Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN TANAMAN LAHAN SAWAH

ACARA VI
BIOLOGI BUNGA

Oleh:
Khairia Galendary
A1D020182
Kelas F

PJ Asisten:
1. Muhammad Bilal Fachrozi
2. Tika Laudia Ardiningrum

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
A. PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Tanaman merupakan makhluk hidup. Tanaman dikatakan hidup karena


memiliki ciri sebagai makhluk hidup. Salah satu ciri makhluk hidup adalah
bereproduksi. Dengan bereproduksi tanaman akan menghasilkan tanaman baru
sebagai keturunannya. tanaman dapat bereproduksi dengan dua cara, yaitu secara
seksual dan aseksual.
Tanaman bereproduksi dengan seksual melalui organ reproduksinya yaitu
bunga. Melalui bunga tanaman akan membentuk biji hasil dari penyerbukan dari
sel jantan (serbuk sari) dengan sel betina (kepala putik). Biji hasil penyerbukan ini
dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.
Perkembangbiakan tanaman secara aseksual yaitu melalui organ vegetatif
dari tanaman. Tanaman yang berkembangbiak dengan cara ini biasanya tanaman
yang sulit melalukan perkembangbiakan dengan cara generatif, atau tidak
memiliki bunga maupun tidak dapat melakukan penyerbukan karena bunga
tersebut tidak sempurna atau adanya faktor yang menghalangi terjadinya
penyerbukan.
Bunga merupakan salah satu bagian dari tanaman, adanya bunga menjadikan
tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis
atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting
dari tanaman agar selalu dapat berkembang biak. Bunga merupakan salah satu
alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai
alat penyerbukan.
Peristiwa penting yang terjadi dibunga diantaranya yaitu penyerbukan.
Penyerbukan yaitu pindahnya serbuk sari dari kepala sari kepada stigma.
Penyerbukan terdapat dua macam yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan
silang. Penyerbukan sendiri merupakan penyerbukan kepala putik oleh serbuk
yang berasal dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada tumbuhan yang
sama. Sedangkan penyerbukan silang merupakan pindahnya serbuk sari dari anter
suatu bunga tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau spesies
yang berkerabat. Perantara utama pada penyerbukan yaitu angin dan serangga,
namun burung, keong, binatang kecil lainnya, dan juga air bisa membawa serbuk
sari dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Oleh sebab itu penting diketahui
tentang biologi bunga.

C. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:


1. Mampu mempelajari struktur bunga.
2. Mampu mempelajari tipe persilangan dari tanaman.
D. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu bunga tanaman padi. Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah loupe, alat tulis, dan gambar

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Morfologi bunga tanaman padi diamati. Untuk mengamati bagian – bagian
yang kecil dapat menggunakan loupe.
2. Bunga tanaman padi digambar, lengkap dengan bagian-bagiannya
berdasarkan visual dilapangan saat praktikum.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 6.1 Gambar morfologi bunga padi


NO. Nama Gambar Asli Gambar Literartur
Bunga
1. Bunga Padi
(Oryza
sativa)

a
m
m
e
L
Palea
Lemma

B. Pembahasan

Bunga menurut yang dikemukakan oleh (Lakitan, 2010), Bunga adalah


struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam
divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya
yaitu untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan, untuk tumbuhan-tumbuhan
yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak
sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas.
Bagian-bagian bunga seperti yang dikemukakan oleh (Widya, 2012),
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga
(receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik
(pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle),
daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga.
Penyandraan bunga merupakan upaya dalam mengetahui dan mencatat
bentuk morfologi bunga terkait tentang tanda atau suatu ciri dari bunga. Menurut
Alvarez-Buylla (2010), struktur bunga sudah dipelajari dengan berbagai cara,
untuk memahami luasnya cakupan varian pada bunga, seperti warna, simetri,
ukuran, gejala penyerbukan, dan sebagainya. Fungsi dari pencandraan yaitu untuk
menunjukkan adanya variabilitas pada tanaman, untuk melakukan seleksi dalam
kegiatan pemuliaan tanaman, untuk membedakan keragaman yang ada pada
tingkat spesies, serta sebagai langkah dalam pengamatan dan identifikasi plasma
nutfah dengan berbagai sifat penting. Menurut Suweta (2013), identifikasi
tumbuhan biasanya dimulai dari sel-sel tumbuhan yang menyusun jaringan, organ,
sistem organ, dan satu individu tumbuhan yang lengkap. Bagian-bagian yang
merupakan struktur pokok morfologi tumbuhan yang dapat diamati adalah akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Becker et al. (2011) mengemukakan bahwa struktur bunga secara umum
dibedakan menjadi empat organ utama, yaitu petal (mahkota), sepal (kelopak),
stamen (benang sari), dan carpel (putik). Menurut Nasir (2001), bunga yang
memiliki semua bagian bunga disebut sebagai bunga sempurna, sedangkan yang
tidak memiliki satu bagian atau lebih disebut sebagai bunga tidak sempurna.
Mahkota merupakan bagian bunga yang berfungsi untuk menarik perhatian
serangga yang membantu penyerbukan. Kelopak merupakan bagian terluar dari
bunga dan terletak di dasar bunga, yang berfungsi untuk melindungi kuncup
bunga. Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga, yang terdiri dari
tangkai sari (filament), kepala sari (anther), dan serbuk sari (polen). Sedangkan
putik merupakan alat kelamin betina pada bunga yang terdiri dari kepala putik
(stigma), tangkai putik (stillus), dan bakal buah (ovarium).
Berdasarkan keberadaan alat kelamin yang ada, bunga dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu bunga berkelamin ganda atau hermaprodit, bunga berkelamin
tunggal, dan bunga steril. Bunga hermaprodit memiliki stamen dan pistil dalam
satu bunga. Menurut Hartati et.al. (2013), tanaman dengan bunga hermaprodit
memiliki peluang untuk menyerbuk sendiri, sebab stamen dan pistilnya terletak
sangat berdekatan pada satu bunga yang sama. Pada bunga berkelamin tunggal
hanya terdapat salah satu alat kelamin saja, sehingga tanamanakan cenderung
melakukan penyerbukan silang. Menurut Nabhan (2004), penyerbukan silang
dapat dibantu oleh kupu-kupu, lebah, burung, dan manusia.
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa
tanaman padi memiliki tipe bunga hermaprodit, sebab ditemukan benang sari dan
putik sekaligus. Bunga padi berukuran sangat kecil sehingga agak sulit ketika
dilakukan pengamatan. Tanaman ini melakukan penyerbukan sendiri karena
memiliki kedua alat kelamin dalam satu bunga. Menurut Syukur (2012), bunga
padi berkelamin dua, pada tiap bunga terdapat 2 buah daun kelopak kecil dan
2 buah mahkota bunga yang disebut palea dan lemma. Menurut
Widyastuti et al. (2012) bunga padi dapat membuka selama 1-3 jam kemudian
menutup dan tidak membuka lagi setelah antesis. Serbuk sari yang telah keluar
dari kepala sari umumnya berumur pendek, dalam kondisi umum serbuk sari
kehilangan viabilitas dalam waktu 5 menit. Kemampuan kepala putik menerima
serbuk sari dapat bertahan selama 7 hari. Sudut membuka bunga dapat
mempengaruhi proses penyerbukan silang.
Bunga padi merupakan suatu karangan, bunganya satu-satu dan malainya
bertangkai panjang. Panjang malai dapat digolong-golongkan menjadi: malai
pendek (20-25 cm), malai sedang (25-30 cm), dan malai panjang (30-40 cm).
Bunga keluar seluruhnya dari daun bendera dalam waktu 24 jam. Bunga padi
berkelamin dua, pada tiap bunga terdapat 2 buah daun kelopak kecil dan 2 buah
mahkota bunga yang disebut palea dan lemma. Pada varietas bulu, bagian ujung
lemma berbulu panjang.
Berbeda dengan tanaman serealia yang lain, bunga padi mempunyai 6 buah
benang sari, masing-masing kepala sari berruang dua, putik bercabang dua
masing-masing berbentuk karangan yang berwarna putih sampai lembayung
(violet). Bunga mempunyai 2 lodicule atau alat penggelembung yang bisa
membesar sehingga mahkota tertekan dan membuka, selanjutnya akan mengkerut
lagi. Membukanya bunga dimulai dari ujung malai sampai ke pangkal dan dari
luar menuju ke poros. Bunga pada satu malai membuka seluruhnya dalam waktu 5
- 8 hari sedang bunga dalam satu rumpun membuka dalam waktu 10 – 14 hari.
Mekarnya bunga padi terjadi antara jam 06.00 sampai 15.30, sebelum jam
08.00 dan sesudah jam 14.00 hanya sedikit bunga-bunga yang mekar.
Pembungaan maksimum terjadi antara jam 10.00 sampai 12.00. Beberapa waktu
sebelum bunga membuka, benang sari tumbuh dengan cepat memanjang. Kotak
sari membuka sebelum atau bersamaan dengan membukanya bunga. Tepung sari
dapat hidup dalam waktu pendek sesudah keluar dari kantong sarinya. Dalam
keadaan normal daya hidupnya 5 menit setelah pecahnya kantong sari. Pada suhu
± 7℃ (54℉ ) dan kelembaban 95% tepung sari dapat hidup selama 24 jam.
Kepala putik masih mampu menerima tepung sari sesudah membukanya.
D. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum acara V ini, yaitu:


1. Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-
tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta.
2. Bunga padi merupakan suatu karangan, bunganya satu-satu dan malainya
bertangkai panjang. Panjang malai dapat digolong-golongkan menjadi: malai
pendek (20-25 cm), malai sedang (25-30 cm), dan malai panjang (30-40 cm).
3. Bunga padi berkelamin dua, pada tiap bunga terdapat 2 buah daun kelopak
kecil dan 2 buah mahkota bunga yang disebut palea dan lemma. Pada varietas
bulu, bagian ujung lemma berbulu panjang.
4. Mekarnya bunga padi terjadi antara jam 06.00 sampai 15.30, sebelum jam
08.00 dan sesudah jam 14.00 hanya sedikit bunga-bunga yang mekar.
Pembungaan maksimum terjadi antara jam 10.00 sampai 12.00.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, S., & Sudarsono. 2013. Pewarisan Sifat Hermaprodit Dan Kontribusinya
Terhadap Daya Hasil Pada Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Littri,
19(3): 117-129.
Lakitan, 2010. Identifikasi Bunga. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Suweta, M. I. 2013. Revitalisasi Istilah Tumbuh-Tumbuhan Langka dalam
Pengajaran Bahasa Bali sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
(Kajian Ekolinguistik). Jurnal Bumi Lestari, 13 (1): 206.
Syukur M. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Widya, 2012. Morfologi tumbuhan, Gajah Mada University press Yogyakarta.
Widyastuti, Yuni, I.A Rumanti, dan Satoto 2012. Perilaku Pembungaan Galur-
galur Tetua Padi Hibrida. Iptek Tanaman Pangan, 7(2): 67-78.
LAMPIRAN

Lampiran 2. Dokumentasi

Gambar 1. Bahan dan alat Gambar 2. Pembelahan bunga padi

Gambar 3. Morfologi Bunga padi

Anda mungkin juga menyukai