Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanaman merupakan makhluk hidup yang berperan penting sebagai produsen di muka bumi
ini, sama seperti dengan manusia. Tanaman sendiri mempunyai peranan penting bagi manusia yaitu
sebagai sandang, pangan, dan papan, serta tanaman juga dapat dijadikan obat – obatan. Tanaman
seperti mahluk hidup lainya tentu mengalami proses tuumbuhan dan berkembang dalam
kehidupanya. Kedua proses tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor petumbuhan dan
perkembangan tanaman.

Pertumbahan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda. Pertumbuhan adalah
proses pertambahan ukuran dan berat, tetapi tidak dapat kembali kebentuk semula ( irreverssble ).
Perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur secara komulatif.

Tanaman mempunyai dua pertumbuhan yakni pertumbuhan primer dan pertumbuhan


sekunder, pertumbuhan primer adalah pertumbuhan pada tumbuhan yang terjadi karena aktivitas sel
– sel meristem. Sel meristem merupakan sel – sel yang aktif membelah secara mitosis. Sel meristem
banyak terdapat pada bagian ujung akar dan ujung batang, meristem yang demikian disebut meristem
apical. Perumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan yang memungkinkan bertambahnya ukuran
diameter batang dan akar prtumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas sel – sel meristem lateral.

Pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan proses pembuahan ( fertilisasi ). Setelah


fertilisasi, bakal biji, bakal biji yang dilamanya mengandung sel tripoid dan zigot mulai berkembang.
Sel triploid berkembang dan membelah menjadi jaringan yang kaya nutrisi, disebut endosperma.

Perkembangan embrio didalam bakal biji dimulai ketika zigot membelah menjadi dua sel .
pembelahan sel terus berlangsung secara berulang membentuk massa sel berbentuk bola yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Selanjutnya bakal biji berkembang menjadi bakal biji.

Pertumbuhan tanaman dimulai ketika terjadi proses perkecambahan biji. Perkecambahan


dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena msuknya air kedalam biji melalui
proses imbibisi. Apa bila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan. Setelah proses
imbibisi, radikula tumbuh memecah kulit biji, menghujam ke dalam tanah dan berkembang menjaadi
akar . sementara itu hipokotil tumbuh ke atas menembus tanah dengan membawa kulit biji dan keping
bijinya.

Perkecambahan memiliki dua tipe yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya keping biji ( kontiledon ) ke dalam permukaan
tanah. Perekecambahan yang demikian biasa terjadi pada tumbuhan dikotil. Perkecambahan
hypogeal ditandai dengan kontiledonya tetap di bawah permukaan tanah. Perkecambahan hypogeal
terjadi pada tumbuhan di monokotil.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh yang
ditimbulkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau apabila ditaruh di tempat
dengan suhu yang berbeda-beda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apakah suhu berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan kacang


hijau.
2. Mengetahui bagaimana pengaruh suhu bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
kacang hijau.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

Goldsworthy (1992) menyatakan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan merupakan


hal yang paling penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila
mengalami perubahan fisik yang berkaitan dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang
bersifat tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang jika mahluk hidup mengalami
tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih sempurna.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama atau yang lebih dikenal dengan faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon
tumbuhan. Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor eksternal merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berasal dari lingkungan, faktor
ini diantaranya radiasi matahari, temperatur, unsur hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari
mahluk hidup lain seperti hewan yang dapat membantu proses penyerbukan dan manusia dalam
usaha pertaniannya.
Jouban (2012) menyatakan bahwa salinitas yang terjadi pada tanah merupakan salah satu
faktor lingkungan yang paling serius di bidang pertanian dan kehadirannya dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kualitas yang tinggi dari tanaman akan didapatkan
apabila faktor lingkungan sudah baik. Oleh karena itu perlu adanya penentuan faktor lingkungan
dalam pencapaian kualitas dan produksi yang lebih baik. Witkowicx (2010) menambahkan, hasil
produksi yang diperoleh dari suatu tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor yang paling
signifikan adalah faktor genotif dari tanaman, morfologi tanaman, cuaca, dan faktor agronomis seperti
kesuburan tanah, pembibitan, kelembaban tanah, aplikasi pengatur tumbuh, dan interaksi antara
faktor tersebut
Zat humic dalam kesuburan tanah memiliki fungsi yang baik dalam pertumbuhan tanaman
dimana manfaatnya melebihi manfaat yang diberikan oleh sifat fisik dan kimia tanah. Zat humic
membantu mengatur pertumbuhan tanaman untuk mengendalikan germinator benih, inisiasi akar,
perkembangan dan daya serap hara, metabolisme, tinggi tanaman, dan fotosintesis (Zandonadi,
2012). Zat pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman akan memberikan daya pertumbuhan yang
lebih cepat. Zat pengatur tumbuh yang diberikan akan meningkatkan daya perkecambahan pada
benih diantaranya seperti yang digunakan untuk perakaran, perbanyakan vegetatif, dan pertumbuhan
lainnya dari tanaman (Dhoran, 2012)
Vitamin adalah senyawa organik yang berperan penting pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman karena kemampuan dari vitamin sendiri yang dapat memacu pertumbuhan dan
perkembangan biji tanaman (Amalia, 2013). Pertumbuhan dan perkembangan termasuk tinggi pada
tanaman juga dipengaruhi oleh adanya ketersediaan unsur hara dari pupuk anorganik dan pupuk
organik dimana dengan penggunaan pupuk SP-36 dan Bokhasi Ela Sagu yang meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Penggunaan dosis yang tepat dan bokhasi ela sagu itu sendiri akan membantu
dalam menyediakan unsur hara mikro, dan unsur hara makro,salah satunya adalah unsur P yang
dibutuhkan oleh tanaman (Soplanit, 2012).
Pertumbuhan tanaman di lapang akan terganggu apabila proses perkecambahannya juga
mengalami gangguan, proses perkecambahan pada biji akan dipengaruhi oleh kadar air dalam biji itu
sendiri, dan kadar air dalam bijidipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan lama
biji tersebut disimpan. Agar pertumbuhan tanaman baik maka perlu adanya pengetahuan tentang
kadar air dalam biji selama masa penyimpanan agar viabilitas biji tidak hilang (Winarni, 2010).
Air adalah salah satu komponen penting yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dimana pada saat kondisi cekaman air terjadi akan tampak daun-daun dari tanaman yang mengalami
cekaman air akan terlihan daunya kecil-kecil. Air juga merupakan penyusun tubuh sel dimana air sel
daun berperan dalam proses metabolisme dan jika terjadi kekurangan air maka proses metabolisme
yang terjadi akan lebih sedikit (Anshar, 2011).

2.2 RUMUSAN HIPOTESIS


Gelas yang ditaruh di belakang kulkas akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan gelas yang ditaruh
di ruangan biasa dan di dalam kulkas. Gelas yang ditaruh di dalam kulkas pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan dengan gelas lain.

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Identifikasi Variabel
A. Variabel bebas : pengaturan suhu, tempat penyimpanan gelas.
B. Variabel terikat : ketinggian pertumbuhan tanaman kacang hijau.
C. Variabel kontrol : gelas plastik, pemberian air, kapas

3.2 Rancangan Penelitian


Perlakuan 1 : biji kacang hijau dalam gelas ditaruh di ruangan biasa
Perlakuan 2 : biji kacang hijau dalam gelas ditaruh di belakang kulkas
Perlakuan 3 : biji kacang hijau dalam gelas ditaruh di dalam kulkas

3.3 Waktu dan tempat


Penelitian dengan judul pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
kacang hijau dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2018 - 8 Agustus 2018 di rumah salah satu
anggota kelompok.

3.4 Alat Dan Bahan


ALAT:
 3 Gelas plastik
 Penggaris
 Wadah

BAHAN:
 15 Butir biji kacang hijau
 Kapas secukupnya
 Air

3.5 Prosedur kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rendam segenggam kacang hijau di dalam wadah berisi air.
3. Pilih 15 biji kacang hijau dengan kondisi yang sama.
4. Letakkan biji kacang hijau ke dalam gelas 1, 2, dan 3 masing-masing sebanyak 5 butir.
5. Beri air ke dalam masing-masing gelas dengan takaran yang sama.
6. Letakkan gelas 1 di dalam kulkas, gelas 2 di belakang kulkas, dan gelas 3 di ruangan biasa.
7. Siram masing-masing gelas yang berisi biji kacang hijau sekali sehari dengan takaran yang
sama.
8. Amati lalu catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya.

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 DATA PENGAMATAN

Gelas Tempat dan suhu Hari ke- Rata-rata


1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ruangan biasa (22-25oC) 0 1 1,5 2 4 9,5 13,5 17 6,1 cm
2 Belakang kulkas (>30o C) 0 1,5 2,3 3 6 11,5 15 20 7,1 cm
3 Dalam kulkas (<15oC) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 cm

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kacang hijau, dapat
dilihat bahwa suhu sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kacang hijau karena suhu di dalam
kulkas (<15oC) tidak dapat tumbuh sama sekali, di ruangan biasa rata-rata pertumbuhan kacang hijau
nya 6,1 cm dan rata-rata pertumbuhan di belakang kulkas 7,1 cm.

Di hari pertama semua kecambah belum mengalami pertumbuhan. Di hari kedua kecambah
yang disimpan di belakang kulkas dan ruangan biasa mulai memanjang, tetapi yang disimpang di
dalam kulkas belum tumbuh sama sekali. Dihari ketiga, ke empat dan kelima kecambah sudah mulai
mengalami pertumbuhan yang normal kecuali yang didalam kulkas belum sama sekali tumbuh.

Dihari ke enam, tujuh dan delapan banyak kemcambah yang mulai bertumbuh dengan pesat,
terutama kacang hijau di belakang kulkas, lebih cepat sekali memanjang nya. Namun hingga hari ke
delapan kacang hijau yang ditempatkan di dalam kulkas belum sama sekali tumbuh.

Hingga hari ke delapan dilakukan penelitian dapat dilihat hasilnya bahwa kacang hijau yang di
tempatkan didalam kulkas masih berbentuk biji utuh, tidak tumbuh sama sekali. Kacang hijau yang
ditempatkan di ruangan biasa kacang hijau nya tumbuh paling baik dengan rata-rata 6,1 cm dan
daun yang dihasilakn lebih berwarna hijau, tinggi cukup, serta tumbuhan terlihat sehat dan kuat.
Kacang hijau yang ditempatkan di belakang kulkas sangat terlihat tinggi dengan rata-rata 7,1 cm
tetapi tidak terllihat sehat dan kuat, daun nya pun berwarna ke kuningan.

Maka ini membuktikan bahwa pertumuhan dipengaruhi oleh suhu. Pada kacang hijau yang
diletakan di dalam kulkas tidak tumbuh karena suhunya berada dibawah suhu optimum sedangkan
pada kacang hijau yang berada di belakang kulkas tumbuh lebih tinggi dari pada yang diletakan di
ruangan biasa karena di belakang kulkas adalah suhu optimum untuk tumbuh sehingga kacang hijau
pun tumbuh dengan optimal pada suhu belakang kulkas.

BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari data yang sudah kami dapatkan, kacang hijau yang berada di dalam kulkas tidak
mengalam pertumbuhan karena suhunya yang sangat dingin. Kacang hijau tumbuh
dengan cepat saat ditaruh di belakang kulkas dan dirungan biasa karena suhunya
merupakan suhu yang sesuai untuk melakukan perkecambahan.
Tetapi walau tumbuh cepat, kacang hijau yang diletakan di belakang kulkas maupun
ruangan tidak tumbuh dengan sehat, karena tidak mendapatkan pancaran cahaya
matahari. Dapat juga dilihat dari warna tanaman yang pucat dan daunnya yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai