PERCOBAAN III
ETIOLASI
OLEH :
NAMA : AKNES MONIKA NAA
STAMBUK : F1D1 20 094
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : HERMIN ADA
A. Latar Belakang
diawali pada stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin
tempat terang dengan kecambah di dari tempat gelap. Biji yang besar yang
mengandung banyak cadangan makanan mampu menghilangkan
dalam gelap akan teretiolasi, yang artinya suatu kondisi dimana terjadi
mengetani Etiolasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
berikut:
berikut:
A. Pertumbuhan
tanaman, yang dapat diukur dari bertambah besar dan tingginya organ
perubahan pada bentuk organ batang, akar dan daun, munculnya bunga
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal
merupakan faktor yang terdapat di luar benih atau tanaman, salah satu
tanam, Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan
air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini
dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini
lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar,
lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh
D. Pengaruh Etiolasi
lebih efi sien sehingga proses fotosintesis dapat berjalan secara normal
kedelai dan kacang tanah. Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan,
Praktikum ini dimulai pada tanggal 29 April sampai tanggal 6 Mei 2022
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
4. Menanam biji kacang hijau (Vigna radiata L.) yang telah direndam ke dalam
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5 dan 6.
B. Pembahasan
batang yang sangat panjang tanpa jaringan serabut penyokong yang cukup,
daunnya keputih-putihan tanpa klorofil yang cukup. Hal ini dapat dilihat
dari tabel hasil pengamatan, pada tempat gelap semua batang tumbuhan
adanya peristiwa ini adalah karena adanya faktor fisiologis dari tumbuhan
bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari maka kadar auksin
daripada sel yang normal, sehingga pertumbuhan sel-sel pada ruas batang
(Vigna radiate L.) dengan perlakuan yang dilakukan kacang hijau (Vigna
selama 7 hari dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Seperti
dapat dilihat pada data pengamatan tumbuhan kacang hijau yang ditanam
dengan 6,07cm. Jumlah daun pada tumbuhan hingga hari ke tujuh masih
kacang hijau (Vigna radiate L.) yang tumbuh ditempat yang terang dengan
tunggu dengan lebih cepat. Jumlah daun yang dihasilkan rata-rata 2 daun
sehingga tumbuhan akan tumbuh lebih cepat dan tumbuh mencari cahaya.
Hal ini sama dengan pernyataan Syaifulloh (2017) Cahaya sangat besar
tanaman.
V.PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
dengan baik.
3. Untuk praktikan agar terus belajar dan mau diajak kerja sama selama
praktikum berlansung.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Yusuf, M., & Syahruddin, I. (2015). Pengaruh berbagai media tanam
terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L.).
AgroPlantae, 4(1), 13–18.
Hapsari, A. T., Darmanti, S., & Hastuti, E. D. (2018). Pertumbuhan Batang, Akar
dan Daun Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Buletin
Anatomi dan Fisiologi, 3(1), 79.
Prihartini, M., & Ilmi, M. (2018). Karakterisasi dan Klasifikasi Numerik Khamir
dari Madu Hutan Sulawesi Tengah [Characterization and Numerical
Classification of Yeasts Isolated from Wild Honey in Central Sulawesi].
Jurnal Mikologi Indonesia, 2(2), 112–128.
Saifulloh, N., I. (2017). Pengaruh Intesitas Cahaya dan Jenis Tanah Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Repository
Universitas PGRI Yogyakarta, 1–10.
Susanto, G., & Sundari, T. (2016). Perubahan Karakter Agronomi Aksesi Plasma
Nutfah Kedelai di Lingkungan Ternaungi. Jurnal Agronomi Indonesia
(Indonesian Journal of Agronomy), 39(1), 1–6.
LAMPIRAN JURNAL