Anda di halaman 1dari 4

PROSES FOTOSINTAT TERTIMBUN PADA TANAMAN SINGKONG

MAKALAH

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Fisiologi Tanaman Perkebunan


Program Studi Ilmu Pertanian Perkebunan

Dosen Pembimbing:
Distiana Wulanjari, S.P., M.P

Disusun Oleh : Kelompok 1


Cindy Nur May S (201510801001)
Eka Putri Novelia (201510801011)
Yulia Sasmita (201510801012)
Ach Ariful M (201510801015)
Aulia Valda N (201510801021)
Ciptian Rico P (201510801022)

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PROSES FOTOSINTAT TERTIMBUN TANAMAN SINGKONG

Fotosintat merupakan suatu proses fisiologi pada tanaman. Fotosintat


bukan hanya memproduksi ATP dan NADPH yang dibutuhkan dalam berbagai
proses, akan tetapi karbohidrat yang merupakan faktor kunci dalam hasil tanaman,
Produksi fotosintat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkunga yaitu: cahaya,
tempratur, CO2, air, dan unsur mineral.
Pembentukan umbi, tanaman singkong sangat membutuhkan hara P dan K
yang cukup. Serapan hara yang cukup dapat meningkatkan bobot umbim
meningkatkan kadar pati dan penurunan kandungan HCN dalam umbi. Tanaman
yang kekurangan unsur hara makan akan menggangu metabolisme dalam
pembentukan umbi dan menggangu proses fotosintesis. Hal ini menunjukkan
bahwa unsur hara dalam meningkatkan jumlah umbi pada singkong, selain itu unsur
kalium berperan dalam pembentukan dan transkolasi karbohidrat pada tanaman.
Tersedianya unsur hara yang cukup bagi tanaman singkong, maka akan
menyebabkan proses pembentukan karbohidrat dan translokasinya ke umbi berjalan
dengan lancar
Tumbuhan singkong mempunyai respon terhadap kondisi lingkungan
disekitarnya, salah satunya dikarenakan keadaan iklim yang mengakibatkan
perubahan keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman singkong mulai dari masa pertumbuhan. Selain itu salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman singkong adalah air. Melalui
proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan
dengan bantuan sinar matahari. Air yang digunakan untuk kebutuhan tanaman
berasal dari presipitasi yang meliputi semua air yang jatuh dari atmosfer ke
permukaan bumi berupa hujan, salju, kabut dan embun.
Cahaya juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dikarenakan
berhubungan dengan proses fotosintesis, pembukaan dan penutupan stomata,
respirasi, permeabilitas dinding sel, absorbsi air dan unsur hara, aktivitas enzim,
koagulasi protein dan sintesa klorofil. Pada periode terang (cahaya), tanaman akan
membentuk karbohidrat sebanyak-banyaknya karena melalui proses fotosintesis.
Sedangkan pada proses gelap (tidak bercahaya) akan mempengaruhi jumlah
karbohidrat yang akan digunakan untuk respirasi. Sehingga lamanya fotoperiode
sangat berpengaruh dalam menentukan pembentukan umbi pada singkong.
Fotosintat disebut juga sebagai hasil fotosintesis berupa karbohidrat (gula).
Dalam prosesnya pada tanaman singkong, translokasi fotosintat yang berupa
sukrosa akan larut bersama air, dan diedarkan oleh pembuluh floem ke sel-
sel/jaringan target pada tumbuhan. Setelah sampai ke sel target, maka sukrosa
tersebut akan digunakan oleh tumbuhan untuk berbagai kegiatan fisiologis,
terutama dalam memicu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sel target
misalnya pada sel-sel pembentuk organ buah, batang, daun itu sendiri, akar, bunga,
dan lain sebagainya. Jika kadar fotosintat (karbohidrat) rendah, maka laju
pertumbuhan tanaman singkong akan semakin cepat. Begitupun sebaliknya, apabila
kadar karbohidrat tinggi atau jenuh, maka laju pertumbuhan tanaman singkong akan
semakin lambat/berkurang.

Gambar 1. Proses Fotosintat pada tanaman

Bahwa diameter umbi yang rendah akibat hasil asimilat yang


ditranslokasikan juga rendah. Hasil asimilat selain untuk fotosintesis juga untuk
perkembangan umbi. Penambahan pupuk K yang tinggi maka hasil panennya juga
tinggi namun apabila tanaman kurang unsur N maka asimilat yang dihasilkan
rendah walaupun dengan pupuk K yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, R., Supriyono, S., & Sudadi, S.2018. Respon Pertumbuhan dan Hasil Garut
(Maranta Arundinacea) Terhadap Pembumbunan dan Pemupukan
Kalium. Agrotechnology Research Journal, 1(1), 46-50.
Setiawan, B. H., & Suhastyo, A. A. (2016). PEMBERIAN DOLOMIT DAN
KALIUM UNTUK PENINGKATAN LAJU PENGISIAN FOTOSINTAT
PADA UMBI TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.). Jurnal
Ilmiah Media Agrosains, 2(1), 32-36.
Siti, M., Afandi, K., & Henny, K. (2020). POLA DISTRIBUSI FOTOSINTAT
DAN PERTUMBUHAN WILIS DAN TANGGAMUS DI TANAH
OPTIMAL DAN SALIN. PROSIDING SEMNAS PERTANIAN.

Anda mungkin juga menyukai