Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN

ACARA I
BIOLOGI BUNGA

Semester :
Genap 2019

Oleh :
Deli Safitri Banurea
A1D017001/1
PJ Acara : Erike Suroya & Riva Saiful Rizal

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembang biak merupakan salah satu ciri dari suatu makhluk hidup.

Berkembang biak mempunyai tujuan untuk memperbanyak diri atau penerusan

generasi. Tumbuhan dapat berkembang biak melalui dua cara, yaitu dengan cara

aseksual dan dengan cara seksual. Cara perkembangbiakan aseksual adalah suatu

cara perkembangbiakan dengan menggunakan organ vegetatif. Cara ini banyak

dilakukan oleh tanaman yang tidak mempunyai bunga atau tidak mampu

melakukan penyerbukan karena bunga tidak lengkap atau karena faktor lain yang

menghalangi atau menghambat terjadinya penyerbukan. Bagian tanaman yang

dipakai untuk berkembang biak aseksual adalah batang, umbi, atau mata tunas.

Sementara itu, cara perkembangbiakan secara seksual menggunakan organ

reproduksinya yaitu bunga. Melalui bunga tanaman akan membentuk biji. Biji

yang terbentuk ini dapat digunakan sebagai alat untuk perbanyakan tanaman.

Ciri yang amat penting dalam reproduksi seksual adalah pembuahan, yaitu

penyatuan sel betina dan sel jantan. Bagian bunga yang berperan sebagai alat

reproduksi jantan adalah benang sari, sedangkan putik berperan sebagai alat

kelamin betina. Struktur setiap bunga memiliki perbedaan antara satu bunga

dengan bunga yang lain. Peleburan antara benang sari dan putik itulah yang akan

menghasilkan buah yang di dalamnya terdapat biji. Biji tersebut, yang berperan

sebagai alat perbanyakan dari tanaman secara seksual.


Biologi bunga sangat berkaitan dengan kegiatan pemuliaan tanaman, yaitu

berkaitan dengan tipe penyerbukan dari suatu tanaman. Hal ini karena, metode

pemuliaan yang diterapkan tergantung pada tipe penyerbukan dari tanaman

tersebut. Tanaman memiliki dua macam tipe penyerbukan yaitu tipe penyerbukan

sendiri, dan tipe penyerbukan silang. Oleh karena itu, mempelajari struktur bunga

menjadi suatu yang penting bagi pemulia tanaman, karena fakta di lapangan

menunjukkan bahwa ada banyak model struktur bunga yang tentunya akan

mempengaruhi metode yang tepat untuk diterapkan pada bunga yang

bersangkutan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum biologi bunga adalah :

1. Mempelajari struktur bunga

2. Mempelajari tipe persilangan dari tanaman


II. TINJAUAN PUSTAKA

Biologi bunga antara lain menjelaskan mengenai penyerbukan bunga, lebih

lanjutnya akan menyangkut pembentukan buah (Aksi, 1980). Biologi bunga

penting untuk diketahui supaya dapat menentukan keseragaman buah,

menentukan pohon induk (Warisno, 2003). Bunga merupakan organ yang penting

bagi tumbuhan karena di dalamnya terdapat ala-alat perkembangbiakan. Bunga

sebenarnya merupakan ujung cabang yang berubah bentuk (mengalami

modifikasi) dan tumbuh terbatas. Secara umum setiap jenis tanaman memiliki

struktur bunga yang sama (Saktiyono, 2006).

Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan

merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang

biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-

beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu

dapat berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan

generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan

(Soenarto, 1997).

Fungsi bunga yaitu sebagai alat persarian dan alat perkawinan bagi tanaman

tersebut. Alat persarian atau organ pollinasi dan alat perkawinan atau organ

fertilisari, apabila organ-organ tersebut berfungsi dengan baik (tidak ada gangguan

dari hama dan penyakit) maka akan berlangsung pembentukan buah, dan

kemudian buah-buah yang matang tersebut mengandung biji yang dapat

mengembangbiakkan tanaman itu. Hampir semua bunga dalam melaksanakan


fungsi-fungsinya mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri yang sifatnya atraktif

atau menarik, seperti dalam hal bentuknya, warnanya, bau atau keharumannya,

serta cairan-cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjarnya (misalnya cairan

yang rasanya manis) (Hidayat, 1994).

Bunga pada umumnya, bagian-bagian bunga dapat dibedakan menjadi:

1. Tangkai bunga yang pada ujungnya biasanya melebar menjadi dasar bunga.

2. Hiasan bunga, yang biasanya terdiri atas kelopak dan mahkota. Jika kelopak

dan mahkota mempunyai bentuk dan warna yang sama disebut tenda bunga.

Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah,

yang pada kuncup bunga terletak paling luar. Adapun fungsi kelopak adalah

untuk melindungi bagian-bangian bunga lainnya dari gangguan luar sebelum

kuncup bunga itu mekar.

3. Benang sari, yang terdiri atas tangkai sari dan kantong sari (sporangium) dan

merupakan alat kelamin jantan serta menghasilkan serbuk sari (mikrospora).

4. Putik, merupakan alat kelamin betina yang menghasilkan bakal biji

(makrosporangium) dengan kantong lembaga (makrospora) di dalamnya.

(Tjitrosoepomo, 2007).

Melihat bagian-bagian atau komponen yang terdapat pada bunga, maka

bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap (complete flower) dan bunga tidak

lengkap (incomplete flower) (Soetarso, 1991). Menurut Soenarto (1997), bunga

lengkap ialah bunga yang bagian-bagiannya lengkap yang terdiri dari dasar bunga,

kelopak bunga, mahkota bunga, stamen yang terdiri dari kantong sari dan

tangkai/benang sari, pistil yang terdiri dari kepala putik tangkai putik dan bakal
buah yang di dalamnya ada bakal biji. Contohnya bunga mawar, bunga anggrek,

dan sebagainya. Bunga tak lengkap ialah bunga yang tidak mempunyai salah satu

bagian utama bunga. Contohnya, yaitu bunga kelapa, bunga padi, bunga pepaya,

bunga jagung, dan sebagainya (Daryanto, 1990).

Menurut Nasir (2001) Berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga

dibedakan menjadi :

1. Bunga Sempurna

Bunga disebut bunga sempurna jika mempunyai dua macam alat

kelamin, yaitu benang sari dan putik. Perhiasan bunga berupa kelopak dan

mahkota bunga tidak selalu harus ada pada bunga sempurna.

2. Bunga tidak sempurna

Bunga disebut bunga tidak sempurna jika hanya mempunyai salah satu

macam alat kelamin, benang sari saja atau putik saja. Bila bunga jantan dan

bunga betina terdapat pada satu tumbuhan, maka disebut tumbuhan berumah

satu (monoesis). Bila bunga jantan dan betina terdapat pada individu

tumbuhan yang berlainan, maka disebut tumbuhan berumah dua (diesis).

Menurut tempatnya tumbuhnya bunga pada tumbuhan, bunga dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Flos terminalis, yaitu bunga yang tumbuh di ujung batang.

2. Flos lateralis atau flos axillaris, yaitu bunga yang tumbuh di ketiak daun,

misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)


Menurut Tjitrosoepomo (2007), kelamin pada bunga terbagi menjadi dua

macam:

1. Bunga Berkelamin ganda (hermaprodithus), dimana pada satu bunga terdapat

benang sari dan putik, dapat pula disebut bunga sempurna.

2. Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), terbagi menjadi 3 macam yaitu,

a. Bunga yang terdiri dari benang sari saja, yang disebut bunga jantan

(flos masculus)

b. Bunga yang terdiri dari putik saja yang disebut bunga betina (flos

femineus)

c. Bunga yang tidak memiliki kelamin, atau bunga mandul

Berdasarkan penyerbukannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman

menyerbuk sendiri dan tanaman menyerbuk silang. Apabila kepala putik suatu

bunga diserbuki oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri atau bunga

lain yang masih satu tanaman maka tanaman tersebut tergolong tanaman

menyerbuk sendiri. Contohnya padi, kelapa, cabai, dan sebagainya (Soenarto,

1997). Penyerbukan silang ialah pindahnya serbuk sari dari anter suatu bunga

tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau spesies yang

berkerabat. Perantara utama pada penyerbukan ialah angin dan serangga, tetapi

burung, keong, binatang kecil lainnya, dan juga air dapat membawa serbuk sari

dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Contohnya tanaman sepatu, pepaya,

jagung dan sebagainya.

Tanaman memproduksi benih melalui proses penyerbukan. Penyerbukan

terjadi pada waktu serbuk benang sari tertabur menyentuh putik. Penyerbukan
sendiri hanya terjadi pada bunga sempurna. Serbuk benang sari menyentuh putik

pada bunga yang sama secara otomatis, tanpa bantuan apapun. Penyerbukan

silang terjadi jika pertemuan antara putik dengan serbuk benang sari dibantu oleh

serangga, angin atau manusia. Semua bunga tidak sempurna mengalami

penyerbukan silang, tetapi dapat juga dialami oleh bunga sempurna. Penyerbukan

silang dapat terjadi antara bunga-bunga dari satu tanaman atau dari tanaman yang

berbeda (Sukprakam, et al., 2005). Tanaman menyerbuk silang, terjadinya

penyerbukan sendiri dapat mengakibatkan inbreeding depression (ID) atau

penurunan nilai karakter karena dengan penyerbukan sendiri akan terjadi

penggabungan gen-gen yang sama sehingga genotipe yang dihasilkan semakin

homosigot. Bila gen-gen itu merupakan gen resesif yang mengendalikan sifat

yang kurang baik maka dalam kondisi homosigot sifat tersebut akan muncul dan

mendorong terjadinya ID (Hartati dan Sudarsono, 2014).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum acara satu dilakukan pada tempat dan waktu yang telah

ditentukan. Praktikum acara satu yaitu morfologi bunga dilaksanakan pada senin,

20 Mei 2019 pada pukul 07.00-09.00 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum yaitu

Ruang Rapat Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto.

B. Bahan dan Alat

Praktikum biologi bunga memerlukan beberapa bahan dan alat. Bahan yang

digunakan berupa tanaman yang akan diamati. Alat yang digunakan pada

praktikum ini yaitu loupe dan alat tulis.

C. Prosedur Kerja

Praktikum biologi bunga ini memiliki prosedur kerja yang perlu di

perhatikan, antara lain yaitu

1. Morfologi bunga dari masing-masing jenis tanaman diamati, loupe digunakan

untuk mengamati bagian-bagian yang kecil.

2. Bunga lengkap dengan bagian-bagiannya digambar


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1. Morfologi Bunga


No Gambar Bunga Nama Bunga Gambar Literatur Keterangan
1 Padi (Oryza 1. Kepala putik
sativa) (stigma)
2. Kepala sari
(anther)
3. Palea
4. Lemma
Sumber: 5. Tangkai sari
Lakitan, 2007 (filament)
6. Tangkai putik
(style)
7. Lodicules
8. Bakal buah
(ovary)
Tipe penyerbukan:
Menyerbuk sendiri
2 Bunga Jantan 1. Glume atas
Jagung (Zea 2. Pedicelled
mays) spikelet
3. Kepala sari
bunga
4. Palea bunga
yang dibawah
5. Lemma dibawah
Sumber: 6. Glume bawah
Syukur,2012. Tipe penyerbukan:
Menyerbuk silang
3 Bunga 1. Putik
Sepatu 2. Benang sari
(Hibiscus 3. Style
rosasinensis) 4. Staminal tube
5. Kelopak
6. Ovules
7. Bakal buah
(Ovulary)
8. Mahkota
Sumber: Tipe penyerbukan:
Ode et al., 2016 Menyerbuk sendiri
4 Bunga Cabai 1. Tangkai putik
(Capsicum 2. Kepala sari
annum) 3. Mahkota bunga
4. Kelopak
5. Bakal buah
6. Tangkai benang
sari
Sumber: Tipe penyerbukan:
Undang et al, 2015. Menyerbuk sendiri

5 Bunga 1. Putik
Kertas 2. Benang sari
(Bougainvill 3. Mahkota bunga
ea) 4. Daun
modifikasi
Tipe penyerbukan:
Menyerbuk sendiri

Sumber:
Ghogar et al., 2016

6 Bunga 1. Mahkota bunga


Betina 2. Kepala putik
Pepaya 3. Kelopak
(Carica Tipe penyerbukan:
papaya) Menyerbuk silang

Sumber:
Budiyanti, 2016
7 Bunga Jantan 1. Mahkota
Pepaya 2. Kepala sari
(Carica 3. Kelopak
papaya) Tipe penyerbukan:
Menyerbuk silang

Sumber:
Rochmatul,2003
8 Bunga 1. Mahkota bunga
Hemaprodit 2. Kepala putik
Pepaya 3. Benang sari
(Carica 4. Kelopak bunga
papaya) Tipe penyerbukan:
Menyerbuk sendiri

Sumber:
Budiyanti, 2016

B. Pembahasan

Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang

melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto, 1997). Bunga

adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh

dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon

tertentu. Bunga dapat digolongkan kedalam bunga sempurna dan tidak sempurna.

Bunga sempurna yaitu memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin

betina (putik) sedangkan bunga tidak sempurna tidak memiliki salah satu diantara

benang sari dan putik (Haryudin dan Rostiana, 2008).

Haryudin dan Rostiana (2008), menyatakan bahwa empat bagian penting

yang biasanya terdapat pada bunga adalah kelopak bunga, mahkota bunga, benang

sari atau alat kelamin jantan, dan putik atau alat kelamin betina. Kelopak bunga

(Calyx) berfungsi untuk melindungi bagian-bagain bunga sebelum mekar seperti

mahkota, stamen dan putik. Mahkota bunga (corolla) merupakan bagian bunga

yang paling indah, berfungsi untuk memikat serangga yang membantu dalam

proses penyerbukan. Benang sari (androecium) merupakan bagian dari bunga


jantan yang berfungsi sebagai penyerbuk. Tangkai putik atau alat kelamin betina

(gynoecium) berfungsi menerima masuknya tepung sari.

Suena (2005), menyatakan bahwa pada umumnya bunga memiliki bagian-

bagian bunga sebagai berikut:

1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat

batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian

yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan

peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.

2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar,

dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah

mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat

rapat satu sama lain, bahkan biasanaya tampak duduk dalam satu lingkaran.

3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan

daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-

urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua

bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Bagian-bagian

hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua bagian antara lain: kelopak

bunga (kalix) dan mahkota bunga (corolla).

4. Alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan

metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas

sejumlah benang sari (stamen).

5. Alat kelamin betina (gymnaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang

biasanya disebut putik (pistilum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun
yang disebut daun buah (carpella). Putik dalam bunga dapat ditemukan satu

atau dapat juga beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa

daun buah.

Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada setiap spesiesnya yang

mengakibatkan perbedaan dalam proses penyerbukannya. Bunga berdasarkan

kemampuan penyerbukannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu bunga yang mampu

menyerbuk sendiri dan bunga menyerbuk silang. Poespodarsono (1998),

menyatakan bahwa penyerbukan yaitu jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.

Secara umum penyrbukan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Penyerbukan Sendiri. Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari

anther ke stigma pada bunga yang sama atau pada bunga lain pada tanaman

yang sama. Terjadinya self pollination karena adanya kleistogami yaitu pada

waktu terjadi penyerbukan bunga belum mekar atau tidak terbuka.

Penyerbukan diawali oleh pembungaan disebut anthesis. Contoh tanaman

yang menyerbuk sendiri yaitu padi, kedelai, kacang tanah, gandum, tomat,

kentang, dan cabai. Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan oleh:

a. Bunga tidak membuka.

b. Serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar.

c. Stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga

terbuka.

d. Stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther

terbuka.
2. Penyerbukan Silang. Penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari

anther ke sigma pada bunga yang berbeda. Contoh tanaman yang menyerbuk

silang yaitu jagung, salak, anggur, nenas, semangka, pepaya, tebu, sirsak, dan

wortel. Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh:

a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.

b. Perbedaan periode matang serbuk sari dan kepala putik.

c. Adanya sterilitas dan inkompabilitas.

d. Adanya bunga monocious dan diocious

Syukur (2012) juga menyebutkan bahwa tipe penyerbukan pada tanaman

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang.

Penyerbukan sendiri terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma yang berasal

dari satu bunga. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan morfologi

bunga. Sifat genetik terlihat dari kemampuan sel kelamin tanaman untuk dapat

bergabung sendiri. Contoh tanaman menyerbuk sendiri adalah padi, sorgum,

kacang tanah, cabai, dan tomat. Adapun penyerbukan silang yaitu suatu proses

penyerbukan yang terjadi saat sel telur dibuahi oleh sel sperma dari bunga yang

berbeda. Hal ini dapat terjadi karena bunganya mempunyai struktur tertentu,

berbeda waktu masak dari tepung sari dan sel telur, ketidakserasian sendiri (self-

incompability), terdapat bunga monocious atau diocious. Contoh tanaman

menyerbuk silang adalah jagung, pepaya, salak, pisang, dan wortel.

Studi tentang biologi bunga sangat penting dipelajari dalam pemuliaaan

tanaman untuk menentukan tipe penyerbukannya, yaitu termasuk penyerbukan

sendiri atau penyerbukan silang. Pengetahuan tersebut dapat membantu pemulia


tanaman dalam melakukan penyerbukan silang buatan. Hal ini memudahkan

pemulia untuk melakukan persilangan buatan dengan hasil yang baik, pemulia

harus mengetahui sifat-sifat dari kedua jenis tanaman yang akan disilangkan,

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembungaan, dan pembentukan buah

(Mangoendidjojo, 2003).

Kelemahan penyerbukan sendiri antara lain diperlukan banyak tenaga,


bersifat homozigot , dan bersifat inbrid. Kelemahan penyerbukan silang antara
lain pertumbuhan tanaman tidak seragam , sulit untuk identifikasi benih dan
produksinya sangat rendah ( Sunarto,1997). Kelebihan penyerbukan sendiri
adalah mudah dilakukan dan tidak memerlukan bantuan dari tanaman lain.
Kelebihan penyerbukan silang adalah memungkinkan tumbuhnya varietas baru
yang lebih unggul daripada varietas yang melakukan penyerbukan sendiri
( Lakitan,2010)

Menurut saya mandul jantan merupakan ketidakmampuan bunga pada suatu

tanaman memproduksi tepug sari secara fungsional sehingga tidak mampu

menyerbuki dirinya sendiri atau tanaman lain. Mandul jantan dalam program

pemuliaan tanaman digunakan sebagai metode pembuatan benih hibrida. Mandul

jantan adalah fenomena yang sering terjadi dan mempunyai implikasi yang dapat

dimanfaatkan dalam perbaikan atau perakitan varietas misalnya, kegagalan

tanaman untuk menghasilkan tepungsari yang normal berfungsi (Satoto, 2019).

Bunga yang diamati dalam praktikum ada lima macam bunga, yaitu bunga

sepatu, bunga kertas, bunga padi, buga jagung jantan, bunga papaya dan bunga

cabai. Struktur serta masing-masing bagian bunga diamati, ditentukan tipe

penyerbukannya, kemudian digambar. Bunga pepaya terdiri dari tiga macam,

yaitu bunga pepaya jantan, bunga pepaya betina, dan bunga pepaya hermaprodit.
Menurut Suhaendi (1991), Bunga bogenville termasuk bunga majemuk.

Bagian-bagian dari bunga bougenville yaitu tenda bunga, bunga, tangkai, kepala

putik, tangkai putik, benang sari, dan tangkai sari. Dengan bagian-bagian seperti

itu, bunga bougenville tergolong bunga tidak lengkap. Bunga bougenville dapat

dibilang bunga yang unik, karena bunganya tumbuh pada tenda bunga

(perigonium). Jadi untuk melihat organ-organ bunga, bunga tersebut harus di

lepaskan dari tendanya kemudian dibedah, sehingga akan terlihat semua organ-

organnya. Tanaman bougenville termasuk tipe menyerbuk sendiri. Bunga ini

merupakan bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunga payung majemuk

(umbella composita), payung 3–15 bunga. Warna bunga beranekaragam ada

kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya. Kelopak bunga

berbentuk tabung 2–4 mm, berbentuk paku, dan berambut halus. Bunga tersusun

dalam anak payung bertangkai, di ketiak, berjumlah 1-7 anak payung, masing-

masing anak payung terdiri dari 3 bunga. Daun pelindung duduk, bulat telur,

bertulang daun, dan tidak rontok. Benang sari rata-rata ada 8, tidak sama

panjangnya dengan tabung. Tangkai putik lebih pendek, dan kepala putik miring.

Bunga jagung yang diamati pada saat praktikum adalah bunga jagung

jantan. Tanaman jagung adalah tanaman yang menyerbuk silang karena bunga

jantan dan bunga betinanya terpisah. Menurut Subekti, et al., (2008), Jagung

disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan

betinanya terdapat dalam satu tanaman. Tanaman jagung adalah protandry, di

mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari

sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai
dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai

(tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk

sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin

sehingga terjadi penyerbukan silang. Panjang rambut jagung bergantung pada

panjang tongkol dan kelobot. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari

dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian

tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari

serbuk sari tanaman sendiri. Maintang dan Nurdin (2013), menyatakan bahwa

tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana

sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari

berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut

tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam

4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan

biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut

tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

Bunga padi berdasarkan pengamatan yang dilakukan bagian-bagiannya

terdiri dari putik, kepala sari, palea, lemma, tangkai gabah dan ovary. Tanaman

padi merupakan tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini

disebabkan karena letak putik dan benang sari berada pada satu bunga yang sama.

Bunga tanaman padi merupakan bunga sempurna, karena mempunyai putik dan

benang sari dalam satu bunga. Makarim, et al., (2000), menyatakan bahwa bunga

padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai adalah bunga

yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta
beberapa organ yang bersifat inferior. Tanaman padi merupakan jenis tanaman

yang melakukan penyerbukan sendiri, namun juga masih ada kemungkinan untuk

melakukan penyerbukan silang yang kemungkinannya sangat kecil.

Bunga pepaya yang diamati dalam praktikum ada 3 macam yaitu bunga

jantan, betina dan hermaprodit. Tanaman pepaya adalah tanaman yang menyerbuk

silang karena bunga jantan dan bunga betinanya terpisah. Bunga pepaya adalah

bunga tidak lengkap dan tidak sempurna, namun bunga hermafroditnya lengkap

dan sempurna. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kalie (1982), Tanaman

pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina

(femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga jantan berbentuk tabung

ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Mahkota bunga terdiri dari lima helai

dan berukuran kecil-kecil. Benang sari berjumlah 10 yang tersusun menjadi dua

lapis dan melekat pada leher tabung. Ovarium mengalami rudimenter sehingga

tidak akan menghasilkan buah. Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki

bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang

berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini memiliki lima buah putik. Mahkota bunga

terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga.

Berdasarkan bentuk bunganya, tanaman pepaya tergolong tanaman yang

menyerbuk silang.

Bunga cabai merupakan bunga yang lengkap, serta sempurna. Hal ini

menyebabkan bunga cabai melakukan penyerbukan sendiri. Bagaian-bagain

bunga yang teramati saat praktikum adalah mahkota, putik, benang sari, kelopak,

serta bakal buah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pradipta (2009), yang
menyatakan bahwa cabai merupakan tanaman menyerbuk silang, karena posisi

putik yang berada di atas kepala sari. Peluang cabai untuk melakukan

penyerbukan sendiri maupun silang hampir seimbang, karena posisi alat

reproduksinya yang berada dalam satu bunga yang mendukung penyerbukan

sendiri dan ketinggian putiknya yang mendukung penyerbukan silang. Kirana, et

al., (2014), menyatakan bahwa posisi bunga cabai manggantung. Warna mahkota

bunga putih dan memiliki 5 sampai 6 bunga. Panjang bunga 1 sampai 1,5 cm,

lebarnya 0,5 cm. Panjang tangkai bunga 1-2 cm. Tangkai putik berwarna putih

dengan panjang sekitar 0,5 cm. Warna kepala putik kuning kehijauan. Tangkai sari

berwarna putih, tetapi yang dekat dengan kepala sari ada bercak coklat. Panjang

tangkai sari 0,5 cm. Kepala sari berwarna hijau sampai ungu.
V. SIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Bunga tanaman yang satu dengan tanaman yang lain memiliki struktur yang

berbeda-beda. Umunya struktur bunga terdiri dari mahkota bunga, tangkai

bunga, kepala sari, putik dan kelopak bunga. Bunga yang memiliki dua alat

kelamin disebut sebagai bunga sempurna, sedangkan bunga yang memiliki

seluruh perhiasan bunga (mahkota bunga dan kelopak bunga ) dan dua alat

kelamin (jantan dan betina) disebut sebagai bunga lengkap.

2. Tipe penyerbukan dibedakan menjadi dua yaitu penyerbukan sendiri dan

penyerbukan silang. Bunga yang memiliki tipe persilangan menyerbuk sendiri

yaitu bunga kertas, bunga cabai, bunga pepaya hermaprodit dan bunga padi.

Bunga yang memiliki tipe persilangan menyerbuk silang yaitu bunga jagung

serta bunga jantan dan betina pada pepaya.


DAFTAR PUSTAKA

Aksi, A. 1980. Bercocok Tanam Lada. Kanisius. Yogyakarta.

Budiyanti, Tri. 2016. Mengenal Morfologi Bunga untuk Meningkatkan Kualitas


Benih Pepaya. Iptek Hortikultura. No. 12: 70-74.

Darjanto dan Siti Satifah.1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ghogar, A., Kanitta Jiraungkoorskul and Wannee Jiraungkoorskul. 2016. Paper


flower, bougainvillea spectabilis: update properties of traditional
medicinal plant. Journal of Nature Remedies.16(3): 82-87.

Hartati, Sri., dan Sudarsono. 2014. Inbreeding Depression pada Progeni Hasil
Penyerbukan Sendiri dan Outbreeding Depression pada Hasil
Penyerbukan Silang Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Littri.20
(2): 65-76.

Haryudin, Wawan, dan O. Rostiana. 2008. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur


(Kaempferia galanga L.). Bul. Littro.14 (2): 109-116.

Hidayat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Tenaga Guru. Bandung.

Kalie, Moehd, Baga. 1982. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kirana, R., Carsono, N., Kusandriani, Y dan Liferdi. 2014. Peningkatan Potensi
Hasil Varietas Galur Murni Cabai Dengan Memanfaatkan Fenomena
Heterosis di Dataran Tinggi Pada Musim Kemarau. Jurnal
Hortikultura.24 (1): 10-15.

Lakitan. 2007. Identifikasi Bunga. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Lakitan, B. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Presss,Jakarta.

Maintang, dan M. Nurdin. 2013. Pengaruh Waktu Penyerbukan terhadap


Keberhasilan Pembuahan Jagung pada Populasi SATP-2 (S2) C6.
Agrilan.2 (2): 94-108.

Makarim, A. K., U. S. Nugraha, dan U. Kartasasmita. 2000. Pengujian Sistem


Prescription Farming pada Pola IP Padi 300. Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan.19 (3): 13-24.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Yogyakarta.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan


Tingg Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Ode, W. N., A. Munir, dan H. W. Sudrajat. 2016. Studi morfologi serbuk sari
kembang sepatu. Jurnal Ampibi. 1(2): 43-45.

Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. ITB,


Bandung.

Pradipta, A. 2009. Evaluasi daya hasil empat cabai (Capsicum annuum L.)
hibrida IPB di kebun percobaan IPB Leuwikopo, Bogor.

Rochmatul, H.R. (2003). Mempelajari Proses Produksi Bubuk Pepaya Fermentasi


Menggunakan Spray Dryer. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor

Saktiyono. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Satoto, B. Sutaryo dan B.Suprihatno. 2019. Prospek Pengembangan Varietas Padi


Hibrida. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Subekti, N. A. 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai


Penelitian Tanaman serealia, Maros.

Suena, Wayan. 2005. Teknologi Benih. Universitas Udayana, Denpasar.

Suhaendi, H. 1991. Keragaman genetik dan heritabilitas beberapa sifat morfologi


Bougenvilpea sp. Zuriat 2(1): 1-9.

Sukprakam, S. 2005. Saving your own vegetable seeds: A guide for farmers.
Terjemahan Kartini Luther, Joko Mariyono. AVRDC-The World
Vegetable Center. Shanhua, Taiwan.

Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.

Syukur, Muhamad, Sriani Sujiprihati, Rahmi Yunianti. 2012. Teknik pemuliaan


tanaman. Penebar Swadaya. Depok.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University


Press, Yogyakarta.
Undang, Muhamad Syukur, dan Sobir. 2015. Identifikasi spesies cabai
rawit(Capsicum spp.) berdasarkan daya silang dan karakter morfologi. J.
Agron Indonesia.43(2):18-125.

Warsino. 2003. Budidaya Pepaya. Kanisius: Yogyakarta


LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Dokumentasi Acara 1

Gambar 1. Alat dan Bahan

Gambar 2. Bunga Pepaya

Gambar 3. Bunga Bougenvile


Gambar 4. Bunga Sepatu

Gambar 5. Bunga Jantan Jagung


Lampiran 1.2 Lampiran ACC
Lampiran 1.3 Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai