Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG

DISUSUN
O
L
E
H
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5
1. Christoper Paska Lewin ( C1012211045)
2. Helgagio Billy Sadin (C1012211039)
3. Ian Naelson (C1012211035)
4. Roni Kristian (C1012211033)
5. Widhi Puja Kurniawan (C1012211021)

DOSEN PENGAMPU :
1. Ir. AGUSTINA LISTIAWATI, MP./n
2. Ir. DWI ZULFITA, M.Sc/n

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS


TANJUNGPURA PONTIANAK
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “PENGARUH KOMPOSISI MEDIA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG” dengan tepat waktu dan
menyesuaikan sistematika yang diarahkan.
Adapun tujuan dari penulisan ini sebagai pelengkap untuk memenuhi tugas praktikum di lapangan.
Penulis sadar bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga perlu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca maupun berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dan sumber
terkait terutama dosen pengampu yang telah banyak memberikan dukungan materi sehingga proposal
penelitian ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ibu Ir. AGUSTINA LISTIAWATI, MP./n dan Ir. DWI ZULFITA, M.Sc/n
2. selaku dosen pengampu mata kuliah Hortikultura
3. Kedua orangtua kami yang senantiasa mendukung dan memberikan dorongan serta doa
selama penyusunan proposal
4. Teman-teman kelompok yang senantiasa membantu dan berjuang bersama-sama selama
proses praktikum hingga selesai.
5. Akhir kata penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pontianak,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan
bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil kembali). Sedangkan,
perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan
dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.
Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak
diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas.
Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pada tumbuhan ber sel 1 terjadi
penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran sel maupun
penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe perkecambahan; Epigeal
(Perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah) dan Hipogeal (Kotiledon tetap berada di
dalam tanah). Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas.
Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-cirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2, yaitu
Faktor Eksternal dan Faktor internal. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen,
dll. Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon.
Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang
didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, kompos, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan
sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan ditanam.
Tapi, dalam kegiatan penelitian, disini kita memakai media pupuk kandang, tanah gambut dan bahan
amelioran berupa kapur dolomit, untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada tanaman.
Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak
hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut
dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda-
beda. Hal yang demikian itu menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan pada biji kacang panjang
sehingga dapat dimengerti apa pengaruh media tanam terhadap perkecambahan biji kacang panjang
tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang?
2. Bagaimanakah pengaruh media tanam pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang
panjang?
3. Bagaimanakah pengaruh media tanam tanah gambut terhadap pertumbuhan tanaman kacang
panjang?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi media yang baik untuk pertumbuhan dan
hasil tanaman kacang panjang.

1.4 METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan proposal ini adalah penelitian kualitatif, dimana penelitian ini akan
membahas pengaruh dari media tanam yang ada serta sebab dan akibat dari media tanam tersebut.

1.5 HIPOTESIS
Tanaman kacang panjang dapat tumbuh maksimum pada media tanam tanah gambut dan pupuk
kandang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TANAMAN KACANG PANJANG
Klasifikasi, Botani dan persebaran Kacang Panjang Menurut Haryanto (2007), tanaman kacang
panjang diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas: Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminocecae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis L.
Tanaman kacang panjang disebut juga tanaman dwiguna atau dwifungsi. Di samping sebagai
penghasil bahan pangan bergizi tinggi juga sebagai tanaman penambat unsur nitrogen dalam bentuk
bintil-bintil akar, sehingga merupakan pabrik nitrogen alami penyubur tanah. Isi dan materi yang
disajikan dalam buku ini meliputi : sekelimut pengenalan asal-usul tanaman kacang panjang dan
prospeknya, botani dan ragam varietas kacang panjang, tata cara budidaya dan penanganan
pascapanennya, disertai juga perkiraan analisis usaha tani per satuan luas lahan.
Pada dassarnya kacang panjang yang dikenal masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
kacang panjang tipe membelit dan tidak membelit.
1. kacang panjang tipe membelit (kacang lanjaran)Kacang panjang tipe ini tumbuh membelit sehingga
membutuhkan turus (lanjar) sebagai tempat membelitkan batang tanaman. Kacang lanjara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kacang lanjaran biasa dan kacang lanjaran usus.
2. kacang panjang tipe tidak membelitKacang panjang ini tumbuh tegak tidak membutuhkan turus
sebagai tempat membelitnya.
2.2 SYARAT TUMBUH KACANG PANJANG
Tanaman kacang panjang sangat cocok ditanam daerah tropis seperti di wilayah Asia
Tenggara.Tumbuh baik daerah dataran rendah, ataupun dataran tinggi maksimal 800 meter dari
permukaan laut. Berikut adalah beberapa syarat lingkungan tanam kacang panjang:

 Suhu optimal untuk perkembangannya adalah 15-24 derajat Celcius


 Suhu terendah di mana tanaman ini bertahan adalah 10 derajat Celcius, dan maksimum 35 O
 Curah hujan yang diperlukan kacang panjang adalah 600 - 1.500 mm/tahun.
 Tanah yang diperlukan adalah tanah gembur, dengan drainase bagus.
 Di tanah yang banyak mengandung unsur hara, kacang panjang tumbuh subur namun
produksi biji minim. Hal sebaliknya akan terjadi jika Anda menanamnya di tanah dengan hara
minim.pH tanah sekitar 5-6.
2.3 TEORI
Kementerian Pertanian mendifinisikan 'gambut' sebagai tanah hasil akumulasi timbunan bahan
organik dengan komposisi lebih besar dari 65% yang terbentuk secara alami dalam jangka waktu
ratusan tahun dari lapukan vegetasi yang tumbuh di atasnya yang proses dekomposisinya terhambat
suasana anaerob dan basah.
Tanah gambut merupakan tanah yang berbahan induk dari sisa tumbuhan dengan proses dekomposisi
anaerobic terhambat, tidak atau hanya sedikit (<5%) mengandung tanah mineral yang berkristal.
Rangkaian penyusunnya berupa bahan karbon, yang mana bahan organik ini adalah rantai karbon
yang sebagian besar berupa lignin, hemiselulosa dan humik. Tanah gambut juga bersifat sarang
(porous) dan sangat ringan, sehingga mempunyai kemampuan menyangga sangat rendah, kandungan
hara relatif rendah dan banyak mengandung asam-asam organik yang menyebabkan pH gambut
sangat rendah (pH antara 2,7 – 5,0). Kualitas air gambut dipengaruhi oleh bahan penyusun gambut,
ketebalan, tingkat dekomposisi dan tata air serta lingkungan gambut tersebut (Wibowo, 2010).
Menurut Sani (2011), menyatakan bahwa karakteristik kimia tanah gambut di Indonesia sangat
ditentukan oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan
tingkat dekomposisi gambut. Secara kimiawi gambut bereaksi masam (pH di bawah 4). Gambut
dangkal pH lebih tinggi (4,0-5,1), gambut dalam (3,1-3,9). Kandungan N total tinggi tetapi tidak
tersedia bagi tanaman karena rasio C/N yang tinggi. Kandungan unsur mikro khususnya Cu, B dan Zn
sangat rendah. Secara alamiah tanah gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan
unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun
bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang
menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara.
Klasifikasi gambut berdasarkan tingkat dekomposisinya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, gambut
eutrofik, mesotrofik, dan oliogrotofik. Gambut eutrofik adalah gambut yang subur akan bahan mineral
dan basa-basa serta unsur hara lainnya. Hal ini dikarenakan gambut eutrofik biasanya menempati
cekungan-cekungan kecil di rawa belakang sungai sehingga mendapat kesuburan dari endapan sungai.
Gambut mesotrofik yaitu gambut yang memiliki kandungan mineral dan basa-basa yang sedang.
Sedangkan gambut oliogrotofik merupakan gambut yang tidak subur karena miskin akan mineral dan
basa-basa. Gambut hemik dan saprik tergolong kedalam gambut oliogrotofik (Agus dkk.,2008)
Morfologi tanaman kacang panjang.
Akar, Tanaman kacang panjang ini memiliki sistem perakaran tunggang yang terdiri dari akar cabang
dan akar serabut berwarna coklat muda. Perakarannya mencapai kedalaman ± 60 cm. Akar ini dapat
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara sehingga
bermanfaaat untuk menyuburkan tanah. Ciri adanya simbiosis tersebut adanya bintil-bintil akar di
sekitaran pangkal akar. Kacang panjang dapat menghasilkan 198 kg bintil akar/tahun atau setara
dengan 400 kg pupuk urea (Fachruddin, 2009).
Batang, Batang kacang panjang tegak, silindris, lunak, berbentuk bulat, berukuran78kecil dengan
diameter 0,6-1 cm. Batangnya berwarna hijau atau hijau tua dengan permukaan licin. Batang tumbuh
keatas dan membelit kearah kanan pada tegakan yang didekatnya (Setyaningrum dan Cahyo, 2011).
Daun, Daun kacang panjang berupa daun majemuk yang bersusun tiga helai. Daun berbntuk lonjong
dengan ujung daun runcing. Tepi daun rata dan memiliki tulang daun menyirip. Kedudukan daun
tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Panjang daun antara 9-13 cm dan panjang tangkai
daun 0,6 cm. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua sedangkan permukaan daun bagian
bawah berwarna lebih muda (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).
Bunga, Bunganya terdapat di ketiak daun, memiliki tangkai silindris dengan panjang ± 12 cm,
berwarna hijau keputihan, memiliki mahkota berbentuk kupukupu berwarna putih keunguan, benang
sari bertangkai dengan panjang ± 2 cm berwarna putih. Bunga tanaman kacang panjang tergolong
bunga sempurna, yakni dalam satu bunga terdapat putik berwarna kuning dan benang sari berwarna
kuning. Bunganya menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dengan
kemampuan 5% (Syukur, 2012).
Buah, Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping, dengan ukuran panjang sekitar 10-
80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai keputihan, sedangkan polong yang sudah tua berwarna
kekuningan. Setiap polong berisi 8-20 biji (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).
Biji, Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang-kadang sedikit
melengkung (Cahyono, 2010). Biji yang telah tua berwarna beragam, kuning, coklat, kuning
kemerahan, putih, hitam, merah, dan putih bercak merah (merah putih), tergantung pada jenis dan
varietasnya. Biji berukuran besar (p x l), 8-9 mm x 5-6 mm. Biji biasanya terdapat 15 biji atau lebih,
tergantung panjang polong dan varietas kacang panjang (Sunarjono, 2011).
Pupuk Kotoran KambingKotoran kambing digunakan sebagai bahan organik karena kandungan unsur
haranya yang relatif tinggi dimana bercampur dengan air seninya (urin) yang juga 10mengandung
unsur hara (Surya, 2013). Pupuk kandang kambing ini memiliki kandungan unsur hara yaitu 0,75 %
N, 0,50 % P2O5 dan 0,45 % K2O. Pemanfaatan ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran
lingkungan (Latuamury, 2015).

2.4 MEDIA TANAM


Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman kacang panjang adalah :
1. Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik
adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
dan drainasenya baik.
2. Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan
pecahnya nodula-nodula akar.
Pupuk kandang sapi dan ayam memiliki efek terhadap kesuburan tanah gambut yang cukup baik
karena mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) serta mikroorganisme yang ada di
dalamnya mampu menguraikan gambut menjadi lebih matang sehingga beberapa unsur hara dalam
gambut seperti P mudah tersedia bagi tanaman. Dengan demikian, pupuk kandang akan memperbaiki
kondisi fisik dan kesuburan gambut (Prastowo, 1993 cit. Najiyati et al.,2005). Pupuk kandang
memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu,
pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya tahanterhadap air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Pengaruh pemberian pupuk kandang
secara tidak langsung memudahkan tanah untuk menyerap air.

BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai