Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


“MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA”

OLEH:
KELOMPOK II
UNIVERAL B 2023

ASISTEN : NOVALIN KURNIA JACOB


LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMARISAH MADANI
MAKASSAR
2023

BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting, yaitu
tumbuhan. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat
penting untuk perkembangan mahluk hidup. Setiap tumbuhan memiliki
akar, batang daun dan bunga. Masing-masing memiliki fungsi utama
dalam pertumbuhan, sebuah tumbuhan. Dari keempat bagian tumbuhan
diatas, yang paling menjadi pusat perhatian mata manusia adalah bunga
(Iserep, 2013).
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat
gerak aktif. Perlu adanya alat bantu dalam proses reproduksi untuk
menghasilkan keturunan. Bunga (flos) atau kembang adalah struktur
reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Organ reproduksi (benang
sari dan putik) terdapat pada bunga. Bunga berfungsi utama
menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsungpada bunga.
Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah
struktur yang membawa biji (Dalimarha, 2019).
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini
bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi atau perubahan bentuk
dari organ utama yaitu batang dan daun yang berbentuk, susunan, dan
warnanya telah disesuaikan dengan fungsi sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika memperhatikan bagian dasar
bunga dan tangkai bunga bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun
yang berbentuk dan warnanya berubah. sebagian masih tetap bersifat
seperti daun sedangkan bagian lain akan mengalami metamorfosis
membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi
(Tjitrosoepomo, Gembong, 2013).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui
morfologi dan anatomi bunga dengan menggunakan mikroskop.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
bagianbagian morfologi dan anatomi sampel bunga
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah mengamati struktur dan
bagian-bagian pada bunga serta mengetahui bentuk-bentuk jaringan pada
bunga asoka dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x dengan menggunakan
larutan aquadest, kloralhidrat, dan fluoroglusin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan. Ada tumbuhan
yang berbunga sempurna dan ada yang berbunga tidak sempurna. Bunga
sempurna memiliki benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik
sebagai alat kelamin betina. Bunga tidak sempurna ada yang memiliki
benang sari, tetapi tidak memiliki putik, bunga yang demikian disebut
bunga jantan, sementara bunga yang tidak memiliki benang sari tetapi
memiliki putik disebut bunga betina. Ada tumbuhan yang berbunga
tunggal yaitu jika pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Ada pula
tumbuhan berbunga majemuk yaitu jika pada satu tangkai terdapat
banyak bunga membentuk rangkaian atau karangan (Mulyani, 2015).
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang
lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan
daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan
daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun
mahkota. Bunga merupakan sebagian dari cara reproduksi seksual yang
menghasilkan biji, dan akhirnya dari bijilah diperoleh tumbuhan baru
(Tjitrosomo, 2013).
Bunga memiliki fungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan
pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan
berkembang menjadi buah. Buah adalah strukturyang membawa biji.
Morfologi dari suatu bunga dapat menjadi dasar bagi klasifikasi tanaman.
Tanaman yang memiliki sistem kekerabatan dekat umumnya memiliki ciri
atau morfologi bunga yang hampir sama. Pengetahuan tentang morfologi
bunga dapat mempermudah kita dalam menentukan metode pemuliaan
yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis penyerbukannya.
Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah penyerbukan dan
pembuahan (Tjitrosomo, 2013).
II.2 Morfologi bunga
Struktur bunga secara umum terdiri dari tangkai bunga, dasar bunga,
perhiasan bunga dan organ reproduktif. Tangkai bunga (pedicellus)
merupakan bagian bunga yang memiliki sifat batang yang jelas, yang
umumnya berwarna hijau. Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung
tangkai bunga yang melebar. Perhiasan bunga merupakan modifikasi dari
daun, yang terdiri dari kelopak (calys) dan mahkota (corolla). Sedangkan
organ reproduktif jantan yang disebut benang sari (stamen) dan organ
reproduktif betina yang disebut putik (pistillum).
II.2.1 Struktur Bunga
Berdasarkan jenisnya, bunga dibedahkan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki seluruh atau semua


bagian-bagian bunga. Bagian bunga yang lengkap terdiri dari tangkai
bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan
putik. Fungsi masing-masing bagian bunga tersebut adalah:
a. Tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung tangkai
bunga dengan ranting.
b. Dasar bunga berfungsi sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.
c. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi mahkota bunga ketika masih
kuncup dan akan terbuka atau mekar.
d. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga untuk
membantu proses penyerbukan.
e. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan,sebagai alat
perkembangbuakan bunga yang terdiri dari tangkai sari.
f. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Bakal buah nantinya akan
ada pada bagian bawah putik.

Gambar 1 Bunga Lengkap


2. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki setidaknya satu
dari empat struktur utama berikut: sepal, kelopak, benang sari, dan
putik. Bunga yang lengkap mempunyai keempat struktur tersebut.
Sesuai dengan namanya, bunga tidak lengkap tidak kalah dengan bunga
lengkap. Faktanya, bunga tidak lengkap dapat memiliki keunggulan
biologis dibandingkan bunga lengkap. Berdasarkan struktur yang tidak
ada, bunga tidak lengkap dapat menggunakan cara penyerbukan alternatif
(yang tidak didorong oleh serangga penyerbuk ) atau meningkatkan
kemungkinan penyerbukan silang, sehingga meningkatkan keragaman
genetik. Keanekaragaman sangat penting bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup, dan bunga tidak lengkap hanyalah salah satu dari
sekian banyak adaptasi tanaman yang membangun ketahanan suatu
ekosistem.
Bunga yang hanya mempunyai putik disebut putik atau betina, dan
bunga yang hanya mempunyai benang sari disebut staminate atau
jantan. Bunga yang demikian disebut tidak sempurna karena kedua alat
kelaminnya tidak terdapat pada bunga yang sama. Bunga yang tidak
sempurna, dan karenanya tidak lengkap, meningkatkan kemungkinan
penyerbukan silang, yang mendorong variasi genetik. Beberapa contoh
tumbuhan yang bunganya tidak sempurna dan tidak lengkap adalah
jagung ( Zea mays ) (Lia kim, 2022).

Gambar 2 Bunga Tidak Lengkap

II.3 Rumus Bunga


Rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu
bunga. Rumus bunga menunjukkan keadaan kelopak bunga, mahkota,
organ-organ reproduksinya, dan simetrinya (Rosanti, 2013).
1.Kelamin Bunga
Kelamin bunga tersebut yang ditunjukkan oleh organ
reproduktifnya. Jika bunga tersebut memiliki putik sekaligus benang sari
maka bunga tersebut termasuk bunga banci (hermaphrodite)
dilambangkan dengan +, jika bunga tersebut hanya memiliki putik maka
bunga betina, dilambangkan dengan +, jika bunga hanya memiliki benang
sari saja maka disebut bunga jantan, dilambangkan dengan (Rosanti,
2013).
2. Menentukan Simetri Bunga
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa
disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun
bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua
bagaian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling menutupi.
Dapat pula dikatakan bidang pemisah tadi merupakan sebuah cermin
datar dan bagian yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang
lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda dalam
dua bagian yang satu sama lain merupakan bayangan dalam cermin datar
tadi, dinamakan bidang simetri (Tjitrosoepomo, 1983).
Macam-macam simetri pada bunga yaitu: (Tjitrosomo, 1983):
a. Asimetri atau tidak simetri, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu
bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih
(Canna hybrid hort).
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga
hanya dapat di buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi
menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan
dengan lambang (anak panah).
c. Setangkap menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimeritris),
dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat
dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang
tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L).
d. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau
actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk
membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya
pada bunga lili gereja (Lilium longiflorum Thunb) bunga yang beraturan
seringkali ditunjukkan dengan lambang * (bintang).
3. Mengitung Jumlah Kelopak Bunga
Kelopak bunga dilambangkan dengan huruf “K” dari kata calyx atau
huruf “S” dari kata sepalae. Jika kelopak dan mahkota sama, baik
bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk
menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P singkatan kata pergonium
(tenda bunga). Sebagai contoh jika jumalah daun kelopak jumlahnya 3
saling berdekatan maka ditulis “K (3)”, jika daun kelopak berjumlah 3
saling berdekatan maka ditulis “K 3” (Rosanti, 2013).
4. Mengitung Jumlah Daun-Daun Mahkota
Mahkota dinyatakan dengan huruf C singakatan kata corolla atau
huruf “P” dari kata petalae. Sebagai contoh, jika daun mahkota
berjumlah 5 saling berdekatan maka ditulis “C (5)” atau “P (5)”. Jika
jumlah daun mahkota berjumlah 5 tidak saling berdekatan maka ditulis
“C 5”. Jika mahkota bunga tersusun dalam 2 sampai 3 lingkaran, maka
harus dihitung jumalah mahkota dalam lingkaran terluar dahulu baru
kedalam. Jika jumlah daun mahkota banyak maka dianggap memiliki
jumlah yang tidak terbatas sehingga ditulis “ “ (Rosanti, 2013).
5. Menghitung Jumlah Benang Sari
Benang-benang sari yang dinyatakan dengan huruf A singkatan
kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
Setiap benang sari memiliki kepala sari (anthera) yang mengandung
banyak serbuk sari. Kepala sari ini terkumpul menjadi satu dalam satu
tangkai sari. Jumlah kepala sari inilah yang menjadi penentu jumlah A
(Rosanti, 2013).
6. Mengitung Jumlah Putik
Putik yang dinyatakan dengan huruf G singkatan kata gymnaecium
(isitilah untuk alat betina pada bunga) (Tjitrosoepomo, 1995). Setiap
putik memiliki kepala putik (Stigma) yang mengandung banyak daun
buah, kepala putik tersusun menjadi satu dalam tangkai putik, jumlah
kepala putik inilah yang menjadi penentu jumalah G (Rosanti, 2013).
Dalam perhitungan putik, harus diperhitungkan pula kedudukan
bakal buahnya. Jika bakal buah menumpang (Superus), jika bakal buah
duduk diatas dasar bunga, maka symbol huruf G harus digaris bawah.
Jika kedudukan bakal buahnya setengah tenggelam (hemi inferus) dan
pada dasar bunga yang cekung, maka dibawah symbol huruf G tidak
perlu diberi symbol tambahan. Jika kedudukan bakal buah tenggelam
(inferus) maka diatas simbol huruf G diberi tanda garis (Rosanti, 2013).
II.4 Morfologi Bunga Asoka
Morfologi bunga asoka mencakup berbagai bagian yang
menciptakan keindahan dan karakteristik khasnya. Berikut adalah
penjelasan tentang morfologi bunga asoka:
a. Kelopak Bunga
Kelopak bunga ini biasanya berjumlah lima hingga enam helai.
Kelopaknya memiliki warna yang mencolok, sering kali berwarna merah
muda atau oranye cerah, meskipun ada juga variasi dengan kelopak
yang berwarna kuning atau merah.
b. Mahkota Bunga (Corolla)
Mahkota bunga ini terdiri dari kelopak bunga yang berfungsi untuk
melindungi organ reproduksi bunga. Kelopak ini biasanya sangat
berbunga dan menonjol, memberikan bunga tampilan yang mencolok.
c. Androecium (Bagian Jantan)
Bagian jantan bunga ini terdiri dari benang sari (stamen) yang
membentuk lingkaran di sekitar ovarium. Setiap stamen mengandung
serbuk sari yang mengandung sel-sel sperma yang berperan dalam
penyerbukan.
d. Gineceum (Bagian Betina)
Bagian betina bunga ini terdiri dari ovarium yang mengandung sel
telur. Ovarium ini terletak di bagian tengah bunga dan akan berkembang
menjadi buah setelah penyerbukan.

e. Pedicel
Pedicel adalah batang yang menghubungkan bunga dengan pohon
atau cabang tempat bunga tumbuh. Pada bunga asoka, pedicel biasanya
relatif pendek.
f. Dedaunan
Dedaunan bunga ini terdiri dari daun-daun yang berbentuk majemuk,
dengan anak daun tersusun secara berlawanan.
Daun-daun ini biasanya berwarna hijau tua dan menghasilkan kontras
yang indah dengan warna kelopak bunga yang cerah.
g. Akar dan Batang
Meskipun morfologi bunga ini lebih terkait dengan bagian atas
tumbuhan, akar dan batang juga merupakan bagian penting dari
tumbuhan.
Akar berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah, sementara
batang memberikan dukungan struktural dan menghubungkan bagian atas
dengan akar. (Gifari zakawali, 2023)
II.5 Alat Kelamin Bunga
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-
masing bunga , orang membedakan:
1.Bunga Banci atau Berkelamin Dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang
padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat
kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna
atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga
yang terdiri atas kelopak dan mahkota. Misalnya pada bunga Terung
(Solanum melongena L.)
2. Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya
terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat
kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
- Bunga Jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang
sari tanpa putik, misalnya Bunga Jagung yang terdapat di bagian atas
tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan lambang ♂.
- Bunga Betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai
banang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya Bunga Jagung yang
tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dalam lambang ♀.

3. Bunga Mandul atau Bunga Tidak Berkelamin, jika pada bunga tidak
terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (bunga pita)
pada Bunga Matahari (Helianthus annuus L). (Munawi inside.2015)
II.6 Klasifikasi Bunga Azoka
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Subkelas : Asteridae
Ordo : Scroplaulariales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum Sambac (L) Alton
II.7 Uraian Bahan
II.7.1 Aquadest (DIRJEN POM, 1979 ; Hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur :

Kelarutan : Larut dalam etanol gliser


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
II.7.2 Kloralhidrat (DIRJEN POM, 1979; Hal 142)
Nama Resmi : CHLORALHYDRAS
Nama Lain : Kloralhidrat
RM/BM : C2H3Cl3O2/165,40 g/mol
Rumus Struktur :

Kelarutan : Hablur transparan, tidak meleleh basah, tidak


berwarna hablur transparan, tidak meleleh
basah, tidak berwarna, bau tajam dan khas, rasa
kaostika dan agak pahit, melebur pada suhu lebih
55° dan perlahan-lahan menguap
Pemerian : Sangat mudah larut dalam air,minyak zaitun, mudah
larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform
P, dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat
Kegunaan : Mempermudah pengamatan
II.7.3 Fluoroglusin (Dirjen Pom, 1979 Edisi III: 675)
Nama Resmi : TRIHIDROS
Nama lain : Floroglusin
RM : C6H6O3
Pemerian : Hablur, putih atau kekuning-kuningan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini akan dilaksanakan pada hari Jumat 3 November
2023 sampai selesai di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas
Almarisah Madani Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu gelas
objek dan gelas penutup, mikroskop, pinset, pipet tetes, dan silet.
III.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu
aquadest, Bunga Azoka, Fluoroglusin, dan kloralhidrat.
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Pengamatan Morfologi Bunga

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Diamati bagian-bagian bunga
3. Dicatat hasil pengamatan.
4. Didokumentasikan dan dibuat hasil dalam bentuk laporan.
III.3.2 Pengamatan Anatomi Bunga
1. Disiapkan mikroskop.
2. Dibuat preparat dari objek yang akan diamati.
3. Dibuat sayatan tipis dari bunga asoka
4. Diletakkan irisan atau sayatan diatas gelas objek.
5. Ditetesi dengan air lalu tutup dengan gelas penutup.
6. Ditutup dengan gelas penutup.
7. Diamati bagian-bagiannya.
8. Didokumentasikan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Medium Gambar Keterangan
.
1. 1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
Aquadest

1.
2.
3.
4.
5.
No. Medium Gambar Keterangan
1. 1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
Aquadest
1.
2.
3.
4.
5.

No. Medium Gambar Keterangan


1. 1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Aquadest

1.
2.
3.
4.
5.

No. Medium Gambar Keterangan


1. 1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
Aquadest

1.
2.
3.
4.
5.
V.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua pengamatan yaitu morfologi
dan pengamatan anatomi. Pada pengamatan morfologi terlihat bunga
memiliki mahkota yang berbentuk terompet dan pada pangkal meruncing,
muncul dari ketiak daun, kelopak bunga kecil, bunga berwarna merah,
pada bunga mahkota yang muncul ada lima helai, bunga,serta bunganya
memiliki warna yang beragam mulai dari berwarna merah dan kekuningan
Bunga asoka (Ixora coccinea) memiliki lima helai mahkota, lima
helai kelopak. Bunga ini juga memiliki putik dan benang sari yang
tersembunyi didalam mahkota dasar bunga, dimana putik dan benang sari
ini tidak timbul kepermukaan mahkota, namun tersembunyi di dalam
lubang kecil bulat yang terlihat pada permukaan bunga.Sehingga jika
dilihat dari luar bunga ini terlihat tidak memiliki alat kelamin jantan dan
betina,atau dapat disebut bunga banci/berkelamin dua.
Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa bunga
Asoka (Ixora coccinea) termasuk bunga majemuk bisexualis. Terdapat
perhiasan bunga berupa corolla 5 petal lepas berwarna merah muda atau
kekuningan, calyx terdiri dari 5 sepal lepas, dengan simetris bunga
actinomorph. Alat kelamin terdiri dari stamen terdapat 5 buah yang terletak
di anthera doorsifix. Pistillum berjumlah satu buah yang terletak di ovarium
superum memiliki 2 loculus, 2 carpellum, yang terletak di ovulum axilaris.
Pada pengamatan anatomi mahkota bunga asoka dengan irisan
membujur medium aquadest dan kloralhidrat perbesaran 4x dan 10x.
Pada pengamatan yang dilakukan struktur sel yang terlihat yaitu epidermis
bawah mahkota bunga.Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa pada mahkota terdapat sel-sel epidermis. Diantara epidermis dan
atas dan epidermis bawah terdapat jaringan parenkim yang disebut
mesofil (Yulia, 2014)
Alasan penggunaan bahan dengan medium aquadest adalah agar
mempermudah untuk melihat sel atau penampang buah dan biji. Dan
untuk medium klorolhidrat digunakan untuk menjernihkan sampel
sehingga melarutkan berbagai zat lain.Kemudian alasan menggunakan
fluoroglusin adalah untuk mendeteksi lignin (Dina, 2016).

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Bunga merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), karena bunga merupakan organ
reproduksi bagi tumbuhan tersebut. Bentuk-bentuk bunga sangat beragam
tergantung pada jenis tumbuhan tersebut. Bunga memiliki bagian-bagian
seperti, kelopak bunga, putik, mahkota dan benang sari. Bunga juga
memiliki tiga jenis kelamin yaitu alat kelamin betina, jantan dan
banci (Hermafrodit).Sehingga pada hasil pengamatan ditemukan adanya
epidermis,stomata,jaringan xylem dan lainnya.Dari morfologi yang telah
diamati bunga asoka (Ixora coccinea) termasuk dalam bunga banci atau
bunga berjenis kelamin dua dan termasuk golongan bunga majemuk.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Dosen Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung,
dosen hadir untuk mendampingi asisten dan praktikan agar pada saat ada
kendala dapat diselesaikan bersama.
V.2.2 Saran Untuk Asisten Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung,
asisten tidak hanya mendampingi kelompok yang ditangani tetapi juga
kelompok yang tidak didampingi oleh asisten penanggung jawab
berhubung asisten tersebut sedang sibuk. V.2.2 Saran Untuk laboratorium
Sebaiknya alat-alat di laboratorium lebih dilengkapi lagi agar praktikum
dapat berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Dalimarha, 2019. Atlas tumbuhan obat Indonesia.Jilid I.Cetakan


XI.Jakarta.
Dina, 2016.
Gembong,Tjitrosoepomo, 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Iserep,Sumadi, 2013. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Institut
Teknologi Bandung.
Inside munawi, 2015. Materi Biologi Kelamin Bunga.
Kim lia, 2022. Jelajahi Struktur dan Contoh Bunga
Mulyani, 2015. Anatomi tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Rosanti, 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Eirlangga
Sakawali Gifari, 2023. Mengenal Bunga Asoka Dari Mitologi Hingga
Manfaat.
Yulia, 2014.
Lampiran
Skema Kerja

Siapkan alat dan bahan

Preparat yang berisi sampel

Diteteskan medium (aquadest,


kloralhidrat, floroglusin)

Amati preparat pada mikroskop


dengan pembesaran tertentu

Anda mungkin juga menyukai