Oleh :
Golongan Q1
Eka Putri Novelia (201510801011)
3.2.2 Bahan
1. Benih jagung varietas hibrida bisi-9
2. Tanah
3. Kompos
4. Sekam
5. Air
6. Grandasil
60
50
Tinggi Tanaman (cm)
40 Jumlah Helai Daun (helai)
Panjang Daun (cm)
30
Lebar Daun (cm)
20 Diameter Batang (cm)
10
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan vegetatif tanaman jagung adalah pertumbuhan yang
berhubungan dengan penambahan ukuran dan jumlah sel pada suatu tanaman.
Pertumbuhan tanaman jagung meliputi fase perkecambahan yang dilanjutkan
dengan fase pertumbuhan vegetatif yang mencakup perbesaran batang, daun dan
akar tanaman yang akhirnya melambat ketika dimulai fase generatif. Pada
praktikum Fisiologi Pertumbuhan Tanaman pada tanaman jagung, parameter
yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun,
dan diameter batang. Pada fase perkecambahan, benih jagung mengalami
perkecambahan pada tanggal 27 September 2021 yaitu satu minggu setelah
tanam (minggu pertama). Perkecambahan ini dicirikan dengan plumula dan
radikula yang keluar dari benih. Dimana selanjutnya akan memasuki fase
vegetatif yaitu tumbuhnya daun pertama dan selanjutnya pengukuran parameter
pengamatan dapat dilakukan karena tentu pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman terjadi.
Berdasarkan pengamatan tinggi tanaman, tinggi tanaman jagung dari
minggu pertama rataanya awal hingga minggu kelima rataanya terjadi
peningkatan. Tinggi tanaman dihitung dari pangkal batang hingga ruas batang
terakhir sebelum bunga. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering
diamati sebagai indicator pertumbuhan maupun perlakuan yang diterapkan.
Semakin lama tanaman semakin tinggi. Hal ini terjadi karena jagung melakukan
pertumbuhan dan perkembangan. Namun pada minggu keempat, tinggi tanaman
masih sama dengan pengukuran tinggi tanaman pada minggu ketiga. Menurut
Salisbury dan Ross (1995), fase ini disebut pertumbuhan logaritmik. Pada fase
logaritmik laju pertumbuhan melambat namun kemudian meningkat terus.
Pertumbuhan dan perkembangan tinggi tanaman ini bisa disebabkan beberapa
faktor yakni ketersediaan air, intensitas cahaya, dan nutrisi dalam tanaman.
Penggunaan pupuk diperlukan agar tanaman mendapatkan tambahan nutrisi
untuk mengalami pertumbuhan. Pada praktikum ini, tanaman jagung mendapat
perlakuan penyiraman 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, dan
ditempatkan pada naungan agar tetap mendapat cahaya matahri yang cukup, juga
dilakukan pemupukan pada saat jagung berumur 2 MST. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk Grandasil yang dilarutkan dalam air dan disiramkan ketika
penyiraman sore hari.
Pada pengamatan jumlah daun, juga terjadi pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat kita lihat jumlah daun dari minggu pertama
rataanya belum tumbuh daun hingga rataan akhir pada minggu kelima menjadi 8
helai. Pengamatan jumlah daun sangat diperlukan sebagai indicator parameter.
Kenaikan jumlah daun merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan.
Tingginya kadar unsur hara yang tersedia dapat memacu aktivitas hormonal
dalam pembentukan daun. Pembentukan daun dipengaruhi oleh banyak
rangsangan hormonal. Tentu hal ini juga berpengaruh terhadap panjang daun.
Pada pengamatan panjang daun terjadi kenaikan pemanjangan daun setiap
minggunya. Dimana rataan akhir pada minggu kelima panjang daun 54,5 cm.
Pertumbuhan panjang daun ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
kandungan unsur hara pada tanah, penyiraman, dan tentu bibit yang digunakan
adalah bibit yang berkualitas.
Pada pengamatan lebar daun mendapatkan data bahwa lebar daun
tanaman jagung mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat kita
lihat dari diagram di atas, mulai minggu kedua rataan awal 1,5 cm hingga
minggu kelima rataan akhir 3 cm. Pengukuran lebar daun diperoleh dengan cara
membentangkan penggaris pada daun yang terlebar. Menurut Gardner et al.,
(1991), pada awal pertumbuhan, pertambahan luas daun atau lebar daun
disebabkan karena fotosintat yang dihasilkan pada saat fotosintesis digunakan
untuk pembentukan daun. Proses fotosintesis tentu memerlukan air dan cahaya.
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang digunakan
untuk proses fotosintesis, yaitu membentuk zat makanan. Jadi, cahaya secara
tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena
hasil fotosintesis berupa karbohidrat di gunakan untuk pembentukan organ-organ
tumbuhan. Maka ketersediaan air dan cahaya matahari perlu diperhatikan.
Hasil pengamatan pada diameter batang, menunjukkan bahwa batang
jagung mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Diameter batang adalah
dimensi pohon yang paling mudah diperoleh atau diukur terutama pada tanaman
bagian bawah. Tetapi karena bentuk batang yang pada umumnya semakin
mengecil ke ujung atas, maka perlu ditetapkan letak pengukuran diameter
batang. Diameter batang diukur menggunakan benang jahit yang dilingkarkan
pada batang lalu diukur menggunakan penggaris. Dan hasil yang didapatkan
pada minggu pertama hingga minggu kelima rataan akhir 4 cm. Pertambahan
diameter batang diakibatkan oleh adanya aktivitas kambium yaitu xylem dan
floem pada meristem lateral tanaman. Sel di daerah perpanjangan sel seperti
pada batang tanaman, memiliki kemampuan untuk 29 membesar dan
memanjang. Kemampuan sel tersebut tentunya akan dapat berjalan maksimal
dengan adanya unsur hara yang diserap oleh tanaman, unsur hara yang
mempengaruhi perpanjangan sel antara lain unsur nitrogen, kalsium (Ca), dan
boron (B) (wood et al., 1990).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada acara praktikum Fisiologi Pertumbuhan Tanaman ini dapat
disimpulkan bahwa dalam pertumbuhan tanaman jagung dipengaruhi oleh faktor
dalam dan luar. Faktor luar seperti ketersediaan air, intensitas cahaya sangat
diperlukan. Tidak hanya itu saja, nutrisi dan unsur hara juga berperan dalam
pertumbuhan jagung. Oleh karena itu, pada praktikum ini pertumbuhan jagung
meningkat, terutama pada pertumbuhan vegetatif tanaman jagung. Pertumbuhan
tanaman jagung meliputi fase perkecambahan yang dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan vegetatif yang mencakup perbesaran batang, daun dan akar
tanaman yang akhirnya melambat ketika dimulai fase generatif. Dan
pertumbuhan tanaman jagung juga termasuk cepat.
5.2 Saran
Menurut saya pada praktikum Acara Fisiologi Pertumbuhan Tanaman ini,
asisten memberi tahu bahwa di bab literatur pada dokumentasi kegiatan
praktikum berisi foto ketika praktikan melakukan penanaman, diberitahukan
lebih awal.
DAFTAR PUSTAKA
Ekowati, D., dan M. Nasir. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Varietas Bisi-2 Pada Pasir Reject Dan Pasir Asli Di Pantai Trisik
Kulonprogo. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 18(3): 220-231
Paeru, Rudi H., T. Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Bogor:
Penebar Swadaya Grup
Ekowati, D., dan M. Nasir. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Varietas Bisi-2 Pada Pasir Reject Dan Pasir Asli Di Pantai Trisik
Kulonprogo. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 18(3): 220-231