OLEH :
F1071141060
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
2. Apa saja faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau
(Phaseolus radiatus)?
3. Apakah ada perbedaan antara faktor-faktor iklim terhadap tinggi tanaman kacang hijau
(Phaseolus radiatus)?
C. Tujuan
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan
menghasilkan benih. Kebanyakan spesies tidak akan memasuki masa reproduktif jika
pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk
berbunga, sehubungan dengan ini terdapat 2 rangsangan yang menyebabkan prubahan itu
terjadi yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Iklim merupakan salah satu komponen lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor iklim tersebut meliputi cahaya matahari, temperatur,
curah hujan, kelembaban udara, air dan angin. Faktor-faktor ini disebut dengan faktor abiotik
(Campbell, 2004).
Komponen lingkungan
A. Tanah
Sifat-sifat tanah dapat berubah-ubah dan perubahan ini sangat komplek. Oleh karena
hubungan timbal balik yang sangat erat antara tanaman itu sendiri dengan tanahnya akan
berpengaruh satu sama lain. Dikatakan hubungan kompleks karena bukan tanah itu sendiri
yang mempengaruhi, tetapi ada faktor lain yang bekerja, sehingga terbentuklah hubungan
timbal balik tadi. Misalnya, air dalam tanah dan mikroorganisme.
B. Faktor Air
Air adalah komponen utama tumbuhan hijau, yang merupakan 70-90% dari berat segar
kebanyakan spesies tumbuhan tak berkayu. Sebagian besar air dikandung dalam isi sel (85-
90%), yang merupakan media yang baik untuk banyak reaksi biokimia (Fitter & Hay, 1998).
Air mempunyai beberapa fungsi: daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman,
mempertinggi reaktivitas persenyawaan yang sederhana/kompleks, berperan dalam proses
fotosintesis, penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam aktivitas sel tersebut,
mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di dalam tanaman, menciptakan
situasi temperatur yang konstan. Air di dalam tanah dalam keadaan seimbang dengan di
dalam tanaman. Masuk dan keluarnya air dari dalam tubuh tanaman ini sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor ekologis yaitu :
Uap air yang dikandung di udara dikenal sebagai lembab relatif udara. yang menyatakan
persentase udara dibanding dengan kelembaban maksimum uap air yang dikandung udara
tersebut pada temperatur yang bersangkutan. Sehingga udara yang panas dapat mengandung
uap air lebih besar daripada udara dingin. Lembab relatif ini selalu bervariasi tiap hari yaitu
rendah pada siang hari dan tinggi pada malam hari. Di daerah-daerah hutan titik terendah
yang dicapai sebesar 80% sedang di gurun-gurun pasir titik terendah dari lembab relatifnya
akan mencapai 10% (Kusnadi,2010).
Awan terjadi pada pendinginan udara yang naik dan terjadi pada daerah yang lebih
dingin. Kabut terjadi pada pendinginan udara di atas permukaan tanah. Tanaman-tanaman
hampir tidak dapat menggunakan air yang terdapat di dalam udara, oleh karena lapisan-
lapisan kulit tidak tembus air, sehingga di dalam udara tidak dapat digunakan langsung oleh
tanaman.
3. Hujan
Dalam bentuk hujan air dapat dimanfaatkan oleh tanaman-tanaman tetapi air yang jatuh
sebagai air hujan ini tidak seluruhnya dapat digunakan tanaman oleh karena beberapa sebab.
a. Penguapan; terjadi pada beberapa proses ialah yang terjadi pada waktu hujan di dalam
perjalanan mencapai tanah dan penguapan yang terjadi oleh air hujan yang ditahan daun-
daun.
C. Suhu
D. Cahaya
Cahaya sebagai sumber energi dan terutama untuk vegetasi mempunyai tiga faktor
penting, yaitu: intensitasnya, kualitasnya, fotoperiodesitasnya. Seperti halnya faktor
temperatur, cahaya bervariasi dalam intensitas dan lama waktu bercahaya.
Di daerah tropis dengan intensitas yang tinggi fotooksidasi lebih kecil dibandingkan di
daerah sedang karena itu fotorespirasinya cepat. Hal ini mengakibatkan sintesis protein
kurang.
Pada tumbuhan, udara yang lembab mencegah proses penguapan air, sehingga
penyerapan air dan garam mineral dari dalam tanah semakin sedikit. Jika kelembaban udara
rendah , penguapan akan meningkat sehingga penyerapan air dan garam mineral terlarut pun
semakin banyak. Keadaan ini akan memacu pertumbuhan (Campbell, 2004).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal :
Waktu : 15.30 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan
1. Alat
- Pot
- Penggaris
- Alat tulis
- Termometer
- Station weather
- Hygrometer
- Dry and wet thermometer
- Pengukur cahaya
- Meteran
- oven
2. Bahan
- Tanah bakar
- Kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang sudah berumur 1 minggu
C. Cara kerja
1. Disiapkan 10 polibag yang telah berisi 5 anakan kacang hijau berumur 1 minggu
2. Dilakukan penyiraman setiap hari dengan jumlah air yang sama
3. Ditempatkan 5 pot di lapangan terbuka, dan 5 pot lainnya di dalam lingkungan
hutan
4. Dilakukan pengukuran terhadap suhu udara dan tanah, kelembaban, cahaya dan
curah hujan pada kedua tempat setiap hari
5. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu dan dihitung pertambahan
pertumbuhan tinggi tanaman tiap minggu (tiap tinggi mingguan)
6. Dihitung rata-rata faktor iklim mingguan berdasarkan data temperatur udara dan
tanah, kelembaban, cahaya dan curah hujan
7. Pengamatan dilakukan sampai mulai tahap generatif (kira-kira 7-8 minggu)
8. Dilakukan penghitungan statistik pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau dan dibandingkan pertumbuhan tanaman dikedua tempat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
7 12 4,5 11 6,5 12 5 10 6 12
1
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
10 14 8,3 13 9,2 14 7,5 12 9 14
2
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
12 16 10 15 11 16 9,7 14 11 16
3
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
15 17 13 16,5 14 17,3 12 15,3 14 18
4
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
POT
Minggu ke -
L N
1 5,8 cm 11,4 cm
2 8,8 cm 13,4 cm
3 10,74 cm 15,4 cm
4 13,6 cm 16,82
JUMLAH 38,94 cm 57,02 cm
RATA-RATA 9,735 cm 14,255 cm
L N L N L N L N L N L N L
0 0
1 30 30 25 24 66 70 0.008 0,009 22 22 32 3
mm mm
0,8 0,8
2 33 32 25 24,5 68 71 0.012 0,013 22 22 28 2
mm mm
7 7
3 24 24 24 23,5 70 72 0,013 0,013 25 24 28 2
mm mm
0,7 0,7
4 31 30 25 23,5 70 75 0,013 0,013 20 21 30 3
mm mm
18
16
14
12
10
LAPANGAN
8 NAUNGAN
6
4
2
0
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 Category 4
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang tercantum dalam table, dapat kita ketahui bahwa suhu
tanah, suhu udara, kelembaban, evaporasi dan curah hujan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, terutama pada tanaman yang digunakan dalam praktikum ini yaitu biji
kacang hijau (Phaseolus radiatus). Pada table 1 dan 2 terlihat adanya pertambahan tinggi
tanaman yang cukup signifikan. Yaitu tanaman mengalami pertumbuhan yang terus menerus
tiap hari. Disini juga terlihat seperti adanya fase-fase dalam pertumbuhan yaitu adanya fase
log yang ditandai dengan tanaman tumbuh mula-mula lamban tetapi kemudian tumbuh secara
cepat. Dalam table trsebut juga dapat diketahui bahwa tanaman yang tumbuh di daerah
naungan dapat tumbuh lebih optimal.
Pada minggu ke-1 tunas kacang hijau telah muncul dipermukaan tanah dan juga diikuti
dengan munculnya kotiledone. Pada minggu ini tinggi rata-rata tanaman 11,4 cm pada daerah
naungan sedangkan pada lapangan tinggi rata-rata tanaman 5,8 cm. Pada minggu pertama ini
suhu udara dan suhu tanah tinggi yaitu 300C dan 24-250C. Hal ini didukung curah hujan yaitu
0 ml dengan kelembaban 66-70 % dan evaporasi rendah dengan rata-rata 0,009ml per hari
(lihat tabel 1).
Pada minggu yang ke-2 rata-rata tinggi tanaman naungan 13,4 cm dan lapangan 8,8cm.
Curah hujan pun juga yaitu 0,8 ml. Disamping itu pula berpengaruh terhadap evaporasinya.
Evaporasi juga semakin kecil yaitu 0.012 ml perhari (lihat tabel 3).
Pada minggu ke 3-4 pengamatan dilakukan pada 2 tempat yaitu pada lapangan terbuka
dan di naungan. Jika dibandingkan antara kedua tanaman yang ada di naungan dan di
lapangan terbuka ternyata tanaman di daerah naungan atau tempat gelap lebih subur dan sehat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di lapangan.hal ini berbeda dengan teori
karena seharusnya, Tanaman yang di tempatkan di naungan memiliki daun yang menguning
berukuran lebih kecil dan batang yang kurus kecil. Hal ini di karenakan tanaman kacang hijau
dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang memiliki cahaya matahari yang cukup misalnya
seperti lapangan terbuka sedangkan pada daerah naungan tanaman yang berada di bawah
naungan tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Cahaya matahari banyak diserap
oleh pohon-pohon yang lebih besar. Disini terjadi persaingan tanaman dalam mendapatkan
sinar matahari (Indriyanto, 2006). Jika pertumbuhan tanaman di naungan terhambat maka
proses pembentukan bunga menjadi lambat jika di bandingkan tanaman pada tempat yang
terbuka. Pada grafik , dapat dilihat bahwa tanaman pada daerah lapangan memiliki rata-rata
tinggi tanaman lebih rendah dari pada di daerah naungan. Hal ini karena pada daerah
lapangan tanaman kacang hijau mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Hal ini dapat
berpengaruh pada kerja hormon auksin. Di dalam tumbuhan terdapat suatu zat kimia yang
mempengaruhi pertumbuhan yaitu hormon auksin. Cahaya merupakan faktor yang
menghambat pertumbuhan, karena auksin yang terdapat pada tumbuhan jika terkena cahaya
akan rusak sehingga pertumbuhan akan terhambat (Salisbury dan Ross, 1995). Sehingga
mengakibatkan tinggi tanaman di daerah lapangan rendah namun subur karena cukup untuk
berfotosintesis.
Pada table 1, tidak terlihat adanya pertumbuhan (tumbuhan mengalami kematian). Hal
ini dapat disebabkan oleh banyak factor mulai dari factor biotic yaitu pada biji itu sendiri
yang tidak terlalu baik, sampai pada factor abiotik seperti tanah, air, suhu zat hara, dan
sebagainya. Selain itu, tanaman yang telah tumbuh tetapi belum masuk waktu pengukuran,
ada yang mengalami kematian dikarenakan adanya hama perusak yang memakan bagian
daun serta akar juga adanya bakteri rebah semai. Hal itu karena ditunjang pada factor iklim
yang sama seperti pada table 3 yaitu dilapangan terbuka tetapi dengan menggunakan paranet
sehingga tanaman yang ada pada lapangan terbuka tidak terpengaruh langsung oleh adanya
curah hujan yang tinggi. Berbeda dengan daerah naungan, yang memiliki kelembaban udara
menjadi tinggi, hal ini merupakan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri layu.
Tanah yang terkena hujan langsung ini akan menjadi becek, hal ini juga
mengakibatkan akar dari tanaman tidak dapat melakukan respirasi sehingga energi yang
dihasilkan menjadi kecil dan tanaman tidak dapat melakukan proteksi pada bakteri yang
menyerang tanaman itu.
Pada minggu ke-2, tanaman mulai tinggi, hal ini menandakan tanaman itu sudah
memerlukan unsur hara yang cukup serta harus ditunjang dengan iklim yang sesuai untuk
dapat terus tumbuh. Tetapi jika dilihat tingkat curah hujan yang cukup tinggi sama dengan
pada minggu pertama, tanaman mulai menyesuaikan diri yaitu dengan membentuk daun-daun
untuk memproduksi makanannya sendiri yang dibantu cahaya matahari untuk fotosintesis.
Dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka cahaya matahari juga semakin berkurang. Hal
ini dapat mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman yang menjadi tidak optimal. Suhu udara
yang cukup tinggi juga membantu dalam pembukaan stomata yang mempercepat terjadinya
transpirasi, karena pada kelembaban yang tinggi menyebabkan tanaman tidak subur. Udara
yang panas dapat mengandung uap air lebih besar daripada udara dingin. Oleh karena itu,
dengan adanya suhu udara dan suhu tanah yang tinggi itu, dapat mengontrol pengaruh
kelembaban terhadap pertumbuhan, karena tidak menutup kemungkinan bahwa suhu yang
tinggi dapat mengurangi kelembaban.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
5. Faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
adalah terjadinya persaingan antara tumbuhan besar/pohon dengan kacang hijau.
6. Iklim di daerah naungan memiliki suhu tanah dan udara lebih rendah dengan
kelembapan yang tinggi.
7. Iklim dilapangan memiliki suhu tanah dan udara yang lebih tinggi dengan
kelembapan yang rendah.
8. Dengan adanya curah hujan yang tinggi maka kelembaban juga semakin tinggi tetapi
cahaya dan suhu jadi rendah.
9. Adanya hama dan bakteri tanaman juga memberikan pengaruh yang besar pada
menurunnya pertumbuhan tanaman.
10. Rata-rata tinggi tanaman dari minggu 1-4 pada tempat terbuka atau lapangan adalah
9,735 dan di daerah naungan 14,255 yang membuktikan bahwa tanaman di daerah
naungan lebih tinggi.
11. Rata-rata curah hujan dan evaporasi yang di dapat dari mingguke-1 sampai minggu
ke-4 yaitu 6,5 ml dan 0,013.
B. Saran
Semoga sukses untuk praktikum selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Amanina. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. (Online).
(http:moeslimhlife.blogspot.com, diakses tanggal 23 November 2016).
Fitter, A.H & Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mukhreji dan Glosh. 2002. Plant Physiology. New Delhi : Tata MC Graw Hill.
LAMPIRAN SEMENTARA
9.77 1
4.88 2 3 4
1 2 3 4
Minggu ke-