Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

KAJIAN FENOLOGI FASE PEMBUNGAAN PADA BERBAGAI


TANAMAN

Dosen pengampu mata kuliah : Riza Linda, S.Si,. M.Si

Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Semester Mata Kuliah Ekologi


Tumbuhan

Disusun Oleh :

Nama : Rizaldi

NIM : H1041161031

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGENTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
FENOLOGI

Fenologi adalah ilmu tentang periode fase-fase yang terjadi secara alami pada
tumbuhan. Berlangsungnya fasefase tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitar, seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara
(Fewless, 2006). Seperti fenologi perbungaan pada beberapa jenis anggrek agar
bunganya segera mekar, harus mendapatkan stimulasi udara panas dan atau
dingin, tergantung jenis anggrek tersebut (Dressler, 1981). Fenologi perbungaan
suatu jenis tumbuhan adalah salah satu karakter penting dalam siklus hidup
tumbuhan karena pada fase itu terjadi proses awal bagi suatu tumbuhan untuk
berkembang biak. Suatu tumbuhan akan memiliki perilaku yang berbeda-beda
pada pola perbungaan dan perbuahannya, akan tetapi pada umumnya diawali
dengan pemunculan kuncup bunga dan diakhiri dengan pematangan buah (Tabla
dan Vargas, 2004). Menurut Sitompul dan Guritno (1995) pengamatan fenologi
tumbuhan yang seringkali dilakukan adalah perubahan masa vegetatif ke generatif
dan panjang masa generatif tumbuhan tersebut. Ini biasanya dilakukan melalui
pendekatan dengan pengamatan umur bunga, pembentukan biji dan saat panen.
Penelitian.
Kajian Fenologi Fase Pembungaan dan Pembuahan
Paphiopedilum glaucophyllum J.J.Sm. var. glaucophyllum

KESIMPULAN

Penelitian suatu fase fenologi tumbuhan akan memperoleh informasi


perubahan morfologi yang terjadi pada bagian tumbuhan tersebut. Studi fenologi
perbungaan anggrek P. glaucophyllum yang dimulai dari pemunculan tunas ibu
tangkai perbungaan sampai bunga mekar memerlukan waktu rata-rata selama 47
sampai 49 hari dan rata-rata periode fenologi perbungaan sampai proses
perbuahan anggrek selop ini berlangsung dalam kurun waktu sekitar 62 hari
setelah muncul tunas perbungaan. Sedang periode perbuahan sampai buah
anggrek selop tersebut masak memerlukan waktu lebih lama. Sampai pengamatan
menginjak hari ke-120 sampai 130 setelah persilangan bunga, buah telah dalam
kondisi masak sempurna. Pertambahan ukuran buahnya tidak terlihat banyak,
hanya berkisar 0,25 sampai 0,3 cm dari sebelum ovary mengalami penyerbukan.
Bunga anggrek selop mempunyai masa berbunga sepanjang tahun. Hal ini
ditunjukan, setelah tunas perbungaan muncul akan diikuti mekar bunga pertama
dan setelah bunga pertama layu akan diikuti mekar bunga ke-2
STUDI FENOLOGI PERBUNGAAN Lilium longiflorum
Thunb

KESIMPULAN

Lili (Lilium longiflorum Thunb.) umum dimanfaatkan sebagai tanaman hias,


terutama sebagai bunga hias potong. Di Indonesia varietas lili masih kurang dan
harga bunga potong lili cukup mahal, namun tetap diminati oleh masyarakat.
Persilangan tanaman lili lokal perlu dilakukan untuk meningkatkan variasi
sehingga memberi lebih banyak pilihan bagi konsumen. Langkah awal sebelum
memulai persilangan tanaman adalah mengetahui fenofisiologi tanaman,
khususnya fenologi perbungaan. Tujuan penelitian ini adalah memberikan
informasi mengenai fenologi perbungaan lili, yang diharapkan menjadi landasan
dalam meningkatkan pemahaman untuk perencanaan program pemuliaan tanaman
yang berhasil baik. Tanaman yang diamati dari inisiasi kuncup hingga
pembentukan buah muda (tahap F0-F4). Morfologi tambahan yang diamati seperti
tinggi tanaman,, bentuk dan warna daun, bentuk umbi dan jenis akar. Fenologi
perbungaan pada sampel LP waktu yang diperlukan stadia F0-F3 yaitu kisaran 52
hari. Morfologi lili dengan tinggi tanaman 50-150 cm, bentuk daun tunggal lanset
memanjang, warna daun hijau, dengan bentuk umbi lapis, dan berakar serabut.
Penelitian fenologi menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
membuat deskripsi secara detail dan sistematis tentang fase-fase perbungaan.
Pengamatan fenologi perbungaan dilakukan di rumah Bapak Suja Desa Baturiti
Tabanan dari bulan September-Desember 2011.
Fenologi Perkembangan Bunga dan Buah Spesies Uncaria
gambir

Spesies Uncaria gambir merupakan salah satu tanaman tahunan penghasil


getah penting yang banyak digunakan untuk keperluan industri maupun farmasi
(Bakhtiar, 1991). Peranan spesies ini dari waktu ke waktu dirasakan semakin
penting, namun upaya-upaya perbaikan potensi genetik tanaman tersebut sejauh
ini belum mendapat perhatian yang serius. Studi tentang aspek budidaya tanaman
gambir telah banyak dipublikasikan oleh beberapa peneliti. Aspek yang diteliti
menyangkut perbaikan cara kultur teknis (Denian, et al., 2002; Denian, et al.,
2004), teknologi pengolahan (Nazir, 2000) maupun beberapa aspek pemuliaan
seperti identifikasi beberapa genotipe berproduksi tinggi (Denian, 2004), serta
variasi morfologi dan sistem polinasi (Silfia, 2004; Fiani dan Denian, 1994).
Aspek sitogenetik tentang jumlah dan bentuk kromosom telah pula mulai dikaji
(Suryatiningsih, 2006). Publikasi detail tentang aspek perkembangan bunga dan
buah dari spesies Uncaria gambir sampai saat ini belum pernah ada, meskipun
deskripsi tentang struktur bunga gambir telah dideskripsikan pada salah satu
literatur (Nazir, 2000)

Ketentuan Pemilihan Sampel


Bahan tanaman yang digunakan sebagai sampel adalah tanaman gambir yang
diidentifikasi sebagai tipe Riau menurut deskripsi yang dikemukakan oleh Denian
et al. (2004). Jumlah seluruh tanaman yang diamati adalah 4 tanaman, dengan
total sampel sebanyak 11 klaster bunga (inflorescens). Posisi sampel pada masing-
masing tanaman. Sampel tanaman yang diamati adalah tanaman yang dipastikan
memiliki bakal tunas yang diperkirakan akan berkembang lebih lanjut menjadi
bunga. Pada masing-masing sampel diberi tanda dengan memasang label dengan
tujuan untuk memudahkan pengamatan dan juga dimaksudkan agar sampel
tersebut tidak diganggu oleh orang lain. Pengamatan dimulai sejak adanya tanda-
tanda inisiasi bunga berupa munculnya benjolan pada ujung bakal tangkai bunga
sampai buah masak fisiologis.

Batasan Masing-Masing Stadia


Stadia perkembangan bunga didasarkan kepada kriteria yang digunakan oleh
Dafni (1993) dengan melakukan beberapa modifikasi yakni: stadia inisiasi, stadia
kuncup kecil, stadia kuncup besar, stadia bunga terbuka, dan stadia perkembangan
buah. Untuk memudahkan pengamatan, maka perlu dibuat pembatasan masing-
masing stadia bunga yang akan diamati, terutama yang menyangkut karakteristik
masing-masing stadia. Batasan masingmasing stadia dideskripsikan pada Tabel 2.
Pada masing-masing stadia dilakukan pengamatan terhadap perubahan warna dan
bentuk serta morfologi bunga. Selain pengamatan deskriptif berupa data gambaran
perubahan struktur dan morfologi bunga juga dilakukan pengamatan terhadap
pengukuran panjang dan jumlah bunga yang membentuk biji. Disamping itu,
untuk melengkapi data deskriptif juga dilakukan pendokumentasian struktur dan
morfologi bunga dengan menggunakan kamera digital Sony DSC-P8 dengan
resolusi 3,2 Mega Pixels yang dirangkaikan dengan mikroskop trinokuler Nikon-
Biophot (Nikon-Jepang).

KESIMPULAN

Rata-rata lama pembungaan dan pembuahan pada spesies Uncaria gambir


terhitung sejak awal inisiasi sampai biji matang adalah 112 hari dengan kisaran
antara 107 sampai 119 hari. Perincian rata-rata dan kisaran lama waktu yang
dibutuhkan untuk setiap fase fenologi bunga dan pemasakan buah adalah sebagai
berikut: fase inisiasi (F0) 20 hari (dengan kisaran 15-24 hari), fase kuncup kecil
(F1) 27 hari (dengan kisaran 24-35 hari), fase kuncup besar (F2) 5 hari (dengan
kisaran 4-7 hari), fase bunga terbuka (F3) 5 hari ( dengan kisaran 4-7 hari), dan
fase pemasakan buah (F4=S0) 53 hari (dengan kisaran 48–61 hari).

Anda mungkin juga menyukai