomata. Ini pembukaan dan penutupan juga tergantung pada
kondisi lingkungan. Dalam kondisi yang merugikan seperti suhu yang sangat
tinggi, stomata menutup sendiri untuk menghentikan kehilangan air. Mereka
kadang-kadang juga menjaga udara lembab ditutup dalam diri mereka untuk
mencegah jaringan tumbuhan membeku dalam dingin berlebihan. Pada
pengamatan ada stomata yang tidak terlihat karena tunbuhan kekurangan air
sehingga stomata pengkurut dan lama-kelamaan menghilang.
Berdasarkan pengamatan menggunakan perbesaran 400 kali pada daun
monokotil Oryza sativa dan Nymphaea sp. pada tabel 1 ditemukan stomata pada
epidermis daun. Stomata Oryza sativa terletak di epidermis bawah daun,
sedangkan Nymphaea sp. memiliki stomata di epidermis atas daun. Perbedaan
letak stomata ini berhubungan dengan fungsi stomata sebagai tempat pertukaran
gas melalui transpirasi dan respirasi, sehingga letak stomata berhubungan
langsung dengan udara (Pandey, 1982). Jadi, pada daun Nymphaea sp. stomata

berada di permukaan atas daun karena permukaan atas berhubungan langsung


dengan udara, sedangkan permukaan bawah berhubungan langsung dengan air.
Kedua daun monokotil ini memiliki stomata yang disertai dengan celah
(porus), sel tetangga, dan sel penutup (sel penjaga). Porus merupakan celah
masuknya udara ke dalam daun. Celah ini dijaga oleh sel penjaga yang dapat
menutup celah saat terjadi pertukaran gas. Sel penjaga pada daun monokotil
Oryza sativa dan Nymphaea sp. berbentuk halter yaitu memiliki bentuk dinding
sel penutup bagian tengah tebal sehingga celah terlihat sempit (Fahn,1992).
Berdasarkan bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya sel penutup, Oryza sativa memiliki tipe stomata Graminae.
Sedangkan berdasarkan letak sel penjaganya, Nymphaea sp. memiliki tipe
stomata menonjol karena letak sel penjaga lebih luar daripada epidermis.
Selanjutnya, berdasarkan pengamatan pada daun dikotil Ficus sp. dengan
perbesaran 400 kali dan Arthocarpus integra dengan perbesaran 400 kali pada
tabel 2 memiliki stomata pada permukaan bawah daun. Stomata pada daun
dikotil ini tersebar pada epidermis, pernyataan ini didukung oleh pendapat
Gembong (1978), bahwa penyebaran stomata berkaitan dengan pertulangan
daun dimana pada daun dikotil pertulangan daun menjari atau menyirip sehingga
stomata letaknya tersebar. Stomata ini terdiri atas celah (porus), sel penjaga (sel
penutup), dan sel tetangga. Kedua daun dikotil ini memiliki bentuk sel penjaga
yang sama yaitu bentuk ginjal yang terdiri atas dua sel seperti ginjal untuk
menutup celah stomata. Berdasarkan letak sel penutupnya, daun Ficus sp. dan
Arthocarpus integra memiliki tipe stomata kriptopor. Tipe kriptopor yaitu stoma
yang sel penutupnya berada jauh dipermukaan daun, biasanya terdapat pada
tumbuhan yang hidup di daerah kering yang dapat langsung menerima radiasi
matahari (Lestiany, 2012). Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan, membantu fungsi epidermis, mempunyai lapisan
kutikula yang tebal serta rambut-rambut.
KESIMPULAN
Stomata adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata
merupakan lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stomata ini berfungsi sebagai jalan

masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan
(transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata terdiri atas sel
penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga Sel yang
mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Pada objek
pengamatan diketahui terdapat dua tipe sel penjaga yaitu ginjal pada tanaman
dikotil Ficus sp. dan Arthocarpus integra. Sedangkan tipe halter pada monokotil
yaitu Oryza sativa dan Nymphaea sp. Lalu tipe stomata masing masing daun
berbeda pula. Pada dikotil keduanya termasuk kriptofor yaitu stomata yang selsel penutupnya berada jauh di bawah apermukaan daun (tersembunyi),
fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Sedangkan pada
Oryza sativa bertipe gramineae dan Nymphaea sp. bertipe menonjol.
SARAN
Sebaiknya dalam memberitahu pembawaan bahan dengan jelas. Karena
kemarin pada daun Nymphea sp. Hanya dijelaskan direndam dengan air ternyata
daun juga harus direndam.
DAFTAR PUSTAKA
Andrepapera.2011.TipetipeStomata.
(online).http://andreparera.wordpress.com/2011/09/08/tipe-tipe-stomatadan-manfaat-trikoma-bagi-manusia/. Diakses tanggal 11 April 2016.
Chikatetsu, Dewi. 2011. Stomata. (online). http://dewi-chikatetsu.blogspot.com/.
Diakses tanggal 11 April 2016.
Dwidjoseputro, D., 1984, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.
Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Grant, B. and Vatnick.2009.Environmental Correlates of Leaf Stomata
Density.Journal of

Biology(1): 1-5.

Johnson, D.M., W.K.Smith, M.R. Silman. 2008. Climate-independent


paleoaltimetry using stomatal density in fossil leaves as a proxy for CO2
partial pressure. Biology journal (27) 109-117
Lakitan,Benyamin.2007.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada.

Lestiany,Lena.2012.Stomata.
(online).http://lenaunindrabio2a.blogspot.com/2012/08/stomata_25.html.
diakses tanggal 11 April 2016.
Pandey, B.P. 1982. Plant Anatomy. New Delhi: S Chand and Company.
Salisbury, F.B, dan C.W. Ross. 1995. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan, alih
bahasa: D.R. Lukman dan Sumaryono). ITB, Bandung.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai