REVIEW JURNAL
FASE PERTUMBUHAN TANAMAN KELENGKENG
(Dimocarpus longan)
Kelompok 7 – Paralel 5
Asisten Praktikum
Hassan Maulana A2401201164
Natasya Nafila A2401201071
FAKULTAS PERTANIAN
2023
Latar Belakang
Dimocarpus longan Lour atau biasa disebut kelengkeng adalah tanaman yang berasal dari
utara India Timur, Burma atau Cina. Kelengkeng termasuk tanaman tahunan yang banyak
dikonsumsi buahnya oleh masyarakat Indonesia. Kelengkeng menurut taksonominya termasuk
dalam family sapindaceae. Pohon kelengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter
batangnya hingga sekitar 1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian
besar berbulu rapat pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm.
Anak daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 × 1,5-20 cm,
mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebalah bawah di dekat
pertulangan daun (Syahputra dan Harjoko 2013). Terdapat dua jenis kelengkeng yang
dibudidayakan di Indonesia, yaitu lengkeng lokal (kelengkeng batu dan kelengkeng kopyor) dan
kelengkeng introduksi yang berasal dari luar Indonesia seperti kelengkeng Diamond river yang
berasal dari Thailand dan kelengkeng Pingpong yang berasal dari Vietnam. Kelengkeng
Diamond river memiliki beberapa keunggulan yaitu daya adaptasinya luas, berbunga tidak
menyesuaikan musim dan dapat berbunga saat umur 1-2 tahun.
Proses pertumbuhan kelengkeng terdiri atas dua fase, dimulai dengan fase vegetatif
kemudian dilanjut dengan fase generatif hingga kelengkeng berbuah dan dapat dipanen. Fase
vegetatif meliputi pertambahan volume, jumlah, ukuran, bentuk dan ukuran organ-organ
vegetatif contohnya daun, batang dan akar dari awal terbentuknya daun pada proses
perkecambahan hingga awal terbentuknya organ generatif. Fase generatif kelengkeng dimulai
dari proses pembungaan hingga terbentuk buah masak. Setiap proses pembungaan itu penting
dan harus berhasil dilaksanakan karena keberhasilan perkembangan tahap awal akan
mempengaruhi perkembangan berikutnya dan juga hasil akhir panen. Oleh karena itu, perlu
diketahui karakter morfologi tanaman kelengkeng pada setiap fase pertumbuhannya.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengidentifikasi fase pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
tanaman kelengkeng.
Gambar 1 Warna daun sebelum terinduksi (A) dan warna daun setelah terinduksi (B)
Sumber: Tyas et al. (2013)
Fase kedua yaitu fase inisiasi yang terjadi selama 4 hari. Inisiasi bunga merupakan proses
perkembangan bunga yang melibatkan aktivitas gen pada meristem bunga yang menghambat
pertumbuhan pola daun menjadi meristem yang menghasilkan organ bunga. Fase ini secara
makroskopis dapat dilihat dari adanya tunas bunga. Secara mikroskopis, dapat ditunjukkan
dengan adanya meristem tunas aksilar yang terletak dibagian ketiak primordial daun. Meristem
tunas aksilar ini nantinya akan berkembang menjadi cabang dan primordial bunga. Pembesaran
pucuk pada kubah apikal dan bagian zonasi tidak terlihat pada fase ini.
Gambar 2 Penampang membujur tunas tunas bunga kelengkeng fase inisiasi
(Sumber: Tyas et al. 2013)
Fase selanjutnya yaitu fase diferensiasi bunga. Diferensiasi adalah suatu situasi sel-sel
meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel, jaringan,dan organ tumbuhan yang
secara kualitatif berbeda satu dengan yang lain. Bagian-bagian bunga yang berkembang berupa
susunan primordial braktea, primordial sepal, stamen dan axis. Selanjutnya, terjadi pembesaran
kuncup bunga dan sepal, petal, benang sari, serta primordial putik sudah terlihat jelas bagian-
bagiannya. Fase ini diakhiri dengan membukanya kuncup bunga sehingga bagian bagian bunga
sudah mulai terlihat dengan nyata yaitu sepal, petal dan benang sari.
Fase terakhir adalah fase antesis. Fase anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran
bunga (bunga mekar sempurna). Fase anthesis pada tanaman lengkeng ini terjadi 28 hari setelah
fase induksi pembungaan. Pada fase ini secara makroskopis bagian-bagian bunga terlihat dengan
jelas. Pada stadia ini kelopak bunga terlihat memiliki 7-8 sepal yang berwarna hijau ke kuningan.
Mahkota bunga berwarna putih dengan ukuran lebih kecil daripada kelopak bunga dan berjumlah
5 petal. Benang sari sangat terlihat bagian-bagianya mulai dari tangkai sari sampai dengan kepala
sari yang berwarna hijau kekuning mulai dari tangkai sari sampai dengan kepala sari yang
berwarna hijau kekuning, demikian halnya dengan putik juga sudah terlihat jelas
bagian-bagiannya. Fase anthesis biasanya terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi
jantan dan betina, walaupun kenyataannya tidak selalu demikian.
Tahap selanjutnya setelah pembungaan adalah pembentukan buah. Bunga yang telah
mekar kemudian memunculkan bakal buah yang berbentuk bulat kecil. Buah tersebut memiliki
permukaan licin, berambut (trikoma), dan permukaannya berlekuk-lekuk. Kulit buah
berkembang menjadi semakin kasar dan bentuk buah pada berubah menjadi lonjong. Selain itu
biji dan arilus mulai terbentuk. Selanjutnya, terjadi akumulasi cadangan makanan, arilus tumbuh
sangat cepat. Sel-sel parenkim pada daerah tonjolan semakin tidak teratur dan hancur sehingga
tonjolan pada kulit buah berangsur-angsur terkelupas dan menjadi halus. Tahap ini diakhiri
dengan buah yang telah mencapai ukuran dan bentuk maksimum ditandai dengan perubahan
warna pada buah yaitu berwarna coklat. Pada tahap ini, buah siap dipanen.
Simpulan
Fase vegetatif tanaman kelengkeng dimulai sejak pertumbuhan tanaman setelah bibit
ditanaman hingga tanaman mulai berbunga. Pada fase vegetatif sel tanaman akan mengalami
pembelahan dan pemanjangan. Fase generatif tanaman kelengkeng diawali dengan
perkembangan bunga dilanjutkan dengan perkembangan buah. Perkembangan bunga terdiri dari
empat fase, yaitu fase induksi, inisiasi, diferensiasi, dan antesis.
Daftar Pustaka
Daryono BS, Rabbani A, Purnomo. 2015. Aplikasi teknologi budidaya kelengkeng super
Sleman di Padukuhan Gejayan. BIOEDUKASI. 9(1): 57-61.
Tyas PS, Setyati D. 2013. Perkembangan pembungaan lengkeng (Dimocarpus longan L)
‘diamond river’. Jurnal Ilmu Dasar. 14(2): 111-120.
Syahputra H, Harjoko A. 2013. Klasifikasi varietas tanaman kelengkeng berdasarkan morfologi
daun menggunakan backpropagation neural network dan probabilistic neural network.
IJCCS. 5(3): 11-16.