Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM DESA WISATA PUJON KIDUL


KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

Oleh :
Golongan F/Kelompok 4B
1. Daffa Varyno Kurnia (191510601019)
2. Viqhu Nisak Fitriana (191510301027)
3. Milenia Al Farabi (191510101044)

LABORATORIUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap makhluk hidup pasti mempunyai siklus hidup untuk melangsungkan


kehidupannya. Siklus hidup pada tanaman dan hewan merupakan keadaan
munculnya generasi tersebut hingga mati dan berganti generasi. Siklus hidup pada
hewan melibatkan reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi seksual
menggunakan gamet dan fertilisasi menghasilkan generasi sporofit diploid dan
reproduksi aseksual menggunakan spora dapat menghasilkan gamtofit haploid.
Pada tanaman, siklus hidup dapat dilihat dari tanaman vaskular dan tanaman non-
vaskular. Perbedaan tumbuhan vaskular dan non-vaskular adalah tanaman
vaskular berisis sistem jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air dan nutrisi
ke seluruh bagian tanaman, sedangkan tanaman non-vaskular tidak memiliki jenis
sistem dan hanya membutuhkan habitat yang lembab.
Siklus hidup dapat dipengaruhi oleh ukuran populasi, semakin menurun suatu
populasi maka semakin dekat dengan kepunahan. Hal ini berarti makhluk hidup
tersebut akan mengalami siklus hidup yang cukup pendek. Kepunahan makhluk
hidup dapat bersumber dari kerusakan eksternal maupun internal. Salah satu
faktor eksternal yang paling utama adalah tindakan manusia sebagai pengelola
lahan haruslah diperhatikan mengingat pentingnya dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Kelestarian lingkungan dapat dicapai dengan adanya kesadaran untuk
melestarikan suatu populasi dan menjaga keseimbangan suatu ekosistem. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan suatu ekosistem dalam
bidang tanaman adalah dengan cara memperhatikan tanaman yang sesuai dengan
daerah masing-masing. Berdasarkan daur hidupnya, tanaman dapat digolongkan
menjadi tiga golongan yaitu tanaman semusim/setahun (annual), tanaman dua
tahunan (biennial), dan tanaman tahunan/menahun (parennial).
Tanaman semusim atau annual merupakan tanaman yang biasanya mati dalam
satu tahun. Tanaman annual juga dapat hidup lebih dari satu tahun apabila
dicegah dari pengaturan benih. Tanaman annual identik dengan tumbuhan yang
dibudidayakan di luar rumah dan dapat bertahan dalam waktu satu tahun. Pada
umumnya, sayuran hidup dengan pola tanaman annual atau semusim. Tanaman
annual menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu satu tahun. Fase tanaman
annual terbagi dalam tiga fase yaitu fase embrio, merupakan fase dimana
bertemunya gamet jantan dan betina kemudian membentuk zigot. Fase kedua
adalah fase muda yaitu fase perkecambahan biji atau pertumbuhan embrio. Fase
terakhir adalah fase dewasa, yaitu fase muda dan diikuti oleh pertumbuhan
lainnya seperti pertumbuhan organ. Fase muda dapat melakukan regenerasi secara
vegetatif dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Biasannya tanaman annual
mempunyai ciri batang lunak, tumbuhnya merambat, dan berbentuk semak.
Tanaman dua tahunan atau biennial adalah tanaman yang membutuhkan
waktu dua tahun dalam proses melengkapi siklus biologisnya. Tahun pertama
akan tumbuh struktur vegetatif tanaman seperti daun, akar, dan batang lalu
dilanjutkan masuk pada fase dormansi. Contoh dari tanaman biennial adalah
wortel, kubis, bawang putih dan lainnya. Tanaman parennial atau menahun
merupakan tanaman yang dapat hidup lebih dari dua tahun. Tanaman menahun
cenderung menyesuaikan diri dengan cara reproduksi vegetatif. Tanaman jenis ini
mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim. Contoh dari tanaman menahun
adalah kelapa sawit, cengkeh, dan kayu jati.
Desa Wisata Pujon, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang merupakan daerah
yang wisata yang dibentuk oleh suatu kelompok tani desa tersebut. Wilayah Desa
Pujon sangat baik dan sesuai untuk dijadikan lahan pertanian, mengingat tanah di
sana sangat subur dan berada pada dataran tinggi. Desa Wisata Pujon mempunyai
kondisi topografi berupa lereng atau bukit. Desa ini membudidayakan beberapa
jenis tanaman seperti pada uaraian di atas seperti tanaman wortel, apel, dan
lainnya. Letak Desa Pujon strategis untuk dijadikan daerah wisata karena
pembangunan infrastruktur daerah tersebut sudah berjalan dengan baik. Hasil dari
desa wisata ini sangat membantu masyarakat dalam memperbaiki perekonomian
karena proses pemasarannya tidak begitu melibatkan banyak pihak. Strategi
pemasaran yang digunakan masih cukup sederhana dan teknologi yang digunakan
juga masih minim.
1.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal fungsi beberapa tanaman tahunan,
semusim, dan dua tahunan dari segi morfologi, fase hidup dan lama waktu
budidaya tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh dua


faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Contoh faktor
internal yaitu hormon, dimana hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh
tumbuhan itu sendiri. Peran hormone sangat penting dalam proses perkembangan
tumbuhan, karena hormon memgatur laju kecepatan tumbuh pada tanaman. Secara
umum, fase tumbuhan terdiri atas dua fase, yaitu fase vegetatif dan fase generative
atau reproduktif. Fase vegetati yaitu fase dimana tumbuhan memperbesar
ukurannya baik batang, akar, maupun daun. Fase ini dimulai saat pembibitan.
Sedangkan fase generatif adalah fase dimana tanaman sudah mulai melakukan
reproduksi yang ditandai dengan munculnya bunga serta terjadi pembuahan (Rai,
I.M., 2018)

Pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan agroekosistem.


Agroekosistem adalah pemanfaatan komponen-komponen biotik maupun abiotik
dalam proses perkembangannya. Seperti contoh hubungan antar makhluk hidup
yang terjadi si Desa Wisata Pujon Kidul. Di desa ini, terdapat berbagai macam
komoditas yang diklasifikasikan berdasarkan siklus hidupnya, yaitu terdiri atas
tanaman annual (semusim), tanaman biennial (dua tahunan), dan tanaman
perennial (tahunan atau menahun). Klasifikasi ini dibedakan atas lama waktu
tanaman dari masa pembibitan hingga panen. Namun, perlu diketahui bahwa
siklus hidup suatu tanaman memiliki beberapa kendala dan tantangan dalam
prosesnya, seperti curah hujan, nitrogen, iklim, dan cahaya matahari. (Francis,
C.A. dan Wezel, A., 2015).
Tanaman annual adalah tanaman semusim atau tanaman setahun.
Contoh tanaman annual yang terdapat di Desa Pujon Kidul adalah tomat.
Tomat merupakan jenis tanaman yang rentan terhadap hama. Oleh karena itu,
dibutuhkan penanganan khusus dengan bahan kimia maupun organik
(Mariani, D.S., dkk., 2017). Tanaman biennial merupakan tanaman yang
memiliki hidup selama dua tahun dan kemudian akan mati setelah menyelesaikan
satu siklus hidup. Contoh tanaman biennial adalah wortel. Seperti pada tanaman
tomat, wortel juga rentan terhadap gulma. Gulma dapat menghalangi penyiangan
yang terjadi pada wortel. Dengan gangguan tersebut, dapat menyebabkan wortel
kurang tumbuh dengan maksimal sehingga mengurangi kualitas dan kuantutas
tanaman wortel (Sobari, E. dan Fathurohman, F., 2017). Terakhir, Tanaman
perennial atau tanaman tahunan adalah tanaman yang memiliki siklus hidup
sepanjang tahun. Komoditas terkenal di Kota Malang yaitu apel, merupakan
contoh dari tanaman perennial. Apel dapat tumbuh dalam waktu yang cukup lama
dan bisa dipanen lebih dari dua kali. Dari penjabaran tersebut, setiap fase
mempengaruhi perkembangan tanaman. Oleh karena itu, setiap perkembangan
pada fase diperlukan perlakuan khusus agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum Pengantar Ilmu Tanaman tentang “Pengenalan Tanaman
Semusim, Dua Musim dan Tahunan” yang dilaksanakan pada hari Minggu, 06
Oktober 2019 pukul 08.00 – 14.00 WIB di Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan
Pujon, Kabupaten Malang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. ATK
2. Kuisioner
3. Alat Dokumentasi
3.2.2 Bahan
1. Tanaman annual
2. Tanaman biennial
3. Tanaman parennial

3.3 Pelaksanan Praktikum


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menetapkan objek tanaman yang akan diamati
3. Menggambar bentuk yang akan diamati dan member keterangan
bagian-bagiannya
4. Mengisi table pengamatan dan mendokumentasikan kegiatan
praktikum.

3.4 Variabel Pengamatan


a. Daun, batang dan bunga tanaman annual (tomat)
b. Daun, batang dan bunga tanaman biennial (wortel)
c. Daun, batang dan bunga tanaman perennial (apel)
1.4 Anaisis Data
Data Praktikum Lapang Desa Wisata Pujon ini diolah dengan analisis
Deskriptif Kualitatif.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Terlampir)

4.2 Pembahasan
Segala jenis tumbuhan dalam perkembangannya melibatkan beberapa fase,
dimana fase tersebut mempengruhi cepat tidaknya tanaman untuk tumbuh. Fase
tersebut juga erat kaitannya dengan faktor-faktor internal maupun eksternal dalam
proses pertumbuhan tanaman, misalnya suhu, cahaya, ketersediaan air, dan
hormon atau rangsangan. Siklus hidup pada tanaman dibedakan menjadi tiga
bagian berdasarkan musim atau waktu yang dibutuhkan. Klasifikasi siklus hidup
tanaman yaitu, tanaman annual (semusim), tanaman biennial (dua tahunan), dan
tanaman perennial (tahunan atau menahun). Namun, perlu diketahui,
perkembangan jenis tanaman tersebut sangat ditentukan oleh kondisi iklim di
lingkungan sekitar. Dengan kata lain, jenis tanaman yang sama pun tidak selalu
mengalami pertumbuhan yang sama pula. Dalam bab ini akan dibahas berbagai
jenis komoditas yang ada di Desa Wisata Pujon Kidul berdasarkan lama siklus
hidup tanaman.

4.2.1 Tanaman Annual


Tanaman Annual adalah tanaman semusim atau tanaman
setahun. Dengan kata lain, tanaman jenis ini menyelesaikan siklus hidupnya
dalam satu tahun. Kebanyakan tanaman jenis annual adalah sayuran dan
beberapa tanaman tanpa biji juga dapat dianggap annual meskipun mereka
tidak tumbuh bunga. Seperti pada tumbuhan umumnya, tanaman annual
memiliki beberapa fase dalam pertumbuhannya, yaitu dari fase
perkecambahan hingga fase siap panen atau generatif. Salah satu contoh
komoditas tanaman annual di Desa Wisata Pujon Kidul yaitu tanaman tomat
(Solanum lycopersicium L.). Pembudidayaan tomat di desa ini cukup memadai
karena didukung oleh cahaya dan iklim yang baik. Tomat yang diamati saat
ini masih berusia sekitar 100 hari dan memasuki fase generatif yang ditandai
dengan adanya buah tomat. Ciri morfologi yang diamati yaitu batang yang
kuat menunjukkan tanaman telah mampu menompang cadangan makanan dari
buah, mempunyai bulu halus dan berwarna hijau. Daun tomat bergerigi bagian
tepinya, tulang daun menyirip, dan berbulu. Sedangkan bunganya berukuran
kecil, berwarna kuning, serta kelopak bunga berjumlah lima. Sebagian besar
bunga tomat yang diamati sudah mengalami pembuahan.

4.2.2 Tanaman Biennial


Tanaman biennial merupakan tanaman yang memiliki hidup selama dua
tahun dan kemudian akan mati setelah menyelesaikan satu siklus hidup. Guna
menyempurnakan siklus hidupnya, pada tahun pertama tanaman biennial fokus
pada pertumbuhan daun, batang, dan akarnya. Dengan kata lain, tanaman biennial
membutuhkan waktu satu tahun untuk fase vegetatif saja. Lalu pada tahun kedua
tanaman biennial ini akan menyempurnakan pertumbuhan melalui fase generatif
dengan ditandai munculnya bunga dan pembuahan. Salah satu contoh komoditas
tanaman biennial yang ada di Desa Wisata Pujon Kidul yaitu wortel.
Menurut Sobari, E. dan Fathurohman, F., 2017, wortel (Daucus carota
L.) merupakan tanaman yang rentan terhadap gulma. Gulma dapat
mengganggu pertumbuhan wortel dengan menghalangi penyiangan sinar
matahari yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas dan kualitas umbi
wortel. Tanaman wortel yang di amati Desa Pujon Kidul telah berumur dua
setengah bulan, dan menunjukkan fase generatif yang ditandai dengan
membesarnya umbi wortel. Tanaman wortel siap dipanen pada usia kurang
lebih tiga bulan.
Morfologi tanaman wortel saat diamati yaitu; ujung daun berbentuk
ramping, daun berstruktur tebal dan kaku, serta permukaan daun halus. Batang
tanaman wortel bersifat keras dan bulat, sedangkan warnanya merah
kekuningan. Untuk bunga tanaman wortel sendiri berwarna putih kemerahan
dan tangkai bunga pendek.

4.2.3 Tanaman Perennial


Tanaman perennial atau tanaman tahunan adalah tanaman yang memiliki
siklus hidup sepanjang tahun. Tanaman perennial membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk dapat dipanen. Seperti pada tanaman lainnya, tanaman jenis
perennial memiliki beberapa fase tahapan pertumbuhan, yaitu fase embrio, fase
vegetatif dan fase generatif. Fase terlama yang terjadi adalah fase vegetatif, karena
tanaman perennial sendiri membutuhkan banyak waktu guna memperbesar
ukuran, baik pada batang, akar, maupun daun. Contoh tanaman perennial yang
kembangkan di Desa Wisata Pujon Kidul dan dijadikan komoditas unggulan
adalah apel. Apel (Malus sylvestris M.) telah menjadi ikon khusus Kota Malang.
Tanaman apel yang diamati berusia 10 tahun, dan telah dipanen sejak usia kurang
lebih 3-4 tahun. Tanaman apel membutuhkan waktu tiga tahunan untuk
pembentukan fase vegetatif. Setelah itu, apel dapat mulai berbuah selama empat
bulan sekali. Keadaan tanaman apel saat ini sedang dalam fase generatif, yaitu
ditandai dengan tumbuhnya bunga sebagai cikal pembuahan. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan apel antara lain; suhu, faktor tanah yang
kurang produktif, serta cuaca yang tidak menentu. Ciri morfologi tanaman apel
yang diamati yaitu, daun berwarna hijau tua, menyirp, dan tunggal. Batang
tanaman apel cukup kuat, bercabang, dan bertekstur kasar. Sedangkan untuk
bunganya yaitu berwarna putih, sedang mekar dan hamper berbuah, serta jumlah
mahkota sebanyak lima helai.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di Desa
Wisata Pujon terdapat tiga klasifikasi tanaman berdasarkan lama waktu siklus
hidupnya, yaitu tanaman annual (semusim), tanaman biennial (dua tahunan), dan
tanaman perennial (tahunan atau menahun). Dari klasifikasi tersebut, dapat
dibedakan morfologi, fase hidup, serta waktu yang diperlukan untuk budidaya
tanaman tertentu.

5.2 Saran
Untuk kegiatan praktikum sebaiknya di sediakan tempat yang baik dan
nyaman dan dibagi dalam kelompok kecil, agar praktikan lebih efektif dalam
menangkap informasi yang disampaikan. Untuk asisten, dikarenakan praktikum
ini mencangkup empat mata kuliah, seharusnya praktikan diberi waktu lebih agar
praktikan dapat menyelesaikan satu persatu dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Komoditas Wortel

Gambar 2. Komoditas Tomat

Gambar 3. Komoditas apel


DAFTAR PUSTAKA

Rai, I.N., 2018. Dasar-Dasar Agronomi. Denpasar. Pelawa Sari.


Francis, C.A. dan Wezel, A. 2015. Agroecology and Agricultural Change.
International encyclopedia of the Social & behavioral science. 1(2): 484-
487.
Mariani S. D., Koesriharti dan Barunawati N. 2017. Respon Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) Varietas
Permata Terhadap Dosis Pupuk Kotoran Ayam dan KCl. Produksi
Tanaman. 5(9): 1505-1511.

Sobari, E. dan Fathurohman, F., 2017. Efektivitas penyiangan Terhadap Hasil


Tanaman Wortel Lokal Cipanas Bogor. Jurnal Biodjati. 2(1): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai