Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

FENOLOGI

OLEH :

DEWI PUSPITA SARI

F1071141060

KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenologi mempelajari penampakan aktivitas tumbuhan yang terjadi secara berkala


pada waktu ke waktu. Fenologi sebagai ilmu pengetahuan hingga saat ini masih berdasar
pada hasil observasi tentang tahapan perkembangan tumbuhan (phenophase) eksternal
yang tampak, seperti perkecambahan biji, pembuangan, perubahan warna daun, gugur
daun dan semi daun. Data fenologi dapat memberikan informasi yang bernilai ekologis
misalnya tentang karakter spesies pada suatu daerah dan pengaruh perubahan musim
terhadap aktivitas tumbuhan.

Fenologi berkaitan erat dengan adaptasi dimana adaptasi rendah dapat mempengaruhi
eksistensi tumbuhan di suatu tempat dan membatasi penyebaran geografis tumbuhan
tersebut. Untuk kepentingan terapan, aktivitas fenologi tumbuhan seringkali digunakan
sebagai indikator adanya perubahan musim yang bersifat timbal balik dengan perubahan
aktivitas tumbuhan karena adanya sinkronisasi antara musim dan aktivitas fenologi
tumbuhan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah praktikum mengenai fenologi
tumbuhan yang dimulai dari germinasi.

B. Masalah

1. Bagaimana bentuk fenologi kacang hijau (Phaseolus radiatus) dari tahap germinasi,
tahap kotiledon mulai tampak, tahap vegetatif hingga tahap generative?
2. Bagaimana bentuk fenologi kacang hijau (Phaseolus radiatus) di tempat gelap dan
tempat terang (lapangan terbuka)?

C. Tujuan

Untuk mengamati perkembangan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dari germinasi


hingga berusia 7-8 minggu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fenologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh iklim atau lingkungan sekitar
terhadap penampilan suatu organisme atau populasi. Aspek utama yang dipelajari adalah
bagaimana alam berubah sejalan dengan perjalanan siklus atau waktu. Ilmu ini dapat
dianggap sebagai bagian dari ekologi dan biogeografi (Khairil, 2011).

Fenologi tumbuhan adalah kalender dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah


kehidupan tumbuh-tumbuhan seperti waktu pertunasan, waktu pertumbuhan daun baru,
waktu pengguguran daun, waktu berbuah, waktu berbunga dan waktu pertumbuhan diameter
batang. Fenologi dan laju perkembangan suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai penyusun
faktor iklim seperti suhu, panjang hari dan persediaan air. Fenologi pada daerah tropik
memiliki sejumlah ciri-ciri yang khas jika dibandingkan dengn daerah temperate. Sifat-sifat
fenologi yang menentukan kerangka sementara dimana bahan tersebut mengalami
pertumbuhan (Odum, 1998).

Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat
balik (irreversibel) yang mencerminkan pertambahan protoplasma mungkin karena ukuran
dan jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma melalui reaksi dimana air, C02, dan
garam-garaman organik dirubah menjadi bahan hidup yang mencakup; pembentukan
karbohidrat (proses tbtosintesis), pengisapan dan gerakan air dan hara (proses absorbs dan
translokasi), penyusunan perombakan protein dan lemak dari elemen C dari persenyawaan
organik (proses metabolisme) dan tenaga kimia yang dibutuhkan didapat dari respirasi
(Sitompul,1995)

Perkembangan tanaman tersebut dinyatakan dengan perubahan fase keadaan tanaman,


yang dikenal dengan istilah Fenologi yang dibatasi dengan fase perkembangan kemajuan dari
pertumbuhan tanaman. Fase perkembangan tanaman dapat merupakan angka yang
menggambarkan jenjang perkembangan tanaman atau kuantitas lain yang barkaitan dengan
perkembangan kemajuan tanaman (Odum,1998)

Tahap pertumbuhan disertai dengan perkembangan tanaman seperti perkecambahan,


pembungaan dan panen merupakan suatu aspek penting lain dari pertumbuhan tanaman.
Perubahan tanaman dimulai dari perkembangan akar setelah biji mengakhiri masa
dormansinya, pada masa itu kehidupan tanaman mulai terjadi. Selanjutnya tanaman akan
mengalami pertambahan sel dan diferensisai sampai membentuk organ yang lengkap, seperti
daun, cabang-cabang, bunga dan buah (Campbel,2004)

Secara garis besar, faktor-faktor lingkungan dibagi dua yaitu; faktor biotik dan
abiotik. Tetapi secara terperinci faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 7 bagian yaitu: tanah,
air, suhu, cahaya, atmosfir, api, biotik. Iklim merupakan salah satu komponen lingkungan
yang terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor iklim tersebut
meliputi cahaya matahari, temperatur, curah hujan, kelembaban udara dan angin. Beberapa
faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman ialah
faktor tanah, suhu, dan cahaya.Pengaruh iklim pada tumbuhan sangat beragam.sebagai
contoh penyinaran akan mempengaruhi fotosintesis. Dalam lingkup lain, tumbuhan memiliki
mekanisme tersendiri beradaptasi terhadap iklim guna mempertahankan eksistensinya di alam
(Odum, E. P. 1998)

Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian
tumbuhan dan diangkut ke bagian lain, yang dalam konsentrasi yang sangat rendah dapat
mengakibatkan respon fisiologis. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat
memacu pertumbuhan tumbuhan . Hormon-hormon pada tumbuhan antara lain, auksin,
giberelin, sitokinin, gas etilen, asam absisat dan kalin. Auksin juga memacu pertumbuhan
akar liar pada batang. Auksin diproduksi oleh koleoptil ujung tunas. Auksin adalah hormon
yang dapat memacu pemanjangan sel yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. (Fitter dan Hay, 1991).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari dua fase, yaitu (Harjadi, 1996) :

1. Fase Vegetatif
Fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang baru. Fase
ini berhubungan dengan 3 proses penting, yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel, dan
tahap pertama dari diferensiasi sel. Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru.
Sel-sel baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah besar karena dinding-dindingnya
terbuat dari selulosa dan protoplasmanya kebanyakan terbuat dari gula. Perpanjangan sel
terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini memerlukan pemberian air yang
banyak, adanya hormon tertentu yang memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan
adanya gula. Tahap pertama dari diferensiasi sel atau pembentukan jaringan terjadi pada
perkembangan jaringan-jaringan primer (Harjadi, 1996).
2. Fase Generatif (Reproduktif)
Fase generatif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,
bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan
makanan, akar-akar, dan batang yang berdaging. Fase ini berhubungan dengan beberapa
proses penting, yaitu pembuatan sel-sel yang secara relatif sedikit, pendewasaan jaringan-
jaringan, penebalan serabut-serabut, pembentukan hormon-hormon yang perlu untuk
perkembangan kuncup bunga (primordia), perkembangan kuncup bunga, bunga, buah dan
biji, perkembangan alat-alat penyimpanan, dan pembentukan koloid-koloid hidrofilik
(Harjadi, 1996).

Cahaya juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Naungan yang sedang
mempunyai tendensi lebih mengurangi transpirasi dari pada terhadap fotosintesis. Karena ini
tumbuhan yang dinaungi dapat lebih tinggi dan daun-daunnya dapat lebih besar, hal ini
disebabkan suplai airnya lebih baik didalam jaringan-jaringan yang sedang tumbuh.
(Tjitrosomo, 1983).
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal :
Waktu : 15.30 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

B. Alat dan Bahan

1. Alat
- Pot
- Penggaris atau meteran
- Kertas berpetak
- Timbangan
- Embrat
- kaliper

2. Bahan
- Tanah
- Biji Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
- air

C. Cara kerja

1. Praktikum ini dilakukan bersamaan dengan praktikum faktor iklim dan digunakan
praktikum 2A.
2. Dicatat perkembangan semenjak tahap germinasi, saat kotiledon mulai nampak, saat
daun pertama muncul, saat pertumbuhan daun masa vegetatif, saat mulai reproduktif.
3. Dicatat data temperatur tanah dan udara, presipitasi, kelembaban dan cahaya setiap
hari. Dicatat hal lain yang mungkin terjadi.
4. Data dianalisa dan dibuat grafiknya.
5. Dibandingkan fenologi tanaman kacang hijau di kedua tempat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan fenologi tanaman kacang hijau daerah naungan dan Lapangan

Harike-
No Stadium tumbuh
Naungan Lapangan
1 Germinasi 1 dan 2 2 dan 3
Biji berkecambah sampai fase
2 2 dan 3 3 dan 4
kotiledon
3 Kotiledone terbuka 5 5
4 Daun trifoliate pertama 6 dan 7 6 dan 7
5 Daun trifoliate kedua 11 dan 12 9 dan 10
6 Daun trifoliate ketiga 15 13

Tabel 2. Pengamatan jumlah daun pada daerah lapangan

lapangan (minggu ke)


Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 10 16 25 30 32 34 36 38
2 10 18 30 30 30 32 36 38
3 10 18 28 32 32 34 34 36
4 10 20 28 32 34 36 36 36
5 10 14 28 32 34 34 36 36
Rata-
10 17.2 27.8 31.2 32.4 34 35.6 36.8
rata
NOTE : Di ulangan 1 pada minggu ke 1 ada 10 daun, dikarenakan pada 1 pot
ada 5 kacang hijau, jadi masing masing kacang hijau memiliki 2 daun.

Tanda (-) menandakan tanman mati pada minggu ke 3

Tabel 3. Pengamatan jumlah daun pada daerah naungan

Ulangan Naungan (minggu ke)


1 2 3 4 5 6 7 8
1 6 14 - - - - - -
2 6 14 - - - - - -
3 8 16 - - - - - -
4 4 14 - - - - - -
5 10 18 - - - - - -
Rata-
6.8 15.2 - - - -- - -
rata

B. Pembahasan

Pengamatan pada praktikum fenologi pertumbuhan Phaseolus radiatus L, dilakukan


selama 2 bulan dengan memberikan perlakuan tempat yang berbeda. Sebagian ditempatkan di
lapangan terbuka dan yang lainnya ditempatkan di naungan. Pengamatan yang dilakukan
meliputi fase pertunasan, munculnya daun baru, pengguguran daun, waktu berbunga dan
berbuah.

Pada fase pertumbuhan ini terdapat proses perkecambahan biji yang dipengaruhi oleh
ketersediaan air, yang berperan penting dalam mengaktifkan kerja enzim. Selanjutnya terjadi
pemecahan amilum (cadangan makanan) untuk pertumbuhan embrio. Perkecambahan
tergantung pada imbibisi yaitu penyerapan air akibat potensi air yang rendah pada biji yang
kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji kacang hijau mengembang dan memecahkan
kulit dan memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga menyebabkan biji tersebut
melanjutkan pertumbuhan. Enzim akan mulai mencerna cadangan makanan yang disimpan
pada kotiledon dan nutrientnya berpindah ke bagian embrio yang sedang tumbuh adapun
organ yang muncul dari biji adalah radikula yaitu akar embrionik (Pratiwi, 2004).

Dari hasil pengamatan tabel 1 pertumbuhan kacang hijau pada daerah naungan tahap
germinasinya dimulai dari hari ke 1 dan 2, kemudian biji berkecambah sampai fase kotiledion
terjadi pada hari ke dan 3. Kotiledon yang sudah mulai membuka terbentuk pada hari ke-5.
Daun trifoliate pertama muncul pada hari ke 6 dan 7, daun trifoliate kedua terbentuk pada
hari ke 11 dan daun trifoliate ketiga muncul pada hari ke 15.

Sedangkan pertumbuhan kacang hijau pada daerah lapangan, tahap germinasinya


dimulai dari hari ke 2, kemudian biji berkecambah sampai fase kotiledion terjadi pada hari ke
3. Kotiledon yang sudah mulai membuka terbentuk pada hari ke 5. Daun trifoliate pertama
muncul pada hari ke 6, daun trifoliate kedua terbentuk pada hari ke 9 dan daun trifoliate
ketiga muncul pada hari ke 13.

Jika dilihat dari pengamatan fenologi (tabel 1), tumbuhan kacang hijau pada daerah
naungan lebih lambat pertumbuhannya dibandingkan pada daerah lapangan. Hal ini
dikarenakan faktor luar/lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan di daerah naungan
seperti suhu udara rendah dan kelembaban yang lebih tinggi dari daerah di lapangan.
Fenologi suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suhu,
kelembaban, dan curah hujan serta evaporasi daerah penanaman tumbuhan tersebut (Anwar,
2011).

Dari hasil pengamatan jumlah daun (tabel 2), pada minggu ke-1 sampai ke-4
merupakan fase vegetatif tumbuhan, meliputi penambahan jumlah daun yang signifikan dari
tiap minggu, sedangkan pada minggu ke-5 sampai ke-8 sudah terjadi fase generatif dimana
pernambahan jumlah daun yang tidak signifikan dan dari pengamatan di lapangan terjadi
peralihan dari ujung tunas vegetatif menjadi meristem membentuk organ reproduksi berupa
bunga.

Pada fase pertumbuhan ini terdapat proses perkecambahan biji yang dipengaruhi oleh
ketersedian air, yang berparan penting dalam mengaktifkan kerja enzim Selanjutnya terjadi
pemecahan amilum (cadangan makanan) untuk pertumbuha embrio. Perkecambahan
tergantung pada imbibisi yaitu penyerapan air akibat potensi air yang rendah pada biji yang
kering. Air yang berimbibisi menyebabakan biji kacang hijau mengembang dan
memecahkan kulit dan memicu perubahan metabolic pada embrio sehingga menyebabkan biji
tersebut melanjutkan prtumbuhan. Enzim akan mulai mencerna cadangan makanan yang
disimpan pada kotiledon dan nutrientnya berpindah ke bagian embrio yang sedang tumbuh
adapun organ yang muncul dari biji adalah radikula yaitu akar embrionik. Epikotil terjadi
pada biji yaitu biji tumbuh diatas tanah.

Bulan pertama merupakan tahapan vegetatif , meliputi penambahan jumlah daun dan
tinggi tanaman, sedangkan pada bulan kedua sudah terjadi fasse generatif yang merupakan
peralihan dari ujung tunas vegetatif menjadi meristem membentuk organ reproduksi berupa
bunga . tahap fegetatif dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan, antara lain:

o Auksin yang meransang pemanjangan batang, perkembangan buah dan


diferensiasi percabangan akar,
o Sitokinin yang meransang perkecambahan.
o Giberilin yang meransang pertumbuhan daun dan
o Gas Etilen yang mempercepat masaknya buah.
Menurut (Campbell, 2004) menyatakan bahwa variasi dari pertumbuhan vegetatif
menuju pertumbuhan bunga dikaitkan dengan gen identitas meristem bunga yang
bertanggung jawab pada pembentukan organ bunga yang dapat mengkode transkripsi
sehingga diekspresikanlah organ spesifik bunga seperti kelopak, mahkota benang sari dan
putik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dipengaruhi oleh faktor
internal yakni imbibisi (penyerapan air).
2. Kotiledon mulai muncul pada hari ke 2 di daerah naungan dan hari ke 3 pada
daerah lapangan.
3. Daun pertama muncul pada hari ke 6 untuk di daerah naungan dan hari ke 6
pada daerah lapangan.
4. Fenologi kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang ditanam pada lapangan
terbuka berbeda dengan yang di naungan. Pertumbuhan di tempat naungan
lebih lama dibanding di lapangan hal ini mungkin karena adanya kesalahan
dalam mengamati pertumbuhan kacang hijau dan tidak tepat dalam
menghitung harinya.
5. Faktor iklim seperti suhu tanah, suhu udara, kelembaban, curah hujan dan
evaporasi mempengaruhi fenologi tumbuhan
6. Pertumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus) meliputi fase vegetatif dan
fase generatif.
7. Fase generatif merupakan peralihan antara tunas vegetatif menjadi meristem
jaringan bunga.

B. Saran
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan bisa mengefektifkan waktu agar tidak
keteteran.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Hairil. 2011. Fenologi secara Umum. (online). ( www.erilbiologi2008.blogspot.com,


Diakses 20 November 2016)

Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Fitter dan Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : UGM Press.

Sitompul, S.M dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tjitrosomo, S.S. 1983. Botani Umum 2. Bandung : Angkasa.


LAPSEM

Tabel 1. Pengamatan fenologi tanaman kacang hijau daerah naungan dan Lapangan

No Harike-
Stadium tumbuh
Naungan Lapangan
1 Germinasi 1 1
2 Biji berkecambah sampai fase 3 2
kotiledon
3 Kotiledon terbuka 5 3
4 Daun trifoliate pertama 8 4
5 Daun trifoliate kedua 17 13
6 Daun trifoliate ketiga 25 19
Tabel 2. Pengamatan jumlah daun pada daerah lapangan

lapangan (minggu ke)


Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 3 5 6,2 8,5 8 11,2 16
2 2 3,5 6 7,8 8,6 10 13,8 16
3 3 3 3,7 6 7,1 11,3 12,6 16.5
4 2 0,6 4 7,6 9,6 10,5 15,6 18
5 2 3 5 7,3 8,5 9 16,4 17,7
Rata-
2 2,62 4,74 6,98 8,46 9,76 13,92 16,925
rata

Tabel 3. Pengamatan jumlah daun pada daerah naungan

Naungan (minggu ke)


Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 2 4 9 11,4 15 12,5 15
2 2 4,6 7 13,5 15,1 14,2 15,33 16,5
3 2 5 8,8 12 14,4 16 15,7 18
4 2 7 9,2 14 15,6 16,6 16,9 18,6
5 3 6,4 10 12,7 14 17 15,4 17
Rata-
2 5 7,8 12,24 14,1 15,76 15,166 17,02
rata

Anda mungkin juga menyukai