A. Rumusan Masalah
B. Hipotesis
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh faktor lingkungan
terhadap proses perkecambahan.
Pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah, ukuran dan
volume sel, bersifat irreversible.,
menekankan pada kwantitas.
Sedangkan perkembangan adalah
proses mencapai kematangan /
kedewasaan individu yang tidak
bicara kwantitas tetapi kwalitas sel
bersifat reversible.
Perkecambahan (Ing. germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam
tahap ini, embrio di dalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami
sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal
sebagai kecambah.
Proses Perkecambahan:
Perkecambahan diawali dulu dengan biji Dormancy ( berhenti aktivitas), dari kondisi
dormancy membuat biji mengering karena transpirasi dll sehingga terjadi peristiwa
penguapan di biji ini membuat tekanan osmotic biji meningkat / tinggi, hal ini
mengakibatkan keadaan biji kering sehingga membuat kondisi dalam tumbuhan hipertonis
dengan kondisi lingkungan yang berair maka terjadilah imbibisi berupa penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk
embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Membesarnya biji membuat tekanan
turgor naik , sehingga terjadi penekanan kulit biji kearah luar meningkat, adanya air di biji
juga membuat hormon asan absisat menurun kadarnya sedangkan hormon giberelin di
dalam biji menjadi aktif dan meningkat. Giberelin aktif pada biji ini akan menggiatkan
Enzim amylase sehingga menjadi aktif. Enzim amylase kemudian menghidrolisis amilum
pada cadangan makanan biji (kotiledon) . menjadi glukosa. Adanya glukosa menjadikan
embryo /calon individu mendapatkan makanan sehingga merangsang pembelahan sel. Sel di
bagian yang aktif melakukan mitosis seperti di bagian ujung radikula pada hypokotil , dan
plumulae pada epikotil. Akibat pertumbuhan baik pada calon akar dari hipokotil maupun
batang pada bagian Epikotil akan menekan dan memecahkan kulit biji yang sudah lunak
karena tekanan turgor air yang tinggi.
•
Akibat dari proses itu munculah kecambah (calon tanaman). Jika
perkecambahan itu di tempat gelap maka akan cepat karena Auksin aktif
tanpa cahaya memacu daerah apikal tumbuh cepat (Etiolasi ), namun
jika tanpa cahaya terus akan mati seiring dengan habisnya makanan di
cadangan makan karena tidak segera digantikan dengan makanan dari
hasil fotosintesis , jika ada sinar matahari tumbuh aktiflah tanaman
tersebut.
Jenis perkecambahan:
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:
1. Perkecambahan tipe epigaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan
tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil.
2. Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup (Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam
tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.
Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan
terhadap kondisi lingkungan yang sama.
3. Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan
oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang
dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis.
Terdapat 2 kelompok hormon yaitu:
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan
asam traumalin.
2. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan
terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah
peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi
diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.
3. Kelembapan
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat,
tetapi abnormal.
Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal
dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak
dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat
cahaya.
5. Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur
tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air
dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.
: Larutan Garam
: Larutan Cuka
: Air
➢ Variabel Manipulasi :
Larutan, Jenis tanaman
➢ Variabel Kontrol :
Medium tanaman, Jumlah biji yang digunakan, Cahaya, Suhu
➢ Variabel Respon :
Tinggi tanaman (pertumbuhan)
➢ DOV Manipulasi :
1. Memberi larutan garam pada gelas aqua A1
2. Memberi larutan garam pada gelas aqua B1
3. Memberi larutan garam pada gelas aqua B1
4. Memberi larutan cuka pada gelas aqua A2
5. Memberi larutan cuka pada gelas aqua B2
6. Memberi larutan cuka pada gelas aqua C2
7. Memberi air pada gelas aqua A3
8. Memberi air pada gelas aqua B3
9. Memberi air pada gelas aqua C3
➢ DOV Kontrol :
1. Menggunakan medium tanaman berupa kapas.
2. Jumlah biji yang digunakan pada masing-masing gelas aqua sebanyak 4 biji.
3. Meletakkan semua gelas aqua pada cahaya yang terang (terdedah).
4. Meletakkan semua gelas aqua dengan kondisi suhu yang sama.
➢ DOV Respon :
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tanaman.
2. Mengukur tinggi setiap tanaman pada masing-masing gelas aqua selama 5 hari.
C. Langkah kerja
IV. PEMBAHASAN
A. Tabel Data Hasil Pengamatan
Kontras
3 biji jagung +
1 A1 - - - - - warna biji
larutan garam
bertambah
3 biji jagung + Warna biji
A2 - - - - -
larutan cuka pudar
Bertambah
A3 3 biji jagung + air - - 0,5 cm 3,5 cm 6,0 cm
tinggi
Kontras
3 biji kacang tanah +
2 B1 - - - - - warna biji
larutan garam
bertambah
3 biji kacang tanah + Warna biji
B2 - - - - -
larutan cuka pudar
3 biji kacang tanah + Bertambah
B3 - - 1,0 cm 2,0 cm 2,5 cm
air tinggi
Kontras
3 biji kacang hijau +
3 C1, - - - - - warna biji
larutan garam
bertambah
3 biji kacang hijau + Warna biji
C2 - - - - -
larutan cuka pudar
3 biji kacang hijau + Bertambah
C3 - - 2 cm 6,0 cm 7 cm
air tinggi
A2, B2 dan C2
(Jagung pada air) (Kacang Tanah pada (Kacang Hijau pada air)
air)
3. Hari Kelima
A2, B2 dan C2
A3, B3 dan C3
(Jagung pada air) (Kacang Tanah pada (Kacang Hijau pada air)
air)
1. Tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau pada larutan garam.
2. Tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau pada larutan cuka.
Pada eksperimen ini, kami menggunakan biji kacang hijau, kacang tanah dan jagung
sebagai bahan eksperimen dengan variable manipulasi berupa larutan garam (NaCl) dan
larutan cuka (CH3COOH) dan air sebagai variable kontrolnya. Perkecambahan pada kacang
hijau dan kacang tanah termasuk jenis perkecambahan epigeal karena pertumbuhan
hypokotil lebih cepat dibanding epikotil sehingga kotiledonnya terangkat ke atas tanah
sering juga disebut epigeous. Sedangkan pada jagung termasuk jenis perkecambahan
hypogeal karena pertumbuhan epikotil lebih cepat dibandingkan hypokotil sehingga
kedudukan kotiledon tetap berada di bawah tanah sering disebut hypogeus.
Disini faktor lingkungan sangat berpengaruh pada proses perkecambahan. Pada semua
biji tanaman baik jagung, kacang tanah dan kacang hijau yang disiram dengan
menggunakan larutan garam, proses perkecambahan tidak terjadi dan terhambat. Hal itu
disebabkan karena larutan garam yang digunakan memiliki kadar garam dengan konsentrasi
yang tinggi yakni 0,2 M sehingga tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau tidak
mampu menyerap senyawa ion garam yang dibutuhkan dengan baik dan juga kemampuan
akumulasi senyawa pelindung osmosis yang dimiliki rendah sehingga mengakibatkan proses
perkecambahan terhambat.
Pada semua biji tanaman baik jagung, kacang tanah dan kacang hijau yang disiram
dengan menggunakan larutan cuka, proses perkecambahan tidak terjadi dan terhambat. Hal
itu disebabkan karena larutan cuka merupakan asam lemah dan memiliki pH sekitar 2,4. pH
yang terlalu rendah mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan terjadi keracunan pada
tumbuhan.
Pada semua biji tanaman baik jagung, kacang tanah dan kacang hijau yang disiram
dengan menggunakan air, proses perkecambahan berjalan normal dan tidak terhambat. Hal
itu disebabkan karena air berfungsi sebagai penstimulir metabolisme dan sebagai pelarut
dalam perubahan dan pengangkutan cadangan makanan kepada seluruh bagian tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Air diperlukan dalam proses pelarutan garam-
garam mineral dalam tanah, alat angkut zat hara dalam tanah melalui akar, sintesis
karbohidrat, sintetis protein dan sebagai alat angkut zat-zat makanan ke bagian tanaman.
V. KESIMPULAN